kebutuhan yang mereka inginkan yaitu, Pendidikan Keaksaraan Fungsional, Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), Paket A setara SD, Paket B setara SLTP, Paket C setara SLTA, Kursus
Menjahit, Kursus Elektronika, Kursus Komputer, Taman bacaan masyarakat, dan wadah
koperasi sebagai sarana penunjang program pkbm.
Keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Makmur Jaya memiliki potensi besar
untuk dijadikan sebagai program-program pembelajaran di masyarakat untuk membangun
kualitas sumber daya masyarakat dan/peserta didik sesuai dengan potensi lokal yaitu melalui
program unggulan pengolahan hasil perikanan dan kelautan di mana Maluku memiliki potensi
hasil perikanan yang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan oleh PKBM Makmur jaya dalam
memberdayakan masyarakat/peserta didik unuk keterampilan berupa pengolahan ikan yakni
telah dilaksanakan selama ini berupa pembuatan Abon ikan, Bakso ikan, Nugget ikan dan
semuanya itu telah dipasarkan bahkan mendapat berbagai pesanan. Karena daerah Maluku secara
umum dan kota ambon khususnya merupakan daerah yang memiliki kawasan laut yang luas,
sehingga potensi ikan yang begitu banyak dapat dimanfaatkan untuk menambah penghasilan dan
dapat dijadikan lahan untuk wirausaha. Hal ini dibuktikan juga dengan kegiatan-kegiatan
pelatihan yang dilakukan oleh PKBM Makmur Jaya kepada masyarakat yang ekonomi lemah
dan peserta didik pada PKBM makmur jaya bersama-sama dengan Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan pengolahan dan Bioteknolgi kelautan dan perikanan pusat, Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Maluku maupun kota ambon.
Dengan dilatar belakangi Pusat kegiatan Belajar Masyarakat, dan pemberian keterampilan
berupa hasil perikanan dan kelautan seperti yang disebutkan diatas maka, Pusat kegiatan Belajar
Masyarakat pada tahun 2011 sebagai output dari hasil keterampilan kelautan dan perikanan maka
dibentuklah UKM Makmur Jaya, sebagai salah satu program dimana untuk meningkatkan taraf
hidup dan pendapatan dari peserta didik dan masyarakat yang tidak mampu walaupun dalam
taraf yang masih sederhana.
Tenaga kerja yang digunakan dalam usaha pembuatan abon Ikan Tuna PKBM Makmur
Jaya merupakan tenaga kerja tidak tetap. Tenaga kerja berasal dari warga disekitar tempat usaha
yang berjumlah 3 orang, dengan sistem upah bulanan yang dihitung setiap 1 hari kerja dengan
gaji Rp 30.000 /hari /orang, kegiatan produksi dilakukan 4 kali dalam sebulan sehingga mereka
rata-rata mendapat upah bulanan Rp.120.000/bulan dan ditambah makan siang yang disediakan
oleh pemilik usaha dengan jam kerja mulai dari pukul 08.00 WIT sampai 16.00 WIT.
4.2 Produksi
Produksi adalah kegiatan membuat, menciptakan suatu barang atau jasa dalam tujuan
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produk olahan perikanan yang diproduksi oleh PKBM
Makmur Jaya adalah Abon Ikan Tuna dari jenis ikan tuna sirip kuning yang dibeli dari tempat
pelelangan ikan (TPI) di Desa Eri.
Proses produksi abon ikan tuna relatif sederhana dan mudah dilakukan. Secara umum,
proses produksi abon ikan tuna yang dilakukan oleh PKBM Makmur Jaya, mulai dari tahap
pengadaan bahan baku ikan sampai tahap pengemasan abon ikan, adalah sebagai berikut :
1. Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) dalam bentuk
frozen fillet yang diperoleh dari TPI Desa Eri, kemudian ikan tersebut direndam di air pada
suhu ruang selama 1-2 jam untuk mendapatkan daging ikan tuna dalam bentuk fresh, untuk
selanjutnya dilakukan proses penyiangan.
2. Penyiangan Bahan baku
Pada proses penyiangan yaitu pemotongan ikan dan pencucian daging ikan,. Daging ikan
hasil tahap penyiangan sebaiknya direndam dalam air yang dicampur dengan air cuka. Kadar
air cuka yang dipakai adalah 2%. Ini dilakukan untuk membuat bau amis hilang. Proses
penyiangan dapat dilihat pada gambar 3.2 di bawah.
3. Perebusan
Potongan ikan yang telah melalui proses penyiangan kemudian disusun ke dalam panci
berukuran besar dan direbus selama 30 60 menit. Proses perebusan akan dihentikan setelah
daging ikan menjadi lunak. Selama proses perebusan tersebut juga ditambahkan daun salam,
daun sereh, dan garam rebus.
4. Pengepresan
Ikan yang telah direbus kemudian dipres dengan mesin pengepres. Sebelum dipres, daging
ikan tersebut sebaiknya ditiriskan terlebih dahulu sekitar 5 10 menit.
Tahap pengepresan bertujuan untuk mengurangi kadar air pada daging ikan yang telah
direbus. Makin sedikit kadar air yang dikandung dalam daging, maka akan makin baik pula
serat-serat daging yang dihasilkan.
5. Pencabikan I
Setelah daging ikan dipres, kemudian dilakukan proses pencabikan sampai menjadi serat.serat. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin pencabik (giling).
6. Pemberian Bumbu dan Santan
Pada tahap ini, serat-serat daging hasil pencabikan ditambahkan bahan-bahan pembantu
(bumbu-bumbu). Bumbu-bumbu yang ditambahkan terdiri dari: bawang merah, bawang
putih, cabai, ketumbar, lengkuas yang telah dihaluskan, kemudian ditambahkan gula pasir,
garam dapur, penyedap rasa dan santan kelapa. Semua bahan dan bumbu diaduk hingga
tercampur rata dengan daging ikan.
7. Penggorengan
Setelah bumbu-bumbu tercampur secara merata dalam serat-serat daging ikan, kemudian
dilakukan penggorengan 60 menit. Selama proses penggorengan, secara terus menerus
dilakukan pengadukan agar abon ikan yang dihasilkan matang secara merata dan bumbubumbu dapat meresap dengan baik. Tahap penggorengan ini akan dihentikan setelah seratserat daging yang digoreng sudah berwarna kuning kecoklatan. Proses penggorengan dapat
dilihat pada Foto 4.7.
8. Penirisan minyak
Tahap produksi berikutnya adalah penirisan minyak serat-serat daging ikan yang telah
digoreng dengan menggunakan mesin spinner. Proses penirisan ini bertujuan untuk
mengurangi kadar minyak pasca proses penggorengan.
9. Pencabikan II
Setelah proses penirisan, kemudian dilakukan pencabikan tahap kedua agar tidak terjadi
penggumpalan. Proses pencabikan tahap kedua ini akan dihentikan setelah terbentuk produk
akhir berupa abon ikan dengan tekstur yang seragam, setelah itu abon ikan dicampur dengan
bawang goreng.
10. Pengemasan
Pada tahap akhir produksi dilakukan pengemasan abon ikan. Jika pengemasan tidak langsung
dilakukan, maka produk abon ikan akan disimpan terlebih dahulu dalam kantung plastik
besar (blong) di tempat penyimpanan, sebelum dilakukan pengemasan.
Rata-rata waktu yang dibutuhkan dalam setiap kali produksi abon ikan dengan kapasitas 20
kg bahan baku ikan tuna ekor kuning, yaitu mulai dari tahap penyiangan ikan sampai ke tahap
pengemasan adalah satu hari kerja. Diagram alir proses produksi abon ikan ini dapat dilihat pada
Gambar 1.1 di bawah.
Gambar 1. Diagram alir Proses Pembuatan Abon Ikan Tuna Sirip Kuning.
4.3
Jenis Biaya
Perizinan usaha
Bangunan
Mesin/Peralatan Produksi
Jumlah
Nilai
Penyusutan/tahun
2.700.000
100.000.000
2.650.000
40.250.000
4.632.176
142.950.000
7.282.176
Komponen terbesar untuk biaya investasi ini adalah biaya bangunan yang mencapai 70%
dari total investasi, diikuti pembelian mesin/ peralatan produksi yang mencapai 28% dari total
biaya investasi. Sisanya adalah biaya investasi untuk pengurusan perizinan usaha.
No.
Jumlah Biaya
Jumlah Biaya
(Rp/bulan)
(Rp/tahun)
Jenis Biaya
1.
Biaya Penyusutan
1.820.544
7.282.176
2.
Biaya Perawatan
250.000
1.000.000
Jumlah
2.070.544
8.282.176
Berdasarkan tabel biaya tetap, dapat dijelaskan bahwa pengeluaran untuk biaya penyusutan
adalah sebesar Rp. 1.820.544,-/bulan atau Rp. 7.282.176,-/tahun. Sedangkan untuk biaya
perawatan adalah sebesar Rp. 250.000,-/bulan atau setara dengan Rp. 1.000.000,-/tahun.
Sehingga total biaya tetap selama satu bulan pada PKBM Makmur Jaya adalah Rp 2.070.544,atau Rp 8.282.176,-/bulan.
Tabel 3. Biaya Variabel Usaha Pengolahan Abon Ikan Tuna
PKBM Makmur Jaya
NO
Jumlah Biaya
Jumlah Biaya
(Rp/bulan)
(Rp/tahun)
Jenis Biaya
1.
2.800.000
33.600.000
2.
Bahan Pembantu
1.784.800
21.417.600
3.
Bahan Pendukung
1.332.000
15.984.000
4.
Upah Karyawan
360.000
4.320.000
1.479.200
75.321.600
Jumlah
Sumber: Data Primer Diolah, 2012
Beradasarkan data pada Tabel 3, maka dapat dijelaskan bahwa rincian biaya variabel dalam
usaha pengolahan Abon Ikan PKBM Makmur Jaya adalah sebagai berikut : biaya pengadaan
bahan baku dimana selama satu bulan mengeluarkan biaya sebesar Rp 2.800.000,- atau sebesar
Rp 33.600.000,-/tahun. Sedangkan biaya bahan pembantu berupa biaya untuk pembelian bumbubumbu adalah sebesar Rp 1.784.800,-/bulan atau sebesar Rp 21.417.600,-/tahun, biaya bahan
pendukung (listrik, air, gas dan packing) membutuhkan biaya sebesar Rp. 1.332.000,-/bulan atau
sebesar Rp. 15.984.000,-/tahun. Dan untuk upah karyawan, PKBM Makmur jaya mengeluarkan
biaya sebesar Rp. 360.000,-/bulan atau setara dengan Rp. 4.320.000,-/tahun. Maka total biaya
variabel yang dikeluarkan pada usaha pengolahan Abon Ikan PKBM Makmur Jaya adalah
sebesar Rp 1.479.200,-/bulan atau Rp 75.321.600,-/tahun.
Total biaya operasional untuk satu tahun produksi adalah sebesar Rp 937.870.500,. Biaya
bahan baku dan bahan pembantu menyerap 88% dari total biaya operasional tersebut.
NO
Jenis Biaya
Nilai (Rp)
Biaya Variabel
1.
700.000
2.
Bahan Pembantu
446.200
3.
Bahan Pendukung
333.000
4.
Upah Karyawan
90.000
Sub Total
1.479.200
Biaya Tetap
1.
Biaya Penyusutan
2.
Biaya Perawatan
140.042
Sub Total
Jumlah Biaya Operasional Per Tahun
Sumber : Data primer, diolah 2014.
Biaya Produksi
Biaya produksi atau biaya manufaktur merupakan biaya atau pengeluaran yang dibebankan
terkait dengan proses produksi. Biaya produksi ini dapat terdiri dari biaya bahan-bahan, biaya
tenaga kerja, dan biaya-biaya lain yang ada hubungan dengan proses produksi. Besarnya biaya
produksi yang dikeluarkan perusahaan Soleha Berseri persiklus produksi, untuk produk ikan
salai patin sebesar Rp 1.788.000, untuk fillet salai patin Rp 893.000, dan untuk nugget Rp
131.925. Untuk jelasnya komponen-komponen biaya produksi masing-masing produk dapat
dilihat pada tabel berikut:
Pada tabel terlihat komponen biaya produksi terbesar ada pada pengadaan bahan baku utama,
yaitu ikan Patin segar sebesar 83,89% dari total biaya produksi, lalu kemudian diikuti komponen
biaya tenaga kerja sebesar 12,58%. Dari 200 kg bahan baku ikan patin segar setelah diolah hanya
menghasilkan 60 kg ikan salai patain atau sekitar 30% dari berat bahan baku, sehingga biaya atau
harga pokok yang diperlukan untuk memproduksi satu kilogram ikan salai patin sebesar Rp
29.800,-.
Produk ikan salai Patin dijual dengan harga Rp 35.000,- per kg. Produk ikan salai Patin
merupakan produk andalan Soleha Berseri, dalam satu bulan diproduksi sebanyak 12 kali dengan
total produksi sebanyak 720 kg.
Tabel 11. Penggunaaan Biaya dalam Operasi Mini Purse Seine Per-tahun di Desa Batu Merah
No.
Komponen Biaya
Biaya (Rp/tahun)
Persentase (%)
Pemeliharaan
2.575.875
59,9
2.
Penyusutan
1.287.928
29,9
3.
Retribusi Desa
429.309
9,9
4.293.096
100
30.857.142
42,3
7.714.285
10,6
2.
Pemasaran
3.
Ransum
12.857.142
17,6
4.
Upah ABK
21.482.037
29,5
72.910.606
100
77.203.702