Anda di halaman 1dari 19

POLUSI UDARA (AIR POLLUTION)

(Makalah Tutorial Sains Dasar)

Oleh
Vicka Andini

JURUSAN TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan
terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan
kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga
daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di atas batas
kewajaran. Rusaknya atau semakin sempitnya lahan hijau atau pepohonan di suatu daerah
juga dapat memperburuk kualitas udara di tempat tersebut.Pencemar udara dibedakan
menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder. Sumber-sumber pencemaran udara
dapat dibagi dalam dua kelompok besar, sumber alamiah dan akibat perbuatan manusia
Jenis polutan dapat dibagi berdasarkan struktur kimia dan penampang partikelnya, seperti:
struktur kimia(partikulat, gas anorganik, dan gas organik ) dan penampang partikel. Faktorfaktor yang memengaruhi pencemaran udara yang terjadi di permukaan bumi yaitu
meteorologi dan iklim (temperatur,arah cepat angin, dan hujan) serta faktor
topografi(dataran rendah, pegunungan, dan lembah).
Dampak-dampak pencemaran udara pada kehidupan manusia dapat di bagi menjadi
dampak umum, dampak terhadap ekosistem, dampak terhadap kesehatan, dampak terhadap
tumbuh-tumbuhan dan hewan, dampak terhadap cuaca dan iklim, dan dampak terhadap
sosial-ekonomi.Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari
sifat dan sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan
yaitu menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan
kesehatan. Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti
mengurangi polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah
polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan. Upaya
penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang dilakukan
sebelum terjadinya pencemaran seperti mengurangi atau menghentikan semua penggunaan
CFC dan CCl4 dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah terjadinya pencemaran seperti:
melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur ulang.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Definisi dan Batasan


Polusi atau pencemaran udara adalah masuknya komponen lain ke dalam udara, baik
oleh kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung maupun akibat proses alam
sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkatan tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya.
Setiap substansi yang bukan merupakan bagian dari komposisi udara normal disebut
sebagai polutan.

B. Klasifikasi Bahan Pencemar Udara


Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran
yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau
kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran
udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam
kurun waktu lama.
Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder :
1. Polutan primer
Polutan primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara atau polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu,
dan dapat berupa:
a. Polutan Gas terdiri dari:

Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan


karbon oksida (CO atau CO2) karena ia merupakan hasil
dari pembakaran

Senyawa sulfur, yaitu oksida.

Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen klorida, hidrokarbon


terklorinasi, dan bromin.

b. Partikel

Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa zat
padat maupun suspense aerosol cair sulfur di atmosfer.
Bahan partikel tersebut dapat berasal dari proses kondensasi, proses (misalnya
proses menyemprot/ spraying) maupun proses erosi bahan tertentu.

2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemarpencemar primer di atmosfersekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau
lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah
disosiasi NO2 yang menghasilkan NO dan O radikal.
Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
a)

Konsentrasi relative dari bahan reaktran

b)

Derajat fotoaktivasi

c)

Kondisi iklim

d)

Topografi lokal dan adanya embun.

C. SUMBER PENCEMARAN
Sumber-sumber pencemaran udara dapat dibagi dalam dua kelompok besar, sumber
alamiah dan akibat perbuatan manusia seperti berikut:
1. Sumber pencemaran yang berasal dari proses atau kegiatan alam.
Contoh : kebakaran hutan, kegiatan gunung berapi, dan lainnya.
2. Sumber pencemaran buatan manusia (berasaldari kegiatan manusia).
Contoh :
a. Sisa pembakaraan bahan bakar minyak oleh kendaraan bermotor berupa gas
CO, CO2, NO, hidrokarbon, aldehide, dan Pb.
b. Limbah industri : kimia, metalurgi, tambang, pupuk, dan minyak bumi.
c. Sisa pembakaran dari gas alam, batu bara, dan minyak seperti asap, debu,
dan sulfurdioksida.
d. Lain-lain, seperti pembakaran sisa pertanian, hutan, sampah, dan limbah
reaktor nuklir.
Dalam proses pencemaran ini terjadi proses sinergistik yaitu suatu keadaan ketika
polutan satu dengan polutan yang lain di dalam udara bereaksi menjadi jenis polutan

