Anda di halaman 1dari 18

Pengertian Manajemen Pendidikan

Manajemen Pendidikan merupakan suatu cabang ilmu yang usianya relatif masih
muda sehingga tidaklah aneh apabila banyak yang belum mengenal. Istilah lama
yang sering digunakan adalah administrasi. Untuk memperjelas pengertian
manajemen, tampaknya perlu ada penjelasan lain yang lebih bervariasi mengenai
makna manajemen.
Manajemen Pendidikan dalam kamus bahasa Belanda-Indonesia disebutkan bahwa
istilah manajemen berasal dari administratie yang berarti tata-usaha. Dalam
pengertian manajemen tersebut, administrasi menunjuk pada pekerjaan tulismenulis di kantor. Pengertian inilah yang menyebabkan timbulnya contoh-contoh
keluhan kelambatan manajemen yang sudah disinggung, karena manajemen
dibatasi lingkupnya sebagai pekerjaan tulis-menulis.
Pengertian lain dari manajemen berasal dari bahasa Inggris administration
sebagai the management of executive affairs. Dengan batasan pengertian seperti
ini maka manajemen disinonimkan dengan management suatu pengertian dalam
lingkup yang lebih luas (Encyclopedia Americana, 1978, p. 171). Dalam
pengertian Manajemen Pendidikan ini, manajemen bukan hanya pengaturan yang
terkait dengan pekerjaan tulis-menulis, tetapi pengaturan dalam arti luas.

See more
A. Pengertian Manajemen
Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum
ada keseragaman.Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka
akan ditemukan bahwa istilahmanajemen mengandung tiga pengertian
yaitu:Manajemen sebagai suatu proses,1.Manajemen sebagai kolektivitas
orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,2.Manajemen sebagai
suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science) Menurut

pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda


definisi yangdiberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi
manajemen menurut pengertianyang pertama itu, dikemukakan tiga buah
definisi.Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen
adalah suatu proses denganmana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan
dan diawasi.Selanjutnya,
Hilman
mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu
melaluikegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai
tujuan yang sama.Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas
orang-orang yang melakukan aktivitasmanajemen. Jadi dengan kata lain, segenap
orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalamsuatu badan tertentu
disebut manajemen.Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art)
atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenaiinipun sesungguhnya belum ada
keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemenadalah seni dan
segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu.
Sesungguhnyakedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.<1>Menurut
G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbinganatau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksudyang nyata. Manajemen juiga adalah suatu
ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana
mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapanyang
diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan manajemen.Menurut
Mary Parker Follet
manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaanmelalui orang
lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para
manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain
untuk melaksanakan apa sajayang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara
melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.Itulah manajemen, tetapi menurut
Stoner bukan hanya itu saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satudefinisi saja
yang dapat diterima secara universal. Menurut James A.F.Stoner, manajemen
adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya anggota organisasi danmenggunakan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[3]

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah Suatu keadaan terdiri
dari proses yangditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,dan pengendalian, yang mana

keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai


suatu tujuan organisasi.A. Fungsi-Fungsi Manajemen (Management
Functions)Sampai saat ini, masih belum ada consensus baik di antara praktisi
maupun di antara teoritis mengenaiapa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen,
sering pula disebut unsur-unsur manajemen.Berbagai pendapat mengenai fungsifungsi manajemen akan tampak jelas dengan dikemukakannya pendapat beberapa
penulis sebagai berikut:Louis A. Allen : Leading, Planning, Organizing,
Controlling.Prajudi Atmosudirdjo : Planning, Organizing, Directing, atau
Actuating and Controlling.John Robert B., Ph.D : Planning, Organizing, Command
-ing, and Controlling.Henry Fayol : Planning, Organizing, Commanding,
Coordinating, Controlling.Luther Gullich : Planning, Organizing, Staffing,
Directing, Coordinating, Repor-ting, Budgeting.Koontz dan ODonnel :
Organizing, Staffing, Directing, Planning, Controlling.William H. Newman :
Planning, Organizing, Assem-bling, Resources, Directing, Controlling.Dr. S.P.
Siagian., M.P.A : Planning, Organizing, motivating and Controlling.William Spriegel :
Planning, organizing, ControllingLyndak F. Urwick : Forecasting, Planning Organizing, Commanding, Coordina-ting, Controlling.Dr. Winardi, S.E : Planning,
Organizing, Coordi-nating, Actuating, Leading, Co-mmunication,ControllingThe
Liang Gie : Planning, Decision making, Directing, Coordinating, Control-ling,
Improving.James A.F.Stoner : Planning, Organizing, Leading, and
Controlling.George R. Terry : Planning, Organizing, Staffing, Motivating, and
Controlling.Dari beberapa pendapat para penulis di atas dapat dikombinasikan,
fungsi-fungsi manajemen adalahsebagai berikut:
Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang
sangat rumit.Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan
adalah penentuan serangkaian tindakanuntuk mencapai suatu hasil yang
diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaanmerupakan
penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :

1.Tindakan apa yang harus dikerjakan ?2.Apakah sebabnya tindakan itu


harus dikerjakan ?3.Di manakah tindakan itu harus dikerjakan
?4.kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?5.Siapakah yang akan

mengerjakan tindakan itu ?6.Bagaimanakah caranya melaksanakan


tindakan itu ?Menurut
Stoner
Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk
mencapaisasaran tadi.Organizing
Organizing
(organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang
terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :

Mengambil keputusan

Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.

Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka


bertindak.Memeilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta
memperbaiki pengetahuandan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam
usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Directing/Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan
dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telahditetapkan semula.
Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen
berupa pemberianinspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar
bawahan melakukan kegiatan secara suka relasesuai apa yang diinginkan oleh
atasan.
Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen
untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan,
kekosongan kegiatan, dengan jalanmenghubungkan, menyatukan dan
menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja samayang terarahdalam
upaya mencapai tujuan organisasi.
Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu
fungsi manajemenyang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan
koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar
dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskansemula.

Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil
kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan
tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.

Pengertian Manajemen Pendidikan menurut ahli


Pada waktu ini istilah-istilah yang digunakan dalam menunjuk pekerjaan pelayanan
kegiatan adalah manajemen, pengelolaan, pengaturan dan sebagainya, yang
didefinisikan oleh berbagai ahli secara bermacam-macam. Beberapa pengertian
Manajemen Pendidikan yang kiranya ada manfaatnya disadur maknanya atau
hanya dikutip dari sumbernya sebagai berikut.
1. Menurut Leonard D. White, manajemen adalah segenap proses, biasanya
terdapat pada semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil
atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan.
2. Menurut The Liang Gie, manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan
dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan
tertentu.
Selanjutnya untuk memperoleh wawasan yang lebih luas, di sini dikutipkan lagi
beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen dari sumber-sumber lain
sebagai berikut :
1. Menurut Sondang Palan Siagian, manajemen adalah keseluruhan proses
kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas
tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
2. Menurut Pariata Westra, manajemen adalah segenap rangkaian perbuatan
penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk
mencapai tujuan tertentu.
3. Dalam kurikulum 1975 yang disebutkan dalam Buku Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum IIID, baik untuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama
maupun Sekolah Menengah Atas, manajemen ialah segala usaha bersama
untuk mendayagunakan semua sumber-sumber (personil maupun materiil)
secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Dari pengertian Manajemen Pendidikan yang terakhir tersebut maka secara
eksplisit disebutkan bahwa manajemen sebagaimana yang digunakan secara resmi
oleh Departemen Pendidikan Nasional seperti dimuat dalam kurikulum 1975 dan

