Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan pengalaman saya dalam berbisnis selama 20 tahun, sering terjadi jatuh-bangun

dan tidak jarang lebih sering menemui kegagalan. Dalam mempelajari bisnis, sebaiknya Anda
mempelajari kegagalan tersebut terlebih dahulu, agar Anda bisa memilih jalan yang tepat
dalam mencapai keberhasilan bisnis. Makin banyak mengetahui kegagalan, Anda makin siap
dalam melakukan bisnis.
Dengan banyaknya kegagalan yang pernah kita alami, pengalamanpengalaman itu justru
malah makin mempersempit ruang untuk gagal, sehingga yang ditemui hanyalah
keberhasilan. Kegagalan yang dialami pebisnis bukan malah melemahkan mental berbisnis,
justru memperkuat dan memacunya agar lebih bersemangat.
Pemicu kegagalan berbisnis yang pernah saya alami, antara lain dilihat dari:
1. Manajemen SDM

Melibatkan keluarga, adik, atau kakak dalam berbisnis tanpa melihat kemampuan
serta kesesuaian kompetensinya.
Melibatkan sahabat atau teman yang sudah terlalu lama sehingga terlalu percaya dan
akhirnya menggampangkan.

Kurang tegas dalam menilai karyawan, bagus atau tidak, termasuk reward dan
punishment.

Kurang berani memecat karyawan yang tidak bermanfaat (tepo seliro).

2. Manajemen keuangan

Bertindak tanpa perhitungan matang, hanya berdasarkan feeling.


Arus kas perusahaan yang pendek, hanya sampai di bawah 6 bulan, bahkan cenderung
bertahan hanya 3 bulan.

3. Manajemen Pemasaran

Terlalu banyak peluang bisnis yang mau dicoba.


Terlalu cepat menyerahkan bisnis yang belum matang kepada manajemen perusahaan.

4. Manajemen Produksi

Tidak adanya efisiensi dan efektivitas dalam pengaturan aktivitas bisnis yang dijalani
(time schedule kerja)
Kurangnya melihat harga pasaran yang terbaik (pembanding)

Empat item penyebab kegagalan bisnis tersebut, apabila diminum sendiri-sendiri pun akan
memabukkan dan membuat goyang perusahaan. Apalagi, bila dicampur aduk sedemikian
rupa tanpa takaran yang pas menjadi minuman yang sangat memabukkan, bisa berbahaya,
dan daya tahan tubuh tidak bisa menerimanya, sehingga akhirnya mati, atau dalam bahasa
bisnisnya gulung tikar.
Tidak hanya pesaing, bisnis juga bisa hancur karena faktor internal, seperti keluarga, teman,
karyawan, mitra pemasok, atau pun fasilitas pendukung. Bahkan bisa saja, rintangan datang
dari pengguna jasa, seperti misalnya menghadapi komplain sampai gugatan hukum yang
tentunya bisa membawa dampak yang besar bagi bisnis kita. Teman yang kita anggap baik
juga bisa membuat kita lengah, sehingga pada akhirnya menjadikan bisnis jadi berantakan.
Adapun bila berbisnis dengan keluarga, yang timbul adalah rasa tidak enak, sungkan, dan
tidak bisa tegas.

Anda mungkin juga menyukai