Anda di halaman 1dari 22

Divisi Hemato-Onkologi

Ilmu Kesehatan Anak


FK USU-RSUP H Adam Malik Medan

Louyse Bourgeois (1906) seorang bidan Perancis, orang


pertama melaporkan penyakit hemolitik pada bayi baru
lahir (hemolytic disease of the newborn (HDN) )

Diamond dkk (1932) erythroblastosis fetalis

Landsteiner & Weiner (1940) Rh blood group system

Chown (1953) patogenesis Rh alloimmunisasi : Rhpositif fetus setelah transplacental hemorrhage ke


sirkulasi maternal yang kekurangan antigen ini

Defenisi : destruksi sel darah merah fetus dan


neonatus oleh antibodi yang berasal dari ibu
Destruksi sel darah merah maternal allo-antibodies
dapat juga menyerang antigen sel darah merah
yang berasal dari ayah

Patogenesis
Neonatal
liver is immature and
unable to handle
bilirubin
Unconjugated
bilirubin
Conjugated
bilirubin

Coated red blood cell


are hemolysed in
spleen

Patogenesis : sebelum lahir

Patogenesis: setelah lahir

Ringan
Bilirubin Indirek tidak melebihi 16-20 mg/100
ml; anemia (-); pengobatan (-)
Sedang
Anemia
Jaundice
Kernikterus
Berat
Fetal hydrops fetalis
sebelum 34 mgg
Setelah 34 mgg

Cairan amnion spectrophoto-metric


scan panjang gelombang yang dapat
merubah optical density 450 nm (OD450)
dapat dihitung : Liley graph
Zone 1 Observasi fetus untuk terjadi
stres-diulang 2 4 minggu

Zone 2 Sedang: dibutuhkan pengobatan

Zone 3 Berat : Lahir/ diobatiDeliver/treat

Slide darah tepi Penyakit hemolitik pada bayibaru lahir:


Polychromasia & normaoblasts meningkat

Common causes for HDN


Rh system antibodies
ABO system antibodies
Uncommon causes
Kell system antibodies

Rare causes
Duffy system antibodies
MNS and s system antibodies
No occurrence in HDN
Lewis system antibodies
P system antibodies

Rh- blood group system penyebab terbanyak


penyakit hemolitik pada bayi baru lahir
Fisher & Race membagi Rh antigen menjadi3
pasang:
Dd
Cc
Ee

Produksi anti D pada D negatif ibu


menyebabkan anemia hemolitik pada fetus
D-positif

Homozygous D-positif (lk), berpasangan dg


D-negatif (pr) menghasilkan D-positif fetus
Heterozygous D-positif (lk), berpasangan dg
D-positif (pr) menghasilkan D-positif atau Dnegatif
Hanya D-positif fetus dapat menyebabkan D
imunisasi dan menghasilkan antibodi
Produksi anti D pada D negatif ibu
menyebabkan anemia hemolitik pada fetus
D-positif

ABO incompatibility ibu gol. darah O dengan


fetus yang mempunyai gol. darah A atau B

Ibu gol. darah O, antibodi terutama IgG

Sebab A & B antigen terdapat di berbagai jaringan


sehingga hanya dalam jumlah kecil antibodi
melewati plasenta untuk mengikat sel darah merah
fetus. Dimana sel darah merah fetus hanya sedikit
dapat mengekspresikan A atau B antigen,sehingga
beberapa tempat yang reaktif kecil kemungkinan
terjadi hemolisis pada neonatus

Mother
Infant
Occurrence in first born
Stillbirth and or hydrops
Severe Anemia

Rh
Negative
Positive
5%
Frequent
Frequent

DAT

Positive

Spherocytes

None

ABO
Group O
A or B (AB)
40-50%
Rare
Rare
Pos or
Negative
Present

Exchange Transfusion

Frequent

Infrequent

Phototherapy

Adjunct to
exchange

Often only
treatment

Pencegahan

Sebelum lahir
Evaluasi ibu yang mempunyai resiko
Amniosintesis : dilakukan setelah 21 mgg,
evaluasi setiap 4 minngu sampai 24 mgg, kmd
setiap 2 mgg

Setelah lahir

Rh immune globulin - IgG anti-D diberikan


untuk mencegah imunisasi primer

Amniosintesis

Diagnosis post natal

Ibu

ABO - Rh - Du (micro) - Antibody screen Identifikasi


Antibody jika perlu

Bayi

ABO - Rh - Du - DAT untuk IgG antibodies - DAT


positif dan identifikasi antibodi
Darah lengkap
Imaging studies

Transfusi tukar
Anemia berat (Hb <10 g/dL)
Bilirubin meningkat > 0.5 mg/dL meskipun
diberikan fototerapi optimal
Hyperbilirubinemia

DAT

Fototerapi

Anda mungkin juga menyukai