Anda di halaman 1dari 4

Hubungan Trauma from Occlusion

(TFO) dengan Penyakit Periodontal


Ditulis pada April 17, 2011

Oklusi dan hubungannya dengan penyakit periodontal telah dan masih menjadi bahan kontroversi.
Selama bertahun-tahun, sejumlah penelitian pada manusia dan binatang percobaan berusaha
menyelidiki hubungan tersebut. tujuan Clinical Update ini adalah untuk meringkas penelitian
terdahulua, mendeskripsikan tanda dan gejala trauma oklusi, dan membahas pertimbanganpertimbangan perawatan.
Definisi
Sebelum membahas trauma oklusi, pemaparan definisi yang umum digunakan dapat membantu
memahami subyek ini.
Trauma oklusal: Suatu perlukaan pada apparatus perlekatan akibat tekanan oklusal yang berlebihan.
Trauma oklusal adalah perlukaan jaringan, bukan tekanan oklusal. Trauma oklusal dapat dibagi
menjadi 3 kategori umum:
1. Trauma oklusal primer: Perlukaan akibat tekanan oklusal berlebihan yang diaplikasikan pada
gigi-geligi yang memiliki dukungan normal. Contohnya, restorasi yang tinggi, bruksisme,
pergeseran atau ekstrusi ke ruang edentulous, dan pergerakan ortodontik.
2. Trauma oklusal sekunder: Perlukaan akibat tekanan oklusal normal yang diaplikasikan pada
gigi-geligi tanpa dukungan yang adekuat.
3. Trauma oklusal kombinasi: Perlukaan akibat tekanan oklusal berlebihan pada periodonsium
yang berpenyakit. Dalam kasus ini, terjadi inflamasi gingiva, pembentukan poket, dan tekanan
oklusal berlebihan yang umumnya disebabkan oleh tekanan parafungsional.
Oklusi traumatogenik: Oklusi yang dapat menghasilkan tekanan penyebab perlukaan pada apparatus
perlekatan.
Traumatisme oklusal: Proses keseluruhan dimana oklusi traumatogenik mengakibatkan perlukaan
apparatus perlekatan periodontal.

Gambar. Clinical feature of traumatic occlusion (1-2) Show the upper first molar tooth has
supraerupted because its opposing antagonist, the lower first molar tooth, has been extracted. Xray
(3) Mesial drift of the lower second molar occurred after the extraction of the lower first molar. Xray

(4) Both supraeruption of the upper first molar and mesial drifting of the lower second molar can be
seen in this one xray after extraction of the lower first molar.
Sejumlah penelitian pada binatang percobaan menggunakan Squirrel Monkey dan Beagle Dog
mengevaluasi efek tekanan jiggling/goncangan yang berlebihan dalam kondisi periodontitis
eksperimental. Kedua kelompok ini memberikan hasil yang berbeda dan mungkin disebabkan oleh
perbedaan desain penelitian dan model binatang yang digunakan.
Kesimpulan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Trauma oklusal tidak memicu inflamasi gingiva
2. Jika tidak terjadi inflamasi, oklusi traumatogenik akan meningkatkan mobilitas, pelebaran
PDL, penurunan tinggi tulang crestal dan volume tulang, namun tidak terjadi kehilangan
perlekatan.
3. Jika terjadi inflamasi gingiva, tekanan jiggling yang berlebihan tidak akan mempercepat
kehilangan perlekatan pada squirrel monkey namun peningkatan tekanan oklusal akan
mempercepat kehilangan perlekatan pada Beagle dog.
4. Perawatan inflamasi gingiva dalam kondisi mobilitas kontinyu atau trauma jiggling akan
mengurangi mobilitas dan meningkatkan densitas tulang, namun tidak akan mengubah tinggi
perlekatan atau tulang alveolar.
Tanda dan Gejala
Saat mengevaluasi pasien yang dicurigai mengalami trauma oklusal, terdapat sejumlah gejala klinis
dan radiografik. Indikator trauma oklusi tersebut adalah sebagai berikut:
Klinis
1. Mobilitas [progresif]
2. Nyeri saat mengunyah atau perkusi
3. Fremitus
4. Prematuritas/diskrepansi oklusal
5. Keausan yang disertai dengan beberapa indikator klinis lainnya
6. Migrasi gigi
7. Gigi retak atau fraktur
8. Sensitivitas termal
Radiografik
1. Pelebaran ruang PDL
2. Kehilangan tulang [furkasi, vertikal, sirkumferensial]
3. Resorpsi tulang

Tujuan terapeutik dan pertimbangan perawatan


Tujuan terapi periodontal dalam perawatan traumatisme oklusal harus dilakukan untuk memelihara
kenyamanan dan fungsi periodonsium. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dipertimbangkan
beberapa pilihan perawatan, sebagai berikut:

Penyesuaian oklusal [occlusal adjustment]

Penatalaksanaan kebiasaan parafungsional

Stabilisasi gigi-geligi yang goyang secara temporer, provisional, atau jangka panjang
menggunakan alat lepasan ataupun cekat

Pergerakan gigi ortodontik

Rekonstruksi oklusal

Pencabutan gigi tertentu

Penyesuaian oklusal atau grinding selektif didefinisikan sebagai reshaping permukaan oklusi gigigeligi melalui grinding untuk menciptakan relasi kontak yang harmonis antara gigi-geligi rahang atas
dan bawah. Karena terdapat kontroversi dalam hal trauma oklusi dan perannya dalam perkembangan
penyakit periodontal, hal tersebut juga berlaku dalam subyek penyesuaian oklusal. Workshop in
Periodontics tahun 1989 membuat daftar indikasi dan kontraindikasi penyesuaian oklusal sebagai
berikut:
Indikasi penyesuaian oklusal
1. Untuk mengurangi tekanan traumatik gigi-geligi yang menimbulkan: (a) Peningkatan
mobilitas atau fremitus agar terjadi perbaikan apparatus perlekatan periodontal; (b)
Ketidaknyamanan selama kontak atau fungsi oklusal
2. Untuk memperoleh hubungan fungsional dan efisiensi pengunyahan melalui perawatan
restoratif, ortodontik, bedah ortognatik, ataupun trauma rahang jika diindikasikan.
3. Sebagai terapi tambahan untuk mengurangi kerusakan akibat kebiasaan parafungsional
4. Reshape gigi-geligi yang berperan dalam perlukaan jaringan lunak ini
5. Untuk menyesuaikan relasi marginal ridge dan cusp yang menyebabkan impaksi makanan
Kontraindikasi penyesuaian oklusal
1. Penyesuaian oklusal tanpa pemeriksaan, dokumentasi, dan penyuluhan pasien pra-perawatan
yang cermat
2. Penyesuaian profilaktik tanpa tanda dan gejala trauma oklusal
3. Sebagai perawatan primer inflamasi penyakit periodontal yang diinduksi oleh mikroba
4. Jika status emosional pasien tidak memberikan hasil yang memuaskan

5. Kasus ekstrusi parah, mobilitas atau malposisi gigi-geligi yang tidak akan memberikan respon
jika hanya dilakukan penyesuaian oklusal saja.

Anda mungkin juga menyukai