Anda di halaman 1dari 43

Pengertian Bounding Attachment

1. Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi,
maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
2. Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan
bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi
pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
3. Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan
perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir; attachment:
adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
4. Bennet dan Brown (1999), bounding: terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi
sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.
5. Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti
antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
6. Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling
merespon antara orang tua dan bayi lahir.
7. Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan;
attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang
terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
8. Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan
keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
9. Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi
setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
10. Harfiah, bounding: ikatan; attachment: sentuhan.

Tahap-Tahap Bounding Attachment


1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, erbicara, dan
mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2. Bounding (keterikatan)
3. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
Menurut Klaus, Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan.

Elemen-Elemen Bounding Attachment


1. Sentuhan Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan
pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara
mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.

2. Kontak mata Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak
mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling
memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa
lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell, 1982).
3. Suara Saling mendengar dan merespon suara anata orang tua dan bayinya juga penting.
Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.
4. Aroma Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter, Cernoch,
Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu
ibunya (Stainto, 1985).
5. Entrainment Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang
dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki,
seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak
mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan
menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
6. Bioritme Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme
alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme
personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang
yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku
yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk
belajar.
7. Kontak dini Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak
dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tuaanak.
Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh
dari kontak dini :
1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.
2. Reflek menghisap dilakukan dini.
3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.
4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth (kehangatan tubuh);
waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).

Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding


Attachment
1. Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
2. Sentuhan orang tua pertama kali.
3. Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
4. Kesehatan emosional orang tua.
5. Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.

6. Persiapan PNC sebelumnya.


7. Adaptasi.
8. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
9. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi,
menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
10. Fasilitas untuk kontak lebih lama.
11. Penekanan pada hal-hal positif.
12. Perawat maternitas khusus (bidan).
13. Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan pasangan.
14. Informasi bertahap mengenai bounding attachment.

Keuntungan Bounding Attachment


1. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
2. Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.

Hambatan Bounding Attachment


1. Kurangnya support sistem.
2. Ibu dengan resiko (ibu sakit).
3. Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
4. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.

Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 63-65)
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. (hlm: 54-55).
books.google.co.id/books?id=ZkPup5Ozy8C&pg=PA54&lpg=PA54&dq=pengertian+bounding+attachment&source=.
Desty, dkk. 2009. Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir. Akademi Kebidanan Mambaul
Ulum Surakarta.
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 64-66).
Telli, L. Bounding Attachment. Diunduh 15 Januari 2010, 10:15 PM.
akbidypsdmi.net/download/pdf/asuhan26.pdf
Image, babyphotospictures.com.

BOUNDING ATTACHMENT
BOUNDING ATTACHMENT

Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun


ikatan) jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih
sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan
proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan
orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan
emosional dan saling membutuhkan.
Bonding attachment terjadi
antara

ibu-ayah-anak

Menurut

Brazelton

mutual

pertama

dan

(1978),

antar

pada

kala

IV,

berada
bonding

individu,

misalnya

saat pertama kali mereka bertemu.


Attachment adalah suatu perasaan

dimana

dalam

merupakan
antara

diadakan
ikatan

suatu

orang

menyayangi

atau

kontak
kasih.

ketertarikan

tua

dan

loyalitas

anak,
yang

mengikat individu dengan individu lain. Sedangkan menurut Nelson & May (1996),
attachmen merupakan ikatan antara individu meliputi pencurahan perhatian
serta adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab.

Menurut
spesifik,
ikatan

Klaus,

dan

bertahan

orangtua

selamanya

Kenell

walau

terhadap
dipisah

(1992),
lama.

bonding

Mereka

anaknya
oleh

jarak

attachment
juga

dapat
dan

bersifat

menambahkan
terus
waktu

berlanjut
dan

unik

bahwa
bahkan

tanda-tanda

keberadaan secara fisik tidak terlihat.


Menurut MATERNAL NEONATAL HEALTH Bonding attachment adalah kontak
dini secara lngsung natara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala
III sampai dengan postpartum.
Bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan areksi
(kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir sedangkan attachment
adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
A. CARA UNTUK MELAKUKAN BOUNDING ATTACHMENT
Cara untuk melakukan bounding ada bermacam-macam antara lain:
1. Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara
langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu
merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
2. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan
bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan
antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis
bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang
mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan
dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI
ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan
tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI,

karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena
dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan
terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
3. Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa
lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak
waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir
dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.
4. Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting.
orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut
membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut
membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara
dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
5. Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk
mengenali aroma susu ibunya.
6. Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak
sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan
tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi
pada saat anak mulai bicara.
7. Bioritme

Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme).
Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang
konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku
yang responsif.
8. Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak
dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek
suckling dengan segera.
B.

KONDISI-KONDISI
ATTACHMENT

YANG

MEMPENGARUHI

PROSES

BOUNDING

Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini sangat dipengaruhi oleh
kondisi-kondisi sebagai berikut :

1. Kesehatan emosional orang tua


Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan
memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak
menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu
tercapainya proses bounding attachment ini.
2. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan
yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masingmasing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin
mudah pula bounding attachment terwujud.
3. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan

Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga
penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang
terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu
untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
4. Kedekatan orang tua ke anak
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin
secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara
keduanya.
5. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan
C.

anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
PERAN KEHADIRAN SEORANG AYAH
Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan
anggota keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan
melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki
hubungan yang unik.n Namun demikian peran kehadiran seorang ayah dan anggota
keluarga yang lain juga dibutuhkan dalam perkembangan psikologis anak yang baik
nantinya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang laki-laki dalam proses
perubahan peran menjadi seorang ayah, diantaranya :
1. Ketika ibu hamil, seorang suami akan merasa bangga karena dia akan
mempunyai keturunan dan dia akan menjadi seorang ayah.
2. Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa bahagia dan juga prihatin yang
disebabkan oleh :
- cemas akan biaya persalinan dan perawatan bayinya kelak

- kekhawatiran adanya kecacatan pada bayinya, antara lain: kecewa, gelisah tentang
bagaimana perawatan bayi dan bagaimana nasibnya kelak, dan lain sebagainya.
- Gelisah tentang kemampuan merawat dan mendidik anaknya (pesimis akan
keberhasilannya sebagai seorang ayah)
- Harapan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan, khususnya maasalah jenis
kelamin.
D.

