Anda di halaman 1dari 39

Winasih R., S.Si., Apt.

HACCP - KABM

Latar belakang

Globalisasi perdagangan pangan hasil pertanian


sudah mulai meluas ke berbagai negara

Memperbesar kemungkinan timbulnya bahaya


yang terkandung dalam makanan yang akan
dikonsumsi

Tuntutan akan jaminan keamanan pangan yang


dikonsumsi meningkat

Meningkatnya kesadaran masyarakat akan


pentingnya kesehatan pangan yang dikonsumsi

Konsumen menyadari kemanan pangan hasil


pertanian tidak dapat dijamin hanya dengan
hasil uji produk akhir dari laboratorium
HACCP - KABM

Produk yang aman:

dari bahan baku yang baik,


ditangani secara baik dan benar,
serta diolah dan didistribusikan
secara baik

dihasilkan produk
yang baik

Jauh dari potensi bahaya yang


berasal dari cemaran fisik, kimia
(termasuk pestisida) dan
mikrobiologi.

HACCP - KABM

HACCP
Hazard Analysis Critical Control Point
(HACCP) adalah suatu sistem kontrol dalam
upaya pencegahan terjadinya masalah
yang didasarkan atas identifikasi titik-titik
kritis di dalam tahap penanganan dan
proses produksi.

HACCP - KABM

HACCP
Menurut SNI 01-4852-1998, HACCP (Hazard
Analysis Critical Control Points) adalah
piranti
untuk
menilai
bahaya
dan
menetapkan sistem pengendalian yang
memfokuskan
pada
pencegahan
daripada mengandalkan sebagian besar
pengujian produk akhir (end product
testing) atau suatu sistem pencegahan
untuk keamanan pangan.
HACCP - KABM

HACCP
HACCP merupakan salah satu bentuk
manajemen resiko yang dikembangkan
untuk
menjamin
keamanan
pangan
dengan
pendekatan
pencegahan
(preventive)
yang
dianggap
dapat
memberikan jaminan dalam menghasilkan
makanan yang aman bagi konsumen.

HACCP - KABM

Penerapan sistem
Sistem ini dapat diterapkan dalam rantai produksi
pangan mulai dari:

produsen utama bahan baku pangan,


penanganan,
pengolahan,
distribusi,
pemasaran,
sampai dengan pengguna akhir (konsumen)

Dengan kata lain HACCP bekerja secara proaktif di


sepanjang mata rantai produksi

HACCP - KABM

Tujuan HACCP
Tujuan secara umum yaitu:
Meningkatkan kesehatan masyarakat
dengan cara mencegah atau mengurangi
kasus keracunan dan penyakit melalui
makanan (Food borne disease).

HACCP - KABM

Tujuan khusus

Mengevaluasi cara produksi makanan/bahan


pangan untuk mengetahui bahaya yang mungkin
terjadi

Memperbaiki cara produksi makanan/bahan


pangan dengan memberikan perhatian khusus
terhadap tahap-tahap proses atau mata rantau
produksi yang dianggap kritis.

Memantau & mengevaluasi cara menangani dan


mengolah makanan serta menerapkan sanitasi
dalam memproduksi makanan,

Meningkatkan pemeriksaan secara mandiri


terhadap industri pangan oleh operator dan
karyawan.
HACCP - KABM

10

Food Safety
Yang dimaksud food safety adalah
keamanan makanan terhadap berbagai
macam bahaya (hazard).
Bahaya
(hazard)
adalah
suatu
kemungkinan terjadinya masalah atau
resiko secara biologi, kimia dan fisik dalam
suatu
produk
pangan
yang
dapat
menyebabkan gangguan kesehatan pada
manusia.
HACCP - KABM

11

a. Bahaya biologis
Berasal dari mikroorganisme yang bersifat
pathogen seperti:
Bakteri (E. coli, Clostorium botulinum,
Salmonella spp, Staphilococcus aureus, Vibrio
Cholerae); dapat menyebabkan sakit perut,
diare, infeksi, keracunan, dan kematian.
Virus (Hepatitis A, Norwalk); dapat
menyebabkan infeksi hati.
Prozoa atau parasit (Entamoeba histolytica,
Ascaris lumbricoides); dapat menyebabkan
desentri, diare,kram perut,kehilangan berat
badan, infeksi usus dan paru-paru.
HACCP - KABM

12

b. Bahaya kimiawi

Scrombrotoxin (histamine); menyebabkan


keracunan,alergi;

Shellfish toxin:
- Diarrheic shellfish poisoning (DSP); menyebabkan diare;
- Neurotoxic sheilfish poisoning (NSP); meyebabkan
gangguan syaraf.

