Anda di halaman 1dari 9

1

A. JUDUL
Judul dari proposal PKM ini adalah Bokhasi Pujer.

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Dewasa ini dunia pertanian mengalami pelompatan yang sangat berarti,
dari dunia pertanian tradisional menuju pertanian modern. Para petani dan
masyarakat umum terpana dengan kemajuan yang berhasil dicapai oleh pertanian
modern.
Tingginya produktivitas dan suburnya tanaman berkat penggunaan pupuk.
Sekarang ini banyak sekali penggunaan pupuk kimia, yang kemudian diketahui
mempunyai efek merusak tanah. Struktur tanah yang secara alami remah, setelah
mendapatkan perlakuan dengan pupuk kimia secara stimulan terus menerus
akhirnya menjadi sangat keras.
Karena daerah Mangunreja, Tasikmalaya merupakan daerah persawahan
yang memiliki luas 325.340 km, dan kebutuhan pupuk per musim semakin
meningkat mencapai 20% per musim dengan perkembangan harga pupuk
komersil yang semakin meningkat tiap waktunya. Maka dari itu kami ingin
menbudidayakan tanaman secara organik bertumpu pada penggunaan

pupuk

organik. Untuk itu, kita harus memiliki persediaan pupuk yang organik dalam
jumlah cukup. Bila hanya mengendalikan dari kandang atau pelapukan bahan
organik secara alami, tentu saja kebutuhan pupuk organik tersebut tidak akan
dapat terpenuhi. Dikarenakan daerah Tasikmalaya merupakan daerah pertanian,
maka dari itu kami ingin memanfaatkan jerami untuk dijadikan pupuk organik
padat. Selain itu sekarang ini di pasaran banyak beredar jenis mikroba pengurai
maka dari itu penyusun ingin membuat pupuk organik padat yaitu dengan cara
menambahan mikroba pengurai tersebut sehingga menghasilkan pupuk organik
padat berupa pupuk kompos fermentasi.
Pupuk kompos fermentasi yang akan di perkenalkan oleh penyusun
kepada warga Mangunreja adalah bokashi pupuk jerami dengan penambahan
aktivator pengurai yaitu EM-4. Dan penyusun akan mensosialisasikan keunggulan
dari pupuk tersebut diantaranya adalah menghasilkan tanaman yang bebas dari
residu kimia dan dapat dikonsumsi tanpa mengasilkan efek samping bagi

kesehatan

manusia.

Juga

memberitahukan

komoditas

pengelolaan

yang

menggunakan bokhasi pupuk jerami kualitas dari tanaman tersebut bagus, dan
apabila hasil dari tanaman yang menggunakan bokhasi pupuk jerami tersebut di
olah tidak akan cepat busuk dan basi.

C. PERUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud pupuk bokhasi dan bagaimana cara pembuatannya?
2. Bagaimana cara memanfaatkan jerami yang tidak dipakai sebagai bahan
baku pembuat pupuk?
3. Bagaimana memanfaatkan bakteri EM-4 dengan tambahan gula pasir
sebagai bioteknologi untuk mempercepat proses pembuatan pupuk?
4. Bagaimana cara mensosialisasikan pupuk bokashi kepada masyarakat
Mangunreja?
5. Bagaimana cara mengembangkan pupuk bokhasi untuk keperluan
pertanian warga Magunreja sebagai pupuk yang ekonomis?

D. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penyusunan proposal ini adalah:
1. Memperkenalkan pupuk bokhasi serta cara pembuatannya kepada warga
Mangunreja?
2. Memanfaatka jerami sisa panen sebagai bahan baku pembuatan pupuk.
3. Mengalihfungsikan penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik.
4. Warga Mangunreja dapat mengembangkan pupuk bokhasi sebagai
pengganti pupuk kimia.
5. Meminimalisasikan pengeluaran uang dan waktu petani dalam bercocok
tanam.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN


F. KEGUANAAN

G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN


Setelah kami melakukan observasi ke tempat sasaran desa Mangunreja,
melalui metode wawancara dengan kepala desa, RW, RT dan masyarakat
sekitar, kami memperoleh hasil sebagai berikut:
1. Sebagian besar warga Mangunreja menggunakan pupuk kimia dalam
keperluar pertanian mereka.
2. Mereka menilai penggunaan pupuk kimia lebih epektif dari segi
pemakaian waktu dibandingkan penggunaan pupuk kompos yang lebih
lama menuju masa panen.
3. Pupuk kimia lebih praktis dibandingkan dengan pupuk kompos yang
pembuatannya memerlukan waktu yang lama.
4. Bahan baku pembuat pupuk kompos seperti kotoran hewan jumlahnya
sangat terbatas.
5. Seluruh toko penjual kebutuhan pertanian menjual pupuk kimia.

H. METODE PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini kami menggunakan metode
analisa, pengenalan, pendekatan dan pelatihan kepada masyarakat sekitar.
Secara lengkap metode yang dilakukan dalam kegiatan pelatihan ini adalah
sebagai berikut :
1) Identifikasi masalah
2) Menentukan tujuan
3) Analisa kebutuhan
4) Sosialisasi dan pendekatan masyarakat
5) Pelaksanaan pelatihan
6) Pengembangan hasil pelatihan
7) Evaluasi hasil pelatihan dan pengembangan
8) Kesimpulan dan Saran

1. Identifikasi masalah
Dalam pelaksanaan sebuah kegiatan pertama kali yang harus
dilakukan adalah mengidentifikasi masalah yang akan dijadikan bahan

dasar

kegiatan ini. Masalah yang kami ambil adalah bagaimana

mengalihfungsikan penggunaan pupuk kimia ke bokhasi pupuk jerami.

2. Menentukan Tujuan
Berdasarkan masalah yang diangkat di atas, maka kami
menentukan beberapa tujuan yang pada intinya adalah optimalisasi
penggunaan bokhasi pupuk jerami. Pada sosialisasi pelatihan ini kami
bekerjasama dengan aparatur pemerintah masyarakat Mangunreja seperti
ketua RT, RW dan kepala desa. Seperti yang kita ketahui harga pupuk
kimia yang semakin hari semakin naik serta dampak buruk dari
penggunaan pupuk kimia tersebut memudahkan kami melakukan
pendekatan kepada masyarakat, sehingga program sosialisasi dan pelatihan
kepada masyarakat bisa berjalan dengan lancar.

3. Analisa kebutuhan
Dalam tahap ini kami melakukan pengamatan mengenai faktorfaktor

penyebab

masyarakat

lebih

menggunakan

pupuk

kimia

dibandingkan menggunakan pupuk kompos. Pengamatan yang kami


lakukan tidak hanya berdasarkan pandangan satu sisi kami saja, tetapi juga
aparatur pemerintahan dan masyarakat di sekitar daerah tersebut terutama
para petani. Hal ini akan kami realisasikan dengan interview secara
langsung.

4.

Sosialisasi dan pendekatan masyarakat


Dari hasil analisa kebutuhan kami bisa mengetahui kondisi petani
yang membutuhkan pupuk alternatif sebagai pengganti pupuk kimia yang
selama ini mereka gunakan, kami melakukan sosialisasi kepada
masyarakat mengenai bokhasi pupuk jerami. Hal pertama yang kami
lakukan adalah pengenalan bahan baku serta cara pembuatan bokhasi
pupuk jerami sebagai berikut:

Penambahan activator EM -4
Aktivator EM-4 (effective microorganism) berisi sekitar 80 genus
mikroba pengurai dan sudah terbukti sangan efektiv sebagai pengurai
bahan organic menjadi kompos. Kompos yang dibuat dengan penambahan
activator EM-4 dinamakan bokhasi.
Bahan untuk pembuatan kompos dengan penambahan activator EM-4 ada
bermacam-macam. Kompos yang bahannya dari jerami disebut bokhasi
jerami.
Bokashi jerami
a) Bahan
Jerami
Dedak
sekam
Gula pasir
EM-4
Air
b) Cara pembuatan
Pembuatan bhokasi

jerami

tidak memerlukan tempat khusus.

