Persentasi k3 Konstruksi
Persentasi k3 Konstruksi
Latar Belakang
Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam
pembangunan
proyek konstruksi di negara-negara berkembang,
terdapat tiga kali lipat tingkat kematian dibandingkan
dengan di negara-negara maju.
Jumlah tenaga kerja di sektor konstruksi sekitar 7-8%
dari jumlah tenaga kerja di seluruh sektor, yaitu
mencapai sekitar 4.5 juta orang, 53% di antaranya
hanya mengenyam pendidikan sampai dengan tingkat
Sekolah Dasar, bahkan sekitar 1.5% dari tenaga kerja
ini belum pernah mendapatkan pendidikan formal
apapun.
Kenyataan ini tentunya mempersulit penanganan
masalah K3 yang biasanya dilakukan dengan
metoda pelatihan dan penjelasan-penjelasan
terjatuh, terguling
terjepit, terlindas
tertabrak
Hambatan implementasi k3
Rendahnya kesadaran masyarakat akan masalah
keselamatan kerja
Perencanaan dan manajemen k3 konstruksi
perusahaan yang kurang optimal
rendahnya tingkat penegakan hukum oleh
pemerintah
Tidak langsung
korban jiwa
biaya pengobatan
kompensasi yang
harus diberikan
kepada pekerja,
premi asuransi
perbaikan fasilitas
kerja
(pemberhentian sementara),
erganggunya kelancaran
pekerjaan (penurunan
produktivitas)
pengaruh psikologis yang
negatif pada pekerja
memburuknya reputasi
perusahaan
denda dari pemerintah,
kemungkinan berkurangnya
kesempatan usaha
(kehilangan pelanggan
pengguna jasa).
Policy
yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. Per-01/Men/1980. Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan. Peraturan ini mencakup
ketentuan-ketentuan mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja secara umum maupun pada tiap
bagian konstruksi bangunan.
StrategiPencegahan
KecelakaanKonstruksi
1. SebabKecelakaanKonstruksi
Human Factors
Unsafe Acts
2. Technical Factors
Materials
Equipments
Working Environment
Pencegahan
PencegahanFaktorMan
Pencegahan faktor
usia
1. Pemilihan Tenaga Kerja
2. Pelatihan sebelum
mulai kerja
3. Pembinaan dan
pengawasan selama
1. Perencanaan Kerja
yang baik.
2.Pemeliharaan dan
perawatan peralatan
3. Pengawasan dan
pengujian peralatan
kerja
4. Penggunaan metoda
dan teknik konstruksi
yang aman
5. Penerapan Sistim
Manajemen Mutu
Policy
pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Bersama
SMK3
Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Tindakan nyata yang berkaitan
dengan usaha yang dilakukan oleh
seluruh tingkat manajemen dalam
suatu organisasi dan dalam
pelaksanaan pekerjaan, agar
seluruh pekerja dapat terlatih dan
termotivasi untuk melaksanakan
program K3 sekaligus bekerja
dengan lebih produktif.
Perencanaan
Pelaksanaan
tanggung jawab
Prosedur
Proses
pengendalian resiko
yang berkaitan
dengan kegiatan
kerja guna
terciptanya tempat
kerja yang aman,
efisien, dan produktif
pemeliharaan kebijakan K3
KeselamatanKontraktor(Contractor
Safety)
Harus disusun pedoman Keselamatan
Konstraktor/Sub Kontraktor
Subkontrakktor harus memenuhi standar
keselamatan yang telah ditetapkan
Setiap subkontraktor harus memiliki petugas K3
Pekerja Subkontraktorharus dilatih mengenai K3
secara berkala