Residu Obat-obatan; menyebabkan keracunan;

Bahan-bahan kimia yang tidak sengaja ditambahkan ;


pestisida,fungisida,herbisida,pupuk,antibiotika,
pelumas,
cat, pembersih, air raksa, dan lain-lain; dapat
menyebabkan keracunan,gangguan fungi organ tubuh.
HACCP - KABM

13

c. Bahaya fisika
berasal dari adanya benda-benda seperti:
pecahan gelas/kaca,logam (peniti, klip,
stapler,dll),
potongan kayu,
rambut,
serpihan plastik,
tulang duri,
potongan kuku,dan sebagainya.
HACCP - KABM

14

Penerapan HACCP

Dalam industri pangan memerlukan


komitmen yang tinggi dari pihak
manajemen
perusahaan
yang
bersangkutan.
Agar penerapan HACCP ini sukses maka
perusahaan perlu memenuhi prasyarat
dasar industri pangan yaitu, telah
diterapkannya
Good
Manufacturing
Practices (GMP) dan Standard Sanitation
Operational Procedure (SSOP).
HACCP - KABM

15

Langkah-langkah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.

Pembetukan tim
Deskripsi produk
Identifikasi pengguna yang dituju
Penyusunan diagram alir proses
Verifikasi diagram alir proses
Analisa bahaya (prinsip 1)
Penetapan Critical control point (CCP)
(prinsip 2)
HACCP - KABM

16

8. Penetapan Critical limit (prinsip 3)


9. Prosedur Pemantauan CCP (Prinsip 4)
10. Penetapan Tindakan Koreksi (Prinsip 5)
11. Verifikasi Program HACCP (Prinsip 6)
12. Perekaman Data/Dokumentasi (Prinsip 7)

(12 langkah dan 7 prinsip)


HACCP - KABM

17

1.Pembentukan Tim HACCP

Tim HACCP yang melibatkan semua komponen


dalam industri yang terlibat dalam menghasilkan
produk pangan yang aman.
Terdiri dari
individu-individu
dengan
latar
belakang pendidikan atau disiplin ilmu yang
beragam, dan memiliki keahlian spesifik dari
bidang ilmu yang bersangkutan, misalnya ahli
mikrobiologi, ahli mesin/ engineer , ahli kimia, dan
lain sebagainya sehingga dapat melakukan
brainstorming dalam mengambil keputusan.
Jika keahlian tersebut tidak dapat diperoleh dari
dalam perusahaan, saran-saran dari para ahli
dapat diperoleh dari luar.
HACCP - KABM

18

2. Deskripsi produk
Deskripsi

produk yang dilakukan berupa


keterangan lengkap mengenai produk,
termasuk
jenis
produk,
komposisi,
formulasi, proses pengolahan, daya
simpan, cara distribusi, serta keterangan
lain yang berkaitan dengan produk.
Semua informasi tersebut diperlukan Tim
HACCP untuk melakukan evaluasi secara
luas dan komprehensif.
HACCP - KABM

19

3. Identifikasi pengguna yang


dituju
tim

HACCP
menuliskan
kelompok
konsumen yang mungkin berpengaruh
pada keamanan produk.
Konsumen ini dapat berasal dari orang
umum atau kelompok masyarakat khusus,
misalnya kelompok balita atau bayi,
kelompok remaja, atau kelompok orang
tua.
HACCP - KABM

20

4. Penyusunan diagram alir


proses
Mencatat

seluruh proses sejak diterimanya


bahan baku sampai dengan dihasilkannya
produk jadi untuk disimpan dan didistribusikan
Diagram alir proses disusun dengan tujuan
untuk menggambarkan keseluruhan proses
produksi.
Diagram alir proses ini selain bermanfaat untuk
membantu tim HACCP dalam melaksanakan
kerjanya, dapat juga berfungsi sebagai
pedoman bagi orang atau lembaga lainnya
HACCP - KABM
yang ingin mengerti proses dan verifikasinya.

