Anda di halaman 1dari 47

Material Beton

(Korosi Pada Tulangan Baja)

Mekanisme Korosi pada Baja


Tulangan
Korosi dari baja tulangan pada beton
adalah proses elektrokimia, sel elektrokimia terbentuk ketika terdapat perbedaan
potensial sepanjang tulangan beton.
Proses elektro-kimia melibatkan
pembentukan daerah anoda dan katoda di
dua lokasi yang berbeda di sepanjang baja
tulangan yang sama.

Reaksi

anodik:

2 Fe 2 Fe2+ + 4e Reaksi

(1)

katodik:

4e- + O2 + 2H2O 4(OH)-

(2)

Dari reaksi (2) bisa dilihat bahwa untuk


setiap molekul oksigen yang bereaksi pada
katoda, empat elektron harus dibebaskan
oleh baja tulangan dari anoda. Jika air dan
oksigen tidak tersedia pada katoda maka
proses reaksi di anoda akan terhenti
karena tidak ada reaksi kimia yang bisa
menampung elektron yang dibebaskan
dari anoda.

Selain hancurnya lapisan pasif dan


ketersediaan oksigen dan air, persyaratan
lain yang harus dipenuhi untuk
berlangsungnya korosi adalah
konduktivitas listrik beton. Korosi hanya
bisa berlangsung jika air pori beton
mampu menghantarkan arus listrik atau
bisa berperan sebagai elektrolit.

Fenomena elektro-kimia pada beton


bertulang hanya bisa muncul jika kondisikondisi berikut dipenuhi:
lapisan pasif pelindung tulangan hancur
beton memiliki kelembaban relatif yang
cukup untuk dapat berperan sebagai
elektrolit
permeabilitas selimut beton cukup tinggi

Reaksi (2) menerangkan pembentukan ion


hidroksil pada katoda, ion-ion ini akan
bergerak melalui air pori beton dan
bergabung dengan ion besi yang bergerak
dari anoda dan membentuk ferro
hidroksida, reaksinya sbb:
(3)
Fe2+ + 2(OH)- Fe(OH)2

ferro hidroksida

Senyawa

ini dengan tambahan air dan


oksigen akan bereaksi membentuk ferri
hidroksida
4Fe(OH)2 + 2H2O + O2 4 Fe(OH)3 (4)

(ferri hidroksida)

Selanjutnya

dengan oksidasi lebih lanjut


ferri hidroksida akan di ubah menjadi
produk yang tidak larut, yang dikenal
sebagai karat, reaksinya sbb:
4 Fe(OH)3 2 Fe2O3.H2O + 4H2O (5)

(hidrat ferri oksida-karat)

Proses korosi tulangan beton


H2O
O2
Secondary
reaction

4Fe(OH)2+O2+2H2O4Fe(OH)3
Fe2O3.H2O (Rust)

Concrete

4 OH2 Fe2+

Steel

O2

H2O

2 Fe(OH)2

Anode

current
Corrosion
products: rust
4 e-

O2+2H2O+4e- 4OH
-

Cathode

Pembentukan

karat mengakibatkan
peningkatan volume beton pada
permukaan tulangan di daerah perbatasan
tulangan dan beton (steel concrete
interface).
Peningkatan volume ini harus di
akomodasi dan jika beton tidak bisa
mengakomodasi maka akan terjadi retakretak.

Peningkatan volume akibat korosi tulangan


Fe
FeO
Fe3O4
Fe2O3
Fe(OH)2
Fe(OH)3
Fe(OH)3.3H2O
0

Formasi

dari retak memanjang sepanjang


bidang tulangan juga bisa terjadi, retak
jenis ini amat merusak (detrimental)
karena perkembangan selanjutnya akan
menyebabkan spalling dan delaminasi.

Kerusakan yang diakibatkan oleh pembentukan karat pada


beton bertulang

1 : Crack

2 : Spall

3 : Delamination

Faktor-faktor yang mempengaruhi


korosi tulangan
penetrasi

dari agen-agen yang agresif dan


korosif ke dalam beton dikontrol terutama
oleh selimut betonnya, khususnya
ketebalannya dan karakteristiknya termasuk
retakan-retakan yang ada pada selimut
beton.

Jika

karena suatu sebab karbonasi dapat


terjadi atau klorida bisa masuk kedalam
beton dan konsentrasinya pada
permukaan tulangan melebihi nilai batas
tertentu, maka lapisan pasif bisa hancur.
Laju korosi pada kasus selimut beton
selanjutnya akan tergantung pada
ketersediaan oksigen pada permukaan
tulangan dan ketahanan elektrik dari poripori beton.

Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan

oksigen pada permukaan


tulangan tergantung pada beberapa
faktor, yaitu:
(1) ketebalan selimut beton
(2) permeabilitas beton
(3) derajat kejenuhan beton.

Pengaruh perbandingan air semen dan ketebalan selimut beton


pada laju difusi oksigen pada beton yang jenuh
16

12

Mortar,
w/c=0.5
Mortar,
w/c=0.6

10

Oxygen flux (mol/cm s ) x10

11

14

Concrete,
w/c=0.4
Concrete,
w/c=0.5

Concrete,
w/c=0.6

0
0

10

20

30

40

50

Cover thikness (mm)

60

70

80

Ketahanan elektrik
Ketahanan

air pori beton untuk


menghantarkan aliran ion dinamakan
ketahanan elektrik dari beton.
Korosi hanya mungkin terjadi jika ada
aliran ion pada air pori beton, yaitu: ion
hidroksil (OH-) dari katoda dan ion Fe2+
dari anoda.

ketahanan elektrik dari pori beton amat


terkait dengan :
- derajat kejenuhan pori beton
- struktur dari pori beton

Meningkatkan

derajat kejenuhan
akan meningkatkan laju korosi,
karena:
air pori beton sekarang dapat
bertindak sebagai elektrolit

Dilain

pihak meningkatkan derajat


kejenuhan juga mempunyai pengaruh
yang menguntungkan, karena:
laju difusi oksigen akan sangat
lambat pada beton yang jenuh

Ada

suatu kondisi kritis untuk derajat


kejenuhan beton atau kelembaban relatif
pori-pori beton dimana suplai oksigennya
tinggi dan ketahanan elektriknya rendah
Kondisi kritis ini berada pada kelembaban
relatif antara 70%-85%

Corrosion rate

Pengaruh dari kelembaban relatif terhadap laju korosi

0%

Critical relative humidity

Relative humidity

100%

Pengaruh dari kelembaban relatif dan perbandingan air


semen pada ketahanan elektrik beton

1000

w/c=0.7

Resistivity (ohm cm x 10 )

10000

w/c=0.4

100

10

1
0

20

40

60

Water saturation (%)

80

100

Karbonasi
Karbonasi

adalah korosi pada beton


bertulang yang disebabkan oleh gas
karbon dioksida (CO2). Karbon dioksida
dalam air laut dapat berasal dari
penyerapan CO2 di atmosfir atau dari
pembusukan tanaman laut.
Konsentrasi CO2 di udara sebesar 0,03 %
per volume, sudah cukup untuk
menimbulkan serangan pada beton,
sedang kandungan CO2 di udara pada
kota-kota besar umumnya mencapai 0,3%.

Hidrat

semen yang diserang adalah


Ca(OH)2, produk reaksinya adalah kalsium
karbonat (CaCO3). Ketika kandungan
Ca(OH)2 hampir habis, CO2 akan bereaksi
dengan hidrat kalsium silika (C-S-H)
membentuk gel silika yang memiliki
karakteristik pori-pori yang berukuran
besar (> 100 nm).

Jika

kandungan CO2 tinggi (seperti pada


daerah muara/ teluk) maka kalsium
karbonat yang terbentuk pada reaksi awal
akan bereaksi lebih lanjut membentuk
kalsium bikarbonat, reaksinya seperti
dibawah ini:
CO2
CO2 + Ca(OH)2 CaCO3 + 2 H2O
Ca(HCO3)2

Atau

setelah Ca(OH)2 habis, CO2 bereaksi


dengan hidrat kalsium silika (C-S-H)
membentuk gel silika
CO2 + CSH 3CaCO3 + 2SiO2.H2O

Dengan

berubahnya Ca(OH)2 yang


bersifat basa menjadi asam karbonat
(CaCO3) maka pH pori beton yang
sebelumnya berkisar antara 12.6 sampai
13.5 bisa turun dan dapat mencapai nilai
pH < 9.
Nilai pH yang rendah akan menyebabkan
hancurnya lapisan pasif yang melindungi
tulangan beton.

Akibat

lain dari perubahan Ca(OH)2


menjadi asam karbonat (CaCO3) adalah
terbentuknya lapisan karbonasi, yang
akan membagi beton menjadi dua bagian,
yaitu zona yang terkarbonasi dan zona
yang tidak terkarbonasi.
Ketika zona karbonasi mencapai
permukaan tulangan, maka depasivasi
tulangan mulai terjadi.

