Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semenjak diadakan ICPD (International Conference on Population and
Development) pada tahun 1994 di Kairo, paradigm pembangunan kesehatan
beralih dari mengendalikan populasi dengan menurunkan fertilitas menjadi
terfokus pada kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi manusia.
Rendahnya pemenuhan hak-hak reproduksi dapat diketahui dengan masih
tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Bawah Lima Tahun (AKBalita). Masalah kesehatan reproduksi
perempuan, termasuk perencanaan kehamilan dan persalinan yang aman secara
medis juga harus menjadi perhatian bersama, bukan hanya kaum perempuan saja
karena hal ini akan berdampak luas dan menyangkut berbagai aspek kehidupan
yang menjadi tolok ukur dalam pelayanan kesehatan.
Program keluarga berencana memiliki makna yang sangat strategis,
komprehensif dan fundamental dalam mewujudkan manusia Indonesia yang
sehat dan sejahtera. UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga menyebutkan bahwa keluarga
berencana adalah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan
sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas

PPuskesmas sebagai pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang


bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja memiliki 6 upaya wajib yang harus dilaksanakan, salah satunya adalah
upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana.
Mengingat pentingnya peran kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, maka perlu dilakukan pengkajian
terhadap upaya kesehatan reproduksi dan keluarga berencana di puskesmas
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan reproduksi masyarakat dan
peningkatan pelayanan KB terhadap masyarakat.

1.2 Tujuan
a) Tujuan Umum
Mengetahui tentang Program Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
di puskesmas secara umum.

b) Tujuan Khusus
1. Mengetahui tentang Program Kesehatan Reproduksi di Puskesmas
Andalas Kota Padang
2. Mengetahui tentang Keluarga Berencana di Puskesmas Andalas Kota
Padang.

1.3 Batasan Masalah


Makalah ini membahas Program Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
di Puskesmas Andalas Kota Padang.

1.4 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah merujuk pada berbagai literature,
laporan tahunan Puskesmas Andalas, dan berdiskusi dengan penanggung jawab
program Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana di Puskesmas Andalas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
a) Pengertian Kesehatan Reproduksi
Pengertian kesehatan reproduksi dimuat dalam Undang-undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang kesehatan, yaitu sebuah keadaan sehat secara fisik,
mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan yang berkaitan dengan system, fungsi, dan proses reproduksi pada
laki-laki dan perempuan.

b) Pengertian Keluarga Berencana


Undang-undang

Nomor

52

Tahun

2009

tentang

perkembangan

kependudukan dan pembengunan keluarga menyebutkan bahwa keluarga


berencana adalah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia idel
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

2.2 Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi


Kebijakan Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia menetapkan bahwa
kesehatan reproduksi mencakup 5 (lima) komponen/program terkait, yaitu:
Program Kesehatan Ibu dan Anak, Program Keluarga Berencana, Program
Kesehatan Reproduksi Remaja, Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, dan Program Kesehatan
Reproduksi pada Usia Lanjut. Pelaksanaan Kesehatan Reproduksi dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan siklus hidup (life-cycle approach) agar
diperoleh sasaran yang pasti dan pelayanan yang jelas berdasarkan kepentingan
sasaran/klien dengan memperhatikan hak reproduksi mereka.
Saat ini, prioritas kesehatan reproduksi di Indonesia baru mencakup empat
komponen/program, yaitu: Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, Keluarga
Berencana,

Kesehatan

Reproduksi

Remaja,

serta

Pencegahan

dan

Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS.


a) Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi menurut Undang-undang Nomor
36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
1. Saat sebelum hamil, hamil, melahirkan, dan sesudah melahirkan
2. Pengaturan kehamilan, alat kontrasepsi, dan kesehatan seksual
3. Kesehatan sistem reproduksi

b) Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi menurut Departemen Kesehatan


Republik Indonesia
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Keluarga berencana
3. Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Menular Seksual (IMS)
termasuk HIV/ AIDS
4. Kesehatan reproduksi remaja
5. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
6. Kanker pada usia lanjut dan/ atau osteoporosis
7. Berbagai program pelayanan lain yang terkait dengan aspek kesehatan
reproduksi, misalnya penanganan kanker leher rahim, kanker
payudara, dll.

c) Ruang Lingkup Keluarga Berencana


1. Komunikasi informasi dan edukasi.
2. Konseling.
3. Pelayanan infertilitas.
4. Pendidikan seks.
5. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan.
6. Konsultasi genetik

2.4 Masalah Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana


1) Masalah Kesehatan Reproduksi
Berikut ini merupakan beberapa masalah yang terjadi pada komponen
kesehatan reproduksi yang dapat memberikan gambaran umum keadaan
kesehatan reproduksi:
a) Angka Kematian Ibu yang masih tinggi
Angka kematian ibu diketahui dari catatan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SKDI). Pada tahun 1992 AKI di Indonesia adalah
390 per 100.000 kelahiran hidup. Penurunan AKI terjadi sangat lambat,
yaitu menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995 dan 307
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2000 lalu menjadi 228 per
kelahiran hidup pada tahun 2007, pada tahun 2015 ditargetkan menjadi
108 per 100.000 kelahiran hidup. Akan tetapi lonjakan angka kematian
ibu terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Lonjakan AKI menggambarkan masih rendahnya tingkat
kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat, status gizi dan status
kesehatan ibu, cakupan dan kualitas pelayanan untuk ibu hamil, ibu
melahirkan, dan ibu nifas, serta kondisi kesehatan lingkungan.

b) Angka Kematian Bayi


Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sebesar 32 per 1000
kelahiran hidup (SDKI 2012). Walaupun demikian AKB tersebut sudah
menurun sebesar 44% selama 18 tahun ini yaitu dari 57 per 1000

kelahiran hidup pada tahun 1990-1994, menjadi 32 per 1000 kelahiran


hidup pada tahun 2008-2012. Sekitar 40% kematian bayi tersebut terjadi
pada bulan pertama kehidupannya. Penyebab kematian pada masa
perinatal/neonatal pada umumnya berkaitan dengan kesehatan ibu selama
hamil, kesehatan janin selama di dalam kandungan dan proses
pertolongan persalinan yang diterima ibu/bayi, yaitu asfiksia, hipotermia
karena prematuritas/ BBLR, trauma persalinan dan tetanus neonatorum.

2) Masalah Keluarga Berencana


Terdapat tiga indikator tambahan yang berkaitan dengan KB dalam
Millenium Development Goals (MDGs) 2015yang diharapkan akan
memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kesehatan ibu. Indikator
tersebut adalah Contraceptive Prevalence Rate (CPR), Age Specific Fertility
Rate (ASFR), dan unmet need. Target nasional indikator tersebut pada tahun
2015 adalah CPR sebesar 65%, ASFR usia 15-19 tahun sebesar 30/1000
perempuan usia 15-19 tahun dan unmet need 5%.
Dalam upaya akselerasi pembangunan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (KKB), dengan memperhatikan RPJMN dan Renstra BKKBN
tahun 2010-2014, maka telah direvisi sasaran yang hendak dicapai pada
tahun 2014. Sasaran yang hendak dicapai pada tahun 2014 adalah TFR
sebesar 2,36, CPR sebesar 60,1% dan unmet need sebesar 6,5%.

Dalam satu dekade terakhir, keberhasilan pelayanan Keluarga Berencana


di Indonesia mengalami suatu keadaan stagnan, ditandai dengan
kurangnya perbaikan beberapa indikator KB yaitu CPR, unmet need dan
Total Fertility Rate (TFR).

2.4 Upaya Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana di Puskesmas


1) Upaya Kesehatan Reproduksi
Pada saat ini, prioritas Kesehatan Reproduksi di Indonesia mencakup empat
komponen/program terkait yaitu Kesehatan ibu dan Bayi Baru Lahir,
Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi Remaja, serta Pencegahan dan
Penaggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS), termasuk

HIV/AIDS.

Pelayanan yang mencakup empat komponen/program prioritas yang terkait


ini disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE). Jika PKRE
ditambah dengan pelayanan yang diberikan akan mencakup seluruh (lima)
komponen Kesehatan Reproduksi, yang disebut Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Komrehensif (PKRK).
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial/PKRE, dengan
demikian bertumpu pada pelayanan dari masing-masing program terkait yang
sudah tersedia di tingkat pelayanan dasar. Ini berarti bahwa Paket Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Esensial bukan suatu program pelayanan yang baru
maupun berdiri sendiri, tetapi merupakan keterpaduan berbagai pelayanan
dari program yang terkait itu, dengan tujuan agar sasaran memperoleh semua
pelayanan secara terpadu dan berkualitas, termasuk dalam aspek komunikasi,

informasi dan edukasi (KIE). Dalam kerangka Kesehatan Reproduksi, maka


pelayanan masing-masing program terkait akan didasarkan pada kepentingan
sasaran/konsumen sesuai dengan tahap dalam siklus hidup. Bentuk
Operasional dari kegiatan PKRE ini adalah Pelayanan Terpadu Kesehatan
Reproduksi yang terdiri atas pelayanan dari masing-masing programprogram terkait yang dilaksanakan secara terpadu, berkualitas, dan
didasarkan pada kepentingan sasaran/klien dengan memperhatikan hak
Reproduksi mereka.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi terdiri atas 3 tahapan,
yaitu sebagai berikut:
a) Persiapan Operasional Pelayanan Terpadu Kesehatan Reproduksi
1. Sosialisasi Informasi Kesehatan Reproduksi di tingkat Puskesmas
2. Kajian atas program-program pelayanan dalam paket Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE)
3. Kajian atas kesesuaian pelayanan klinis dengan Protap Pelayanan
Terpadu Kesehatan Reproduksi.
4. Kajian atas manajemen Data Paket PKRE
5. Penyesuaian alur pelayanan klinis, manajemen data dan logistic
paket PKRE

b) Pelaksanaan Pelayanan Terpadu


Penyesuaian protap pelayan terpadu untuk pelayanan:
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Keluarga berencana
3. Kesehatan reproduksi remaja
4. Pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
5. Kesehatan reproduksi usia lanjut

c) Pemantauan dan Penilaian


Pemantauan dan penilaian Pelayanan Terpadu Kesehatan Reproduksi di
Puskesmas dapat dilakukan dengan mengevaluasi hasil pelayanan melalui
kajian atas hasil pencapaian Indikator Kesehatan Reproduksi, yang terdiri
dari:
1.

Jumlah Ibu mati saat melahirkan

2. Jumlah bayi mati sebelum berusia 1 tahun


3.

Cakupan Pelayanan atenatal/K1 (target:95%)

4.

Cakupan Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan/PN (target 90%)

5.

Penanganan komplikasi/kasus obstetric (target 12% dari persalinan)

6.

Cakupan pelayanan nifas bagi Ibu dan bayi baru lahir (target 90%)

7.

Prevalensi anemia pada ibu hamil (target 35%)

8.

Prevalensi BBLR (target 5%)

9.

Cakupan pelayanan KB Modem pada PUS (target 70%)

10. Cakupan pelayanan KB untuk laki-laki (target 8%)

11. Prevalensi kehamilan dengan 4 terlalu (target: 50% dari data 1997)
12. Penurunan kejadian komplikasi pelayanan KB (target:semua kasus
tetangani)
13. Penurunan angka drop out KB (tidak ada yang drop out)
14. Prevalensi gonorrhea dalam kelompok risiko tinggi (target:10%)
15. Prevalensi angka HIV dalam kelompok risiko tinggi (target:1%)
16. Prevalensi Anemia pada remaja (target:20%)
17. Cakupan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (target:85%
untuk dalam jalur dalam sekolah dan 20% untuk jalur diluar sekolah)

2) Upaya Keluarga Berencana


Sasaran prioritas Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun2014 yaitu
menurunkan TFR menjadi sebesar 2,36 yang ditandai dengan meningkatnya
CPR (cara modern) sebesar 60,1% dan unmet need sebesar 6,5%. Kegiatan
tersebut berupa:
a) Peningkatan mobilitas dan kapasitas tenaga PKB/PLKB dan PPLKB
dalam pembinaan dan penyuluhan KB
b) Peningkatan akses dan pelayanan KB, terutama bagi keluarga pra
sejahtera I (keluarga miskin)
c) Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan KB
d) Pembangunan gedung Alokon
e) Pembangunan Balai Penyuluhan Program Kependudukan dan KB

f) Penyediaan sarana pengolahan data dan informasi guna mendukung


pelayanan dan pelaporan
g) Penyediaan sarana transportasi pengangkut peserta KB
h) Penyediaaan sarana transportasi pengangkut distribusi alokon

Sasaran prioritas pembangunan kependudukan dan KB dalam RKP tahun


2014 yaitu:
1. Menurunkan TFR dari 2,6 menjadi 2,36
2. Meningkatnya CPR (cara modern) dari 57,9% menjadi 60,1%
3. Menurunnya angka unmet need dari 8,5% menjadi 6,5% dari jumlah
pasangan usia subur
4. Meningkatnya usia kawin pertama perempuan dari 19 tahun menjadi
21 tahun
5. Menurunnya ASFR 15-19 tahun dari 48 menjadi 30 per 1000
perempuan
6. Menurunnya kehamilan tidak diinginkan dari 19,7% menjadi 15%
7. Meningkatnya peserta KB baru pria dari 3,5% menjadi sekitar 5%

