Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Uji Koefisien Fenol

Disusun oleh:

Kelompok 10
Afi Fauziyah Darajat (1306376534)
Dawami Arijan (1306480093)
Nisrina Dhia Fauziah (1306397053)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
2014

Uji Koefisien Fenol


Hari, tanggal praktikum

Selasa, 11 November 2014

Waktu

08.00 10.00

Tempat

Laboratorium Mikrobiologi lantai 3


Gedung Fakultas Farmasi UI

I.

PENDAHULUAN
Desinfektan adalah zat yang digunakan untuk membunuh berbagai macam
organisme patogan (kecuali spora kuman) secara fisik atau kimia.
Fenol (asam karbol) untuk pertama kali digunakan untuk mencegah timbulnya
infeksi pasca bedah. Pada konsentrasi rendah, kemampuan membunuh organismenya
disebabkan karena fenol mempresipitasikan protein secara akatif. Fenol merupakan
standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan. Fenol memiliki
bau yang khas dan bersifat korosif terhadap jaringan. Penambahan halogen seperti
klorin akan meningkatkan aktivitas fenol.
Salah satu derivat fenol adalah heksaklorofen, yang apabila dikombinasikan
dengan sabun akan menjadi disinfektan kulit yang sangat efektif, tetapi kerjanya
lambat. Fenol juga dapat menghilangkan sakit. Tetapi karena bersifat toksik, fenol
hanya digunakan secara topikal.

II.

PRINSIP
Pertumbuhan bakteri uji pada media yang sesuai setelah bakteri tersebut
kontak dengan desinfektan dalam waktu 5 menit, 10 menit dan 15 menit.

III.

TUJUAN

IV.

ALAT DAN BAHAN

ALAT :
1.

Tabung reaksi

2.

Rak tabung reaksi

3.

Label

4.

Pipet ukur

5.

Ose/sengkelit

6.

Labu ukur

7.

Bunsen

8.

Pencatat waktu (stopwatch)

V.

9.

Vortex

10.

Inkubator

BAHAN :
1.

Kaldu Nutrisi (Nutrient Broth)

2.

Aquadest steril

3.

Biakan Salmonella thypi

4.

Larutan Mc Farland III

5.

Larutan NaCl fisiologis 0.9%

6.

Fenol Standar

7.

Desinfektan uji

CARA KERJA

Teori
Pembuatan Inokulum
Disediakan biakan kuman standar dalam agar miring yang telah diinkubasi.
Kemudian, dibuat inokulum dari suspensi kuman standar sesuai dengan larutan Mc
Farland III.
1.

Siapkan 4 tabung reaksi secara berderet kemudian diberi label 109, 108, 107, 106;
yang masing-masing diisi dengan NaCl fisiologis 0.9% sebanyak 2 ml pada tabung
berabel 109 dan 4.5 ml pada tiap sisa tabung lainnya.

2.

Diambil 1-2 sengkelit biakan kuman dalam agar nutrisi, kemudian dimasukkan ke
dalam tabung berlabel 109, dikocok hingga homogen dengan menggunakan vortex,
lakukan terus langkah ini hingga kekeruhannya setara dengan larutan Mc Farland
III.

3.

Diambil 0.5 ml dari tabung berlabel 109 kemudian dimasukkan ke tabung berlabel
108, dikocok sampai homogen dengan menggunakan vortex.

4.

Diambil 0.5 ml dari tabung berlabel 108 kemudian dimasukkan ke tabung berlabel
107, dikocok sampai homogen dengan menggunakan vortex.

5.

Diambil 0.5 ml dari tabung berlabel 107 kemudian dimasukkan ke tabung berlabel
106, dikocok sampai homogen dengan menggunakan vortex.
Dengan demikian, akan diperoleh suspensi kuman dengan pengenceran 10X,
100X, 1000X dan 10000X (setara dengan 106 kuman/ml).

Pembuatan Larutan Fenol Standar


1.

Diambil 2.5 gr kristal fenol kemudian dilarutkan dengan aquadest steril sebanyak
50 ml dalam tabung reaksi.

2.

Dipipet 12.5 ml larutan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung berlabel


F/1:80 yang berisi 50 ml aquadest steril sehingga didapatkan larutan fenol standar
dengan konsentrasi 1 : 80.

Pengenceran Desinfektan
1. Disiapkan 4 tabung reaksi secara berderet pada raknya dan diberi label 1:10, I, II,
III. (Tanda romawi menunjukan konsentrasi desinfektan dalam larutan, yaitu 1:80,
1:100 dan 1:150).
2. Dimasukkan aquadest steril ke dalam keempat tabung berturut-turut sebanyak 9
ml, 7 ml, 4.5 ml dan 7 ml.
3. Diambil 1 ml larutan desinfektan kemudian dimasukkan ke dalam tabung berlabel
1:10 kemudian dikocok hingga homogen dengan menggunakan vortex.
4. Diambil 2 ml larutan dari tabung berlabel 1:10 kemudian dimasukkan berurutan ke
dalam tabung berlabel I, II dan III sebanyak masing-masing 1 ml, 0.5 ml dan 0.5 ml.
Dengan demikian didapat pengenceran desinfektan dengan konsentrasi 1:80 pada
tabung I, 1:100 pada tabung II dan 1:150 pada tabung III.
5.

Volume ketiga tabung disamakan menjadi 5 ml dengan membuang 3 ml larutan


dari tabung I dan 2.5 ml larutan dari tabung III.

Pemasukkan Bakteri Uji pada Desinfektan


1.

Disiapkan 12 tabung reaksi yang dilabel F 5, F 10, F 15 (untuk uji terhadap fenol);
U1 5, U1 10, U1 15 (untuk uji terhadap desinfektan pada tabung I); U2 5, U2 10,
U2 15 (untuk uji terhadap desinfektan pada tabung II); U3 5, U3 10, U3 15 (untuk
uji terhadap desinfektan pada tabung III).

2.

Dimasukkan ke dalam setiap tabung reaksi tersebut masing-masing 5 ml Nutrient


Broth (NB).

3.

Disiapkan 4 seri tabung berisi larutan desinfektan dan larutan baku fenol yang telah
dibuat sebelumnya.

4.

Dimasukkan 0.5 ml inokulum (berisi 106 kuman/ml) ke dalam setiap larutan uji
(tabung berlabel F/1:80, I, II, dan III).

5.

Setelah waktu kontak 5, 10, dan 15 menit, diambil cairan dari setiap larutan uji
dengan menggunakan ose/sengkelit dan diinokulasikan ke dalam setiap tabung
yang berisi media Nutrient Broth (NB).

Untuk menghemat waktu, proses inokulasi dilakukan 2 tahap


Tahap I : Perlakuan terhadap deret Fenol dan Desinfektan pada tabung I yang
berselang setiap 1 menit
Tabel Perlakuan Proses Inokulasi
Tabung F/1:80

Tabung I

Menit ke-

Tindakan

Menit ke-

Tindakan

Inokulasi bakteri uji

Inokulasi bakteri uji

Penanaman dalam NB

Penanaman dalam NB

10

Penanaman dalam NB

11

Penanaman dalam NB

15

Penanaman dalam NB

16

Penanaman dalam NB

Tahap II: Perlakuan terhadap Desinfektan pada tabung II dan III yang berselang
setiap 1 menit.
6.

Tabung-tabung reaksi uji kemudian diinkubasi di dalam inkubator pada suhu 37C
selama 24-48 jam.

7.

Diamati ada tidaknya pertumbuhan bakteri pada setiap tabung.

Pengamatan : (+) keruh : ada pertumbuhan


(-) jernih : tidak ada pertumbuhan

SKEMA KERJA PENENTUAN ANGKA FENOL

Pembuatan Inokulum

Ose

kuman standart

suspensi kuman

Salmonella typhi

NaCl 0,9%, 109 sel/ml

larutan Mc. Farland III

2 ml

0,5 ml

Suspensi kuman
Yang homogen dengan
Mc Farland III

0,5 ml

4,5 ml
108

0,5 ml

4,5 ml
107

4,5 ml
106

Larutan Baku Fenol

12,5 ml

2,5 g
fenol

50 ml aquades
1 : 20

50 ml aquades
1: 80

Pengenceran Desinfektan

1 ml

Desinfektan

1 ml

0,5 ml

0,5 ml

9 ml

7 ml

4,5 ml

7 ml

aquades

aquades

aquades

aquades

1 : 80

1: 100

1: 150

uji I

uji II

uji III

1 : 10

Volume disamakan menjadi 5 ml

Penentuan Angka Fenol

Fenol
1 : 80

0,5 ml inokulum

10

15

10

15

10

15

Uji I
1 : 80

0,5 ml inokulum

Uji II
1 : 100

0,5 ml inokulum

Uji III
1 : 150

0,5 ml inokulum

VI.

10

15

HASIL PENGAMATAN
Pada fenol standar

Pada desinfektan 1: 40 (Uji 1)

Pada desinfektan 1: 80 (Uji 2)

Larutan

Pada desinfektan 1:100 (Uji 3)

Konsentrasi

Waktu Kontak
5 menit

10 menit

15 menit

Fenol Standar

1:80

(-)

(-)

(-)

Desinfektan I

1:40

(-)

(-)

(+)

Desinfektan II

1:80

(-)

(-)

(+)

Desinfektan III

1:100

(-)

(+)

(-)

VII.

PEMBAHASAN

VIII.

KESIMPULAN
Hasil dari percobaan tidak dapat digunakan untuk menghitung koefisien fenol
pada desinfektan yang diuji. Hal ini dapat terjadi akibat kesalahan praktikan dalam
membuat larutan fenol standar atau larutan desinfektan uji dan ketidakaseptisan
praktikan dalam melakukan percobaan.

IX.

DAFTAR PUSTAKA
Radji, Maksum. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Depok: Fakultas
Farmasi UI
____________. 2013. Buku Ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa Farmasi &
Kedokteran. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai