BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Hormon Reproduksi
Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang
mempunyai efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh. Hormon
seks merupakan zat yang dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenjar adrenalin
langsung ke dalam aliran darah yang secara sebagian bertanggungjawab dalam
menentukan jenis kelamin janin dan bagi perkembangan organ seks yang normal
dan juga memulai pubertas dan kemudian memainkan peran dalam pengaturan
perilaku seksual.
Reproduksi manusia yang normal melibatkan interaksi antara berbagai
hormon dan organ, oleh hipotalamus (suatu daerah di otak). Pada pria dan wanita,
hipotalamus menghasilkan hormon yang disebut releasing factors (RH).
RH berjalan ke hipofisa (kelenjar yang terletak dibawah hipotalamus) dan
merangsang hipofisa untuk melepaskan hormon lainnya. Misalnya gonadotropinreleasing hormone (dihasilkan oleh hipotalamus) merangsang hipofisa untuk
menghasilkan luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH).
LH dan FSH merangsang pematangan kelenjar reproduktif dan pelepasan hormon
seksual seperti:
1. Ovarium pada wanita melepaskan estrogen
2. Testis pada pria melepaskan androgen (misalnya testosteron).
Hormon seksual juga dilepaskan oleh kelenjar adrenal, yang terletak di
atas ginjal. Pola pelepasan hormon dan kadar hormon di dalam darah merupakan
petunjuk dari adanya perangsangan maupun penghambatan dalam pelepasan LH
dan FSH oleh hipofisa. Misalnya, penurunan kadar hormon seksual merangsang
hipofisa untuk melepaskan lebih banyak LH dan FSH. Hormon dilepaskan setiap
1-3 jam, karena itu kadar hormon di dalam darah biasanya turun naik.
Pada saat lahir, kadar LH dan FSH adalah tinggi, tetapi beberapa bulan
kemudian menurun dan tetap rendah sampai masa pubertas. Pada awal masa
2.
3.
a.
b.
c.
d.
f. Merangsang pembentukkan darah dan efek anabolic (otot menjadi lebih kuat
air
kebisingan,
Namun hanya karena lupa menyimpan kunci, misalnya, bukan berarti lantas
dikatakan andropause.
e. Gairah seks menurun
Gejala paling umum dari andropause adalah penurunan libido.
Hampir 80 % pria mengalami gejala ini. Perawatan medis bisa mengatasi
disfungsi ereksi yang disebabkan andropause ini.
Akibat kelebihan dan kekurangan testosterone addalah sebagai berikut :
a. Rendahnya kadar hormon ini menyebabkan seseorang mengalami kelelahan
kronis,gangguan ereksi,depresi,dan postur tubuh yang kurang tegap maupun
berkurangnya kemampuan atletik.
b. Kekurangan testosteron dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan
penurunan gairah seks, dan kelebihan testosteron dapat meningkatkan gairah
seks, baik pada pria maupun wanita. Namun, kadar testosteron tidak begitu
mempengaruhi daya tarik dan gairah seks saat mereka berada pada batas
rata-rata. Gairah seks cenderung dipengaruhi oleh perangsang dari luar
(suara, gambar, sentuhan) daripada oleh variasi hormon seks, kecuali dalam
beberapa kasus. Pada pria, terlalu sedikit testosteron dapat menyebabkan
sulit mendapat atau menjaga ereksi, namun tidak jelas apakah kekurangan
testosteron mempengaruhi fungsi seksual wanita selain menurunkan gairah.
Penatalaksanaan kekurangan hormon testosteron adalah sebagai berikut :
c. Pengobatan pengganti hormon
Rendahnya tingkat testosteron pada pria dapat diisi ulang dengan
suntikan testosteron, pil, patch, dan gel. Namun, ada risiko efek samping
dengan perawatan ini yang mencakup; kolesterol tinggi, penyusutan testis
dan kemungkinan mendapatkan kerusakan hati.
Beberapa wanita mengalami menopause parah, atau dikenal sebagai
krisis paruh baya. Hal ini terjadi ketika tingkat estrogen mereka menjadi
terlalu rendah, dan perlu diganti. Namun, ada juga peningkatan risiko
kanker dengan menjalani perawatan ini dan resiko osteoporosis (penyakit
tulang rapuh) jika tingkat estrogen tidak dinaikkan. Hal ini membuat wanitawanita malang dengan dilema dan keputusan yang sulit untuk dibuat.