STANDARDISASI CARA MENGEVALUASI INTERAKSI ORANG TUA BAYI (Gray


dan asosiasi tahun 1975).
Terdiri dari tiga observasi yang dibuat di ruang bersalin selama dan segera
setelah bayi lahir dan kembali selama dua sampai tiga hari periode post partum.
Nilai 1-4 diberikan dalam setiap observasi dan nilai tersebut dijumlahkan dalam
setiap periode. Interaksi yang sangat positif akan memberikan nilai 10 sampai 12
untuk setiap periode. Interaksi sangat negatif akan memberikan skor 3-6. Konseling
tindak lajut bagi orang tua dengan skor yang rendah merupakan indikasi untuk

E.

mencegah penyalahgunaan akan dan megajarkan cara pengasuhan anak.


RESPON ORANG TUA TERHADAP BAYI YANG BARU LAHIR
Kelahiran anggota keluarga baru dalam sebuah keluaga merupakan satu hal
yuang

membawa

perubahan

terhadap

anggota

keluarga

lainnya.

Mereka

beradaptasi dan menyesuaikan diri terhadap bayi yang baru dilahirkan. Berbagai
perasaan dan tingkah laku mengalami perubahan, ada yang makin bahagia dengan
kehadiran bayi namun tidak sedikit juga yang mengingkarinya. Sikap dan perasaan
anggota keluarga tersebut akan membawa pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan bayi itu nantinya. Akan tetapi sebelum menghadapi respon terhadap
bayi baru lahir, orang tua akan melalui suatu proses untuk menjadi orang tua.
Kelahiran adalah sebuah momen yang dapat membentuk suatu ikatan antara
ibu dan bayinya. Pada saat bayi dilahirkan adalah saat yang sangat menakjubkan
bagi seorang ibu ketika ia dapat melihat, memegang dan memberikan ASI pada

bayinya untuk pertama kali. Dan masa tenang setelah melahirkan disaat ibu merasa
rileks, memberikan peluang ide la untuk memulai pembentukan ikatan batin.
Seorang bayi yang baru lahir mempunyai kemampuan yang banyak misalnya
bayi dapat mencium,. Merasa, mendengar dan melihat. Kulit mereka sangat
sensitive terhadapt suhu dan sentuhan dan selama satu jam pertama setelah
melahirkan mereka sangat wasapada dan siap untuk mempelajari dunia baru
mereka.
Jika tidak ada komplikasi yang serius stelah bayi lahir dapat langsug
diletakkan di atas perut ibu , kontak segera ini akan sangat bermanfaat baik bagi
ibu maupun bayinya telah terjadi sejak masa kehamilanndanpada saat persalinan
ikatan itu akan semakin kuat. Bidan sebagai tenaga kesehatan dapat menfasilitasi
perilaku ikatan awal ini dengan cara menyediakan sebuah lingkungan yang
mendukung sehingga kontak dan interaksi yang baik dari orang tua kepada anak
dapat terjadi.
PRAKONDISI YANG MEMPENGARUHI IKATAN
Prakondisi yang mempengaruhi ikatan(mercer, 1996), yaitu:
1. Kesehatan emosional orang tua
2. Sistem dukungan social yang meliputi pasangna hidup, teman dan keluarga
3. Suatu tigkat keterampilan alam berkomunikasi dan dalam member asuhan yang

F.

kompeten
4. Kedekatan orang tua dengan bayi
5. Kecocokan orang tua-bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan jenis kelamin)
G. TAHAP-TAHAP BOUNDING ATTACHMENT
1.
Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2. Bounding (keterikatan)
3. Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan indivudu lain
H. ELEMEN-ELEMEN BOUNDING ATTACHMENT
Menurut Klaus, Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan.
Elemen-elemen bounding attachment meliputi:
1. Sentuhan

Sentuhan, atau indera peraba, dipakai seara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh
lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru loahir dengan cara
mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. Penelitian telah menemukan
suatu pola sentuhan yang hampir sama yakni pengasuh memulai eksplorasi jari
tangan ke bagian kepala dan tungkai kaki. Tidak lama kemudian pengasuh memakai
telapak tangannya untuk mengelus badan bayi dan akhirnya memeluk dengan
tangannya. Gerakan ini dipakai menenangkan bayi.
2. Kontak mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata,
orang

tua

dan

bayi

akan

menggunakan

lebih

banyak

wktu

utuk

salaing

memandang. Beberap ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka


merasa lebih dekat degan bayinya
3. Suara
Saling mendenganr dan meresponi suara antara orang tua dan bayinya juga
penting.

Orang

tua

menunggu

tangisan

pertama

bayinya

dengan

tegang.

Sedangkan bayi akan menjadi tenag dan berpaling kea rah orang tua mereka saat
orang tua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi.
4. Aroma
Perilaku lain yang terjalaina antara orang tua dan bayi ialah respons terhadap
aroma / bau masing-masing. Ibu mengetahui setiap anak memiliki aroma yang unik.
Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya.
5. Entraiment

Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraaan orang dewasa.
Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki,
seperti sedang berdansa mengikut nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi
saat anak mula berbicara. Irama ini berfungsi member umpan balik positif kepada
orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
6. Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme
alamiah ibuya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme
personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan member kasih
sayang

yang

konsisten

dan

dengan

memanfaatkan

waktu

saat

bayi

mengembangkan perilaku yang responsive. Hal ini dapat meningkatkan interaksi


social dan kesempatan bayi untuk belajar.
7. Kontak dini
Saat ini, tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah
lahir merupakan hal yang penting hubungan orang tua-anak. Namun menurut Klaus,
Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak
dini:
1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
2. Reflek menghisap dilakukan dini
3. Pembentuk kekebalan aktif dimulai
4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak;(Body warmth (kehangatan
I.

tubuh), Waktu pemberian kasih saying, Stimulasi hormonal)


PRINSIP-PRINSIP DAN UPAYA MENINGKATKAN BOUNDING ATTACHMENT
1. Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
2. Sentuhan orang tua pertama kali.
3. Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.