BAB III
ANALISIS SITUASI
3.1 KONDISI GEOGRAFIS
Puskesmas Andalas terletak di kelurahan Andalas dengan luas 8.15 km2
dengan batas-batas sebagai berikut:
- sebelah utara

: Kecamatan Padang Utara, Kuranji

- sebelah selatan

: Kecamatan Padang Selatan

- sebelah barat

: Kecamatan Padang Barat

- sebelah timur

: Kecamatan Lubuk Begalung, Pauh

Puskesmas Andalas meliputi 10 kelurahan sebagai wilayah kerjanya.


Kesepuluh kelurahan tersebut adalah:
1.

Kelurahan Sawahan

2.

Kelurahan Jati Baru

3.

Kelurahan Jati

4.

Kelurahan Sawahan Timur

5.

Kelurahan Simpang Haru

6.

Kelurahan Andalas

7.

Kelurahan Kubu Marapalam

8.

Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah

9.

Kelurahan Parak Gadang Timur

10. Kelurahan Ganting Parak Gadang

3.2 KEPENDUDUKAN DAN SASARAN KESEHATAN


Data kependudukan Kecamatan Padang Timur sebagai wilayah kerja
Puskesmas Andalas adalah:

Tabel 3.1. Distribusi Penduduk menurut Kelurahan Tahun 2013


NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

KELURAHAN
Kelurahan Sawahan
Kelurahan Jati Baru
Kelurahan Jati
Kelurahan Sawahan Timur
Kelurahan Simpang Haru
Kelurahan Andalas
Kelurahan Kubu Marapalam
Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah
Kelurahan Parak Gadang Timur
Kelurahan Ganting Parak Gadang
Jumlah
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas tahun 2013

JUMLAH
5081
6670
10048
6430
4145
9649
6100
11198
7841
13091
80.253

Sasaran Kesehatan Puskesmas Andalas Tahun 2013


Tabel 3.2. Daftar Sasaran Kesehatan Puskesmas Andalas Tahun 2013
Kelurahan

Bayi

Balita Bumil

Bulin

Buteki

WUS

PUS

Lansia

Sawahan

153

749

168

160

306

1571

1076

531

Jati Baru

161

786

177

169

322

1650

1130

558

Jati

250

1223

275

262

500

2567

1758

868

Sawahan Timur

128

629

142

135

256

1321

904

446

Kubu Marapalam

152

741

167

160

304

1560

1069

527

Andalas

221

1081

243

232

442

2268

1554

766

Kubu Dalam Pr. Karakah

250

1226

275

263

500

2572

1762

869

Parak Gadang Timur

188

922

207

198

376

1934

1325

653

Simpang Haru

141

689

155

148

282

1446

991

489

Ganting Parak Gadang

251

1229

276

263

502

2579

1766

871

1895

9275

2085

1990

3790

19468

13335

6578

Jumlah

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas tahun 2013

3.3 SARANA KESEHATAN


a. Sarana Kesehatan
Puskesmas Andalas memiliki 1 buah Puskesmas induk, dan 8 buah Puskesmas
pembantu dan 3 buah Poskeskel yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas Andalas,
yaitu:
1. Puskesmas Pembantu Andalas Barat
2. Puskesmas Pembantu Parak Karakah
3. Puskesmas Pembantu Tarandam
4. Puskesmas Pembantu Ganting Selatan
5. Puskesmas Pembantu Jati Gaung
6. Puskesmas Pembantu Sarang Gagak
7. Puskesmas Pembantu Kubu Dalam
8. Puskesmas Pembantu Kampung Durian
9. Poskeskel Kubu Marapalam
Untuk kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat, Puskesmas Andalas
mempunyai:
a) 1 buah kendaraan roda empat (Puskel)
b) 5 buah kendaraan roda dua
Sarana kesehatan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas Andalas yaitu:
a) Rumah Sakit Pemerintah