Pengobatan penggantian hormon dapat dilakukan dengan mencari
alternative pengobatan tradisional dengan bahan alami. Penelitian terbaru
menyebutkan Teripang atau lebih dikenal gingseng laut memiliki nilai
penting sebagai sumber biofarmaka potensial maupun makanan kesehatan.
LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimu-
lasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron. Hormon Luteinizing (LH, juga
dikenal sebagai lutropin) adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis
anterior. Pada pria, hormon LH juga telah disebut interstisial sel-stimulating
hormone (ICSH), untuk merangsang sel Leydig produksi testosteron.
LH sering pula disebut ICSH (Interstitial Cel Stimulating Hormon).
Sebutan ini dipergunakan karena pada hewan jantan fungsi LH adalah terutama
merangsang sel-sel interstitial dalam tetes, dan pada hewan betina LH kecuali
merangsang terbentuknya sel-sel luteum juga merangsang tumbuhnya sel-sel
interstitial pada ovarium betina.
Organ reproduksi laki-laki, atau testis, yang terletak di dalam skrotum.
Mereka mengeluarkan androgen yang memiliki testosteron yang mengatur
produksi sperma. Pada laki-laki, ciri-ciri seksual sekunder adalah suara
pendalaman, pengembangan rambut wajah dan penampilan rambut kemaluan.
Ada juga peningkatan kekuatan dan pembesaran otot.
Kelenjar pituitari juga berkontribusi dengan mengatur hormon seks
melalui folikel stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). FSH
dan LH memastikan berfungsinya sistem reproduksi. FSH merangsang
pematangan folikel di ovarium. Sementara pada laki-laki itu merangsang
pematangan tubulus seminiferus. LH membantu dalam ovulasi pada wanita dan
testosteron menstimulasi produksi dari sel-sel Leydig manusia laki-laki.
Hormon Estrogen
Pada pria, estrogen memiliki fungsi yang tidak diketahui. Namun, kadar
10
testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus
seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
2.3.5
sel saraf tertentu dan dirilis di terminal saraf nya. Sebuah wilayah kunci untuk
produksi GnRH adalah area preoptic dari hipotalamus, yang berisi sebagian
besar neuron GnRH-mensekresi. Neuron GnRH berasal dari hidung dan
bermigrasi ke otak, dimana mereka tersebar di seluruh septum medial dan
hipotalamus dan dihubungkan dengan sangat panjang dendrit 1-milimeterpanjang>. Bundel ini bersama-sama sehingga mereka menerima bersama input
sinaptik, suatu proses yang memungkinkan mereka untuk menyinkronkan
mereka melepaskan GnRH. (Stephen P. Armstrong, 2010).
GnRH adalah 10 asam amino peptida yang berasal dari prekursor asam
amino 92. Hal ini dilepaskan dari hipotalamus GnRH-sintesa neuron dalam
mode berdenyut, dengan tarif sekitar satu pulsa per jam. Pelepasan GnRH
dikendalikan oleh neuron di hipotalamus anterior mediobasal yang berdenyut
rilis GnRH transiently hadir dalam periode neonatal dini, teredam pada anak
usia dini dan sudah dimulai pada saat pubertas.
Pola reinitiation adalah sedemikian rupa sehingga awal pubertas GnRH
pulsa terjadi terutama pada malam hari. Kemudian pada masa pubertas dan
sesudahnya, jam GnRH pulsa yang jelas sepanjang hari. Tingkat dan amplitudo
pulsa GnRH berada di bawah panjang-loop kontrol umpan balik negatif dengan
steroid hormon. Release ditingkatkan pada pertengahan siklus pada wanita oleh
estrogen, menyediakan gelombang GnRH yang
mendorong lonjakan
11
adalah
masih
menjadi
misteri.
Kita
dapat
menjadi
jelas,
12
13
Pada pria FSH dihasilkan juga oleh kelenjar hipofisis anterior, hormon ini
berfungsi terhadap sel-sel sertoli.