4. Kesehatan emosional orang tua.


5. Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
6. Persiapan PNC sebelumnya.
7. Adaptasi.
8. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
9. Kontak

sedini

mungkin

sehingga

dapat

membantu

dalam

memberi

kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa
nyaman.
10.Fasilitas untuk kontak lebih lama.
11.Penekanan pada hal-hal positif.
12.Perawat maternitas khusus (bidan).
13.Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan
pasangan.
14.Informasi bertahap mengenai bounding attachment.
K. DAMPAK POSITIF BOUNDING ATTACHMENT
- Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social
- Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
L. HAMBATAN BOUNDING ATTACHMENT
- Kurang support sistem
- Ibu dengan risiko
- Bayi dengan risiko
- Kehadiaran bayi yang tidak diinginkan

M. RESPON AYAH DAN KELUARGA

Ayah mungkin menjadi anggota keluarga yang terlupakan, terutama bila hal
ini merupakan anak yang pertama. Sebelum bayi tiba di rumah, ia merupakan
bagian terbesar dari keluarganya yang terdiri dari dua orang. Aktivitas siang hari
dimana mudah disesuaikan dengan pasangannya malam hari tanpa gangguan. Kini
rumah menjadi tidak terkendali, makan menjadi tidak terjadwal, tidur mengalami
gangguan dan hubungan seksual untuk sementara ditangguhkan. Ayah harus
dilibatkan dalam perwatan anak dan pemeliharaan aktivitas rumah. Dengan
berbagai tanggung jawab seperti ini, mereka menjadi bagian dari pengalaman
mengasuh anak. Sebagai akibat, pasangan menjadi lebih dekat.
Sebagai ayah baru, peran ayah tidak kurang rumitnya dibandingkan peran
istri. Tentu sang ayah tidak mengandung si bayi selam 9 bulan, tetapi harus
membuat penyesuaian secara fisik dan emosi ketika waktu persalinan semakin
dekat dan persiapan untuk bayi menjadi penting sekali. Di satu pihak, sang ayah
ungkin merasa seolah-olah tidak ada hubungan dengan persalinan tetapi pada sisi
lain ini adalah bayinya juga.
Ketika bayi akhirnya lahir, sang ayah mungkin merasa sangat lega dan juga
gembira serta gugup. Sewaktu menyaksikan kelahiran bayi, perasaan komitmen
dan cinta membanjir ke permukaan menghilangkan kekhwatiran bahwa sang ayah
tidak akan pernah mempunyai keterikatan dengan bayinya. Sang ayah juga
merasakan penghargan yang besar dan cinta kepada istri lebih dari pada
sebelumnya. Pada waktu yang sama, merenungkan tanggung jawab untuk merawat
baka ini salam 20 tahun ke depan dapat membuat sang ayah lemah.
Pendekatan terbaik adalah menjadi ayah yang seaktif mungkin. Misalnya,
saat istrinya melahirkan di rumah sakit, ayah mungkin di tempatkan di dalam ruang
rawat gabung sampai waktunya membaw pulang bayi ke rumah. Ini akan
membantu ayah merasa tidak seperti penonton tetapi lebih sebagai peserta aktif.

Ayah akan mengenal bayinya dari permulaaan juga memungkinkan ayah berbagi
pengalaman emonsional dengan istirnya.
Begitu seluruh keluarga berada di rumah, sang ayah dapat dan harus
membantu memakaikan popok, memandikan dan membuat senang bayi. Kebalikan
dengan sterotype kuno, pekerjaan ini bukanlah pekerjaan eksklusif wanita. Tidak
ada alasan mengapa seorang ayah tidak mampu melaksanakan pekerjaan seharihari mengurus rumah dan anak sebaik ibu. Umumnya ayah yang bersedia
mengurus rumah tangga hanya untuk menyenangkan istrinya saja. Alangkah
baiknya jika pekerjaan ini dikerjakan dengan perasaan bahwa sudah selayaknya
menerima tanggung jawab di dalam rumah yaitu merawat anak dan rumah tangga
sehari-hari.
N. SIBLING RIVALLY
Salah satu peristiwa kunci dalam kehidupan anak adalah kelahiran adik baru.
Kehamilan itu sendiri merupkan waktu ideal bagi anak-anak untuk memahami
darimana bayi berasal dan bagaimana bayi itu dilahirkan. Anak mungkin memiliki
reaksi campuran terhadap adik baru, bergairalah karena mendapat teman bermain
baru, takut akan ditelantarkan dan sering kecewa ketika sang adik tidak mau segera
bermain. Akan tetapi persaingan sengit yang ditakutkan oleh banya orang tua
bukan tidak dapat dihindari. Temperamen anak tertentu itu dan cara orang tua
memperlakukan anak adalah faktor kunci yang menentukan seberapa besar
persaingan yang terjadi di antara saudara kandung.
Tidak mudah memang untuk menjaga keseimbangan yang tepat antara
menyesuaikan diri dengan kebutuhan bayi baru dan membantu anak yang lebih
besar mengatasi perubhahn itu. Usahakan agar anak yang lebih besar mendapat
beberapa keistimewaan, mungkin dengan waktu tidur lebih larut atau waktu khusus
untuk perhatian yang tidak terbagi untuknya. Pastikan pula bahwa anak yang lebih

kecil dilindungi dari perlakuan marah dan suka memerintah dari anak yang lebih
besar, lebih kuat dan lebih pandai.
Percekcokan yang bercampur dengan permainan yang menyenangkan adalah
pola yang lazim di antara kakak dan adik. Tidak bijaksana bila kit mengharapkan
seseorang anak selalu bertindak adil menurut standar orang dewaasa. Barna gkali
lebih baik mengajar semua anak karena tidak bertengkar atau memarahi mereka
semua ketika mereka berkelahi daripada mencoba menyelidiki siapa yang benar
dan siapa yang salah. Walaupun tanpa bisa dihindari sekali waktu mungkin
bertindak berlebihan, waspadalah agar seorang anak jangan selalu diberi dukungan
dengan mengorbakan anak lain.
Jika saudara kandung adalah anak prasekolah, dia akan lebih dapat lebih
memahami

apa

yang

sedang

terjadi.