: 3 buah

b) Rumah Sakit Swasta

: 6 buah

c) Klinik Swasta

: 6 buah

d) Dokter Praktek Umum

: 51 orang

e) Dokter Praktek Spesialis

: 15 orang

f) Bidan Praktek Swasta

: 30 orang

g) Dukun Terlatih

: 2 orang

h) Kader aktif

: 352 orang

i) Pos KB

: 12 pos

j) Posyandu Balita

: 88 buah

k) Posyandu Lansia

: 8 buah

3.4 KETENAGAKERJAAN PUSKESMAS


Puskesmas Andalas mempunyai tenaga kesehatan yang bertugas di dalam
gedung induk dan Puskesmas Pembantu. dengan rincian: 51 orang PNS, 7 orang
tenaga PTT, 5 orang tenaga volunteer/honor.
Tabel 3.3. Komposisi Ketenagaan yang ada di Puskesmas Andalas
NO

JENIS KETENAGAAN

PNS

PTT

1.
Dokter Umum
4
2.
Dokter Gigi
3
3.
SKM
4
4.
Akademi Perawat
5
5.
Akademi Bidan
6
7
6.
Pengatur Gizi / AKZI
1
7.
Perawat
6
8.
Bidan
7
1
9.
Perawat Gigi
1
10.
Sanitarian
2
11.
Asisten Apoteker
3
12.
Analis
3
13.
SMU
6
Jumlah
51
8
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas tahun 2013

HONOR

1
1
1

1
2
5

JML
4
3
5
6
13
2
6
8
1
2
3
4
8
65

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kesehatan Reproduksi
a. Kesehatan Ibu dan Anak
Program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas meliputi pelayanan
antenatal, nifas, neonates, bayi dan anak, serta KB.

sawah

jati

an

baru

jati

sawah

simp.

kb

an

Haru

marap

timur
pencapaian
target

andala kb dlm
s

alam

prk

gantin puske

prk

gadan

g prk

karaka

gadan

smas

102

92.2

101

98.6

102

101

99.5

h
102

timur
98.9

g
102

100.1

98

98

98

98

98

98

98

98

98

98

98

Grafik 4.1. Pencapaian K1 Puskesmas Andalas Tahun 2013


Berdasarkan grafik 4.1 dapat diketahui bahwa pencapaian kunjungan
antenatal di wilayah kerja Puskesmas Andalas telah mencapai target yang telah

ditentukan, akan tetapi masih terdapat kelurahan dengan persentase pencapaian


kunjungan antenatal kurang dari target, yaitu kelurahan Jati Baru

sawah

jati

an

baru

jati

sawah

simp.

kb

an

Haru

marap

timur
pencapaian
target

andala kb dlm
s

alam

prk

gantin

puske

prk

gadan

g prk

smas

karaka

gadan

98.2

97.9

88.6

95

97.8

97.8

89.6

h
89.3

timur
87.7

g
91.2

92.2

92

92

92

92

92

92

92

92

92

92

92

Grafik 4.2. Pencapaian Persalinan dengan Bantuan


Tenaga Kesehatan Puskesmas Andalas Tahun 2013
Berdasarkan grafik 4.2 dapat dilihat bahwa pencapaian persalinan dengan
bantuan tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Andalas pada tahun
2013 telah memenuhi target yaitu 92%. Tetapi berdasarkan masih terdapat
5 kelurahan yang memiliki angka pencapaian yang kurang dari target yaitu
Kelurahan Jati (88,6%), Andalas (89,6%), Kubu Dalam Parak Karakah
(89,3%), Parak Gadang Timur (87,7%), dan Ganting Parak Gadang
(91,2%).

120

Target 89 %

100
80
60
40
20
0
sawaha

jati

baru

jati

sawaha simp.
n timur Haru

kb
marapa andalas
lam

kb dlm

prk

ganting

prk

gadang

prk

karakah timur gadang

puskes
mas

KF 1

104.8 113.5

92.4

101.5

96.7

102.3

92.7

92.3

89.8

96.3

96.9

KN 1

104.8 113.5

92.4

101.5

96.7

102.3

92.7

92.3

89.8

96.3

96.9

KF 3

100

101

84

94

105

100

88

82

89

91

91.6

KN LENGKAP 100

101

84

94

105

100

88

82

89

91

91.6

Grafik 4.3. Pencapaian Kunjungan dan Pelayanan Ibu Nifas di Puskesmas


Andalas Tahun 2013

Berdasarkan grafik 4.3 dapat diketahui bahwa pencapaian Puskesmas


Andalas untuk kunjungan dan pelayanan ibu nifas telah melewati dari
target. Tetapi masih ada kelurahan dengan angka kunjungan dan
pelayanan ibu nifas yang masih kurang dari target yaitu Kelurahan Jati
(84%), Andalas (88%), dan Kubu Dalam Parak Karakah (82%).
b. Kesehatan Anak Usia Sekolah
Kesehatan Reproduksi untuk anak usia sekolah di Puskesmas Andalas
belum berjalan.