21

5. Verifikasi Diagram Alir


Proses
tim

HACCP harus meninjau operasinya


untuk
menguji
dan
membuktikan
ketepatan serta kesempurnaan diagram
alir proses tersebut.
Bila ternyata diagram alir proses tersebut
tidak tepat atau kurang sempurna, maka
harus dilakukan modifikasi.
Diagram alir proses yang telah dibuat dan
diverifikasi harus didokumentasikan.
HACCP - KABM

22

6. Analisa Bahaya
(Prinsip 1)
Analisa

bahaya amat penting untuk


dilakukan
terhadap
bahan
baku,
komposisi,
setiap
tahapan
proses
produksi, penyimpanan produk, dan
distribusi, hingga tahap penggunaan oleh
konsumen.
Tujuan analisis bahaya adalah untuk
mengenali bahaya-bahaya apa saja
yang mungkin terjadi dalam suatu proses
pengolahan sejak awal hingga ke tangan
HACCP - KABM
konsumen.

23

Analisis

bahaya terdiri dari tiga tahap


yaitu, identifikasi bahaya, penetapan
tindakan
pencegahan
(preventive
measure), dan penentuan kategori resiko
atau signifikansi suatu bahaya.
Dengan demikian, perlu dipersiapkan
daftar bahan mentah dan ingredient
yang digunakan dalam proses, diagram
alir proses yang telah diverifikasi, serta
deskripsi dan penggunaan produk yang
mencakup kelompok konsumen beserta
cara konsumsinya, cara penyimpanan,
dan lain sebagainya.
HACCP - KABM

24
Kelompok Bahaya

Karakteristik Bahaya

Bahaya A

Produk-produk pangan yang tidak steril dan dibuat


untuk konsumsi kelompok beresiko (lansia, bayi,
immunocompromised )

Bahaya B

Produk mengandung ingridient sensitif terhadap bahaya


biologi, kimia atau fisik

Bahaya C

Proses tidak memiliki tahap pengolahan yang terkendali


yang secara efektif membunuh mikroba berbahaya
atau menghilangkan bahaya kimia atau fisik

Bahaya D

Produk mungkin mengalami rekontaminasi setelah


pengolahan sebelum pengemasan

Bahaya E

Ada potensi terjadinya kesalahan penanganan selama


distribusi atau oleh konsumen yang menyebabkan
produk berbahaya

Bahaya F

Tidak ada tahap pemanasan akhir setelah pengemasan


atau di tangan kosumen atau tidak ada pemanasan
akhir atau tahap pemusnahan mikroba setelah
pengemasan sebelum memasuki pabrik (untuk bahan
baku ) atau tidak ada cara apapun bagi konsumen
untuk mendeteksi, menghilangkan atau
menghancurkan bahaya kimia atau fisik

HACCP - KABM

25

Penetapan kategori resiko


Karakteristik Bahaya

Kategori
Resiko

Jenis bahaya

Tidak mengandung bahaya A sampai F

(+)

Mengandung satu bahaya B sampai F

(++)

II

Mengandung dua bahaya B sampai F

(+ + +)

III

Mengandung tiga bahaya B sampai F

(+ + + +)

IV

Mengandung empat bahaya B sampai F

(+ + + + +)

Mengandung lima bahaya B sampai F

A+ (kategori khusus)
dengan atau tanpa
bahaya B-F

VI

Kategori resiko paling tinggi (semua produk yang


mempunyai bahaya A)

HACCP - KABM

26

Signifikasi bahaya
Tingkat Keparahan (Severity)
Peluang Terjadi (Reasonably
likely to occur)

Ll

Ml

Hl

Lm

Mm

Hm*

Lh

Mh*

Hh*

Umumnya dianggap signifikan dan akan diteruskan/dipertimbangkan dalam


penetapan CCP
Keterangan : L=l= low, M=m= medium, H=h=high

HACCP - KABM

27

7. Penetapan Critical
Control Point (Prinsip 2)
CCP atau Titik Kendali Kritis didefinisikan sebagai
suatu titik, langkah atau prosedur dimana
pengendalian dapat diterapkan dan bahaya
keamanan pangan dapat dicegah, dihilangkan
atau diturunkan sampai ke batas yang dapat
diterima. Pada setiap bahaya yang telah
diidentifikasi dalam proses sebelumnya, maka
dapat ditentukan satu atau beberapa CCP
dimana suatu bahaya dapat dikendalikan.
HACCP - KABM