kurikulum kelanjutannya, diarahkan kepada tujuan pendidikan. Lebih luas lagi,


apabila ditinjau dari definisi-definisi yang lain, pengertian manajemen tersebut
masih dapat diartikan untuk semua jenis kegiatan, yang dapat diambil suatu
kesimpulan definisi yaitu :
Manajemen adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha
kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan.
Definisi lain dari manajemen yang lebih lengkap sebagaimana dikemukakan oleh
Mulyani A. Nurhadi adalah sebagai berikut :
Manajemen adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses
pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam
organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar efektif dan efisien.
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam pengertian
manajemen selalu menyangkut adanya tiga hal yang merupakan unsur penting,
yaitu: (a). usaha kerjasama, (b). oleh dua orang atau lebih, dan (c) untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengertian tersebut sudah menunjukkan
adanya gerak, yaitu usaha kerjasama, personil yang melakukan, yaitu dua orang
atau lebih, dan untuk apa kegiatan dilakukan, yaitu untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Tiga unsur tersebut, yaitu gerak, orang, dan arah dari kegiatan,
menunjukkan bahwa manajemen terjadi dalam sebuah organisasi, bukan pada kerja
tunggal yang dilakukan oleh seorang individu.
Jika pengertian Manajemen Pendidikan ini diterapkan pada usaha pendidikan maka
sudah termuat hal-hal yang menjadi objek pengelolaan atau pengaturan. Lebih
tepatnya, definisi Manajemen Pendidikan adalah sebagai berikut :
Manajemen Pendidikan adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada
usaha kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
Dengan menerapkan definisi tersebut pada usaha pendidikan yang terjadi dalam
sebuah organisasi, maka definisi Manajemen Pendidikan selengkapnya adalah
sebagai berikut :
Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang
berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabug

dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah


ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.
Lebih lanjut Mulyani A. Nurhadi menekankan adanya ciri-ciri atau pengertian
Manajemen Pendidikan yang terkandung dalam definisi tersebut sebagai berikut :
(Mulyani A. Nurhadi, 1983, pp. 2-5)
1. Manajemen merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan
dari, oleh dan bagi manusia.
2. Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu proses pengelolaan dari suatu
rangkaian kegiatan pendidikan yang sifatnya kompleks dan unik yang
berbeda dengan tujuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya ; tujuan kegiatan pendidikan ini tidak terlepas dari tujuan
pendidikan secara umum dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh
suatu bangsa.
3. Proses pengelolaan itu dilakukan bersama oleh sekelompok manusia yang
tergabung dalam suatu organisasi sehingga kegiatannya harus dijaga agar
tercipta kondisi kerja yang harmonis tanpa mengorbankan unsur-unsur
manusia yang terlibat dalam kegiatan pendidikan itu.
4. Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya, yang dalam hal ini meliputi tujuan yang bersifat
umum (skala tujuan umum) dan yang diemban oleh tiap-tiap organisasi
pendidikan (skala tujuan khusus).
5. Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara efektif
dan efisien.
Apa yang dikemukakan oleh Mulyani A. Nurhadi ini cukup lengkap. Tetapi
apabila akan dihubungkan dan diintegrasikan dengan definisi manajemen
pendidikan yang tertera di dalam Pedoman Kurikulum tahun 1975 Buku IIID perlu
ditambahkan adanya usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber-sumber
(personil dan materiil). Jika unsur tersebut dimasukkan ke dalam pengertian
manajemen pendidikan, bagaimanakah rumusan atau definisinya?
Pengertian ManajemManajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah
tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah
suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah managing pengelolaan. Sedangkan
pelaksananya disebut dengan manajer atau pengelola. Beberapa pakar pendidikan

mengungkapkan definisi masing-masing kata untuk pengertian yang lebih


mendalam.
Menurut Oemar Hamalik, "kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan
kegiatan belajar bersama yang mendapatkan pengajaran dari guru". Pengertian ini
jelas ditinjau dari segi anak didik karena dalam pengertian tersebut ada frase
kelompok orang. Sedangkan menurut Suharsini Arikunto, kelas adalah
"sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama.
Adapun pengertian manajemen kelas ditinjau dari paham lama, yaitu
mempertahankan ketertiban kelas. Sedangkan menurut pengertian baru
dikemukakan oleh Made Pidarta bahwa "manajemen kelas adalah proses seleksi
dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas". Dalam
hal ini guru bertugas menciptakan, mempertahankan dan memelihara sistem
organisasi sehingga siswa dapat memanfaatkan kemampuan, bakat dan energinya
pada tugas-tugas individual.
Hadadio Nawawi dengan mengatakan:
Manajemen kelas diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam
mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya
pada setiap personal untuk melakukan kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga
waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efesien untuk melakukan
kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan
siswa.

Meilanikasim's Blog

Secara umum m

Just another WordPress.com weblog

A. Pengertian Manajemen Kelas


Manajemen dari kata Management . Diterjemahkan pula menjadi pengelolaan, berarti proses
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan adalah
proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan
pencapaian tujuan. Maksud manajemen kelas adalah mengacu kepada penciptaan suasana atau
kondisi kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif.

Terdapat beberapa defenisi tentang manajemen kelas berikut ini :


1. Berdasarkan Konsepsi Lama Dan Modern
Menurut konsepsi lama, manajemen kelas diartikan sebagai upaya mempertahankan ketertiban
kelas. Menurut konsepsi modern manajemen kelas adalah proses seleksi yang menggunakan alat
yang tetap terhadap problem dan situasi manajemen kelas (Lois V. Jhonson dan Mary Bany,
1970)
2. Berdasarkan Pandangan Pendekatan Operasional Tertentu ( Disarikan dari Wilford A. Weber
1986 )
1. Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas
melalui penggunaan disiplin (Pendekatan Otoriter).
2. Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas
melalui intimidasi (Pendekatan Intimidasi).
3. Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa (Pendekatan Permisif).
4. Seperangkat kegiatan guru menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk/resep
yang telah disajikan (Pendekatan Masak).
5. Seperangkat kegiataan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan
pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik (Pendekatan Instruksional).
6. Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan
dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan (Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku).
7. Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersional yang baik dan iklim
sosio-emosional kelas yang positif (Pendekatan Penciptaan Iklim Sosioemosional).
8. Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang
efektif (Pendekatan Sistem Sosial)

B. Tujuan, Aspek, Fungsi, dan Masalah Manajemen Kelas


1. Tujuan Manajemen Kelas
Tujuan manajemen kelas adalah :
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, bai sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok
belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal
mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi
pembelajaran.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan
siswa belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta
sifat-sifat individunya ( Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen tahun 1996 : 2 )

2. Aspek, Fungsi, dan Masalah Manajemen Kelas


Manajemen kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan,
memahami, mendiaknosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap

aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajenen kelas adalah sifat kelas, pendorong
kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif ( Lois V.Johnson dan Mary A.Bany,
1970 ).
1. Manajenen kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas
yang optimal, manajenen kelas berfungsi :
Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti : membantu kelompok
dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam
menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama dengan
kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas.
2. Memelihara agar tugas tugas itu dapat berjalan lancar.
Masalah manajenen kelas dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu : masalah
individual dan masalah kelompok.

Munculnya masalah individual disebabkan beberapa kemungkinan tindakan siswa seperti :


1.
2.
3.
4.

Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain.


Tingkah laku yang ingin menujukkan kekuatan.
Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain.
Peragaan ketidakmampuan.

Sedangkan masalah-masalah kelompok yang mungkin muncul dalam kelas :


1. Kelas kurang kohesif lantaran alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan
sebagainya.
2. Penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakai sebelumnya.
3. Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya.
4. Membombang anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok.
5. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari yang tengah digarap, semangat kerja
rendah, kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru seperti gangguan jadwal
guru terpaksa diganti sementara oleh guru lain. ( Lois V.Johnson dan Mary A.Bany, dalam
M.Entang dan T.Raka Joni1983 ).

C. Prinsip-prinsip dalam Manajemen Kelas


Secara umum faktor yang mempengaruhi manajemen kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu,
faktor intern dan faktor ekstern siswa. (Djamarah 2006:184). Faktor intern siswa berhubungan
dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa denga ciri-ciri khasnya masingmasing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya sacara individual. Perbedaan sacara
individual ini dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.
Faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa,
pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas akan
mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke
atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di
kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.

Djamarah (2006:185) menyebutkan Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam


pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang dikemukakan
oleh Djamarah adalah sebagai berikut.
1. Hangat dan Antusias
Hangat dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab
pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil
dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah
laku yang menyimpang.
3. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan
mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian ini merupakan
kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajarmengajar yang efektif.
Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa, tidak ada
perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
5. Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif
dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal yang
positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif daripada
mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian
penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat
mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
6. Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan dislipin diri sendiri
dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung
jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam
segala hal.
D. Pendekatan dalam Manajemen Kelas

Manajemen kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor.
Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk
meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara individual.
Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara siswa tersimpul
dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru
lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.(Djamarah 2006:179)
Berbagai pendekatan tersebut adalah seperti dalam uraian berikut:
1. Pendekatan Kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik.
Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.
Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di dalamnya
ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam
bentuk norma itu guru mendekatinya.
2. Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses
untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik
dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
3. Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk
mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan
semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
4. Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat
menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi
semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap
apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang
tertulis dalam resep.
5. Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan
akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila
tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk
mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah
merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.

6. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku


Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah
tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang
baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah
laku (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral.
Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang baik,
harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat akan hilang
dari tingkah laku siswa atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut
pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau
hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas.
Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi atau
hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut
akan dihindari.
7. Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi yang
baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan siswa
serta hubungan antar siswa. Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan
tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui
pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan siswa
yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi.
8. Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam pendekatan in, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok.
Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan
kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu
guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut
guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi
masalah-masalah pengelolaan.
9. Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dabn
inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi
yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah
satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan
tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang
berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat
menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar
berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut
sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas

disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi
kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.
E. Pengaruh Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Kelas
Pembelajaran yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh pembaharuan kurikulum, fasilitas
yang tersedia, kepribadian guru yang simpatik, pembelajaran yang penuh kesan, wawasan
pengetahuan guru yang luas tentang semua bidang, melainkan juga guru harus menguasai kiat
memanejemeni kelas.
Pemahaman akan prinsip-prinsip manajemen kelas ini penting dikuasai sebelum hal-hal khusus
diketahui. Dengan dikuasainya prinsip-prinsip manajemen kelas, hal ini akan menjadi filter-filter
penyaring yang menghilangkan kekeliruan umum dari manajemen kelas.
Manajemen kelas dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran di kelas karena manajemen
kelas benar-benar akan mengelola susasana kelas menjadi sebaik mungkin agar siswa menjadi
nyaman dan senang selama mengikuti proses belajar mengajar. Oleh karena itu, kualitas belajar
siswa seperti pencapaian hasil yang optimal dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat
tercapai dengan baik dan memuaskan. Selain itu, manajemen kelas juga akan menciptakan dan
mempertahankan suasana kelas agar kegiatan mengajar dapat berlangsung secara efektif dan
efisien.
Di samping itu juga, dengan manajemen kelas tingkat daya serap materi yang telah diajarkan
guru akan lebih membekas dalam ingatan siswa karena adanya penguatan yang diberikan guru
selama proses belajar mengajar berlangsung.

Kata manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata manus yang berarti tangan dan agree
berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani.
Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan
kata benda management, dan manager untuk melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya,
management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan
(Usman, 2004).
Suharsimi mengatakan bahwa manajemen atau pengelolaan adalah pengadministrasian,
pengaturan atau penataan suatu kegiatan (Djamarah, 2006:175).
Secara umum, manajemen adalah suatu kegiatan untuk menciptakan dan memertahankan
kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar di dalamnya mencakup pengaturan siswa
dan fasilitas, yang dikerjakan mulai terjadinya kegiatan pembelajaran di dalam kelas sampai
berakhirnya pembelajaran di dalam kelas.
Sedangkan pengertian umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa pada waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Sementara itu, menurut Oemar Hamalik (1987:31) menjelaskan kelas adalah suatu kelompok
orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru.
Sedangkan menurut Ahmad (1995:1) kelas adalah ruangan belajar atau rombongan belajar.
Sulaeman (2009) mengartikan bahwa kelas dalam arti umum menunjukkan kepada pengertian
sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan dari guru
yang sama pula. Kelas dalam arti luas merupakan bagian dari masyarakat kecil yang sebagian
adalah suatu masyarakat sekolah yang sebagian suatu kesatuan di organisasi menjadi unit kerja
secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan.
Definisi pengelolaan kelas atau pengelolaan kelas yang dipetik dari informasi Pendidikan
Nasional bahwa ada lima definisi pengelolaan kelas sebagaimana berikut ini.
1. Pengelolaan kelas yang bersifat otoritatif, yakni seperangkat kegiatan guru untuk
menciptakan dan memertahankan ketertiban suasana kelas, disiplin sangat diutamakan.
2. Pengelolan kelas yang bersifat permisif, yakni pandangan ini menekankan bahwa tugas
guru adalah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu
siswa untuk merasa bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya. Berbuat sebaliknya
berarti guru menghambat atau menghalangi perkembangan anak secara alamiah.
3. Pengelolaan kelas yang berdasarkan prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku
(behavioral modification), yaitu seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan
tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang
tidak diinginkan. Secara singkat, guru membantu siswa dalam mempelajari tingkah laku
yang tepat melalui penerapan prinsip-prinsip yang diambil dari teori penguatan
(reinforcement).
4. Pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosio-emosional yang positif di dalam
kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran dasar bahwa kegiatan belajar akan