baru yang lebih berbahaya dari polutan semula. Contoh, dua jenis komponen polutan
yang berasal dari sisa pembakaran bahan bakar minyak (yaitu nitrogen dioksida dan
hidrokarbon) dengan bantuan sinar ultraviolet akan membentuk jenis polutan baru
(peroksiasetil nitrit dan ozon) yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Reaksi kimia:
N2O + Hidrokarbon Peroksiasetil nitrat + O3
Sinar matahari

Polutan baru ini akan menimbulkan kabut di permukaan bumi dikenal sebagai kabut
fotokimia (photochemical smog) atau senyawa pembentuk kabut pengiritasi (irritating
smog forming compound). Kabut tersebut menyebabkan mata menjadi berair dan
distres pernapasan pada manusia serta menimbulkan hill reaction dan mengganggu
proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan. Ozon sendiri akan meningkatkan proses
respirasi daun-daunan dan mengurangi makanaannya sehingga tumbuhan menjadi layu
danmati.

D. Jenis-jenis Polutan
Jenis polutan dapat dibagi berdasarkan struktur kimia dan penampang partikelnya,
seperti berikut :
1. Struktur kimia:
a. Partikulat (partikel) adalah pencemaran udara yang dapat berada bersamasama bahan / bentuk pencemaran lain, macam-macam partikulat:

Aerosol : tersebarnya partikel halus zat padat atau cairan dalam gas
atau udara.

Kabut (fog): aerosol yang berupa butiran air yang berada diudara.

Asap (smoke): campuran antara butir padatan dan cairan terhembus


melayang diudara.

Debu (dust): aerosol yang berupa butiran melayang diudara karena


adanya hembusan angin

Fume: aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam.

Plume: asap yang keluar dari cerobong asap suatu industri.

Smoge: campuran dari smoke dan fog.

b. Gas anorganik seperti:

Sulfur Dioksida (SO2): dihasilkan oleh batu bara, bahan bakar


minyak yang mengandung sulfur, pembakaran limbah pertanah, dan
proses dalam industri. Dampak: efek iritasi pada saluran napas
sehingga menimbulkan gejala batuk dan sesak napas.

Hidrogen Sulfida (H2S): dihasilkan dari kawah gunung yang masih


aktif dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak
indra penciuman.

Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Nitrogen


Dioksida (NO2): gas-gas ini berasal dari berbagai jenis pembakaran,
gas buang kendaraan bermotor, peledak, pabrik pupuk. Efek:
mengganggu sistem pernapasan dan melemahkan sistem pernapasan
paru dan saluran napas sehingga paru-paru mudah terserang infeksi.

Amoniak (NH3): berasal dari proses industri. Amoniak


menimbulkan bau yang tidak sedap menyengat. Dan dapat
menyebabkan gangguan sistem pernapasan, bronchitis, merusak
indra penciuman.

Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon:


semua hasil pembakaran menghasilkan gas ini, begitu juga proses
industri. Gas ini menimbulkan efek sistematik, karena meracuni
tubuh dengan cara pengikatan hemoglobin yang amat vital bagi
oksigenasi jaringan tubuh akibatnya apabila otak kekurangan
oksigen dapat menimbulkan kematian. Dalam jumlah kecil dapat
menimbulkan gangguan berpikir, gerakan otot, gangguan jantung.

c. Gas organik seperti hidrokarbon, benzen, etilen, asetilen, aldehide, keton,


alkohol, dan asam-asam organik.