28

Decision tree

HACCP - KABM

29

8. Penetapan Critical Limit


(Prinsip 3)
Critical

limit (CL) atau batas kritis adalah


suatu kriteria yang harus dipenuhi untuk
setiap tindakan pencegahan yang ditujukan
untuk menghilangkan atau mengurangi
bahaya sampai batas aman.
Batas ini akan memisahkan antara "yang
diterima" dan "yang ditolak", berupa kisaran
toleransi pada setiap CCP.
HACCP - KABM

30

Contoh Critical Limit (Batas


Kritis) Pada CCP
Critical Control Point

Komponen Kritis

Proses Sterilisasi Makanan


Kaleng

Suhu awal
Berat kaleng setelah diisi
Isi kaleng

Pemanasan hamburger

Tebal hamburger
Suhu pemanasan
Waktu pemanasan

Penambahan asam ke
minuman asam

PH produk akhir

Deteksi logam pada


pengolahan biji-bijian

Kalibrasi detektor
Sensitivitas detektor

HACCP - KABM

31

9. Prosedur Pemantauan
CCP (Prinsip 4)
Kegiatan

pemantauan (monitoring) adalah


pengujian dan pengamatan terencana dan
terjadwal (waktu dan frekuensi) terhadap
efektifitas proses untuk menjamin keamanan
produk.
CCP dan CL dipantau oleh personel yang
terampil
Pemantauan
dapat berupa pengamatan
(observasi) yang direkam dalam suatu checklist
HACCP -yang
KABM
atau pun merupakan suatu pengukuran
direkam ke dalam suatu datasheet.

32

10. Penetapan Tindakan


Koreksi (Prinsip 5)
Tindakan

koreksi yang dilakukan jika


terjadi
penyimpangan,
sangat
tergantung pada tingkat risiko produk
pangan.
Pada produk pangan berisiko tinggi
misalnya, tindakan koreksi dapat berupa
penghentian proses produksi sebelum
semua
penyimpangan
dikoreksi/
diperbaiki, atau produk ditahan/tidak
dipasarkan dan diuji keamanannya. HACCP - KABM

33

11. Verifikasi Program


HACCP (Prinsip 6)
Verifikasi

adalah metode, prosedur dan


uji yang digunakan untuk menentukan
bahwa sistem HACCP telah sesuai
dengan
rencana
HACCP
yang
ditetapkan.
Dengan
verifikasi maka diharapkan
bahwa kesesuaian program HACCP
dapat
diperiksa
dan
efektifitas
pelaksanaan HACCP dapat dijamin.
HACCP - KABM

34

Kegiatan verifikasi

Penetapan jadwal inspeksi verifikasi yang tepat


Pemeriksaan kembali rencana HACCP
Pemeriksaan catatan CCP
Pemeriksaan catatan penyimpangan dan disposisi
inspeksi visual terhadap kegiatan untuk mengamati jika
CCP tidak terkendalikan
Pengambilan contoh secara acak
Catatan tertulis mengenai inspeksi verifikasi yang
menentukan kesesuaian dengan rencana HACCP, atau
penyimpangan dari rencana dan tindakan koreksi yang
dilakukan.
HACCP - KABM

35

12. Perekaman
Data/Dokumentasi (Prinsip 7)

Dokumentasi program HACCP meliputi pendataan tertulis


seluruh program HACCP sehingga program tersebut
dapat diperiksa ulang dan dipertahankan selama periode
waktu tertentu.
Dokumentasi mencakup semua catatan mengenai CCP,
CL, rekaman pemantauan CL, tindakan koreksi yang
dilakukan terhadap penyimpangan, catatan tentang
verifikasi dan sebagainya.
Dokumen ini dapat ditunjukkan kepada inspektur
pengawas makanan jika dilakukan audit eksternal dan
dapat juga digunakan oleh operator.
HACCP - KABM

36

Contoh HACCP
PENERAPAN

HACCP PADA PRODUKSI


TELUR MATA SAPI
http://ariensiwe.blogspot.com/2013/04/c
ontoh-penerapan-haccp-padaproduksi.html

HACCP - KABM

37

HACCP - KABM

38

Tugas
1

kelompok terdiri dari 10-15 org


Membuat makalah salah satu contoh
produk yang menerapkan HACCP
Tugas dikumpulkan sebelum UAS

HACCP - KABM

39

Terima kasih

HACCP - KABM

Anda mungkin juga menyukai