1.
Abdurrohim
NIM . 13510001
2.
Arrahman
NIM. 1351000
3.
Alham Irvani
NIM. 13510003
4.
Rudi
NIM. 1351000
5.
Deska
NIM.
Dosen Pengampu :
Mohd Aji Isnaini, S.Ag
PENDAHULUAN
Keistimewaan manusia dari segala sesuatu adalah manusia karena punya akal fikiran.
Maka manusia dengan fikirannya merupakan isi dari alam ini, yang mana tidak ada yang mulia
di dunia ini, kecuali manusia yang berakalnya. Salah satu fungsi akal dalam kehidupan manusia
tiada lain sebagai petunjuk jalan guna memilih yang bermanfaat dan meninggalkan yang
mudharat.
Berbagai kenyataan di lapangan yang ditemukan penulis seputar berpikir kritis, analitik,
dan logic, jauh dari harapan penulis bagi sebuah masyarakat modern yang menjunjung tinggi
ilmu pengetahuan sebagai salah satu kebutuhan dalam kehidupannya.
Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi akal pikiran benar-benar menganjurkan
ummatnya untuk melakukan apapun dengan landasan ilmiah yang memiliki akurasi data yang
baik, dan benar.Sehingga ditemukan pemahaman BAL dalam bertindak; Benar-AkuratLengkap. Filsafat melalui salah satu cabangnya, memberikan jalan keluarnya dengan istilah
logika yang juga banyak dikenal di dunia Islam dengan istilah mantiq, yang juga memiliki
cabang alat berfikir runtut yang dikenal dengan silogisme.
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Ilmu Mantiq
Logika (mantiq) sebagai ilmu di Yunani pada abad ke 5 SM oleh para ahli filsafat kuno.
Dalam sejarah, telah tercataat bahwa pencetus logika ialah Socrates yang kemudian dilanjutkan
oleh Plato dan sdisusun dengan rapisebagai dasar falsafat oleh Aristoteles. Oleh sebab itu beliau
dinyatakan sebagai guru pertama dari ilmu pengetahuan.
Pada masa selanjutnya, terdapat perubahan-perubahan seperti yang dilakukan oleh AlFarabi, salah satu filsuf mislim yang sering dinyatakan sebagai maha guru keua dalam ilmu
pengetahuan. Pada masa Al-Farabi ilmu mantik dipelajari lebih rinci dan dipraktekkan, termasuk
dalam pentasdiqan qadhiyah.
Tokoh-tokoh lagika/ilmu mantiq kaum muslim yang tercatat oleh para pakar-pakar
diantaranya: Abdullah Ibn Al-Muqaffa, Yakub Ibnu Ishak Al-Kindi, Ibnu Sina, Abu Hamid AlGhazali, Ibnu Rusyd Al-Qurtubi, Abu Ali Al-Haitsam, Abu Abdillah Al-Khawarizmi, Al-Tibrisi,
Ibnu Bajah, Al-Asmawi, As-Samarqandi, dan lain sebagainya.
Ilmu mantiq banyak membantu dalam perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya. Seperti
yang dilakukan Immanuel kant, Descartes, dan yang lainnya.
kesimpulan atau hasil akhir yang benar adalah ilmu mantiq. Oleh sebab itulah ilu mantiq disebut
sebagai jembatan dari segala ilmu.
C. Nama-nama lain dari ilmu Mantiq
Adapun ilmu ini disebut sebagai ilmu mantiq alasannya menurut al-Bajuri adalah :
Karena sesungguhnya mantiq secara asal adalah al-idrok (ditemukannya sesuatu), tempatnya
daya kemampuan akal, serta berhubungan dengan penuturan yang melafadzkan hasil idrok dan
hasil daya kemampuan akal tersebut. Mantiq secara bahasa kedudukannya sebagai isim makan,
artinya ia adalah tempat ditemukannya ilmu (al-idrok), dan proses menuturkannya adalah annuthqu.
D. Hukum mempelajari ilmu mantiq
Demikian juga orang yang cerdas tapi tidak memahami Hadist Nabi Saw.dan Al-Qur an. Oleh
karna itu, golongan mayoritas ulama melarang mempelajari buku-buku yang mengandung
fikiran-fikiran ahli filsafat,kecuali yang luas ilmu pengetahuannya.
E. Sumber Pengambilan Ilmu Mantiq
Secara etimologis, istimdad adalah sumber pengambilan sesuatu. Adapaun secara terminologi,
istimdad mengandung pengertian suatu sebutan untuk menyatakan sesuatu yang menjadi sumber
atau dasar pengambilan disiplin ilmu.
Sumber pengambilan Ilmu Mantiq adalah akal, yang merupakan hidayah dari Allah SWT.
Dengan potensi akal itu, manusia berbeda dari mahluk Allah lainnya, bahkan , karena akal inilah
manusia diberi beban untuk memikul hidayah Din al Islam.Hidayah yang diberikan Allah
kepada manusia, menurut Dr. Mushthafa Al Maraghi dalam penafsirannya terhadap surat Al
fatihah:6, ada lima macam :
1. Hidayah Gharizah (instink). Hidayah jenis ini diberikan Allah kepada manusia dan kepada
mahluk lainnya.
2. Hidayah Hawasi (penglihatan, pendengaran, penciuman,perasaan dan perabaan). Hidayah ini
diberikan kepada manusia dan mahluk lainnya.
3. Hidayah akal (penalaran). Hidayah ini diberikan Allah kepada manusia, malaikat dan jin.
4. Hidayah Din al Islam (Agama Islam). Hidayah ini diberikan Allah kepada manusia dan jin.
5. Hidayah Taufiqi (kemampuan untuk mencocokkan perilaku dengan hidayah keempat).
Hidayah ini diberikan Allah kepada manusia dan jin berupa daya ikhtiari.
Sebagai istimdad Mantiq, akal merupakan
Cahaya spiritual yang dengannya seseorang dapat memahami pengetahuanyang mudah dan
sulit.
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu mantik adalah merupakan suatu ilmu yang membahas tentang kaidah-kaidah yang
dapat membimbing manusia dalam berfikir, supaya dapat menghasilkan kesimpulan yang benar,
sehingga dia terhindar dari kesalahan berfikir, yang akhirnya menghasilkan kesimpulan yang
salah dan keliru Urgensi mempelajari ilmu mantik, tidak lepas dari pengertian ilmu mantik itu
sendiri, dimana ilmu mantik bertujuan melatih kerja otak supaya dapat berfikir logis, artinya
melatih, mendidik, serta mengembangkan potensi akal dalam mengkaji objek pikir dalam
menggunakan metodologi berfikir, serta menempatkan persoalan dan menunaikan sesuatu tugas
pada suatu kondisi dan waktu yang tepat. dan agar dapat membedakan antara proses berfikir
yang benar (hak), dari yang salah(batil). Faidah yang didapat dari belajar ilmu mantik salah
satunya adalah membuat daya pikir tidak saja menjadi lebih tajam, akan tetapi juga menjadikan
pikiran kita jadi lebih berkembang, melalui latihan-latihan berfikir dan mengenalisis serta
mengugkap suatu permasalahan secara runtun/ilmiyah
DAFTAR PUSTAKA
H. Basiq Djalil. A, Drs. 2010. Logika (Ilmu Mantiq). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
H. Baihaqi A. K . 2002. Ilmu Mantik Teknik Dasar Berpikir Logika. Jakarta: Darul Ulum Press.