ATTENTION DEFICIT
HYPERACTIVITY DISORDER
(ADHD )
Oleh :
Muhammad Julpian (1102008162)
Pembimbing:
dr. Isa Multazam Noor, Sp.KJ
Ilustrasi Kasus
Seorang anak laki-laki 5 tahun dirujuk ke Dokter anak oleh gurunya pada minggu kedua
di sebuah TK karena kesulitan untuk dikontrol dan menunjukkan tanda impulsivitas dan tidak
perhatian : (1) dia berpindah sangat cepat dari satu kegiatan ke kegiatan lain, bertindak
impulsif dan kadang terlalu agresif, tidak bisa menunggu gilirannya saat bermain game atau
diskusi kelompok, dan umumnya sangat harus selalu diawasi. (2) ia sangat mudah teralihkan
dan kesulitan untuk mendengarkan apa yang dikatakan kepadanya atau fokus pada tugas
sekolah maupun aktivitas bermain lainnya.
Meski cemas akan perilaku anaknya di TK, ibunya berkata dirinya menduga hal itu
akan terjadi mengingat si anak juga mengalami masalah yang sama di beberapa PAUD
yang telah ia ikuti sebelumnya. "Dia bahkan hiper sebelum dia lahir, ibunya menjelaskan.
Terkadang saya berpikir dia bergulat di dalam perut saya. Setelah ia lahir, dirinya selalu aktif
energik; dia bahkan banyak bergerak saat tidur"
2. Terdapat minimal 6 (atau lebih) gejala-gejala hiperaktivitasimpulsivitas berikut yang menetap dan telah berlangsung sekurangkurangnya 6 bulan sampai ke tingkat yang maladaptif dan tidak sesuai
dengan tingkat perkembangan anak:
Hiperaktivitas
a. Seringkali tidak bisa duduk diam atau kaki-tangannya bergerak-gerak
terus dengan gelisah.
b. Seringkali tidak mampu duduk diam di kursinya di dalam kelas atau
pada situasi dimana anak diharapkan duduk diam.
c. Seringkali berlari-lari atau memanjat-manjat secara berlebihan pada
situasi-situasi yang tidak sesuai atau pada situasi-situasi yang tidak
seharusnya (misalnya pada remaja atau orang dewasa, mungkin
dibatasi oleh perasaan kegelisahan yang subjektif).
d. Seringkali mengalami kesulitan dalam bermain atau dalam kegiatan
menyenangkan bersama yang memerlukan ketenangan.
e. Seringkali bergerak atau sepertinya digerakkan oleh mesin.
f. Seringkali berbicara berlebihan.
Impulsivitas
g. Seringkali memberikan jawaban sebelum pertanyaan selesai diajukan.
h. Seringkali mengalami kesulitan dalam menunggu giliran.
i. Seringkali menginterupsi atau mengintrusi orang lain (misalnya dalam
bermain atau berbicara dengan orang di sekitarnya.
I
II
III
IV
TINJAUAN PUSTAKA
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Definisi
Anak
dengan
Gangguan
Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH /
ADHD) anak menunjukkan perilaku hiperaktif,
impulsif dan sulit memusatkan perhatian
(inatensi) yang timbulnya sering, persisten
dengan
tingkat
yang
lebih
berat
jika
dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.
Prevalensi
Umum timbul < 7 tahun
Usia SD > remaja & dewasa
Anak laki-laki > perempuan (3-4 : 1)
Klasifikasi
Berdasarkan DSM IV dari American Psychiatric Association
(APA), ADHD dibagi menjadi 3 tipe :
Etiologi
Struktur Otak
Pada penelitian menggunakan teknik imaging
menunjukkan adanya perbedaan ukuran pada beberapa
bagian otak pada anak dengan ADHD yang dibandingkan
dengan anak tanpa ADHD
Lobus Prefrontal
Berlokasi di bagian frontal otak.
Proses editing perilaku, mengurangi
distraktibilitas, membantu kesadaran diri
dan waktu seseorang
Pada anak dengan ADHD bagian prefrontal
ini menjadi kurang aktif dibanding
anak tanpa gangguan ini.
Cerebellum
Suatu bagian dibawah otak.
Bagian ini membantu mengontrol tonus dan keseimbangan
otot, dan menyamakan aktivitas otot.
Bagian ini menjadi lebih kecil pada anak dengan ADHD
Kimiawi otak
Dopamine merupakan neurotransmitter yang
mempengaruhi fungsi mental maupun emosional (ADHD =
ambilan kembali ke dalam sel neuron di daerah sistem
limbik dan lobus prefrontal (Dopamine Transporter Gene))
Faktor Genetik
Faktor Nutrisi
Malnutrisi
Faktor Neurologis
Suatu korelasi fisiologis : ditemukanya berbagai pola
elektroensefalogram (EEG) abnormal yang terdisorganisasi
dan karakteristik untuk anak kecil.
Pada beberapa kasus temuan EEG menjadi normal dengan
berjalannya waktu
Faktor Psikososial
Penatalaksanaan
1. Pendekatan psikofarmakologi
Pilihan pertama :
Obat golongan psikostimulan:
Golongan metilfenidat (sediaan tablet 10 mg, dan
20 mg) 0,3-0,7/ KgBB/ hari).
Golongan deksamfetamin
Golongan pamolin
Obat golongan antidepresan inhibitor metabolisme
dopamine dan norepineprin.
obat antidepresan golongan penghambat ambilan
serotonin yang bekerja secara spesifik (SSRI=
serotonin specific reuptake inhibitor) : flouxetine 0,6
mg/KgBB
obat antidepresan golongan monoamine oksidase
inhibitor (MAOI): moclobamide 3-5 mg/KgBB/hari
dibagi dalam 2 dosis pemberian.
Obat golongan antipsikotik atipikal : risperidone
menurunkan perilaku hiperaktivitas dan agresivitas,
2. Pendekatan psikososial
Pelatihan keterampilan sosial.
Edukasi bagi orang tua dan guru
Modifikasi perilaku : suatu teknik terapi perilaku dengan
menggunakan prinsip ABC (Antecedent Behaviour, and
Consequence).
Antecedent : semua bentuk sikap, perilaku dan juga
kondisi yang terjadi sebelum anak menampilkan
perilaku tertentu, misalnya cara orang tua/guru
memberikan instruksi pada anak.
Behavior : perilaku yang ditampilkan oleh anak (yang
sebenarnya ingin diubah)
Consequence : reaksi orang tua/guru yang terjadi
setelah anak menunjukkan perilaku tertentu. Dalam
modifikasi perilaku maka orang tua dan guru
diharapkan untuk merubah antecedents dan juga
consequentnya sehingga diharapkan anak juga dapat
merubah perilaku yang tadinya kurang adaptif
menjadi lebih adaptif dengan lingkungan sekitarnya.
PENCEGAHAN
Sampai saat ini belum diketahui cara
mencegah terjadinya ADHD
Beberapa penelitian mengindikasikan
hubungan antara ibu hamil yang
merokok
Hindari merokok, alkohol, obatobatan selama kehamilan dapat
membantu mencegah risiko tinggi
terbentuknya ADHD atau perilaku
Prognosis
Remisi kemungkinan tidak terjadi sebelum usia 12
tahun, biasanya antara usia 12 dan 20 tahun.
Kira kira 15 20% kasus, gejala ADHD menetap
sampai masa dewasa.
Anak anak dengan ADHD yang gejalanya menetap
sampai masa remaja adalah berada dalam resiko
tinggi untuk mengalami gangguan konduksi.
50% anak anak dengan gangguan tingkah laku
akan mengembangkan gangguan kepribadian anti
sosial di masa dewasanya.
Hasil yang optimal tampaknya dipermudah dengan
menghilangkan agresi anak dan dengan memperbaiki
fungsi keluarga sedini mungkin.