berkembang secara maksimal di dalam kelas yang beriklim positif, yaitu suasana
hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Untuk terciptanya suasana seperti ini guru memegang peranan kunci. Peranan guru
adalah mengembangkan iklim sosio-emosional kelas yang positif melalui pertumbuhan
hubungan interpersonal yang sehat. Dengan demikian, pengelolaan kelas adalah
seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan
iklim sosio-emosional kelas yang positif.
5. Pengelolaan kelas yang bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan sistem sosial
dengan proses kelompok (group process) sebagai intinya. Dalam kaitan ini dipakailah
anggapan dasar bahwa pengajaran berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok.
Dengan demikian, kehidupan kelas sebagai kelompok dipandang mempunyai pengaruh
yang amat berarti terhadap kegiatan belajar, meskipun belajar dianggap sebagai proses
individual. Peranan guru adalah mendorong berkembangnya dan berprestasinya sistem
kelas yang efektif. Dengan demikian, pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru
untuk menumbuhkan dan memertahankan organisasi kelas yang efektif (Depdikbud,
1982).
Disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang dengan sengaja
dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar
mengajar di kelas. Pengelolaan kelas sangat berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (penghentian perilaku
peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas
oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif, di dalamnya
mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas yang ada.
Dalam pengelolaan kelas terdapat dua komponen yang sangat penting yaitu guru dan siswa. Guru
dalam menjalankan fungsinya tidak hanya bertindak sebagai penyampai materi pelajaran tetapi
juga dapat berfungsi selaku pengelola atau manager kelas. Siswa ditempatkan tidak hanya
sebagai obyek yang menjadi sasaran pembelajaran tetapi juga dapat diposisikan sebagai subyek
yang dinamis dan ikut dilibatkan dalam proses atau kegiatan pengelolaan kelas.

1. B.

Tujuan Pengelolaan Kelas yang Efektif

Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada hakikatnya
terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi
macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam
kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Terciptanya
suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual,
emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa. Sedangkan Suharsimi Arikunto (dalam
Djamarah 2006:178) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di
kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan
efisian.
Adapun tujuan secara umum dari pengelolaan kelas:

1. Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan pengajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien.
2. Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya.
Dengan pengelolaan kelas, guru mudah untuk melihat dan mengamati setiap
kemajuan/perkembangan yang dicapai siswa, terutama siswa yang tergolong lamban.
3. Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untuk
dibicarakan dikelas demi perbaikan pengajaran pada masa mendatang.
Sedangkan tujuan pengelolaan kelas secara khusus dibagi menjadi dua yaitu:
1. Tujuan untuk siswa:
2. Mendorong siswa untuk mengembangkan tanggungjawab individu terhadap tingkah
lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol diri sendiri.
3. Membantu siswa untuk mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan
memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan.
4. Membangkitkan rasa tanggungjawab untuk melibatkan diri dalam tugas maupun pada
kegiatan yang diadakan.
1. Tujuan untuk guru:
2. Untuk mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan
pembukaan yang lancar dan kecepatan yang tepat.
3. Untuk dapat menyadari akan kebutuhan siswa dan memiliki kemampuan dalam
memberi petunjuk secara jelas kepada siswa.
4. Untuk mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku
siswa yang mengganggu.
5. Untuk memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yang dapat digunakan
dalam hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang muncul didalam kelas.

Jadi, pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi di dalam kelompok kelas yang
berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan
kemampuannya. Kemudian, dengan pengelolaan kelas produknya harus sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai dan agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib, sehingga segera
tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien serta agar setiap guru mampu menguasai
kelas dengan menggunakan berbagai macam pendekatan dengan menyesuaikan permasalahan
yang ada, sehingga tercipta suasana yang kondusif, efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai