Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

Hipoglikemia

adalah

suatu

keadaan

yang

memberikan

gambaran

keseimbangan antara pembentukan glukosa dan penggunaan glukosa perifer.


Hipoglikemia dapat terjadi karena substrat pembentuk glukosa dalam tubuh (alanin,
laktat, dan gliserol) tidak memadai, gangguan sintesis dan penimbunan glukosa, atau
pemakaian glukosa yang meningkat (akibat pengaruh hormon).
Kadar glukosa darah yang menunjukan hipoglikemia tergantung umur. Kadar
glukosa yang kurang dari 40 mg/dl pada anak-anak, 30 mg/dl pada bayi matur, dan 20
mg pada bayi prematur. Pada anak yang berumur satu tahun keatas , keadaan
hipoglikemia yang timbul pada saat berpuasa dapat terjadi karena hipoglikemia
ketotik, atau keadaan lain ynag jarang yaitu defisiensi hormonal, hiperinsulinemia,
penyakit penimbunan glikogen atau defisiensi fruktosa 1,6 disfostase (FDPase).
Pada anak-anak yang belum sekolah dan anak-anak sekolah dasar dapat timbul
gejala-gejala hipoglikemia setelah berpuasa yang lama, apalagi responsfisiologis
terhadap kelaparan. Pada penderita lain, hipoglikemia dapat terjadi karena racun atau
toksin. Berikut ini akan dijelaskan kasus tentang hipoglikemia pada anak.
Hipoglikemi yang berat dan berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan
perkembangan khususnya neurofisiologis dan kematian pada setiap golongan umur.
Berikut ini akan dibahas kasus hipoglikemi pada anak di pavilum cathelia Rumah
Sakit Undata Palu.

KASUS

Tanggal masuk Rumah Sakit 12 Maret 2014, pukul 23.30 WITA


IDENTITAS
Pasien
Nama

: An. Snd

Jenis Kelamin : Laki-laki


Umur

: 9 tahun 3 bulan

Alamat

: BTN Palupi

ANAMNESIS
Pasien mengalami panas sejak satu hari sebelum masuk ke Rumah Sakit.
Frekuensi panas naik turun. Sudah diberikan obat penurunan panas namun panas
hanya turun sesaat kemudian naik lagi, dan tidak menggigil. Pasien kejang satu kali
saat masuk UGD, pasien juga mengeluhkan sakit kepala. Pasien tidak batuk, beringus
tidak ada, sesak nafas ada, sakit menelan ada. Muntah tidak ada, sakit perut tidak
ada,dan nafsu makan menurun. buang air besar lancar dan tidak encer. Buang air
kecil lancar dan tidak ada nyeri pada saat kencing.
Riwayat penyakit keluarga: tidak ada yang menderita gejala yang sama yang
diderita oleh pasien. Ibu dan bapak pasien juga tidak mempunyai riwayat diabetes
mellitus.
Riwayat kebiasaan dan Lingkungan : pasien mempunyai kebiasaan minum
minuman yang dingin dan manis.

Riwayat kelahiran: anak lahir cukup bulan spontan Letak Belakang Kepala di
Puskesmas di bantu oleh bidan dengan Berat badan lahir 2600 gram.
Anamesis makanan : 0 6 bulan diberikan ASI tanpa susu formula, umur 6 -1
tahun diberikan makanan tambahan dan ASI tetap dilanjutkan sampai umur 3 tahun.
Riwayat imunisasi : Sampai 9 bulan pasien masih mendapatkan imunisasi.
PEMERIKSAAN FISIK
Kondisi Umum

: Sakit Sedang

Tingkat Kesadaran : Compos mentis


Status Gizi

Berat badan

: 32 kg

Tinggi badan : 134 cm

: Gizi Baik
(BB/TB =110 )

Tanda-tanda vital :
Suhu

= 38,2 0C

Pernapasan =37 kali/menit


Nadi
Kepala-leher

= 124 kali/menit
:

Ubun-ubun datar belum menutup, anemis tida ada, ikterus tidak


ada,pembesaran kelenjar limfonodi tidak ada, bibir kering tidak ada,

Thorax

tonsil T2|T2
Paru-paru = simetris, retraksi tidak ada, suara napas bronchovesikuler
tidak ada, ronchi tidak ada, wheezing tidak ada

Abdomen

Jantung = denyut jantung regular, murmur tidak ada


cekung, nyeri tekan epigastrium tidak ada, hepatomegali tidak ada,

Ekstremitas

spleenomegali tidak ada, asites tidak ada, peristaltik meningkat.


Akral hangat, tidak tampak adanya lemak dibawah kulit,.

Pemeriksaan turgor baik (<2 detik)


HASIL LABORATORIUM:

Hemoglobin

=10 gr/dL

(normal)

Leukosit

=9.3 x 10^9/L (normal)

Trombosit

=306 x 10^9/L (normal)

Hematokrit

=27,8%

(normal)

RESUME
Pasien mengalami panas sejak satu hari sebelum masuk ke Rumah Sakit.
Frekuensi panas naik turun, sesak nafas ada, sakit menelan ada, nafsu makan
menurun. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran tonsil T2/T2.
DIAGNOSIS: Tonsilitis
TERAPI:
Paracetamol Tablet 500 mg 3x 1

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Gula darah sewaktu

FOLLOW UP

13 Maret 2014
Anamnesis: Panas, kejang
Pemeriksaan Fisik:
Kondisi Umum

: Sakit sedang

Tingkat Kesadaran: Compos mentis


Tanda-tanda vital :

Nadi

= 128 kali/menit

Suhu = 37,90C

Pernapasan = 32 kali/menit
Diagnosis: Tonsilitis + Hipoglikemi
Terapi: Paracetamol Tablet 500 mg 3x1
Pemberian Bolus dektrosa 10% 5/kg/BB
Kepala-leher

Ubun-ubun datar, belum menutup, edema palpebra (tidak


ada), anemis(tidak ada), ikterus (tidak ada), bibir kering
(tidak ada), mata cekung (tidak ada), pembesaran kelenjar

Thorax

limfonodi (tidak ada), Tonsil T2|T2.


Paru-paru = simetris, retraksi (tidak ada), suara napas
bronchovesikuler (kesan normal), ronchi (tidak ada ),
wheezing (tidak ada).
Jantung = denyut jantung regular, murmur (tidak ada)

Abdomen

Datar dan lemas, peristaltik (tidak ada)normal,


hepatomegali (tidak ada), spleenomegali(tidak ada), nyeri

Ekstremitas

epigastrium(tidak ada).
Akral hangat.

Hasil Pemeriksaan

37 mg/dl

Gula Darah Sewaktu

14 Maret 2014
Anamnesis: panas (-), kejang (-)

Kondisi Umum

: Sakit sedang

Tingkat Kesadaran: Compos mentis


Tanda-tanda vital :

Nadi

= 119 kali/menit

Suhu = 370C

Pernapasan = 24 kali/menit
Pemeriksaan Fisik:

Kepala-leher

Ubun-ubun datar, belum menutup, edema palpebra (tidak


ada), anemis(tidak ada), ikterus (tidak ada), bibir kering
(tidak ada), mata cekung (tidak ada), pembesaran

Thorax

kelenjar limfonodi (tidak ada), Tonsil T2|T2.


Paru-paru = simetris, retraksi (tidak ada), suara napas
bronchovesikuler (ada), ronchi (tidak ada), wheezing
(tidak ada).
Jantung= denyut jantung regular, murmur (tidak ada)

Abdomen

peristaltik (kesan normal) normal, hepatomegali (tidak


ada), spleenomegali(tidak ada), nyeri epigastrium(tidak

Ekstremitas

ada).Akral hangat.

Hasil Pemeriksaan
Gula Darah Sewaktu : 68 mg/dl
Tonsilitis

Diagnosis :
Pasien

pulang

atas

permintaan keluarga

DISKUSI
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara
abnormal rendah. Istilah hipoglikemia digunakan bila kadar gula darah anak secara
bermakna dibawah kadar rata-rata. Dikatakan hipoglikemia bila kadar glukosa darah
kurang dari 40-45 mg/dl pada semua anak tanpa menilai ada atau tidaknya gejala
hipoglikemia.
Kadar glukosa darah yang menunjukan hipoglikemia tergantung umur. Kadar
glukosa yang kurang dari 40 mg/dl pada anak-anak, 30 mg/dl pada bayi matur, dan 20
mg pada bayi prematur. Pada anak yang berumur satu tahun keatas , keadaan
hipoglikemia yang timbul pada saat berpuasa dapat terjadi karena hipoglikemia
ketotik, atau keadaan lain yang jarang yaitu defisiensi hormonal, hiperinsulinemia,
penyakit penimbunan glikogen atau defisiensi fruktosa 1,6 disfostase (FDPase).
Mekanisme fisiologis tubuh terhadap kedaan hipoglikemi yakni dalam
keadaan normal tubuh mengatasi hipoglikemia dengan menurunkan sekresi insulin
dan meningkatkan sekresi glukosa epinefrin, hormone pertumbuhan, dan kortisol.
Perubahan hormonal tersebut dikombinasikan dengan meningkatkan keluaran
glukosa hepar, bahan bakar alternative yang ada dan penggunaan glukosa menurun.
Respon pertama kali yang terjadi adalah peningkatan produksi glukosa dari hepar
dengan pelepasan cadangan glikogen hepar disertai penurunan insulin dan
peningkatan glukagon. Bila cadangan glikogen habis maka terjadi peningkatan
kerusakan protein karena kortisol meningkat, glukoneogenesis hepar diganti dengan

meningkatnya kadar asam amino glukonegenik,alanin, dan glutamine dalam plasma.


Penurunan kadar glukosa perifer pada keadaan awal menurunkan kadar insulin, yang
kemudian diikuti peningkatan kadar epinefrin, kortisol, dan hormone pertumbuhan.
Ketiga kejadian diatas meningkatkan liposis dan asam lemak bebas dalam plasma,
yang digunakan sebagai bahan bakar alternative tubuh menghambat penggunaan
glukosa . kenaikan keton urin dan plasma menunjukan penggunaan lemak sebagai
sumber energy. Asam lemak bebas plasma juga merangsang produksi glukosa.
Ada dua penyebab utama terjadinya kondisi hipoglikemi pada anak.
1. Berkurangnya simpanan glukosa dan menurunnya produksi glukosa.
2. Meningkatnya pemakaian glukosa (hiperinsulinisme).
Pada kasus ini keadaan hipoglikemia disebabkan oleh berkurangnya simpanan
glukosa dan produksi glukosa yang dikarenakan adanya gangguan intake makanan
oleh adanya tonsillitis. Penanganan pada pasien anak dengan kondisi hipoglikemia
bertujuan untuk mengembalikan kadar gula darah menjadi normal dengan pemberian
glukosa secara adekuat, enteral maupun parenteral.
Hipoglikemia yang berat dan berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan
perkembangan khususnya neurofisiologis dan kematian pada setiap golongan umur.
Pada anak prognosis tergantung dari berat ,lama, dan adanya gejala-gejala klinik dan
kelianan patologik yang menyertainya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hariarti, M, Yunanto, A, Usman, A, Saroso, GI. Buku Ajar Neonatologi edisi I.


Jakarta: IDAI, 2008.
2. FKUI. Ilmu Kesehatan Anak jilid 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI,1985.
3. IDAI. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta:Badan PenerbitIDAI,
2010.
4. Tim JNPK PONEK. Termoregulasi Pada Neonatus (PPT).
5. Kliegman, RM. Janin dan Bayi Neonatus, in Behrman, RE, Kliegman, R, Arvin,
AM. (Eds.): Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol. 1. Jakarta: EGC, 2000.
6. Benson, RC, Pernoll, RL. Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: EGC,
2009.
7. Lee, AC, Mullany, LC, Tielsch, JM, Katz, J. Risk Factors for Neonatal Mortality
Due to Birth Asphyxia in Southern Nepal. Pediatrics. 2008 May; 121(5): e1381
e1390.
8. Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell. Robbins Basic Pathology 8th Edition. USA:
Elsevier, 2007.

Anda mungkin juga menyukai