Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini tingkat pengetahuan manusia bertambah maju. Komunikasi tidak hanya
dilakukan ketika berdekatan, tetapi diadakan komunikasi jarak jauh. Untuk dapat
berlangsung komunikasi jarak jauh dilakukan media sebagai perantaranya; yaitu
Telekomunikasi. Telekomunikasi dapat diartikan adalah sejenis komunikasi elektronik
yang menggunkan perangkat-perangkat telekomunikasi menurut Gauzali Saydam
(2007:4,5) . Dalam Pembelajaran khususnya pada Jaringan Telekomunikasi Digital
dibagi menjadi 2 sub bab yang berasal dari Telekomunikasi, yaitu Sistem Analog dan
Sistem Digital. Sistem Komunikasi pada system Anolog banyak mengalami kendala
khususnya dalam permasalahan Alat elektronik yang berupa Radio. Permasalahan dari
Radio yang umumnya sering terjadi adalah suara yang dihasilkan, suara yang dihasilkan
banyak dihadapi karena proses pengiriman dalam radio. Dalam Pengirimannya,
gelombang elektromagnetik yang dimodulasi oleh frekuensinya (FM) dari antenna
pemancar menuju antenna penerima. Umumnya dalam proses pengiriman ini terjadi
gangguan, gangguan yang sering terjadi adalah adanya noise yang masuk dalam dalam
sinyal informasi sehingga sinyal sinus yang dikirim memiliki derau kecil yang tercampur
didalamnya. Oleh karena itu sinyal informasi yang masuk pada antenna penerima
mengalami perubahan yang menyebabkan suara yang dihasilkan tidak optimal.
Permasalahan ini banyak dialami oleh pendengar radio PLFM yang mengalami
perubahan dalam penerimaan suara. Dari adanya permasalahan tersebut penulis
berencana untuk Menaganalisa pengoptimalan suara dengan Sistem Komunikasi pada
Gelombang Radio FM PLFM.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang tersebut maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
1) Bagaimana Proses Pengiriman suara dalam Sistem Komunikasi pada Gelomabang
radio FM PLFM ?

2) Bagaimana Faktor-faktor yang menganggu dalam Proses Pengiriman suara dalam


system komunikasi pada Gelombang Radio FM PLFM ?
3) Bagaimana pengoptimlaakan suara pada system gelombang radio FM PLFM?

1.3 Tujuan :
Berdasarkan rumusan Masalah tersebut didapatkan tujuan sebagai berikut :
1) Untuk Mengetahui Proses Pengiriman suara dalam Sistem Komunikasi pada
Gelombang radio FM PLFM
2) Untuk Mengetahui factor-faktor yang menganggu dalam Proses Pengiriman suara
dalam system komunikasi pada Gelombang radio FM PLFM
3) Untuk Mengoptimalkan suara yang dihasilakan dalam system komunikasi pada
Gelombang radio FM PLFM

1.4 Manfaat :
Dalam Penulisan ini diharapkan nantinya akan memberikan banyak manfaat bagi semua
pihak, adapan manfaat tersebut adalah sebagai berikut :
Manfaat bagi penulis
1) Dapat mengetahui tentang proses Pengiriman suara dalam Sistem Komunikasi pada
Gelombang radio FM PLFM
2) Dapat mengetahui factor yang menganggu dalam pengiriman suara dalam komunikasi
pada Gelombang radio FM PLFM
Manfaat bagi Instansi
1) Dapat mengoptimalakan suara yang dihasilkan dari pengiriman radio FM PLFM

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Sistem Komunikasi


Komunikasi merupakan suatu kegiatan manusia untuk menyampaikan atau
mengober lambang, isyarat-isyarat yang mengandung arti dan makna dari seorang kepada
orang lain. Lambang atau isyarat yang disampaikan itu bisa disebut orang, dengan pesan
(massage) atau informasi proses komunikasi (Saydam,1993:13)

PENGRIMAN

INFORMASI

PENERIMA

Gambar 2.1 Skema Proses Pengiriman

2.2 Gelombang Elektromagnetik


Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walau tidak
ada medium. Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa
karakter

yang

bisa

diukur,

yaitu:

panjang

gelombang/wavelength,

frekuensi,

amplitude/amplitude, kecepatan. Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang


gelombang adalah jarak antara dua puncak dikutip dari Gelombang elektromagnetik
(www.slideshare.net)

Gambar 2.2 Perambatan Gelombang Elektromagnetik

Sumber Gelombang Elektromagnetik adalah :


1. Osilasi listrik.
2. Sinar matahari menghasilkan sinar infra merah.
3. Lampu merkuri menghasilkan ultra violet.
4. Penembakan elektron dalam tabung hampa pada keping logam menghasilkan sinar X
(digunakan untuk rontgen).
5. Inti atom yang tidak stabil menghasilkan sinar gamma.

2.3 Modulasi
Antena Penerima mengubah gelombang radio menajdi variasi tegangan yang diberikan
pesawat penerima (sinyal antenna). Informasi suaara dimodulasikan pada gelombang
pemabawa oleh :
2.3.1

Variasi amplitude gelombang pemabawa dalam irama suara

2.3.2

Variasi frekuensi dari gelombang pembawa dalam irama suara.

Modulasi dibagi menjadi 2 :


2.3.1.1 Modulasi Amplitudo (AM) : Amplitudo gelombang pembawa dimodulasikan
sesuai dengan amplitude gelombang sinyal
2.3.1.2 Modulasi frekuensi (FM) : Frekuensi dari gelombang pembawa dimodulasikan
sesuai dengan amplitude gelombang. Apabila amplitude sinyal dipuncak positif,
frekuensi gelombang pemabawa juga menjadi maximum (Daryanto,2001:7)

2.4 Modulasi Frekuensi (FM)


Pada FM sama seperti halanya AM, band di samping atas dan bawah dihasilkan
dari pusat frekuensi gelombang pemabwa. Perbedaan yang sangat mencolok dari AM
ialah bila gelombang pembawa dimodulasikan dengan gelombang yang berfrekuensi
tetap tertentu sekalipun, dihasilkan gelombang samping yang sangat lebar dengan waktu
selang yang tetap sama dengan frekuensi gelombang sinyal. Oleh sebab itu dalam lebar
band dlam FM jauh lebih besar.
Karakteristik Modulasi Frekuesnsi FM :
2.4.1

Daerah Dinamis, yaitu perbandingan anatara suara besar dan kecil dikenal dengan
daerah dinamis. Dalam factor modulasi suara lemah/kecil dibatasi dibatasi pada
4

batas yang agak rendahdan oleh karenanya menyebabkan gangguan atau Noise.
Dalam Pemancar FM, modulasi lebih dari 100% (dengan frekuensi deviasi
maksismum 75Khz) suara besar dapat dilakukan tanpa menyebabkan cacat, oleh
sebab itu tidak perlu menjaga factor modulasi dibawah 100% (Drayanto,2001:11)
2.4.2

Jangakauan Frekuensi

Dalam pemancar FM, diperlukan daerah frekuensi yang lebar, oleh karena itu
digunakan gelomabang yang sangat tinggi (UHF). Batas frekuensi FM yang normal
adalah 88-108Mhz. Jarak antara dua sinyal yang berdekatan dalam FM paling sedikit
100kHz, akibatnya tidak akan terjadi gangguan yang saling menindas, meskipun
frequency

respone-nya

(tanggapan

frekuensinya)

datar

sampai

15Khz

(Daryanto,2001:12)
2.4.3

Noise

2.4.3.1 External Noise


Derau yang disebabkan oleh atmosfir termasuk noise eksternal. Derau ini
bersumber dari gangguan atmosfir di udara (seperti: petir/kilat, radiasi, dan badai),
yang diteruskan melalui lapisan ionosfir ke dalam jaringan gelombang radio. Derau
ini mempengaruhi keadaan propagasi gelombang radio, karena memiliki intensitas
yang berubah ubah terhadap frekuensi, waktu, keadaan bumi, keadaan udara, dan
sebagainya.
Noise yang disebabkan oleh gangguan yang berasal dari luar bumi disebut cosmic
noise. Gangguan ini sangat terasa pada saat receiver bekerja pada frekuensi diatas 20
MHz. Intensitas derau ini berubah ubah dari waktu ke waktu dan sumber nya tidak
merata di angkasa, tetapi terpusat di beberapa tempat tertentu.
serta pembatas amplitude (http://id.wikipedia.org/wiki/Derau)
2.4.3.2 Internal Noise
Beberapa jenis internal noise yang terdapat dalam sistem komunikasi digital diantaranya

adalah thermal noise, shot noise, flicker noise, white noise, dan noise kuantisasi.
2.4.3.2.1

Thermal noise

Thermal noise atau sering juga disebut dengan Johnson Noise merupakan
suatu fenomena noise yang berhubungan dengan suhu material. Semakin tinggi suhu

komponen, daya noise akan semakin besar. Thermal Noise tidak terjadi pada suhu
0oK (-273oC). Contohnya adalah white noise.
2.4.3.2.2

Shot noise

Shot noise disebabkan oleh aliran elektron berupa emisi elektron dalam
konduktor, dan terutama terjadi pada komponen aktif. Shot noise akan memperbesar
daya noise
2.4.3.2.3 Flicker noise
Flicker noise berkaitan dengan ketidakteraturan hubungan dan permukaan pada
katoda semikonduktor. Kehadiran noise ini disebabkan oleh terjadinya fluktuasi
konduktivitas medium. Flicker noise memperbesar daya noise sebanding dengan
panjang gelombang. Noise ini terjadi pada komponen yang memiliki frekuensi
dibawah 100 Hz. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Derau)
2.4.4

Interenferensi

Dalam Pemancar FM, gelomabng VHF digunakan sebagai pembawa (carier) karena
diperlukan lebar band yang luas. Akan tetapi, gelombang radio dalam band ini sulit untuk
dipancarkan denga jarak yang jauh. Akibatnya gelombang tersebut tidak bergeseran
dengan

yang

lainya

dan

memnungkiknkan

pemancar

mantap

setiap

saat,

(Daryanto:2001:13)
2.4.5 Noise pada pemancar FM lebih besar daripada noise pada AM, karena digunakanya
rangkaian pre-emphasis.
2.4.5.1 Rangakain pre emphasis dan de emphasis
Banyaknya gelombang samping FM berkurang sebanding dengan kenaikan
frekuensi gelombang sinyal, factor modulasi juga berkurang sesuai dengan
kenaikan frekuensi gelombang sinyal. Dalam distribusi sinyal suara manusia atau
suara music, komponen yang lebih tinggi dari 1 Khz menajdi lebih kecil. Jika
sinyal tersebut dimodulasi FM, penyimpangan menjadi lebih kecil dalam batas
frekuensi tinggi dari gelombang sinyal. Akibatnya, factor modulasi lebih banyak
berkurang.
Dalam

penerimaan,

dilengkapi

dengan

rangkaian

de-emphasis

untuk

mengembalikan sinyal yang sudah dinaikan (de-emphasis). Derajat tinggi


rendahnya pre-emphasis dan de-emphasis bergantung pada konstanta waktu.
6

Konstanta waktu yang lebih besar mengakibatkan emphasis yang besar menurut
Daryanto (2001:12)
2..4.5.2 Penegunaan ampitudo limiter (pembatas amplitude)
Jika noise bercampur ke dalam gelomabng FM, gelombang tersebut akan
dimodulasi amplitude oleh noise. Pembatas amplitude menghilangkan komponen
AM (misalnya noise tersebut) dan memberikan gelombang FM dengan amplitude
yang tetap ke rangkaian deteksi gelombang. Inilah sebabnya pemancar FM tidak
dipengaruhi oleh noise (Daryanto,2001:12)

2.5

Ganguan Penyiaran
Besar sinyal yang diterima kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang lemah,

fenomena ini disebut fading. Hal itu disebabkan penerimaan yang terus menerus/atau
sebagian dari gelombang yang berbeda yang dipancarkan dari arah yang berbeda,
(Daryanto:2001:6)
2.5.1

Fadding Gelombang Menegah : Fadding Gelombang menegah umunya terjadi


kira-kira 100 km dari stasiun pemancar. Pada jarak yang lebih jauh dari
100km, gelombang pantulan ionsofer menjadi lebih kuat dan pengaruh fading
makin berkurang. Tetapi dalam hal ini suatu perbedaan fading yang
diakibatkan oleh interferensi antar gelombang pantulan yang berjalan dalam
jalan penyiaran yang berbeda. Fadding dalam 100km disebut fading jarak
pendek dan yang lainya disebut fading jarak panjang.

2.5.2

Fadding Gelomabng Pendek : Kemungkinan fading gelombang pendek


adalah sangat kecil, tidak seperti dalam gelombang menengah.Fadding
gelombang pendek disebabkan oleh perubahan/guncangan yang berbeda
jalan(fading jarak panjang). Faddding jarak perubahan kekuatan medan listrik
adalah sedang dan lambat

2.5.3

Fadding Gelombang Sangat Pendek L Fadding juga dijumpai dalam


gelombang sangat pendek. Hal itu disebabkan oleh perubahan faktro
pembiasan, selain itu juga dapat terjadi bila jarak penyiaran lebih jauh
daripada jarak penglihata atau jika panjang gelombangnya sangat pendek

Kepekatan electron ionosfer dengan cepat bertambah bila terkena sinar matahari
dan gelombang pendek dapat diserap dalam ionosfer. Hal itu mengakibatkan
berkurangnya penerimaan untuk periode beberapa menit hingga beberapa jam
dan kadang-kadang sampai tidak memungkinkan penerimaan, fenomena ini
disebut delinger.
Ledakan lentur matahari (sinar matahari) dapat menganggu medan magnet bumi
dan menyebabkan ionisasi yang tidak normal. Apabila hal itu terjadi, gelombang
pendek dengan drastic berkurang dan penerimaan tidak memungkinkan lagi.
Fenomena ini disebut gangguan magnet (Daryanto,2001:6)

2.6 Pesawat Penerima FM


Pesawat Penerima FM dan PM berbeda dengan penerima AM karena mempunyai
(1) lebar pita IF yang lebih besar, (2) pembatas amplitude, (3) detaktor frekuensi atau fase
dan (4) kemampuan multiplex stereo, kecuali untuk kenaikan lebar pita.
2.6.1 Sistem Penguat IF
Lebar Pita yang diperlukan oleh sinyal termodulasi sudut, dan perlunya pembatasan
amplitude sinyal IF sebelum deteksi (karena kebanyakan detaktor menanggapi baik
perubahan amplitude maupun perubahan frekuensi dan perubahan fase), mengharuskan
teknik rancangan khusus bertingkat dalam system IF FM. Filter ini harus memiliki
penurunan tajam agar dapat menolak sinyal saluran yang berdekatan, tetapi pada saat
yang sama untuk menhindari distorsi, Filter ini menunjukan sifal litearitas fase (terhadap
frekuensi) dalam pita lewat (passband) (Herbert dan Charless,1990:328)
2.6.2 Detaktor FM
Detaktor FM yang memasukkan fungsi transformator tala sebagai pengubah frekuensi ke
amplitude menggerakkan detaktor terselubung AM konvensional dan filter lewat bawa ,
(Herbert,Charless,1990:335)
2.6.3 Penerima Stereo FM
Suara ditangkap oleh mikrofon yang berlainan dan dimainkan kembali lewat dua set
pengeras suara. Sistem ini memerlukan dua saluran audio terpisah. Dengan mengacu ke
penemempatan mikrofon seperti terlihat oleh pendengar memandang sumber suara, maka
disebut saluran kiri (L) dan saluran kanan (R). Beberapa stasiun yang memengang izin
8

rangakp AM dan FM melakukan percobaan dan siaran satu saluran dalam pemancar FM
dan yanglain dalam pemancar AM, teknik tersebut tidak memuaskan , sehingga teknik
digantikan dengan teknik siaran yang memancarkan dua saluran sekaligus dengan
memancarkan dua saluran sekaligus dlam satu pemancar. Dalam siaran stereo, sinayal L
dan R tidak dipancarkan sendiri-sendiri. Mereak diapancarkan tergabung membentuk
saluran (L+R) dan saluran selisih (L-R) (Herbert, Charless ,1990:354)

DAFTAR PUSTAKA

1. Gauzal, Syadam.1993.Sistem Telekomunikasi. Jakarta:Djambatar.


2. Daryanto.2001.Pengetahuan Praktis Teknik Radio.Jakarta: Bumi Aksara.
3. Roody, Dennis dan Jhon Coolen. Komunikasi Elektronika. Jakarta:Erlangga

4. http://komunikasi.us/index.php/course/perkembangan-teknologi-komunikasi/353kupas-tuntas-tentang-radio. Diakses pada tanggal 30 Juni 2014, pukul 19.55

10

Anda mungkin juga menyukai