1. Tingkat FSH rendah
Biasanya disebabkan oleh defisiensi gonadotropin akibat tekanan tumor
hipofisis dari jenis sel penghasil hormon lain terhadap sel penghasil gonadotropin. Sekresi berlebih hormon kelenjar target, estrogen, progresteron atau
testosteron juga dapat bekerja dengan cara umpan balik negative sehingga
menyebabkan defisiensi gonadotropin. Akhirnya, hipotalamus menurunkan
sekresi gonadotropin-releasing hormone selama periode stress fisik, obesitas
atau trauma emosional.
Dalam beberapa kasus, penurunan FSH menyebabkan kemandulan.
Namun, kita tidak dapat menghubungkan tingkat FSH rendah untuk infertilisasi
secara langsung. Tingkat FSH lebih rendah pada wanita dapat menyebabkan
masalah delam siklus menstruasi yang teratur. Dalam kasus pria mengarah
pada penurunan jumlah sperma yang dapat menyebabkan infertilitas menonjol.
1) Penyebab
Kerusakan kelenjar pituitary adalah penyebab paling umum dari penurunan
FSH pada pria dan wanita. Kelenjar pituitary hadir di otak, maka setiap
trauma atau kerusakan pada kelenjar ini seperti penyakit kanker otak, stroke,
dll, dapat menyebabkan kerusakan kelenjar ini & penurunan FSH. Retardasi
mental, sindrom turner, kista ovarium, meningitis ataupun yang kurus,
merokok dan stress yang berlebih juga meningkatakan ketidak seimbangan
dari FSH.
2) Gejala
Pada wanita, siklus mens yang tidak teratur adalah gejala yang paling
signifikan dari ketidak seimbangan FSH. Selain itu, berat badan berlebih,
keuntungan rambut dan pendalaman suara adalah gejala lain dari penurunan
FSH. Selama fase menopause, tingkat FSH pada wanita tertinggi, sedangkan
jika itu adalah rendah, wanita belum kedalam fase menopause. Disisi lain
peningkatan tinggi, ginekomastia dan penurunan jumlah rambut tubuh
adalah gejala rendah FSH pada pria.
3) Gambaran klinis
a. Aminore ( tidak adanya periode menstruasi), atofi vagina/ uterus serta
payudara pada wanita.
b. Atrofi testis dan penurunan pertumbuhab jenggot pada pria
14
LH (Luteineizing Hormon)
Pada wanita, pada saat menstruasi, FSH ini inisiat pertumbuhan folikel,
15
menjadi
korpus
luteum
yang
menghasilkan
progesteron
untuk
Hormon Estrogen
Hormon estrogen adalah salah satu hormone steroid kelamin, karena
mempunyai struktur kimia berintikan steroid yang secara fisiologik sebagian besar
diproduksi oleh kelenjar endokrin system reproduksi wanita. Pria juga
memproduksi hormone estrogen tetapi dalam jumlah yang jauh lebih sedikit.
16
Hal yang paling spesifik pada hormone ini oleh wanita usia subur ialah
sekresinya dari ovarium berlangsung secara siklik dan peranannya yang sangat
penting dalam mempersiapkan kehamilan.
Hormone ini juga berperan didalam proses perubahan habitus seorang
anak perempuan menjadi wanita dewasa, kemudian menjelang akhir masa
reproduksi produksinya mulai menurun dan sekresinya tidak lagi berupa siklik.
Pada wanita masa reproduksi, ekstradiol diproduksi sekitar 0,09-0,25 mg/
hari, estron 0,11-0,26 mg/hari. Kadar estradiol dalam darah sekitar 20-500 pg/ml
dan esron 50-400 pg/ml, sedangkan pada wanita masa menopause kadar estradiol
< 10 pg/ml, kadar estron <30 pg/ml, sebagai perbandingan diketahui kadar
estradiol pada pria berkisar antara 15-25 pg/ml dan kadar estron 40-75 pg/ml.
Kadar estradiol mencapai puncaknya pada saat 2 hari sebelum ovulasi
dengan kadar mencapai 150-400 pg/ml. setelah ovulasi kadar estradiol menurun,
untuk kemudian meningkat lagi sampai kira-kira hari ke-21, selanjutnya hormone
ini menurun lagi sampai akhir siklus.
Estrogen menstimulasi pertumbuhan, aliran darah, dan retensi air pada
organ seksual dan juga terlibat dalam penyebab kanker payudara dan kanker
endometrium.
Pada
hati,
menghasilkan
penurunan
estrogen
konsentrasi
meningkatkan
serum
dari
reseptor
lipoprotein,
kolesterol
low-density
17
Defisiensi
estrogen
meningkatkan
produksi
interleukin-6,
interleukin-1, dan tumor nekrosis faktor pada osteoblas dan sel-sel stromal
turunan tulang lainnya. Faktor-faktor ini secara tidak langsung menstimulasi
diferensiasi osteoklas. Pada ekstrak tulang dari wanita postmenopause dengan
18
19
20
21
22
23
2.4.6
Hormon Oksitosin
Oksitosin adalah suatu hormone yang diproduksi di hipotalamus dan
Alcohol
Relaksin
Penurunan osmolaritas/konsentrasi plasma
Volume cairan yang tinggi dalam sirkulasi darah
Mekanisme kerja dari hormone oksitosin adalah sebagai berikut :
24
membunuhh janin yang ada didalamnya atau merobek rahim itu sendiri atau
keduanya.
Kehamilan akan berlangsung dengan jumlah hari yang sudah ditentukan untuk
masing-masing spesies tetapii faktor yang menyebabkan berakhirnya suatu
kehamilan masih belum diketahui.
2. Pada kelenjar mammae
Fungsi fisiologik lain yang kemungkinan besar dimiliki oleh oksitosin adalah
merangsang kontraksi sel mioepitel yang mengelilingi mammae, fungsi
fisiologik ini meningkatkan gerakan ASI kedalam duktus alveolaris dan
memungkinkan terjadinya ejeksi ASI.
3. Pada ginjal
ADH dan oksitosin disekresikan secara terpisah kedalam darah bersama
neurofisinnya. Kedua hormone ini beredar dalam bentuk tak terikat dengan
protein dan mempunyai waktu paruh plasma yang sangat pendek yaitu berkisar
2-4 menit. Oksitosin mempunyai struktur kimia yang sangat mirip dengan
vasopressin/ADH.
Salah satu efek penting yang tidak diinginkan pada oksitosin adalah anti
diuresisyang terutama disebabkan oleh reabsorbsi air. Abdul karim assali (1961)
menunjukkan dengan jelas bahwa pada wanita hamil maupun tidak hamil
oksitoaia mempunyai aktivitas anti dieresis. Pada wanita yang mengalami dieresis
sebagai akibat pemberian air, apabila diberikan infuse dengan 20 miliunit
oksitosin permenit, biasanya akan mengakibatkan air seni menurun. Kalo dosis
ditingkatkan menjadi 40 miliunit permenit, produksi air seni menjadi sangat turun.
Dengan dosis sama apabila diberikan dalam cairan dextrose tanpa elektrolit dalam
volume besar akan dapat menimbulkan intoksikasi air. Pada umumnya pemberian
oksitosin dalam dosis yang relative tinggi dalam jangka waktu yang agak lama
maka lebih baik meningkatkan konsentrasi hormone ini dari pada menambah
jumlah cairan dengan konsentrasi hormone yang rendah. Efek anti diuresis
pemberian oksitosin intravena hilang dalam waktu beberapa menit setelah infuse
dihentikan. Pemberian oksitosin IM dengan dosis 5-10 unit tiap 15-30 menit juga
menimbulkan antidiuresis tetapi kemungkinan keracunan air tidak terlalu besar
karena tidak disertakan pemberian cairan tanpa elektrolit dalam jumlah besar.
2.5 Jenis-Jenis Penghambat Hormon Reproduksi
2.5.1 Antiestrogen
25
dan
agonis
estrogen
ditulan
dan
endometrium.
Tamoksifen
26
Tamoksifen berpengaruh
pada
Pertumbuhan
payudara
normal
27
hipertrofi
prostat
jinak
(BPH)
menghambat
5--reduktase