Anda di halaman 1dari 3

Imunomodulator adalah substansi atau obat yang dapat memodulasi fungsi dan aktifitas

sistem imun. Imunomodulator dibagi menjadi 3 kelompok :


1) Imunostimulator, berfungsi untuk meningkatkan fungsi dan aktifitas sistem imun,
2) Imunoregulator, artinya dapat meregulasi sistem imun, dan
3) Imunosupresor yang dapat menghambat atau menekan aktifitas sistem imun.
Kebanyakan tanaman obat yang di telah diteliti membuktikan adanya kerja
imunostimulator, sedangkan untuk imunosupresor masih jarang dijumpai. Pemakaian tanaman
obat sebagai imunostimulator dengan maksud menekan atau mengurangi infeksi virus dan
bakteri intraseluler, untuk mengatasi imunodefisiensi atau sebagai perangsang pertumbuhan sel
sel pertahanan tubuh dalam sistem imunitas (Block dan Mead, 2003).
(Block K.J. & Mead M.N. 2003. Immune System effects of Echinaea, Gingseng, and Astragalus:
A review Integrative cancer therapies. 2(3): 247-267.)
Re-epitelisasi merupakan tahapan perbaikan luka yang meliputi mobilisasi,
migrasi, mitosis, dan diferensiasi sel epitel.(Tahapan-tahapan ini akan mengembalikan
intregitas kulit yang hilang.
Penyembuhan luka sangat dipengaruhi oleh re-epitelisasi, karena semakin cepat proses
reepitelisasi semakin cepat pula luka tertutup sehingga semakin cepat penyembuhan luka.
Kecepatan dari penyembuhan luka dapat dipengaruhi dari zat-zat yang terdapat dalam
obat yang diberikan, jika obat tersebut mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
penyembuhan dengan cara merangsang lebih cepat pertumbuhan sel-sel baru pada kulit
(Prasetyo et al)
Sediaan gel ekstrak batang pisang Ambon memiliki aktivitas mempercepat proses
penyembuhan luka pada subjek penelitian dengan mempercepat re-epitelisasi, mempercepat
proses neokapilerisasi, meningkatkan pembentukan jaringan ikat pada kulit sehingga
dapat digunakan sebagai alternatif untuk penyembuhan luka pada mencit
(Singer AJ, Clark RAF. 1999. Cutaneus wound Healing. N England Medicine. 341 (10):738154)

Batang pohon pisang ambon diketahui memiliki bahan aktif di antaranya saponin,
antrakuinon, kuinon yang dapat menghilangkan rasa sakit , merangsang pembentukan sel-sel
baru pada kulit. Kandungan lignin pada batang pisang ambon membantu peresapan senyawa

pada kulit sehingga dapat digunakan untuk mengobati luka memar, luka bakar, bekas gigitan
serangga, dan sebagai antiradang (Djulkarnain, 1998)
(Djulkarnain HB.1998. Pohon Obat Keluarga.Jakarta: Intisari)

Salah satu masalah global yang sedang dihadapi adalah resistensi bakteri terhadap antibiotik baik
pada negara berkembang maupun negara maju oleh karena itu dibutuhkan beberapa tindakan
untuk mengurangi masalah ini. Upaya-upaya yang telah dilakukan diantaranya adalah
mengontrol penggunaan antibiotik, mengembangkan penelitian untuk lebih mengerti tentang
mekanisme resistensi secara genetik dan penemuan obat baru baik sintetik maupun yang berasal
dari alam
(Karadi R. V, Arpan Shah, Pranav Parekh dan Parvez Azmi.Antimicrobial Activities of Musa
paradisiaca and Cocos nucifera. International Journal of Research in Pharmaceutical and
Biomedical Sciences.vol 2: 264-267.2011 URL: www.ijrpbsonline.com/files/032.pdf)
Beberapa tanaman memiliki sifat antibiotik alami untuk beberapa strain bakteri,3 seperti ekstrak
daun Senna podocarpa, Musa paradisaca (pohon pisang), Allium sativum Linn (bawang putih)
mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. 1,4,5 S.aureus merupakan
salah satu bakteri potensial patogen yang ada pada tubuh manusia dan keadaannya berimbang
dengan bakteri lain.
Tanaman pisang mempunyai bagian-bagian diantaranya adalah akar, batang, pelepah, daun,
bunga, dan buah. Pelepah tanaman pisang biasa dimanfaatkan oleh beberapa masyarakat di
Indonesia sebagai obat luka, beberapa bagian lain dari tanaman pisang telah diteliti manfaatnya
diantaranya adalah ekstrak batang tanaman pisang ambon bermanfaat untuk mempercepat
penyembuhan luka pada mencit,

(Bayu Febram Prasetyo , Ietje Wientarsih, Bambang Pontjo Priosoeryanto. Aktivitas Sediaan Gel
Ekstrak Batang Pohon Pisang Ambon dalam Proses Penyembuhan Luka pada Mencit. Jurnal
Veteriner Vol. 11 No. 2 : 70-73.2010 URL: www.ejournal.unud.ac.id/new/jurnal-11veteriner.htm)

Anda mungkin juga menyukai