Penetrasi dari CO2 kedalam tulangan beton

CO2

CO2

Carbonated zone

Depassivated area of
reinforcement

CO2

Waktu

yang dibutuhkan oleh proses


karbonasi dari permukaan beton sampai
mencapai lapisan pasif adalah fungsi dari:
- ketebalan selimut beton
- karakteristik beton
- laju difusi CO2 kedalam beton

CO2

berdifusi hampir seluruhnya dalam


bentuk gas dan hampir tidak pernah
berpenetrasi kedalam beton yang jenuh,
dilain pihak reaksi dengan Ca(OH)2
hampir tidak pernah terjadi jika beton
benar-benar kering. Jadi depasivasi
tulangan oleh CO2 amat tergantung pada
kandungan air/kelembaban beton.

Sering

diasumsikan bahwa laju karbonasi


adalah fungsi dari kekuatan beton, asumsi
ini kurang tepat karena laju karbonasi
sebenarnya lebih tergantung pada
mikrostruktur permukaan beton pada saat
diffusi CO2 berlangsung. Karenanya
pengaruh perawatan (curing) beton
terhadap karbonasi amat besar.
Perawatan yang kurang tepat akan
meningkatkan porositas beton yang
selanjutnya akan meningkatkan laju
karbonasi.

Serangan Klorida
Penetrasi

klorida kedalam beton bertulang


adalah penyebab utama korosi pada
struktur beton di lingkungan laut.
Serangan ion klorida ini unik karena aksi
utamanya adalah menimbulkan korosi
pada tulangan beton dan relatif tidak
menyebabkan kerusakan pada material
betonnya sendiri

Ion

klorida menyerang lapisan pasif dan


ketika konsentrasinya pada permukaan
tulangan sudah mencapai jumlah tertentu,
bahkan pada nilai pH yang lebih besar dari
13, lapisan pasif tulangan bisa hancur.

Korosi yang disebabkan klorida diawali dengan


pembetukan lubang-lubang di lokasi-lokasi
dimana lapisan pasifnya hancur. Mekanisme
khusus ini disebut sebagai korosi pitting atau
korosi sumuran.

Jika pada serangan karbonasi seluruh lapisan


pasif tulangan akan mengalami depasivasi
setelah terjadinya penurunan nilai pH beton dan
berakibat pada korosi merata (general), maka
pada serangan klorida mekanisme awalnya
adalah pembetukan lubang-lubang di lokasilokasi dimana tulangannya telah di devasipasi.

Korosi

pitting merupakan serangan korosi


yang paling berbahaya untuk tulangan,
karena keberadaan daerah anoda yang
amat aktif dan terlokalisasi yang
dikombinasi dengan daerah katoda yang
luas serta proses korosinya yang self
catalysis, akan menyebabkan reduksi yang
cepat dari luas penampang tulangan,
seringkali tanpa adanya indikasi kerusakan
yang tampak pada permukaan beton.

Mekanisme penetrasi klorida kedalam


beton
Richardson

memberikan penjelasan
mekanisme korosi yang terjadi pada
lingkungan yang kaya klorida, adalah
sebagai berikut:
2 Fe 2 Fe2+ + 4e-

Ion

Fe positif akan bereaksi dengan ion


klorida membentuk komponen besi klorida
(FeCl2)
2Fe2+ + 4Cl- 2 FeCl2
2FeCl2 + 4H2O 2Fe(OH)2 + 4HCl

Komponen soluble besi klorida (FeCl2)


yang terlarut dalam air pori beton akan
meningkatkan keasaman lingkungan
lubang korosi karena akan menurunkan
nilai pH beton, dan ini akan
mengakibatkan oksidasi lebih jauh dari
besi tulangan. Klorida bebas yang di
regenerasi dalam proses ini akan
meningkatkan laju korosi pada lubang
sumuran.

Mekanisme korosi pitting/sumuran


H2
ClO2+2H2O+4e-
Red rust FeOOH
4OH-

Mill scale
Fe3O4

Black rust Fe3O4

Steel

Porous
crust

3FeOOH+e-Fe3O4.H2O+OH-

ClFeCl2
+HCl

2H+ + 2e- H2
Fe2+ + H2O FeOH++H+

Fe2+

Fe Fe2+ + 2eSolid FeCl2

Siklus Retak-Korosi-Retak pada Beton di


Lingkungan Laut
Concrete mengandung microcracks

Pengaruh humiditas/perbedaan suhu

Impact dari benda-benda yang


terapung
Serangan kimia (Penguraian pasta
semen)
Overload dan faktor lain yang dapat
meningkatkan permeabilitas beton
Permeabilitas beton menjadi tinggi
Air Laut dan Udara

Pertumbuhan Retak

Korosi Tulangan

Anda mungkin juga menyukai