c. Kesehatan Remaja
Pelayanan kesehatan reproduksi remaja pada Puskesmas Andalas
dilakukan melaluikerjasama antara promosi kesehatan dengan program UKS
(Usaha Kesehatan Sekolah) di sekolah-sekolah setingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) melalui program Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dan Kader Kesehatan Remaja (KKR). PKPR
adalah pelayanan kesehatan kepada remaja yang mengakses semua golongan
remaja, dapat diterima, sesuai, komprehensif, efektif, dan efisien. Pelayanan
kesehatan yang ditujukan dapat dijangkau oleh remaja, menyenangkan,
menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga
kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif dan
efisien dalam memenuhi kebutuhan tersebut

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Sekolah

SMP 30
SMP KARTIKA 1-7
SMP ADABIAH
SMP YOS SUDARSO
MTS PGAI
SMP BUDI MULYA
SMP 31
SMP 5
SMP 9
SMP 8
SMP MUHAMMADIYAH
SMP PGAI
SMP TRI ABDI
SMA ADABIAH I
SMA ADABIAH II
SMK KARTIKA 1-2
SMK 6
SMK KARTIKA 1-1
SMK KARTIKA 1-5
SMK N 2
SMK KOSGORO I
SMK KOSGIORO II
SMK PERBANKAN
SMK PGRI
SMA PGAI
MA PGAI
SMA BUKIT BARISAN
SMK TRI ABDI
SMA 10

Dokter
Kecil

10

40

10

Keadaan Sekolah
Jumlah
PKPR/
KKR
peer
konselor

30
30

10
10
10
10

Guru
UKS

2
1
1
2

1
1

Tetapi dari 13 SMP dan SMA di wilayah kerja Puskesmas Andalas tidak
semuanya yang memiliki Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dan
Kader Kesehatan Remaja (KKR). Data tersebut dilihatkan dalam tabel di atas.

4.2 Keluarga Berencana


Kegiatan yang dilaksasanakan oleh Puskesmas Andalas adalah
layanan kontrasepsi dan IVA. Layanan ini ada yang dilakukan di Puskesmas
Andalas sendiri dan ada juga berupa safari ke lapangan bersama dengan para
kade

sawa

jati

han

baru

jati

sawa

simp.

kb

andal

kb

prk

ganti

pusk

han

Haru

mara

as

dlm

gada

ng

esma

timur

pencapaian
target

pala

prk

ng

prk

karak

timur

gada

31.2

0.1

30.3

3.9

6.7

22

ah
21.7

26.2

ng
8.7

15.3

70

70

70

70

70

70

70

70

70

70

70

Grafik 4.4. Grafik Pencapaian Peserta KB Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas


Andalas

Dari grafik 4.4 dapat diketahui bahwa belum ada satupun kelurahan di
wilayah kerja Puskesmas Andalas yang memenuhi target yang telah
ditentukan. Hal ini diperkirakan karena banyaknya akseptor yang mendatangi
layanan keluarga berencana di luar Puskesmas Andalas namun tidak
memberikan laporan kepada Puskesmas Andalas. Hingga saat ini usaha yang
telah dilakukan oleh pihak Puskesmas Andalas adalah mengirimkan surat
permintaan data kepada pihak-pihak tersebut akan tetapi tidak mendapatkan
balasan.

BAB V
PENUTUP
5.2

Kesimpulan
1. Upaya kesehatan reproduksi di Puskesmas Andalas masih harus
ditingkatkan lagi karena masih terdapat pencapaian yang belum sesuai
dengan target. Selain itu masih ada program yang belum dijalankan.
2. Pelaksanaan Keluarga Berencana di Puskesmas Andalas sudah
berjalan dengan baik. Pencapaian yang masih di bawah target
dipengaruhi oleh faktor dari luar.

5.2 Saran
1. Puskesmas Andalas harus meningkatkan usaha lagi agar semua target
yang belum tercapai dapat dicapai dan tidak ada lagi program yang
tidak dijalankan.
2. Sebaiknya pihak Puskesmas Andalas membangun koordinasi yang
lebih baik lagi dengan penyedia layanan KB lainnya agar dapat dibuat
pencatatan yang lebih baik lagi

Anda mungkin juga menyukai