2. Penampang partikel

Partikel dalam udara dapat melekat padasaluran pernapasan manusia yang


tentunya menyebabkan bahaya bagi kesehatan manusia.
Ukuran

Saluran Pernapasan

8-25 mikron

Melekat di hidung dan tenggorokan

2-8 mikron

Melekat di saluran bronkial

0,5-2 mikron

Deposit pada alveoli

<0,5 mikron

Babas keluar masuk melalui pernapasan

E. Faktor-faktor yang memengaruhi pencemaran udara


Pencemaran udara yang terjadi di permukaan bumi ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, di antaranya faktor meteorologi dan iklim serta faktor topografi.
1. Meteorologi dan Iklim
Variabel yang termasuk di dalam faktor meteorologi dan iklim, antara lain:
a. Temperatur
Pergerakan mendadak lapisan udara dingin ke suatu kawasan industri dapat
menimbulkan temperatur inversi. Dengan kata lain, udara dingin akan
terperangkap dan tidak dapat keluar darikawasan tersebut dan cenderung
menahan polutan tetap berada di lapisan permukaan bumi sehingga
konsentrasi polutan di kawasan tersebut semakin lama semakin tinggi.
Dalam keadaan tersebut, di permukaan bumi dapat dikatakan tidak terdapat
pertukaran udara sama sekali. Karena kondisi itu dapat berlangsung sampai
beberapa hari atau beberapa minggu,udara yang berada dekat permukaan
bumi akan penuh dengan polutan dan dapat menimbulkan keadaan yang
sangat kritis bagi kesehatan.
b. Arah dan kecepatan angin
Kecepatan angin yang kuat akan membawa polutan terbang kemana-mana
dan dapat mencemari udara negara lain. Kondisi semacam ini pernah
dialami negara-negara di daratan Eropa. Sebaliknya, apabila kecepatan
angin lemah, polutan akan menumpuk di tempat dan dapat mencemari udara
tempat pemukiman yang terdapat di sekitar loksi pencemaran tersebut.
c. Hujan

Air hujan, sebagai pelarut umum, cenderung melarutkan bahan polutan


yang terdapat dalam udara. Kawasan industri yang menggunakan batu bara
sebagai sumber energinya berpotensi menjadi sumber pencemaran udar di
sekitarnya. Pembakaran batu bara akan menghasilkan gas sulfurdioksida
dan apabila gas tersebut bercampur dengan air hujan akan terbentuk asam
sulfatsehingga air huajn menjadi asam, biasanya disebut hujan asam.
2. Topografi
Variabel-variabel yang termasuk di dalam faktor topografi, antara lain:
a. Dataran rendah
Di daerah dataran rendah, angin cenderung membawa polutan terbang jauh
ke seluruh penjuru dan melewati batas negara dan mencemari udara negara
lain.
b. Pegunungan
Di daerah dataran tinggi sering terjadi temperatur inversi dan udara dingin
yang terperangkap akan menahan polutan tetap di lapisan permukaan bumi.
c. Lembah
Di daerah lembah, aliran angin sedikit sekali dan tidak bertiup kesegala
penjuru. Keadaan ini cenderung menahan polutan yang terdapat di
permukaan bumi.

F. Dampak Pencemaran Udara


Dampak-dampak pencemaran udara pada kehidupan manusia dapat di bagi menjadi
dampak umum, dampak terhadap ekosistem, dampak terhadap kesehatan, dampak
terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, dampak terhadap cuaca dan iklim, dan dampak
terhadap sosial-ekonomi.
1. Dampak Umum
Dampak umum pencemaran udara terhadap kegidupan manusia, antara lain:
a. Meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada manusia, flora, dan
fauna.
b. Memengaruhi kuantitas dan kualitas sinar matahari yang sampai ke
permukaan bumi dan memengaruhi proses fotosintesis tumbuhan.

c. Memengaruhi dan mengubah iklim akibat terjadinya peningkatan kadar


CO2 di udara.kondisi ini cenderung menahan panas tetap berada di lapisan
bawah atmosfer sehingga terjadi efek rumah kaca.
d. Pencemaran udara dapat merusak cat, karet, dan bersifat korosif terhadap
benda yang terbuat dari logam.
e. Meningkatkan biaya perawatan bangunan, monumen, jembatan, dan
lainnya.
f. Mengganggu penglihatan dan dapat meningkatkan angka kasus kecelakaan
lalu lintas di darat, sungai, maupun udara.
g. Menyebabkan warna kain dan pakaian menjadi cepat buram dan bernoda.

2. Dampak terhadap Ekosistem


Industri yang mempergunakan batu bara sebagai sumber energinya akan
melepaskan zat oksida sulfat ke dalam udara sebagai sisa pembakaran batu bara.
Zat tersebut akan bereaksi dengan air hujan membentuk asam sulfat sehingga air
hujan menjadi asam. Apabila keadaan ini berlangsung cukup lama, akan terjadi
perubahan pada ekosistem perairan danau. Akibatnya, pH air danau akan menjadi
asam, produksi ikan menurun, dan secara tidak langsung pendapatan rakyat
setempat pun menurun.
3. Dampak terhadap Kesehatan
Efek pencemaran udara terhadap kesehatan manusia dapat terlihat baik secara cepat
maupun lambat, seperti berikut:
a. Dampak cepat
Hasil studi epidemiologi menunjukkan bahwa peningkatan mendadak kasus
pencemaran udara juga akan meningkatkan angka kasus kesakitan dan
kematian akibat penyakit saluran pernapasan. Beberapa gas yang
mempengaruhi kesehatan manusia:

a) Karbon monoksida (CO)

Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan


tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan kesehatan
berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala, mual,
menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu,
fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70
80 % Hb dalam darah telah mengikat CO), dapat menyebabkan
pingsan dan diikuti dengan kematian.
b) Nitrogen dioksida (SO2)
Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
c) Hidrokarbon (HC)
Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.
d) Chlorofluorocarbon (CFC)
Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang
berkulit terang, katarak dan melemahnya sistem daya tahan tubuh.
e) Timbal (Pb)
Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental
serta memengaruhi kecerdasan otak.
f) Ozon (O3)
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan
memperkecil paru-paru.
g) NOx
Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.

b. Dampak lambat
Pencemaran udara diduga sebagai salah satu penyebab penyakit bronkitis
kronis dan kanker paru primer. Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran
udar, antara lain:
a) Penyakit Antrakosis
Merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh
pencemaran debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja
tambang batubara atau pekerja yang banyak mlibatkan penggunaan
batubara seperti power plant (pembangkit listrik tenaga uap). Masa

inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang ditandai dengan sesak
napas.
b) Penyakit Silikosis
Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu silica bebas, berupa
SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian
mengendap. Debu silica ini banyak terdapat di industry besi baja,
keramik, pengecoran beton, proses permesinan seperti mengikir,
menggerinda. Di samping itu debu silica juga terdapat di penambangan
bijih besi, timah putih, dan tambang batu bara.
Penyakit silikosis akan lebih buruk lagi, kalau penderita sebelumnya
sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis kronis, astma
broonchiale dan penyakit pernapasan lainnya. Pada awalnya, penyakit
silikosis ditandai dengan sesak napas yang disertai dengan batuk-batuk
tanpa dahak.
c) Penyakit Asbestosis
Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat
asbes yang mencemari udara. Asbes merupakan campuran berbagai
macam silikat terutama.

4. Dampak terhadap Tumbuhan dan Hewan


Tumbuh-tumbuhan sangat sensitif terhadap gas sulfur dioksida, florin, ozon,
hidrokarbon, dan CO. Apabila terjadi pencemaran udara, konsentrasi gas tersebut
akan meningkat dan dapat menyebabkan daun tumbuhan berlubang dan layu.
Ternak akan menjadi sakit jika memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung dan
tercemar florin.Gas CFC mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di
laut punah, terjadi mutasi genetik (perubahan sifat organisme).

Selain itupencemaran udara juga dapat mempengaruhi penipisan lapisan ozon yang
dapat menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya
rantai makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan
jumlah fitoplankton. Pencemaran udara juga akan menyebabkan hujan asam
mengakibatkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air
terganggu.Pemanasan globaljuga terjadi karena adanya pencemaran udara yang

dapat membawa dampak negatif pada kehidupan hewan, pencemaran udara juga
mampu merusakkan bangunan dan candi-candi.

5. Dampak terhadap Cuaca dan Iklim


Gas karbon dioksida memiliki kecenderungan untuk menahan panas tetap berada di
lapisan bawah atmosfer sehingga terjadi efek rumah kaca. Udara menjadi panas.
Selain itu, partikel-partikel debu juga memiliki kecenderungan untuk memantulkan
kembali sinar matahari di udara sebelum sinar tersebut sampai ke permukaan bumi
sehingga udara di lapisan bawah atmosfer menjadi dingin.
Pencemaran udara juga berpengaruh kepa iklim, iklim dunia yang berubah polanya
mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana alam dan naiknya permukaan
laut. Kemarau panjang memicu terjadinya kebakaran hutan dan menurunnya
produksi panen, bencana alam (banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi dan
permukaan laut yang meninggi akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau
kecil dan daerah-daerah pesisir pantai.

6. Dampak terhadap Sosial Ekonomi


Pencemaran udara akan meningkatkan biaya perawatan dan pemeliharaan
bangunan, monumen, jembatan, dan lainnya serta menyebabkan pengeluaran biaya
ekstra untuk mengendalikan pencemaran yang terjadi.

G. Pencegahan Pencemaran Udara


Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat dan
sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu
menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan
kesehatan.

Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti mengurangi


polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah polutan,
melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan.
1) Mencegah pencemaran udara berbentuk gas
a. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan proses melekatnya molekul polutan atau ion pada
permukaan zat padat-adsorben-seperti karbon aktif dan silikat. Adsorben
mempunyai sifat dapat menyerap zat lain sehingga menempel pada
permukaannya tanpa reaksi kimia serta memiliki daya kejenuhan yang bersifat
disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan dulu, kemudian digunakan lagi.
b. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses penyerapan yang memerlukan solven yang baik
untuk memisahkan polutan gas dengan konsentrasinya. Metoe absorbs ini pada
prinsipnya hampir sama dengan metode adsorbsi, hanya bedanya bahwa emisi
hidrokarbon mengalami kontak dengan cairan di mana hidrokarbon akan larut
atau tersuspensi.
c. Kondensasi
Kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau bendda gas menjadi
benda cair pada suhu udara di bawah titik embun. Polutan gas diarahkan
mencapai titik kondensasi tinggi dan titik penguapan yang rendah, seperti
hidrokarbon dan gas organic lainnya.
d. Pembakaran
Pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang
terdapat di dalam polutan dengan mempergunakan proses oksidasi panas yang
disebut inceneration. Iceneration merupakan salah satu metode dalam
pengolahan limbah padat dengan menggunakan pembakaran yang
menghasilkan gas dan residu pembakaran.
2) Mencegah pencemaran udara berbentuk partikel
a. Filter
Filter udara dimaksudkan untuk menangkap debu atau polutan partikel yang
ikut keluar pada cerobong atau stack pada permukaan filter, agar tidak ikut
terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih saja yang keluar dari
cerobong. Penggunaan filter udara seharusnya disesuaikan dengan sifat gas
buangan yang keluar seperti berdebu banyak, besifat asam, bersifat alkalis dan

sebagainya. Beberapa contoh jenis filter yang banyak digunakan seperti cotton,
nylon, orlon, Dacron, fiberglass, polypropylene, wool, nomex, Tefloyn.

b. Filter basah
Cara kerja filter basah atau scrubbers/wat collectors adalah membersihkan udara
kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangakan udara
yang kotor dari bagian bawah alat.

c. Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik dapat digunakan untuk membersihkan udara kotor
dalam jumlah yang relative besar. Alat ini menggunakan arus searah (DC) yang
mempunyai tegangan antara 25-100 kv, berupa tabung silinder di mana
dindingnya diberi muatan positif sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang
merupakan pusat silinder, sejajar dinding silinder, diberi muatan negative.

d. Kolektor Mekanik
Mengendapkan polutan partikel yang ukurannya relative besar dapat dengan
menggunakan tenaga gravitasi. Pengendap siklon atau cyclone Separators
adalah pengendap debu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang
pabrik yang berdebu.

e. Program penghijauan
Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara berupa karbon dioksida
(CO2) dan melepaskan oksigen (O2). Tumbuh-tumbuhan akan menghisap dan
mengurangi polutan, dengan melepaskan gas oksigen maka akan mengurangi
jumlah polutan di udara.
Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai paru-paru kota maka
kualitas udara akan semakin sehat sehingga akan mendukung program langit
biru (prolabir). Program penghijauan ini seharusnya merupakan gerakan
nasional agar semua pihak dapat berpartisipasi aktif.

f. Ventilasi udara
Penggunaan dan penempatan ventilasi udara seharusnya disesuaikan dengan
kebutuhan. Perhatian utama yaitu tercukupnya kebutuhan gas oksigen (O2)

dalam ruangan serta menjadikan udara dalam ruangan bebas dari berbagai
polutan. Bila akan menggunakan exhaust fan, maka usahakan dekat dengan
sumber pencemaran, agar polutan segera dapat keluar dalam ruangan.

H. Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara


Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang
dilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan
sesudah terjadinya pencemaran.
a. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)
1. Mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.
2.

Mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan


masyarakat.

3. Mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)


bagi industri atau usaha yang menghasilkan limbah.
4. Tidak membakar sampah di pekarangan rumah.
5. Tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi
penggunaan AC dalam kehidupan sehari-hari.
6. Tidak merokok di dalam ruangan.
7. Menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.
8. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.
9. Ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung.
10. Tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara
sembarangan.
11. Mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan
ruang.
12. Menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.
13. Mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.
14. Mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.

b. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)


Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa
usaha untuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:

1. Menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran


lingkungan.
2. Kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk
membersihkan lingkungan dari polutan.
3. Melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai
tempat/pabrik daur ulang.
4. Menggunakan penyaring pada cerobongcerobongi di kilang minyak atau
pabrik yang menghasilkan asap atau jelaga penyebabpencemaran udara.
5. Mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi
tepat guna yang berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian
akibat pencemaran udara, misalnya menemukan bahan bakar dengan
kandungan timbal yang rendah (BBG).
c. Program pemerintah
Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan
programprogram yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya
pencemaran udara yaitu:
1. PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996.
Bertujuan untuk meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar,
misalnya dengan melakukan uji emisi kendaraan bermotor.
2. Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/ pabrik.
3. Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan
menggantinya dengan energi alternatif lainnya.
4. Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua dan
tidak layak pakai.
5. Larangan menggunakan gas CFC.
6. Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT (dikhloro difenil
trikhloro etana).
7. Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.
8. Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan
lapisan ozon.
d. Secara nasional dan internasional
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan
sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar

dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara
kota dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya :
1. Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi,
sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api,
diperbanyak.
2. Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu
dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan,
terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi
kontribusi polutan udara.
3. Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu
lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan
tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu
mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
4. Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang
sering diistilahkan dengan polisi tidur justru merupakan biang polusi,
kendaraan bermotor akan memperlambat laju.
5. Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun
pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan
dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk
melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan
kendaraan yang lain.

III.

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dari hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan saat tutorial, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa:
3.1.1

Polusi atau pencemaran udara adalah masuknya komponen lain ke dalam


udara, baik oleh kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung
maupun akibat proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ke
tingkatan tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya.

3.1.2

Dampak-dampak pencemaran udara pada kehidupan manusia dapat di bagi


menjadi dampak umum, dampak terhadap ekosistem, dampak terhadap
kesehatan, dampak terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, dampak
terhadap cuaca dan iklim, dan dampak terhadap sosial-ekonomi.

3.1.3

Upaya penanggulangan dilakukan dengan mengurangi atau menghentikan


semua penggunaan CFC dan CCl4,melokalisasi tempat pembuangan
sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur ulang.

3.1.4

Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat


dan sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah
dilakukan yaitu menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari
terjadinya gangguan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC.

Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air Dan Udara. Yogyakarta : Kanisius.

Susanta, G. dan S. Sutjaha. 2007. Akankah Indonesia tenggelam Akibat Pemanasan


Global. Jakarta : Penebar Plus.

Karmana, Oman. 2007. Cerdas Biologi. Jakarta: Grafindo Media Pratama.

http://mubarok012.blogspot.com/2012/12/kata-pengantar-puji-syukur-kami.htmldiakses
pada tanggal 13 November 2013 pukul 21.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai

  • Sub Sistem Pangan Dan Gizi
    Sub Sistem Pangan Dan Gizi
    Dokumen4 halaman
    Sub Sistem Pangan Dan Gizi
    Siti Nurjanah Septiani
    50% (2)
  • PPT Tanggap Darurat Bahan Kimia
    PPT Tanggap Darurat Bahan Kimia
    Dokumen17 halaman
    PPT Tanggap Darurat Bahan Kimia
    Siti Nurjanah Septiani
    Belum ada peringkat
  • Posbindu PTM
    Posbindu PTM
    Dokumen18 halaman
    Posbindu PTM
    Siti Nurjanah Septiani
    Belum ada peringkat
  • Menlh Kep50 1987
    Menlh Kep50 1987
    Dokumen23 halaman
    Menlh Kep50 1987
    Siti Nurjanah Septiani
    Belum ada peringkat
  • Powerpoint
    Powerpoint
    Dokumen6 halaman
    Powerpoint
    Siti Nurjanah Septiani
    Belum ada peringkat
  • Abortus
    Abortus
    Dokumen1 halaman
    Abortus
    Siti Nurjanah Septiani
    Belum ada peringkat
  • Makala H
    Makala H
    Dokumen15 halaman
    Makala H
    Siti Nurjanah Septiani
    Belum ada peringkat
  • Ctev
    Ctev
    Dokumen6 halaman
    Ctev
    Siti Nurjanah Septiani
    Belum ada peringkat
  • Perang Puputan
    Perang Puputan
    Dokumen12 halaman
    Perang Puputan
    Siti Nurjanah Septiani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kel 2
    Makalah Kel 2
    Dokumen21 halaman
    Makalah Kel 2
    Siti Nurjanah Septiani
    Belum ada peringkat
  • PSG - Kva
    PSG - Kva
    Dokumen17 halaman
    PSG - Kva
    Siti Nurjanah Septiani
    Belum ada peringkat
  • GAKY
    GAKY
    Dokumen21 halaman
    GAKY
    Siti Nurjanah Septiani
    67% (3)
  • Pengertian PJK
    Pengertian PJK
    Dokumen22 halaman
    Pengertian PJK
    Siti Nurjanah Septiani
    Belum ada peringkat
  • Fraktur Femur Sinistra
    Fraktur Femur Sinistra
    Dokumen4 halaman
    Fraktur Femur Sinistra
    Siti Nurjanah Septiani
    Belum ada peringkat
  • Fibroadenoma Mammae
    Fibroadenoma Mammae
    Dokumen7 halaman
    Fibroadenoma Mammae
    Siti Nurjanah Septiani
    Belum ada peringkat