Anda di halaman 1dari 12

BAB III

PENDEKATAN PENGKAJIAN TERHADAP ASPEK MANAJEMEN


RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

A. Pengkajian
Rangkaian kegiatan pengkajian aspek manajemen yang dilakukan oleh
mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Hasanuddin dimulai
tanggal 24 Juni sampai dengan 26 Juni 2014 dilantai 3 dan 4 ruang perawatan
VIP, kelas I dan kelas II-III Rumah Sakit Universitas penerapan asuhan
keperawatan model MPKP. Pengkajian awal yang kami lakukan menggunakan
metode penyebaran kuesioner, wawancara, diskusi, observasi dan kajian literatur
yang melibatkan , kepala ruangan, perawat ruangan dan pasien.

B. Hasil pengkajian dan analisa data


1. Ruang Perawatan Kelas I (Sandeq)
a. Ketenagaan
1) Tenaga Perawat
Ruang Sandeq memiliki jumlah perawat 24 orang dan 1 orang tenaga
administrasi dan tenaga verivekator. Perawat Sandeq memiliki latar
belakang pendidikan S.Kep 17 orang dan D3 keperawatan 7 orang.
Tenaga administrasi berlatar pendidikan D3 keperawatan. Seluruh
perawat sudah mengikuti pelatihan MPKP. Berdasarkan semua hasil

kuesioner dan wawancara perawat di ruangan mengatakan bahwa


tenaga yang tersedia belum mencukupi kebutuhan pelayanan.
2) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat
Kebutuhan tenaga perawat di Ruang sandeq dari hasil pengkajian
tanggal 24 Juni 2014. Berdasarkan klasifikasi kebutuhan pasien.
Klasifikasi
pasien
Total care
Partial care

Jumlah
pasien
9
21

Minimal care

Total

Kebutuhan tenaga perawat


Pagi
Sore
9x0,36 = 3,24 9x0,3= 2,7
21x0,27= 5,67 21x0,15=
3,15
4x0,17= 0,68
4x0,14=
0,56
9,77
6,41

Malam
9x0,2= 1,8
21x0,10=
2,1
4x0,07=
0,28
4,18

Total tenaga perawat:


Pagi

: 10 orang

Sore

: 6 orang

Malam : 4 orang
Total : 20 orang
Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari:
= 5,43 = 5 orang
Karu = 1 orang
Perawat Primer = 3 orang
Total kebutuhan perawat di ruangan sandeq = 29 orang sedangkan
jumlah total yang ada hanya 24 orang.
3) Kepuasan pasien terhadap kinerja perawat
Hasil pengkajian tanggal 26 juni 2014, kepuasan pasien terhadap
pelayanan perawat di ruang sandeq sejumlah 31 responden (pasien)

menunjukkan sebanyak 90% menyatakan sangat puas, dan 10 %


menyatakan puas dengan kinerja perawat.
Kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat didukung dari hasil
observasi menunjukkan bahwa perawat ruang sandeq, sangat ramah
dan selalu memberikan informasi kepada pasien setiap tindakan yang
akan dilakukan maupun informasi lain yang dibutuhkan pasien.
b. Sarana dan prasarana
Berdasarkan hasil pengumpulan seluruh perawat yang menjadi responden
menyatakan bahwa fasilitas yang teersedia sudah cukup memadai dalam
melakukan tindakan keperawatan. Perawat juga sudah mengetahui cara
menggunakan alat yang ada di ruangan.
Gambaran umum jumlah tempat tidur kelas 1 berdasarkan jumlah pasien
pada tanggal 24 Juni 2014:
Jumlah Bed: 35
Jumlah bed kosong: 1
Jumlah Pasien 34
BOR: 34/35 x 100%= 97,14%
c. Penerapan MPKP
Model keperawatan yang diterapkan dirung sandeq adalah model Tim
Modifikasi. Dari hasil pengumpulan data di dapatkan hasil bahwa seluruh
perawat yang menjadi responden sudah memahami dan melakukan MPKP
yang diterapkan di ruangan. Metode MPKP yang dilakukan tidak
menyulitkan perawat dalam pelaksanaannya. Sudah tercipta Komunikasi

yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lain. Perawat sudah
mengetahui job descriptionnya masing-masing. Orientasi ruangan pada
pasien baru sudah dilakukan dengan menggunakan format yang telah
tersedia sebagai acuan informasi, tetapi dirasa belum efektif. Masih ada
beberapa pasien yang melanggar peraturan ruangan, misalnya menggelar
karpet pada siang hari, atau banyaknya barang pasien yang disimpan
diluar lemari pasien.
d. Operan keperawatan
Setiap operan dihadiri oleh perawat yang bertugas dan kepala ruangan,
kecuali untuk shift malam tanpa kepala ruangan. Menurut hasil
pengamatan kami, pelaksanaan operan dilakukan berfokus pada masalah
medis dan yang sudah didokumentasikan. Pelaksanaan operan mencakup
penyampaian tentang kondisi pasien, terapi medis yang sudah dilakukan
sesuai instruksi dokter serta rencana terapi pasien pada hari itu.
Pelaksanaan operan dilakukan secara lisan tanpa menggunakan format dan
buku operan. Operan sudah rutin dilakukan namun isi dan substansi dari
kegiatan

tersebut

belum

menyentuh

aspek

asuhan

keperawatan.

Mekanisme operan belum sesuai dengan standar baku misalnya lebih


difokuskan pada planning tindakan kolaboratif.
e. Ronde Keperawatan
Berdasarkan informasi pengumpulan data yang diperoleh bahwa ronde
keperawatan sudah dilakukan diruangan sudah dilakukan dan dihadiri oleh
CCM.

f. Sentralisaasi obat
Berdasarkan hasil pengumpulan data kegiatan sentraisasi obat di ruang
Sandeq sudah dilakukan untuk seluruh pasien baik obat oral maupun
injeksi. Sudah ada informed concent pasien tentang setralisasi obat yang
dilakukan diruang sandeq. Obat disimpan dilemari depo farmasi yang ada
diruangan. Pelaksanaan sentralisasi obat tidak membebani pekerjaan
perawat.
g. Supervisi perawat.
Berdasarka hasil wawancara dengan kepala ruangan

dan perawat

diruangan didapatkan bahwa pelaksanaan supervise diruangan Sandeq


sudah dilakukan untuk tingkat ruangan namun tidak secara periodic.
Selain itu

masih kurangnya pengetahuan pengetahuan PA terhadap

supervise yang dilakukan oleh PP ke PA karena tidak adanya format


penilaian yang baku dalam pelaksanaan supervise. Kepala ruangan selalu
memberikan teguran kepada perawat yang tidak melaksanakan tugasnya
dengan baik sebagai contoh setiap pelanggaran yang dilakukan perawat
akan diberikan sanksi dengan pemotongan uang jasa. Hasil pemotongan
tersebut dimasukkan dalam kas ruangan yang akan diperlukan untuk
kepentingan bersama.
h. Pendidikan kesehatan
Berdasarkan hasil pengumpulan data diadapatkan bahwa kegiatan
pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga di ruang sandeq sudah
dilakukan secara rutin oleh perawat primer setiap minggu. Media yang

digunakan dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan adalah leaflet yang


disediakan oleh rumah sakit, namun jumlah dan pokok bahasannya masih
terbatas.
i. Perencanaan pulang
Format dischart planning sudah tersedia dan di isi tenaga medis. Tetapi
tidak terdapat discharge planning khusus perawat, yang ada hanya resume
keperawatan yang di isi setiap ada pasien pulang. Resume keperawatan
berisi tentang kondisi pasien selama perawatan, keadaan pasien saat
pulang, hal-hal yang diberikan saat pulang (hasil laboratorium, obat, dan
surat istirahat) dan informasi-informasi pasien setelah pulang)
j. Dokumentasi
Lembar integrasi yaitu suatu sistem pendekomentasian yang berorientasi
dari berbagai sumber kesehatan, misalnya dari dokter, perawat, ahli gizi
dan lain-lain. Berdasarkan hasil observasi terhadap seluruh status pasien
tanggal 24 juni 2012 didapatkan masih kurangnya penggunaan SAK
mengenai masalah psikososial yaitu hanya (8,6%) rekam medic yang
mencantumkan masalah psikososial dan 100% yang belum menggunakan
SAK kurang pengetahua.

C. Analisa SWOT di Lantai 4 ruang rawat kelas 1 RS Universitas Hasanuddin

Tabel 2.1
Analisa SWOT

No

Indikator

Analisis SWOT

Ketenagaan

Strength
1. Terdapatnya struktur organisasi yang berjalan sesuai
fungsinya
2. Seluruh perawat sudah mengikuti pelatihan MPKP
3. Jenis ketenagaan:
Master Keperawatan: 1 orang
Ners : 17 orang
D3 Keperawatan :7 orang
Tenaga administrasi: 1
Weakness
1. Beban kerja diruangan belum sesui dengan jumlah
perawat jaga
2. Menurut perhitungan douglas total kebutuhan
perawat 29 orang sedang jumlah perawat diruang
sandeq 24 orang
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 yang sedang praktik
manajemen
2. Adanya kerja sama yang baik antar mahasiswa PSIK
dengan perawat klinik
Threatened
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih professional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum
3. Makin tingginya kesdaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan
4. Persaingan RS yang semakin kuat.

Sarana dan
prasarana

Strength
1. Mampu menggunakan dan memelihara sarana dan
prasarana yang ada
2. Terdapat administrasi penunjang (misalnya: buku
injeksi, SAK, laporan inventaris) yang memadai

No

Indikator

Analisis SWOT
3. Tersedianya Nurse Station
4. Lingkungan yang kondusif
5. RS pendidikan tipe B
Weakness
1. Belum tersedianya ruangan untuk Kepala Ruangan
2. Ruang tindakan belum berfungsi semestinya
3. Linen kadang tidak mencukupi kebutuhan pasien
Opportunity
1. Sudah termanfaatkannya system admnistrasi
secara optimal
2. Adanya format SAK
3. Adanya akreditasi RS mengenai penyediaan sarana
dan prasana
Threatened
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
pengadaan alat yang canggih dalam penunjang
diagnostic
2. Ada tuntutan tinggi dar masyarakat untuk pelayanan
yang lebih profesional
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum

Penerapan
MPKP

Strength
1. Ruangan memiliki visi, misi dan moto sebagai acuan
melaksanakan kegiatan pelayanan
2. Sudah ada model MPKP yang digunakan yaitu
Modifikasi Tim Pimer.
3. Mempunyai SAK
4. Pelaksanaan MPKP memudahkan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien
5. Terlaksananya komunikasi yang adekuat: perawat
dengan tim kesehatan lain
6. Perawat sudah mengetahui job desciptionya
7. Adanya pertemuan/rapat ruangan secara rutin tiap
bulan sekali
8. Perawat selalu melakukan Orientasi ruangan tiap
pasien baru

No

Indikator

Analisis SWOT
Weakness
1. Belum tersedianya media yang efektif untuk
mengorientasikan pasien baru
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan praktik
manajemen keperawatan
2. Ada kerjasama yang baik antara mahasiswa PSIK
dengan perawat ruangan
Threatened
1. Persaingan antara Rumah Sakit yang semakin ketat
2. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi
terhadap peningkatan pelayanan keperawatan yang
lebih professional
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum
4. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan

Operan

Strength
1. Kepala Ruangan memimpin operan setiap pagi dan
siang.
2. operan sudah merupaka kegiatan rutin yang telah
dilakukan.
Weakness
1. Pelaksanaan operan dilakukam secara lisan tanpa
menggunakan format dan buku operan.
2. Operan belum sesuai SAK
Opportunity
1. Adanya Mahasiswa S1 keperawatan yang praktik
manajemen keperawatan
2. Ada kerjasama yang baik antara mahasiswa PSIK
dengan perawat ruangan
3. Ada kebijakan pemerintah tentang timbang terima
Threatened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan yang lebih profesional.

No

Indikator
Ronde
Keperawatan

Analisis SWOT
Strength
1. Ronde keperawatan sudah dilakukan dalam ruangan
2. Tersedianya CCM yang memiliki pengetahuan yang
memadai dalam bidang medical bedah
Weakness
1. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum
dilaksanakan secara berkala di ruang perawatan.
2. Kurangnya waktu CCM
Opportunity
1. Sudah dilaksanakannya seminar dan pelatihan
tentang Model Praktik Keperawatan Profesional di
RS.
2. Adanya kesempatan dari Karu untuk mengadakan
ronde keperawatan pada perawat dan mahasiswa
praktik.
Threatened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan yang lebih profesional.

Sentralisasi
obat

Strength
1. Tersedianya sarana dan prasarana untuk pengelolaan
sentralisasi obat
2. Kepala ruangan mendukung kegiatan sentralisasi
obat
3. Dilaksanakan kegiatan sentralisasi obat di ruangan
perawatan
4. Adanya kemauan perawat untuk melakukan
sentralisasi obat
5. Seluruh perawat berperan serta dalam sentralisasi
obat
6. Adanya lembar pengisian pemberian obat pasien
Weakness
1. Tidak ada supervisi terhadap sentralisasi obat
Opportunity
1. Adanya mahasiswa PSIK yang praktik manajemen
keperawatan
2. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa

No

Indikator

Analisis SWOT
Threatened
1. Adanya tuntutan pasien untuk mendapatkan
pelayanan yang professional
2. Kurangnya pemahaman pasien terhadap pengelolaan
sentralisasi obat.

Supervisi

Strength
1. Supervise di ruangan sandeq sudah dilakukan
2. Kepala ruangan mendukung dan pelaksanaan
supervisi.
3. Adanya kemauan perawat untuk berubah
Weakness
1. Supervise PP ke PA belum dilakukan.
2. Belum mempunyai format yang baku dalam
pelaksanaan supervisi.
Opportunity
1. Adanya mahasiswa Fakultas Keperawatan yang
praktik menejemen keperawatan.
2. Adanya teguran dari kepala ruangan bagi perawat
yang tidak melaksanakan tugas dengan baik.
Treatened
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk
mendapatkan pelayanan yang professional.
2. Mahasiswa S1 keperawatan praktek manajemen
3. Kerja sama yang baik antar perawat dan mahasiswa.

Dokumentasi
Keperawatan

Strength
1. Sudah ada system pendokumentasian
2. SAK sudah ada.
Weakness
1. SAK belum maksimal digunakan misalnya SAK
diagnosa psikososial dan diagnosa kurang
pengetahuan belum dilaksanakan.
2. Pengawasan terhadap sistematika pendokumnetasian
belum dilaksanakan secara optimal.
Opportunity
1. Perawat telah diberikan pelatihan MPKP

No

Indikator

Analisis SWOT
2. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan
(pengembangan SDM)
3. Mahasiswa S1 keperawatan praktik manajemen
untuk menggembangkan system dokumentasi PIE.
4. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa.
5. Sistem MPKP yang diterapkan dirumah sakit.

Pendidikan
Kesehatan

Threatened
1. Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan keluarga)
akan tanggung jawab dan tanggung gugat.
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan
keperawatan.
Strength
1. Pelaksanaan pendidikan kesehatan sudah dilakukan
secara rutin oleh perawat primer tiap minggu
2. Media yang digunakan adalah leaflet yang disediakan
Rumah sakit
Weakness
1. Media dan pokok bahasan masih terbatas.
Oppurtunity
1. Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa
keperawatan dengan perawat klinik
2. Adanya mahasiswa keperawatan yang melakukan
praktik manajemen keperawatan.
Treathened
1. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga
mengenai kesehatan.
2. Adanya tuntutan untuk meningkatkan standar
kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai