Anda di halaman 1dari 8

Case Report Session

Sensorineural Hearing Loss


Disusun oleh :

Roy Raj Rajan A.Saiman

1301-1207-3054

Deni Kurniawan

1303-1208-0277

Pembimbing :

Prof.Dr.Teti HS.Madiadipoera,dr., SpTHT-KL(K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN
2009

STATUS PASIEN
I.

II.

Keterangan Umum
Nama

: Ny. Imas

Usia

: 45 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Rancaekek

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: karyawan pabrik

Agama

: Islam

Ianggal pemeriksaan

: 23 Oktober 2009

Anamnesis
Keluhan Utama : Kurang bisa mendengar
Anamnesis Khusus :
Sejak 2 bulan yang lalu os mengeluh tidak bisa mendengar yang
semakin lama semakin berat. Keluhan dirasakan hilang timbul. Os juga
mengeluhkan telinganya

berdengung dan tidak merasakan adanya

perasaan . Os pernah mendengarkan suara yang terlalu keras di tempat


kerja. Os juga mengeluh adanya nyeri telan. 2 tahun yang lalu os pernah
mengalami penyakit campaki. Tidak ada keluhan panas badan, pandangan
dobel,rasa penuh dan tidak nyaman di telinga, keluar cairan dari telinga.
Karena keluhan tersebut, penderita berobat ke Poli THT RSHS.
Tidak ada riwayat sakit telinga atau keluar cairan dari telinga.
Tidak ada riwayat nyeri kepala pada saat bangun tidur, rasa penuh di
wajah, dan menelan ingus. Tidak ada riwayat hidung sering tersumbat dan
hidung meler. Tidak ada riwayat bengkak-bengkak pada wajah atau
tungkai disertai dengan perubahan warna kencing menjadi merah. Tidak
ada riwayat mata merah, nyeri pada mata disertai gangguan penglihatan.
Tidak ada riwayat perdarahan yang sukar berhenti, mudah memar, gusi
berdarah, atau mimisan yang sulit berhenti. Tidak ada riwayat penurunan
berat badan. Tidak ada riwayat gatal-gatal setelah minum obat tertentu.

III.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum

: tampak sakit ringan

Kesadaran

: komposmentis

Tanda vital

: TD

: 100/70mmHg
N

: 80x/menit

: 20x/menit

:36,8oC

STATUS GENERALIS
Kepala

: Mata : -

konjungtiva tidak anemis


sklera tidak ikterik

Leher

: JVP tidak meningkat

KGB tidak teraba membesar


Dada

: bentuk dan gerak simetris


Pulmo : sonor, VBS kiri=kanan
Cor

Abdomen

: bunyi jantung murni reguler

: datar, lembut
Hepar dan lien tidak teraba
Bising usus (+) normal

Ekstremitas

: Akral hangat
Deformitas (-)

Neurologis

: Refleks fisiologis +/+


Refleks patologis -/-

STATUS LOKALIS
Telinga
Bagian
Preaurikula
Aurikula

Kelainan
Kongenital
Radang & tumor
Trauma
Kongenital
Radang & tumor
Trauma

Auris
Dextra
-

Sinistra
-

Retroaurikula

CAE

Membrana
Timpani

Edema
Hiperemis
Nyeri tekan
Sikatriks
Fistula
Fluktuasi
Kongenital
Kulit
Sekret
Serumen
Edema
Jaringan
granulasi
Warna
Intak
Refleks cahaya

Tenang
-

Tenang
-

Putih
keabuan
Intak
+

Putih
keabuan
Intak
+

Hidung
Pemeriksaan
Keadaan Luar
Rhinoskopi
anterior

Rhinoskopi
posterior

Bentuk &
ukuran
Mukosa
Sekret
Krusta
Concha inferior
Septum deviasi
Polip/tumor
Pasase udara
Mukosa
Koana
Sekret
Torus tubarius
Fossa
Rosenmuller

Nasal
Dextra
Sinistre
Dalam batas
Dalam batas
normal
normal
Tenang
Tenang
Eutrofi
Eutrofi
+
+
Tenang
Tenang
Tampak massa
Tampak massa
merah
merah
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai

Oral Cavity
Bagian
Kelainan
Mulut Mukosa mulut
Lidah
Palatum molle
Gigi geligi
Ovula
Halitosis
Tonsil

Mukosa
Besar
Kripta
Detritus
Perlengketan
Mukosa
Granula
Post nasal drip
Epiglotis
Kartilago
aritenoid
Plika ariepiglotis
Plika vestibularis
Plika vokalis
Cincin trachea
Rima glottis

Faring
Laring

Maxillofacial

Keterangan
Tenang
Bersih, basah, gerakan normal ke segala
arah
Tenamg, simetris
Caries (+)
Simetris
(-)
tenang
T1-T1
normal
Tidak hiperemis
Tidak ada
(-)
Tenang, massa (-)
Tenang, massa (-)
Tenang, massa (-)
Tenang, massa (-)
Tenang, massa (-)
Tenang, massa (-)
Terbuka cukup lebar

: Simetris
Parese N. cranialis (-)

Leher

: KGB tidak teraba membesar


Massa (-)

IV. Resume
Keluhan Utama : Kurang bisa mendengar
Anamnesis Khusus :
Seorang wanita yang berumur 45 tahun datang ke poli THT RSHS
dengan keluhan utama kurang bisa mendengar. Dari anamnesis khusus
didapatkan sejak 2 bulan yang lalu os mengeluh tuli. Keluhan dirasakan
hilang timbul. Os juga mengeluhkan telinganya berdengung. Os pernah
mendengarkan suara yang terlalu keras di tempat kerja. Os juga mengeluh
adanya nyeri telan. 2 tahun yang lalu os pernah mengalami penyakit
varisela. Keluhan serupa pertama kali dirasakan penderita 2 tahun yang
lalu.

Tidak ada riwayat otitis media, sinusitis, rhinitis, nefritis, iridosiklitis,


gangguan perdarahan, maupun alergi obat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis tampak sakit ringan,
komposmentis,febris. Status generalis lain dalam batas normal.
Pada pemeriksaan status lokalis, didapatkan :
ADS

: CAE tenang +/+, sekret -/-, serumen -/MT intak +/+, RC +/+, RA tenang +/+

CN

: Mukosa tenang +/+, sekret -/-, konka eutrofi +/+, SD (-)


PU +/+

NPOP

: Tonsil T1-T1 tenang, granul (+)

Faring tenang, laring tenang, MF simetris, laher: KGB tak teraba


membesar
MaksiloFasial : Simetris, PNC(-)
V. Diagnosis Kerja
obstruksi hearing loss ADS + faringitis
VI. Usulan Pemeriksaan Selanjutnya
-

Tes ABLB (Alternate Binaural Loudness Balance)

VII.Penatalaksanaan
Khusus

: Saran ABM (Alat Bantu Mendengar)


Neurodrex 2 x 1
Thiamfenikol 500mg 3x1

VIII.

Prognosis
Quo ad vitam ad bonam
Quo ad functionam ad bonam

PEMBAHASAN

Sensorineural Gangguan Pendengaran


Pendengaran sensorineural, juga dikenal sebagai saraf tuli, menyumbang 90% dari
orang dewasa masalah pendengaran. Gangguan pendengaran sensorineural terjadi
ketika sel-sel rambut di koklea (telinga dalam) menjadi rusak dan suara tidak
dapat mencapai otak (di mana suara yang diolah). Setelah sel-sel rambut rusak,
mereka tidak dapat diperbaiki, membuat gangguan pendengaran sensorineural
permanen. Gangguan pendengaran sensorineural biasanya menghasilkan
pengurangan secara keseluruhan dalam persepsi kenyaringan suara dan dapat juga
menyebabkan suara untuk menjadi terdistorsi. Alat bantu dengar dapat membantu
dalam banyak kasus.

Penyebab Gangguan Pendengaran

Sensorineural menyebabkan: sensorineural penyebab dari kerusakan pada


sel-sel rambut atau saraf pengertian gelombang suara.
o
o
o
o

Akustik trauma - berkepanjangan paparan suara keras


menyebabkan sel-sel rambut di koklea menjadi kurang sensitif.
Barotrauma (tekanan trauma) atau telinga meremas - Biasanya di
penyelam
Trauma kepala - Sebuah fraktur dari tulang temporal dapat
mengganggu saraf dari sistem pendengaran
Ototoxic obat - obat tertentu dapat mempengaruhi pendengaran
oleh merusak saraf yang terlibat dalam pendengaran. Biasanya ini
terjadi jika dosis besar atau beracun digunakan tetapi mungkin juga
terjadi dengan dosis rendah.
Antibiotik termasuk aminoglikosida (gentamisin,
vankomisin), erythromycins, dan minocycline
Termasuk diuretik furosemide dan asam ethacrynic
Salisilat (aspirin) dan non-steroid antiperadangan
(NSAIDs) seperti ibuprofen dan naproxen
Antineoplastik (kanker obat-obatan)

Vaskular penyakit (masalah dengan pembuluh darah) termasuk


penyakit sel sabit, diabetes, leukimia, polisitemia, dan penyakit di
mana terjadi penggumpalan darah yang berlebihan.

o
o

o
o

Anak-anak dan orang dewasa dengan ginjal masalah yang lebih


rentan terhadap gangguan pendengaran sensorineural.
Penyakit Meniere - Sebuah penyakit yang mempengaruhi
pendengaran dan keseimbangan. Memiliki bertahap mulai dan
sering berkembang menjadi tuli dan parah vertigo. The cause is
unknown. Penyebab tidak diketahui.
Akustik Neuroma - A tumor di saraf pendengaran. Biasanya
berhubungan dengan dering di telinga.
Infeksi
Mumps
Campak
Influenza
Herpes simpleks
Herpes zoster
Mononucleosis
Sifilis
Meningitis
Penuaan (presbycusis)

Anda mungkin juga menyukai