Anda di halaman 1dari 9

PEMBAHASAN

KOMUNIKASI NON VERBAL


A. Pengertian Komunikasi Nonverbal
Komunikasi

nonverbal

adalah

proses

komunikasi

dimana

pesan

disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah


menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata,
penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbolsimbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya
emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi
"tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi nonverbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak
dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan
intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi
nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa
komunikasi verbal ataupun nonverbal.
B. Fungsi pesan nonverbal
Komunikasi nonverbal mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
komunikasi nonverbal. Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima
fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal:
1. Repetisi (repeating), yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah
disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya,
saya menggelengkan kepala.
2. Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa
sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan
mengangguk-anggukkan kepala.
3. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain
terhadap pesan verbal. Misalnya anda memuji prestasi teman dengan
mencibirkan bibir, seraya berkata Hebat, kau memang hebat. contoh

lain, saya tidak marah dengan suara yang keras dan muka merah dan
mata melotot.
4. Complementing, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan
nonverbal. Misalnya, air muka yang menunjukkan tingkat penderitaan
yang tidak terungkap dengan kata-kata.
5. Aksentuasi/accenting/menekannkan, yaitu menegaskan pesan verbal atau
menggarisbawahinya. Misalnya, mengungkapkan betapa jengkelnya,
dengan memukul meja. Contoh lain saya tidak ingin bertemu anda lagi
sambil memukuli meja saat mengatakan tidak ingin
6. Menghubungkan dan mengatur, seseorang mengangkat tangannya dan ini
mengindikasikan bahwa ia ingin mengatakan sesuatu. Atau dosen
meletakkan jari telunjuk di bibir untuk meminta mahasiswa untuk diam.

C. Pentingnya Komunikasi Nonverbal


Meskipun telah banyak riset tentang proses komunikasi , tetapi belum ada
cara yang akurat yang dapat digunakan untuk menginterpretasikan arti komunikasi
yang spesifik berkenaan dengan perilaku. Setiap perilaku harus dievaluasi sesuai
dengan kondisi dan budaya dimana komunikasi tersebut terjadi. Untuk itulah
maka sebagi seorang manajer atau pegawai kita harus mempelajari komunikasi
nonverbal. Adapun alasan mengapa komunikasi nonverbal itu penting untuk kita
pelajari, yakni:
Tidak terdapat pesan komunikasi nonverbal yang universal. Setiap pesan
diciptakanoleh individu yang unik dengan latar belakang budaya yang
beragam. Oleh karena itu semakin banyak kita mengamati dan mempelajari
kata-kata dan bahasa nonverbal dari orang lain maka akan semakin baik
keterampilan komunikasi kita.
Seringkali kita membuat kesimpulan tentang pesan yang kita terima dengan
cepat tanpa memikirnkannya terlebih dahulu, apabila kita tidak memiliki
pengetahuan tentang komunikasi nonverbal maka kesimpulan yang kita buat
tidak akan baik.

Dengan mempelajari komunikasi nonverbal kita dapat meningkatkan


sensitivitas kita terhadap orang lain
Pesan nonverbal seringkali lebih kuat dari pesan verbal.
Pesan nonberbal memperjelas pesan verbal.
Pesan nonverbal seringkali dipergunakan lebih banyak dibandingkan denga
pesan verbal. Menurut riset yangdlilakukanoleh Albert Mehrabian, hanya 7 %
dari pesan yang kita terima didapat dari kata-kata. 93% pesan kita terima
melalui intonasi suara, isyaratm ekspresi wajah, gerakan tubuh.
D. Tujuan Komunikasi Nonverbal
Meskipun komunikasi nonverbal dapat berdiri sendiri, namun seringkali
berkaitan erat dengan lisan/ ucapan. Ini menandakan bahwa sering terjadi
penggabungan antara komunikasi verbal dan nonberbal dalam suatu situasi.
Menurut John V. Thil dan Courtland Bovee dalam Excellence In Business
Comunications, komunikasi nonverbal mempunyai enam tujuan, yaitu:
1. Menyediakan/ memberikan informasi
2. Mengatur alur suatu percakapan
3. Mengekspresikan emosi
4.

Memberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-pesan


verbal

5. Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain


6.

Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya bagaimana mengayunkan


tongkat golf yang baik dan benar.
Dalam dunia bisnis, komunikasi nonberbal dapat membantu menentukan

kredibilitas dan potensi kepemimpinan seseorang. Jika seseorang dapat belajar


mengelola pesan yang dibuat dengan bahasa isyarat, karakteristik atau ekspresi
wajah, suara dan penampilan, ia dapat melakukan komunikasi dengan bai. Dalam
hal ini seorang manajer sekaligus harus dapat menjadi komunikator yang baik,
harus tahu bagaimana menyampaikan bisnis kepada para bawahannya, kapan dan
kepada siapa pesan-pesan bisnis itu harus disampaikan.

E. Jenis-jenis komunikasi nonverbal


a. Komunikasi objek
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang
sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap
termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai
orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara
pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat
pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi
objek adalah seragam.
b. Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi
nonverbal. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan
lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti
perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau
simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.

Sentuhan dapat termasuk:

bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung,


mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini
menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh.
Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima
sentuhan, baik positif ataupun negatif.
c.

Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam
komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal
meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas
yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan
waktu (punctuality).

d. Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi
kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh
biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya

mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan


sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan
kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau
untuk melepaskan ketegangan. Gerakan juga dapat mempertegas pembicaraan
. Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi
mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan

seperti

selama berbicara

menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya


untuk menghilangkan stress
e.

Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika
berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi
Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat
tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar
penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain,
selain itu juga menunjukkan simbol sosial

f.

Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan,
yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik.
Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara,
kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu,
penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara
juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti
ini harus dihindari.

g. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi
wajah cerminan suasana emosi seseorang.
h. Kontak mata
Merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan
kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut
terlibat

dan

menghargai

lawan

bicaranya

dengan

kemauan

untuk

memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga


memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya

i.

Postur tubuh dan gaya berjalan.


Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan
ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep
diri, dan tingkat kesehatannya.

j.

Komunikasi citrasa
Komunikasi citrasa merupakan salah satu bentuk komunikasi, dimana
penyampaian suatu pesan/informasi melalui citrasa dari suatu makanan atau
minuman. Seseorang tidak akan mengatakan bahwa suatu makanan/minuman
memiliki rasa enak, manis, lezat dan lain-lain, apabila makanan tersebut telah
memakan/meminumnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa citrasa dari
makanan/minuman tadi menyampaiakan suatu maksud atau makna.

k. Komunikasi Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
tertentu.

Diantaranya

adalah

penggunaan

ruang,

jarak,

temperatur,

penerangan, dan warna. Misalnya pada sebuah kantor, setiap area yang ada di
dalam kantor tersebut mengandung pesan tertentu yang berhubungan dengan
pemilik ruang tersebut.
Ruang direktur tentu akan berbeda dengan ruang pegawai operasional
baik dari segi luas, maupun bentuk fasilitas yang tersedia di ruang tersebut.
Jadi ruang dapat juga mengkomunikasikan pesan tertentu.
l.

Penampilan
Cara berpakaian seseorang sering kali diabaikan, padahal dari hasil penelitian
yang

dilakukan

oleh

beberapa

ahli,

penampilan

seseorang

akan

mempengaruhi lingkungan sekitar.


F. Aspek Nonlinguistik dari Pembicaraan
Terdapat beberapa aspek lain dari bahasa selain dari kata-kata. Biasanya
pengertian suatu kata akan tergantung pada cara seseorang mengucapkan bukan
hanya pada definisi yang terkandung dalam kata tersebut di kamus. Volume suara
dan nada yang digunakan dalam pengucapan juga akan memberikan arti yang
berbeda dan menunjukkan perasaan seseorang. Seorang pimpinan yang
mengatakan kalimat: saya ingin berbicara dengan anda di kantor saya nanti

dengan suara yang keras akan memberi arti bahwa ada hal yang penting atau ia
sedang marah terhadap karyawannya. Akan tetapi bila penyampaian yang
dilakukan oleh pimpinan menggunakan suara yang lembut tentu akan berbeda
artinya.
Irama dan nada yang berbeda akan terlihat melalui perubahan yang terjadi
antara suara normal dan percakapan kita. Nada yang lebih tinggi dari nada yang
biasanya digunakan menunjukkan kecenderungan kegeliswahan, atau kemarahan.
G. Variasi budaya dalam komunikasi nonverbal
Budaya asal seseorang amat menentukan bagaimana orang tersebut
berkomunikasi secara nonverbal. Perbedaan ini dapat meliputi perbedaan budaya
Barat-Timur, budaya konteks tinggi dan konteks rendah, bahasa, dsb. Contohnya,
orang dari budaya Oriental cenderung menghindari kontak mata langsung,
sedangkan orang Timur Tengah, India dan Amerika Serikat biasanya menganggap
kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan, dan orang yang
menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya.

KESIMPULAN
Komunikasi

nonverbal

adalah

proses

komunikasi

dimana

pesan

disampaikan tidak menggunakan kata-kata yang tujuannya Menyediakan/


memberikan informasi, Mengatur alur suatu percakapan, Mengekspresikan emosi,
Memberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-pesan verbal,
Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain, Mempermudah tugas-tugas
khusus, misalnya bagaimana mengayunkan tongkat golf yang baik dan benar.
Komunikasi nonverbal dalam dunia bisnis dapat membantu memperkuat
pesan yang dikirim secara verbal ataupun juga dapat menunjukkan sesuatu yang
bertolak belakang dengan pesan yang disampaikan secara verbal. Oleh karena itu
penting bagi seorang manajer untuk mengkoordinasikan antara pesan yang
disampaikan secara verbal dan nonverbal dan juga terhadap pesan yang
ditunjukkan secara verbal oleh bawahan, rekan kerja, atau atasan agar dapat
mengambil kesimpulan yang benar tentang informasi yagn diterimanya.
Banyak cara yang digunakan seseorang dapat menyampaikan pesan secara
verbal, antara lain: melaui ekspresi wajah, gerakan mata, tangan, jarak, sentuhan
dan intonasi suara. Agar dapat mengartikan pesan nonverbal dengan baik maka
seorang manajer harus sering mengadakan pengamatan tentang perilaku manusia,
serta juga melihat latar belakang budaya orang yang berkomunikasi secara
nonverbal dengannya.

DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, Deddy. 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaludin. 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai