Anda di halaman 1dari 2

Adapaun faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan kompleks.

Kestabilan
suatu kompleks akan berhubungan dengan :
1. Kemampuan mengkompleks logam-logam.
Kemampuan
mengkompleks relatif (dari) logam-logam
digambarkan denganb baik menurut klarifikasi Schwarzenbach, yang
dalam garis besarnya didasarkan atas pembagian logam menjadi asam
Lewis (penerima pasangan elektron) kelas A dan kelas B. Logam kelas A
dicirikan oleh larutan afinitas (dalam larutan air) terhadap halogen F>Cl- > Br- > I-, dan membentuk kompleks terstabilnya dengan anggota
pertama (dari) grup Tabel Berkala (dari) atom penyumbang (yakni,
nitrogen, oksigen dan fluor). Logam kelas B jauh lebih mudah
berkoordinasi dengan I- daripada dengan F- dalam larutan air, dan
membentuk kompleks terstabilnya dengan atom penyumbang kedua
(atau yang lebih berat) dari masing-masing grup itu (yakni P, S, Cl).
Klasifikasi Scwarzenbach, mendefinisikan ketiga kategori ion logam
penerima (pasanag elektron).
a. Kation dengan konfigurasi gas mulia.
Logam-logam alkali, alkali tanah, dan alumunium termasuk dalam
grup ini, yang memperlihatkan sifat-sifat penerima kelas A. Gaya
elektrostatik dominan dalam pembentukan kompleks itu, sehingga
interaksi antara ion-ion kecil yang bermuatan tinggi, istimewa
kuatnya, dan menimbulkan kompleks-kompleks yang stabil.
Kompleks-kompleks fluoro istimewa stabil, air diikat lebih kuat
daripada amonia yang mempunyai momen dipol kecil dan ion sianida
hanya memiliki kecenderungan kecil untuk membentuk kompleks
karena mereka hanya berada dalam larutan basa,dimana mereka tak
dapat bersaing dengan ion-ion hidroksil.
b. Kation dengan sub-kulit d yang terisi lengkap.
Yang khas dari grup ini adalah tembaga(I), perak(I), dan emas(I)
yang memperlihatkan sifat-sifat penerima kelas B. Ion-ion ini
mempunyai daya polarisasi yang tinggi, dan ikatan-ikatan yang
terbentuk dalam kompleks-kompleks merah memiliki watak kovalen
yang cukup berarti. Kompleks- kompleks akan lebih stabil dengan
semakin mulia logamnya dan semakin urang keelekronegatif atom
penyumbang dari ligannya. Begitulah, cadmium(II) dan
merkurium(II) membentuk kompleks-kompleks yang kuat dengan
ion I- dan CN-, tetapi kompleknya pada F- lemah
c. Ion-ion logam transisi dengan sub-kulit d yang tak lengkap.
Dalam grup ini baik kecenderungan kelas A maupun kelas B dapat
dikenali. Unsur dengan ciri-ciri kelas B membentuk suatu kelompok
yang kira-kira berbentuk segitiga dalam Tabel Berkala, dengan
puncaknya pada tembaga dan alasnya memebentang dari renium
sampai bismut. Disebelah kiri kelompok ini, unsure-unsur dalam
keadaan oksidasi yang tinggi, cenderung memeprlihatkan sifat-sifat
kelas A, sementara di sebelah kanan kelompok ini, keadaan oksidasi
yang lebih tinggi (dari) suatu unsur lebih memiliki watak kelas B.

2. Ciri-ciri khas ligan.


Di antara ciri-ciri khas ligan yang umum diakui sebagai
mempengaruhi kestabilan kompleks dalam mana ligan itu terlibat, adalah :
a. kekuatan basa dari ligan itu,
b. sifat-sifat penyepitan (jika ada), dan
c. efek-efek sterik (ruang).
Dari sudut pandangan aplikasi kompleks secara analisis, efek
penyepitan mempunyai arti yang teramat penting, maka hendaklah
diperhatikan secara khusus.
Istilah efek sepit mengacu pada fakta bahwa suatu kompleks
bersepit, yaitu kompleks yang dibentuk oleh suatu ligan bidentat atau
multidentat, adalah lebih stabil disbanding kompleks padanannya denga
ligan-ligan monodentat: semakin banyak titik lekat ligan itu kepada ion
logam,semakin besar kestabilan kompleks.
Efek sepit ini sering dapat disebabkan oleh kenaikan entropi yang
menyertai penyempitan; dalam hubungan ini, penggantian molekul-molekul
air dari ion terhidrasi haruslah diingat-ingat.
Efek sterik yang paling umum adalah efek yang menghambat
pembentukan kompleks yang disebabkan oleh adanya suatu gugusan besar
yang melekat pada atau berada berdekatan dengan atom penyumbang.
Suatu faktor lanjut yang juga harus dipertimbngkan dari sudut
pandangan aplikasi secara analitis dari kompleks-kompleks dan reaksireaksi pembentukkan kompleks adalah laju reaksi: agar berguna secara
analitis, biasanya reaksi diperlukan cepat.
Keinertan atau kelabilan kinetik dipengaruhi oleh banyak faktor,
tetapi pengamatan umum berikut ini merupakan pedoman yang baik akan
perilaku kompleks-kompleks dari berbagai unsur.
a) Unsur grup utama, biasanya membentuk kompleks-kompleks labil.
b) Dengan kekecualian Cr(III) dan Co(III), kebanyakan unsur transisi barispertama, membentuk kompleks-kompleks labil.
c) Unsur transisi baris kedua dan baris ketiga, cenderung membentuk
kompleks-kompleks inert.

Anda mungkin juga menyukai