Hanya saja selama proses pembuaatan berlangsung, bahan-bahannya harus


terhindar dari panas dan hujan.
Jerami dipotong-potong sepanjang 5-10 cm, lalu dicampur dedak
dan sekam hingga merata. Sebalumnya EM-4, tetesi atau gula pasir , dan
dicampur dengan air dan diaduk merata dengan kadar air sekitar 30-40%.
Cara pengujian kadar air adalah dengan menggenggam campuran tersebut.
Bila air sudah tidak menetes dan campuran tidak mekar saat gegnggaman
dilepaskan maka kadar airnya sudah mencapai 30-40%.
Campuranjerami, dedakj, sekam selanjutnya disiram den EM-4,
tetes atau gula pasirdan air. Bahan tersebut ditumpuk di tempat kering dan
terlindung dengan ketinggian tumpukan maksimal 1,5 meter. Setelah itu,
tumpukan ditutup denga terpal plastic atau karung goni.
Pengontrolan atau pemeriksaan tumpukan minimal dilakukan
sehari sekali. Suhu tumpukan harus diusahakan sekitar 40-50 C.

didiamkan sebentar agar suhunya turun, lalu ditutup kembali. Biasanya


setelah tujuh hari bokashi tersebut sudah siap digunakan.

Selain sosialisasi, kami terus melakukan pendekatan kepada masyrakakat


agar mereka mengoptimalisasikan penggunaan bokhasi pupuk jerami.

5. Pelaksanaan pelatihan
Pada kegiaran ini, kami melaksanaan beberapa kali pelatihan
kepada masyarakat agar mereka dapat lebih mengembangkan penggunaan
bokhasi pupuk jerami pada pertanian mereka.

6. Pengembangan hasil pelatihan


Setelah diadakan pelatihan, kami memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk mengembangkan hasil pelatihan pembuatan bokhasi
pupuk jerami. Tentunya pengembangan ini dilakukan dengan pengawasan
agar masyarakat tidak kebingungan dalam mengembangkan bokhasi pupuk
jerami.

7. Evaluasi hasil pelatihan dan pengembangan


Setelah diadakan pelatihan dan pengembangan tersebut maka kami
akan bisa mengevaluasi

apakah tujuan kami ini telah tercapai. Hasil

evaluasi ini membandingkan hasil pertanian menggunakan bokhasi pupuk


jerami dengan penggunaan pupuk kimia.

8. Kesimpulan dan saran


Dalam kegitan terakhir dalam program kreativitas mahasiswa
pengabdian masyarakat ini kami akan mengambil kesimpulan dari
kegiatan yang telah kami laksanakan. Kesimpulan ini akan merujuk
kepada faktafakta yang terjadi di lapangan dan kondisi sebelum dan
sesudah kegiatan ini dilaksanakan. Dalam hal ini kami juga menyertakan
perbandingan menggunakan bokhasi pupuk jerami dengan menggunakan
pupuk kimia.

Kedelapan metode di atas akan dilaksanakan secara seri atau


berurutan sesuai dengan gambar bagan yang ada di bawah ini :
Diagram alur kegiatan

Identifikasi Masalah

Menentukan Tujuan

Analisa Kebutuhan

Sosialisasi dan pendekatan masyarakat

Pelaksanaan Pelatihan

Pengembangan Hasil Pelatihan

Evaluasi Hasil Pelatihan dan Pengembangan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 16. Diagram alur kegiatan

I.

JADWAL KEGIATAN

J.

RANCANGAN BIAYA

Anda mungkin juga menyukai