Dengan

mempersiapkan

dia

selama

kehamilan, orang tua dapat membantu mengurangi kebingungan atau rasa irinya.
Dia dapat memahami fakta dasar dari situasi tersebut dan dia kemungkinan akan
sangat ingin tahu tentang orang yang ingin dia ketahui ini.
Begitu bayi lahir, anak yang lebih besar mersa kehilangan orang tuanya dan
marah karena bayi akan menjadi pusat perhatian baru. Tetapi dengan memuji dia
karena telah memabtu dan bertindak seperti orang dewasa akan membuat anak
tahu bahwa dia juga mempunyai peran baru yang penting untuk dimainkan.
Pastikan bahwa anak mendapatkan waktu menjadi orang penting dan diizinkan
menjadi bayi sewaktu dia merasa perlu. Selain itu sering diberikan kesempatan
agar dia tahu bahwa ada scukup ruang dan cinta kasih dalam hati orang tua untuk
mereka berdua.
Jika saudara kandung sudah memasuki usia sekolah, dia mungkin tidak lagi
merasa terncam oleh pendatang baru dalam keluarga. Bahkan kemungkinan besar
dia kagum dengan proses kehamilan dan persalinan, serta ingin sekali bertemu
dengan bayi yang baru.

Pengertian Bounding Attachment Menurut Ahli | Dalam ilmu kebidanan, terdapat istilah
Bounding Attachment. Bounding Attachment adalah suatu ikatan yang terjadi antara orang tua
dan bayi baru lahir, yang meliputi pemberian kasih sayang dan pencurahan perhatian yang saling
tarik-menarik. Selain itu, pengertian bounding attachment adalah suatu proses sebagai hasil dari
suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai serta
memberi keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan. Ada banyak pengertian
tentang bounding attachment yang telah dikemukakan oleh para ahli. Seperti apa pengertian
bounding attachment menurut mereka?

Pengertian Bounding Attachment


Berikut ini beberapa Pengertian Bounding Attachment Menurut Ahli:
Pengertian Bounding Attachment Subroto (2002): Bounding Attachment adalah
sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan
bayi.
Pengertian Bounding Attachment Perry (2002): Bounding adalah proses pembentukan
Attachment atau membangun ikatan, sedangkan Attachment adalah suatu ikatan khusus
yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang
tua dan bayi.

Pengertian Bounding Attachment Parmi (2000): Bounding Attachment adalah suatu


usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespons antara
orang tua dan bayi lahir.

Pengertian Bounding Attachment Brozelton (1995): Bounding Attachment adalah


permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak pada
pertemuan pertama.

Pengertian Bounding Attachment Bennet dan Brown (1999): Bounding adalah


terjadinya hubungan orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, sedangkan attachment
adalah pencurahan kasih sayang di antara individu.

Pengertian Bounding Attachment Nelson (1986): Bounding adalah dimulainya


interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, sedangkan
attachment adalah ikatan yang terjalin di antara individu yang meliputi pencurahan
perhatian, yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.

Pengertian Bounding Attachment Klause dan Kennel (1983): Bounding Attachment


adalah interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada
beberapa menit dan jam pertama segera setelah bayi lahir.

Sekian uraian tentang Pengertian Bounding Attachment Menurut Ahli, semoga bermanfaat.
Referensi:
Bahiyatun. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.

MAKALAH BOUNDING ATTACHMENT

BOUNDING ATTACHMENT

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Ikatan antara ibu dan bayinya telah terjadi sejak masa kehamilan dan pada
saat persalinan ikatan itu akan semakin kuat. Bidan sebagai tenaga kesehatan
dapat memfasilitasi perilaku ikatan awal ini dengan cara menyediakan sebuah
lingkungan yang mendukung sehingga kontak dan interaksi yang baik dari orangtua
kepada anak dapat terjadi. Jam pertama setelah melahirkan mereka sangat
waspada dan siap untuk mempelajari dunia baru mereka. Jika tidak ada komplikasi
yang serius setelah bayi lahir dapat langsung diletakkan di atas perut ibu. Kontak
segera ini akan sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya karena kontak
kulit dengan kulit membantu bayi tetap hangat.
Mengingat pentingnya kasih sayang (Bounding Attechment) antara ibu dan
anak, dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat dengan hal tersebut, maka di
dalam makalah ini akan dibahas pengertian dan bagaimana cara mewujudkan kasih
sayang tersebut. Keterikatan kasih sayang bisa terwujud dari janin masih berada di
dalam kandungan dan untuk mempereratnya bayi yang baru lahir bisa dilakukan
IMD (inisiasi menyusu dini), dari hal tersebut selain manfaat ASI yang didapatkan
begitu besar juga sangat bermanfaat untuk psikologis ibu dan anak karena sebuah
kasih sayang bisa berawal dari sebuah sentuhan, dan dekapan ibu kepada anaknya
di saat dilakukan IMD.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1.Apa pengertian Bounding Attechment?


2.Apa saja prakondisi yang mempengaruhi ikatan / Bounding Attachment ?
3.Apa saja tahap-tahap Bounding Attachment?
4.Apa saja elemen-elemen Bounding Attachment?
5.Apa saja prinsip-prinsip dan upaya untuk meningkatkan Bounding Attachment?
6.Apa saja dampak positif bounding attachment?
7.Apa saja hambatan Bounding Attachment?
1.3 TUJUAN
1.Untuk mengetahui pengertian Bounding Attechment
2.Untuk mengetahui apa saja prakondisi yang mempengaruhi ikatan / Bounding
Attachment
3.Untuk mengetahui tahap-tahap Bounding Attachment
4.Untuk mengetahui elemen-elemen Bounding Attachment
5.Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip dan upaya untuk meningkatkan Bounding
Attachment
6.Untuk mengetahui dampak positif bounding attachment
7.Untuk mengetahui hambatan Bounding Attachment

BAB II

PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Bounding Attachment


Bounding attachment terjadi pada kala IV dimana diadakan kontak antara
ibu-ayah-anak dan berada dalam ikatan kasih. Pengertian Bounding Attachment

a.

menurut beberapa ahli yaitu :


Menurut Klause dan Kennel (1983) adalah interaksi orang tua dan bayi secara
nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama
segera bayi setelah lahir.

b.

Nelson (1986), bounding : dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang
tua dan bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu
yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.

c.

Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan
perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir;
attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.

d.

Bennet dan Brown (1999), bounding: terjadinya hubungan antara orang tua dan
bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara
individu.

e.

Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang


seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.

f.

Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang
saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.

g.

Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan;


attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas
yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.

h.

Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan
keterikatan batin antara orang tua dan bayi.

i.

Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan
bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.

Jadi bisa kita simpulkan Bounding adalah proses pembentukan sedangkan


attachment (membangun ikatan), jadi bounding attachment adalah sebuah
peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan
bayi. dimulai pada kala III sampai dengan postpartum. Hal ini merupakan proses
dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua
yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan
saling membutuhkan.
2.2 Prakondisi yang mempengaruhi ikatan / Bounding Attachment (Mercer, 1996)
yaitu :
1.

Kesehatan emosional orangtua


Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu
akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak
menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu

2.

tercapainya proses bounding attachment ini.


Suatu tingkat ketrampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan yang
kompeten.
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu
dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki
masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan

semakin mudah pula bounding attachment terwujud.


3. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang
juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang
terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu
4.

untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.


Kedekatan orangtua dengan bayi
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat
terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara

5.

keduanya.
Kecocokan orangtua denagn bayi ( termasuk keadaan, temperamen dan jenis
kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika
keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota
keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan melewati

saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang
unik.
Namun demikian peran kehadiran seorang ayah dan anggota keluarga yang
lain juga dibutuhkan dalam perkembangan psikologis anak yang baik nantinya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang laki-laki dalam proses perubahan peran
menjadi seorang ayah, diantaranya :
1. Ketika ibu hamil, seorang suami akan merasa bangga karena dia akan
mempunyai keturunan dan dia akan menjadi seorang ayah.
2. Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa bahagia dan juga perhatian yang
disebabkan oleh :
cemas akan biaya persalinan dan perawatan bayinya kelak
kekhawatiran adanya kecacatan pada bayinya, antara lain: kecewa, gelisah tentang
bagaimana perawatan bayi dan bagaimana nasibnya kelak, dan lain sebagainya.
Gelisah tentang kemampuan merawat dan mendidik anaknya (pesimis akan
keberhasilannya sebagai seorang ayah)
Harapan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan, khususnya maasalah jenis
kelamin.
2.3 Tahap-Tahap Bounding Attachment
1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2. Bounding (keterikatan)
3. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
2.4 Elemen-Elemen Bounding Attachment
1. Sentuhan Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh
orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi
baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
2. Kontak

mata

Ketika

bayi

baru

lahir

mampu

secara

fungsional

mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih
banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan
melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus,
Kennell, 1982).

3. Suara Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya
juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan
tegang.
4. Aroma Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik
(Porter, Cernoch, Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk
membedakan aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
5. Entrainment Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur
pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat
kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti
nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara.
Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan
menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
6. Bioritme Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada
dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah
membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini
dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan
waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat
meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
7. Kontak dini Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan
bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan
orang tuaanak.
Penelitian belum dapat membuktikan bahwa kontak dini merupakan hal yang
penting untuk hubungan orangtua-anak. Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada
beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini :
1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.
2. Reflek menghisap dilakukan dini.
3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.
4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak , body warmth
(kehangatan tubuh); waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).
2.5 Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan Bounding Attachment :

a)
b)
c)
d)
e)

Menit pertama jam perrtama


Sentuhan orangtua pertama kali
Adanya ikatan yang baik dan sistematis
Terlibat proses persalinan
Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan

pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu serta memberi rasa nyaman.
f) Fasilitas untuk kontak lebih lama
g) Perawat maternitas khusus (bidan)
h) Libatkan anggota keluarga lainnya
i)
Informasi bertahap mengenai bonding attachment

2.6 Dampak positif bounding attachment

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social


Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
Hambatan bounding attachment
Kurang support sistem
Ibu dengan risiko
Bayi dengan risiko

7.

Kehadiaran bayi yang tidak diinginkan

2.7 Hambatan Bounding Attachment

1. Kurangnya support sistem.


2. Ibu dengan resiko (ibu sakit).
3. Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
4. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.

2.8 Cara untuk melakukan Bounding Attachment ada bermacam-macam antara lain:
1. Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir atau
yang biasa disebut dengan IMD (Inisiasi Menyusu Dini), secara langsung bayi akan
mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan
diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.

Manfaat Inisiasi Menyusu Dini


1.Untuk bayi
a. Kehangatan
Christensson et al, (1992) melaporkan bahwa dibandingkan bayi-bayi yang
diletakan dalam boks ternyata bayi-bayi yang kontak kulit dengan kulit ibunya
mempunyai suhu tubuh yang lebih hangat dan stabil.
b. Kenyamanan
Ternyata bayi-bayi yang dilakukan inisiasi dini lebih jarang menangis
dibandingkan dengan bayi-bayi yang dipisahkan dari ibunya.
c. Kualitas perlekatan
Di banding bayi yang dipiosahkan dari ibunya, bayi-bayi yang di lakukan
inisiasi dini mempunyai kemampuan perlekatan mulut yang lebih baik pada waktu
menyusu.
1.Untuk ibu
Pelepasan

plasenta

yang

lebih

cepat

akan

mengurangi

resiko

terjadinya

pendarahan.
Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu
1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan
suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan
risiko kematian karena hypothermia (kedinginan).

2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak
jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel
sehingga mengurangi pemakaian energi.
3. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di
ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk
menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
4. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan
antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk
pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap
untuk mengolah asupan makanan.
5. Asi yang pertama (colostrum) mengandung beberapa Antibodi yang dapat
mencegah infeks pada bayi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang
bayi.
6. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan,
fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang
bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna
dengan baik oleh usus bayi.
7. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI
eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
8. Sentuhan,

kuluman/emutan,

dan

jilatan

bayi

pada

puting

ibu

akan

merangsang keluarnya oksitosin yang penting karena:


1. Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta
dan mengurangi perdarahan ibu.
2. Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks,
dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon
meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
3. Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang
berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.
2.

Rawat gabung

Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara
ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan
badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan
psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi
mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung,
merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan
memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga
memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan
merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah
bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bounding attachment merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu
interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai
memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan. Bonding
attachment sangat diperlukan untuk bayi dan ibu terutama bagi ibu primipara. Bagi
ibu primipara akan banyak mendapatkan pengalaman dan perubahan yang dialami
sangat banyak setelah melahirkan karena adanya pergantian peran dari seorang ibu
yang dulunya belum pernah memiliki anak dan tidak tahu cara merawat
anak,sekarang sudah berganti peran dan mau tidak mau ibu tersebut harus dapat
mengambil peran antaralain merawat bayi, memberi ASI dan masih banyak lagi
peran yang berubah setelah melahirkan. Ibu di sini tidak hanya focus pada
perubahan dirinya dan perawatan untuk dirinya sendiri namun ibu harus bisa
merawat bayinya juga. Bounding attachment juga tidak hanya untuk ibu yang
primipara namun juga untuk ibu yang multipara.

Pemberian ASI eksklusif dengan melakukan IMD dan rawat gabung merupakan
cara yang baik untuk menerapkan bounding attachment
3.2 SARAN
Masih banyak sekali bidan atau tenaga kesehatan yang belum melakukan
hal ini begitu bayi lahir. Banyak yang melakukan inisiasi menyusu dini namun hanya
sebentar saja. Bayi langsung di bawa ke ruang bayi tanpa mendapatkan kontak
dengan ibunya secara maksimal.

Bounding Attachment
Bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan areksi (kasih
saying) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir sendangkan attachment
adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.Menurut
MATERNAL NEONATAL HEALTH.
Bonding attachment adalah kontak dini secara lngsung natara ibu dan bayi setelah
proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan postpartum.
Prakondisi yang mempengaruhi ikatan(mercer, 1996), yaitu:
1. kesehatan emosional orang tua
2. sistem dukungan social yang meliputi pasangna hidup, teman dan keluarga
3. suatu tigkat keterampilan alam berkomunikasi dan dalam member asuhan
yang kompeten
4. kedekatan orang tua dengan bayi
5. kecocokan orang tua-bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan jenis
kelamin)
Tahap-tahap bounding attachment
1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2. Bounding (keterikatan)
3. Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan indivudu
lain

Menurut Klaus, Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan. Elemenelemen bounding attachment meliputi:
1. Sentuhan
Sentuhan, atau indera peraba, dipakai seara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh
lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru loahir dengan cara
mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. Penelitian telah menemukan
suatu pola sentuhan yang hampir sama yakni pengasuh memulai eksplorasi jari
tangan ke bagian kepala dan tungkai kaki. Tidak lama kemudian pengasuh memakai
telapak tangannya untuk mengelus badan bayi dan akhirnya memeluk dengan
tangannya. Gerakan ini dipakai menenangkan bayi.
1. Kontak mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata,
orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak wktu utuk salaing
memandang. Beberap ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka
merasa lebih dekat degan bayinya
1. Suara
Saling mendenganr dan meresponi suara antara orang tua dan bayinya juga
penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.
Sedangkan bayi akan menjadi tenag dan berpaling kea rah orang tua mereka saat
orang tua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi.
1. Aroma
Perilaku lain yang terjalaina antara orang tua dan bayi ialah respons terhadap
aroma / bau masing-masing. Ibu mengetahui setiap anak memiliki aroma yang unik.
Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya.
1. Entraiment
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraaan orang dewasa.
Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki,
seperti sedang berdansa mengikut nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi
saat anak mula berbicara. Irama ini berfungsi member umpan balik positif kepada
orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
1. Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme
alamiah ibuya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme
personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan member kasih
sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu sat bayi mengembangkan
perilaku yang responsive. Hal ini dapat meningkatkan interaksi social dan
kesempatan bayi untuk belajar.
1. Kontak dini
Saat ini, tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah
lahir merupakan hal yang penting hubungan orang tua-anak. Namun menurut Klaus,

Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak
dini:
1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
2. Reflek menghisap dilakukan dini
3. Pembentuk kekebalan aktif dimulai
4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak
Body warmth (kehangatan tubuh)
Waktu pemberian kasih sayang
Stimulasi hormonal
Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment
a. Menit pertama jam pertama
b. Sentuhan orang tua pertama kali
c. Adanya ikatan yang baik dan sistematis
d. Terlibat proses persalinan
e. Persiapan PNC sebelumnya
f. Adaptasi
g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membangut dalam member kehangatan
pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta member rasa nyaman
h. Fasilitas untuk kontak lebih lama
i. Penekanan pada hal-hal positif
j. Perawat meternitas khusus (bidan)
k. Libatkan anggota keluarga lainnya
l. Informasi bertahap mengenai bounding attachment
Dampak positif bounding attachment
- Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social
- Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
Hambatan bounding attachment
- Kurang support sistem
- Ibu dengan risiko
- Bayi dengan risiko
- Kehadiaran bayi yang tidak diinginkan

bounding attachment

2.1 Pengertian Bounding Attachment


Bounding attachment berasal dari dua suku kata, yaitu bounding dan
attachment.

Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment

(membangun ikatan). Jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan


hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini
merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara
bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya
pemenuhan emosional dan saling membutuhkan. Adapun beberapa definisi para
ahli:
1.

Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik,
emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah
lahir.

2.

Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang
tua dan bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu
yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.

3.

Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan
perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir;
attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.

4.

Bennet dan Brown (1999), bounding: terjadinya hubungan antara orang tua dan
bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara
individu.

5.

Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang


seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.

6.

Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang
saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.

7.

Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan;


attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas
yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.

8.

Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan
keterikatan batin antara orang tua dan bayi.

9.

Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan
bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.

10. Harfiah, bounding: ikatan; attachment: sentuhan.

2.2
2.2.1

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Berhasil atau Tidaknya Proses

Bounding Attachment
Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu
akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak
menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu

2.2.2

tercapainya proses bounding attachment ini.


Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikasi dan keterampilan dalam merawat anak, orang tua satu
dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki
masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan

2.2.3

semakin mudah pula bounding attachment terwujud.


Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan

Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang


juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang
terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu
untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
2.2.4
Kedekatan orang tua ke anak
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat
terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara
keduanya.
2.2.5
Kesesuaian

antara

orang

tua

dan

anak

(keadaan

anak,

jenis

kelamin)

Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika
keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.

Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota
keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan melewati
saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang
unik.

2.3 Cara Untuk Melakukan Bounding Attachment


2.3.1 Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir,
secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan
ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
2.3.2 Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara
ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan
badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan
psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi
mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung,
merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan
memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga
memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan

merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah
bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
2.3.3 Kontak mata (Eye to Eye Contact)
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka
merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih
banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi
baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.
Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera. Kontak
mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan
dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada
umumnya.

2.3.4

Suara (Voice)
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat
penting. orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara
tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis
tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua
berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling
kearah mereka. Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing. Orang
tua akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan itu, ibu menjadi
tenang karena merasa bayinya baik-baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak
dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara-suara dan
membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu terhalang
selama beberapa hari oleh sairan amniotik dari rahim yang melekat dalam telinga.

2.3.5

Aroma /Odor (Bau Badan)


Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk
mengenali aroma susu ibunya. Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah
berkembang dengan baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk
mempertahankan hidup. Indera penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu
dapat memberikan bayinya Asi pada waktu tertentu.

2.3.6

Gaya bahasa (Entrainment)

Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak


sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan
tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi
pada saat anak mulai bicara.

Bayi baru lahir menemukan perubahan struktur

pembicaraan dari orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa


dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi.
Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam
memulai berbicara (gaya bahasa). Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik
positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi yang efektif.
2.3.7

Bioritme (Biorhythmicity)
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme).
Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang
konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku
yang responsif. Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri dengan irama
alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah lahir
adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini
dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan dengan
menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan respon bayi dan
interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar.

2.3.8

Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan
merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat
melakukan reflek suckling dengan segera.
Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat
diperoleh dari kontak dini :
1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.
2. Reflek menghisap dilakukan dini.
3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.
4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth
(kehangatan tubuh); waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).
2.4 Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment

1.

Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).

2.

Sentuhan orang tua pertama kali.

3.

Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.

4.

Kesehatan emosional orang tua.

5.

Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.

6.

Persiapan PNC sebelumnya.

7.

Adaptasi.

8.

Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.

9.

Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan


pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.

10. Fasilitas untuk kontak lebih lama.


11. Penekanan pada hal-hal positif.
12. Perawat maternitas khusus (bidan).
13. Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan
pasangan.
14. Informasi bertahap mengenai bounding attachment.

2.5

Manfaat Bounding Attachment

1.

Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.

2.

Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.

2.6

1.
2.
3.

Hambatan Bounding Attachment


Sesuatu yang prosesnya tidak sealur dengan tujuan dari bounding attachment
dan dapat dikatakan sebagai penghambat dalam bounding attachment adalah:
Kurangnya support sistem.
Ibu dengan resiko (ibu sakit).
Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).

4.
2.7

Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.


Respon Ayah dan Keluarga Terhadap Bayi Baru Lahir
Reaksi orangtua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-beda.
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya reaksi emosi maupun
pengalaman. Masalah lain juga dapat berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah
anak, keadaan ekonomi, dan lain-lain. Respon yang mereka perlihatkan pada bayi

baru lahir, ada yang positif dan ada juga yang negatif.
Respon Positif
Respon positif dapat ditunjukkan dengan:
1. Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan bahagia.

2.7.1

2.

Ayah bertambah giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan bayi dengan baik.

3.

Ayah dan keluarga melibatkan diri dalam perawatan bayi.

4.

Perasaan sayang terhadap ibu yang telah melahirkan bayi.

2.7.2
1.

Respon Negatif
Respon negatif dapat ditunjukkan dengan:
Kelahiran bayi tidak dinginkan keluarga karena jenis kelamin yang tidak sesuai
keinginan.

2.

Kurang berbahagia karena kegagalan KB.

3.

Perhatian ibu pada bayi yang berlebihan yang menyebabkan ayah merasa kurang
mendapat perhatian.

4.

Faktor ekonomi mempengaruhi perasaan kurang senang atau kekhawatiran dalam


membina keluarga karena kecemasan dalam biaya hidupnya.

5.

Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga karena anak lahir cacat.

6.

Anak yang dilahirkan merupakan hasil hubungan zina, sehingga menimbulkan rasa
malu dan aib bagi keluarga.

2.7.3

Perilaku orang tua yang dapat mempengaruhi ikatan kasih sayang antara orang

tua terhadap bayi baru lahir


2.7.3.1 Perilaku Memfasilitasi
1. Menatap, mencari ciri khas anak.
2. Kontak mata.
3. Memberikan perhatian.
4. Menganggap anak sebagai individu yang unik.

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Menganggap anak sebagai anggota keluarga.


Memberikan senyuman.
Berbicara/bernyanyi.
Menunjukkan kebanggaan pada anak.
Mengajak anak pada acara keluarga.
Memahami perilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak.
Bereaksi positif terhadap perilaku anak.

2.7.3.2 Perilaku Penghambat


1.

Menjauh dari anak, tidak memperdulikan kehadirannya, menghindar, menolak


untuk menyentuh anak.

2.

Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga yang lain, tidak memberikan
nama pada anak.

3.

Menganggap anak sebagai sesuatu yang tidak disukai.

4.

Tidak menggenggam jarinya.

5.

Terburu-buru dalam menyusui.

6.

Menunjukkan kekecewaan pada anak dan tidak memenuhi kebutuhannya.

2.7.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Respon Orang Tua Terhadap Bayinya


2.7.4.1 Faktor Internal
Yang termasuk faktor internal antara lain genetika, kebudayaan yang mereka
praktekkan dan menginternalisasikan dalam diri mereka, moral dan nilai, kehamilan
sebelumnya, pengalaman yang terkait, pengidentifikasian yang telah mereka
lakukan selama kehamilan (mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai orang
tua, keinginan menjadi orang tua yang telah diimpikan dan efek pelatihan selama
kehamilan.
2.7.4.2 Faktor Eksternal
Yang termasuk faktor eksternal antara lain perhatian yang diterima selama
kehamilan, melahirkan dan postpartum, sikap dan perilaku pengunjung dan apakah
bayinya terpisah dari orang tua selama satu jam pertama dan hari-hari dalam
kehidupannya.
2.7.5

Kondisi yang Memengaruhi Sikap Orang Tua Terhadap Bayi

1.

Kurang kasih sayang.

2.

Persaingan tugas orang tua.

3.

Pengalaman melahirkan.

4.

Kondisi fisik ibu setelah melahirkan.

5.

Cemas tentang biaya.

6.

Kelainan pada bayi.

7.

Penyesuaian diri bayi pascanatal.

8.

Tangisan bayi.

9.

Kebencian orang tua pada perawatan, privasi dan biaya pengeluaran.

10.

Gelisah tentang kenormalan bayi.

11.

Gelisah tentang kelangsungan hidup bayi.

12.

Penyakit psikologis atau penyalahgunaan alkohol dan kekerasan pada anak.

2.8
2.8.1
1.

Sibling Rivally
Pengertian Sibling Rivally
Kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008): sibling (anglo-saxon sib dan ling
bentuk kecil) anak-anak dari orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atu
perempuan. Disebut juga sib. Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling
rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih,
afeksi dan perhatian dari satu kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan
pengakuan atau suatu yang lebih.

2.

Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara


laki-laki dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang
mempunyai dua anak atau lebih.
Sibling rivalry atau perselisihan yang terjadi pada anak-anak tersebut adalah
hal yang biasa bagi anak-anak usia antara 5-11 tahun. Bahkan kurang dari 5 tahun
pun sudah sangat mudah terjadi sibling rivalry itu. Istilah ahli psikologi hubungan
antar

anak-anak

seusia

seperti

itu

bersifat

ambivalent

relationship.
2.8.2

Penyebab Sibling Rivalry


Banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain:

dengan

love

hate

1.

Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin


menunjukkan pada saudara mereka.

2.

Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan dari
orang tua mereka.

3.

Anak-anak

merasa

hubungan

dengan

orang

tua mereka terancam

oleh

kedatangan anggota keluarga baru/ bayi.


4.

Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi
proses kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.

5.

Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai
pertengkaran.

6.

Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai
permainan dengan saudara mereka.

7.

Dinamika keluarga dalam memainkan peran.

8.

Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan dalam
keluarga adalah normal.

9.

Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota


keluarga.

10.

Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya.

11.

Anak-anak mengalami stres dalam kehidupannya.

12.

Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi pada
mereka.

2.8.3

Segi Positif Sibling Rivally


Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi
positifnya, antara lain:

1.

Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa


keterampilan penting.

2.

Cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi.

3.

Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.

Oleh karena itu agar segi positif tersebut dapat dicapai, maka orang tua
harus menjadi fasilitator.
2.8.4

Mengatasi Sibling Rivally


Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling
rivalry, sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain:

1.

Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.

2.

Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.

3.

Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.

4.

Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama
lain.

5.

Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.

6.

Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari


satu sama lain.

7.

Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga
adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda.

8.

Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.

9.

Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka
sendiri.

10. Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan
kekerasan fisik.
11. Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan
untuk anak-anak.
12. Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama
lain.
13. Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.

14. Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua
sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry
yang paling bagus.
2.8.5

Adaptasi Kakak Sesuai Tahapan Perkembangan


Respon kanak-kanak atas kelahiran seorang bayi laki-laki atau perempuan
bergantung kepada umur dan tingkat perkembangan. Biasanya anak-anak kurang
sadar akan adanya kehadiran anggota baru, sehingga menimbulkan persaingan dan
perasaan takut kehilangan kasih sayang orang tua. Tingkah laku negatif dapat
muncul

dan

merupakan

petunjuk

derajat

stres

pada

anak-anak

ini.

Tingkah laku ini antara lain berupa:


1.

Masalah tidur.

2.

Peningkatan upaya menarik perhatian orang tua maupun anggota keluarga lain.

3.

Kembali ke pola tingkah laku kekanak-kanakan seperti: ngompol dan menghisap


jempol.

2.8.6

Peran Bidan
Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain:

1.

Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama
pasca kelahiran.

2.

Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif
tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.

Anda mungkin juga menyukai