koping
(kemampuan
koping
individu,
kemampuan
koping
B 2 : Bleeding : Kardiovaskuler
1. Irama jantung : Frekuensi .........x/m, reguler atau irreguler
2. Distensi Vena Jugularis
3. Tekanan Darah : Hipotensi dapat terjadi akibat dari penggunaan ventilator
4. Bunyi jantung : Dihasilkan oleh aktifitas katup jantung
B 3 : Brain : Persyarafan/Neurologik
1. Tingkat kesadaran
Penurunan tingkat kesadaran pada pasien dengan respirator dapat terjadi akibat
penurunan PCO2 yang menyebabkan vasokontriksi cerebral. Akibatnya akan
menurunkan sirkulasi cerebral.
Untuk menilai tingkat kesadaran dapat digunakan suatu skala pengkuran yang
disebut dengan Glasgow Coma Scale (GCS).
GCS memungkinkan untuk menilai secara obyektif respon pasien terhadap
lingkungan. Komponen yang dinilai adalah : Respon terbaik buka mata, respon
motorik, dan respon verbal. Nilai kesadaran pasien adalah jumlah nilai-nilai dari
ketiga komponen tersebut. Seperti terlihat pada tabel berikut.
RESPON
Buka mata (Eye)
KETERANGAN
Spontan
NILAI
E4
Terhadap
E3
panggilan
E2
Terhadap nyeri
Respon Motorik terbaik
Tak berespon
Sesuai perintah
M6
Melokalisasi
M5
Menarik
M4
Fleksi abnormal
Ekstensi
Respon Verbal
E1
M3
M2
M1
Tak berespon
Orientasi
V5
Bingung
V4
Pembicaraan kacau
V3
Pengeluaran
bunyi-
bunyian
yang
tidak
mengandung arti.
Tak berespon
2. Orientasi terhadap orang, tempat, dan waktu
3. Sensorik- motorik pada ekstremitas.
4. Refleks pupil :
Reaksi terhadap cahaya (kanan dan kiri)
Ukuran pupil (kanan dan kiri; 2-6mm)
V2
V1
Komposisi yang terdapat dalam pemeriksaan AGD / Astrup dan nilai normalnya.
KOMPOSISI
pH
NILAI NORMAL
7,40 (7,35 - 7,45)
P O2
80 - 100
Saturasi O2
95 %
P CO2
35 - 45
HCO3
22 - 26 m Eq / L
-2 + 2
Untuk menilai hasil pemeriksaan AGD/Astrup, sebelumnya harus memahami arti dari
komponen tersebut.
pH menunjukan konsentrasi ion hidrogen yang terdapat dalam plasma darah.
pH = - log (HCO3) = 0103 x Pa CO2
(H2CO3)
Dari rumus dia atas dapat dilihat bahwa pH sangat dipengaruhi oleh kadar HCO3 dan
PCO2.
Pa CO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh CO2 yang terlarut dalam darah.
PaCO2 dapat digunakan sebagai parameter cukup atau tidaknya ventilator alveolar.
Pa CO2 rendah disebut dengan hipokapnia, berarti terjadi hiperventilasi akibat
rangsangan pernapasan. PaCO2 tinggi disebut hiperkapnia, berarti terjadi kegagalan
ventilasi alveolar (hipoventilasi). Pada awal peningkatan PaCO2 sistem pernapasan
akan terangsang untuk menurunkan Pa CO2 tersebut. Sebaliknya, jika PaCO2 sangat
tinggi justru akan menekan sistem pernapasan.
T CO2 = Total CO2
T CO2 adalah jumlah CO2 total yang terdapat dalam plasma.
Buffer Base (B.B)
Buffer Base adalah konsentrasi dapar anion yang terdapat dalam darah. Perlu diingat
bahwa perubahan BB, menunjukan adanya gangguan metabolik non-respirasi (bukan
respirasi). Dengan kata lain, nilai BB tidak dipengaruhi oleh P CO2 dan
perubahannya secara langsung menunjukan jumlah asam atau basa yang
menyebabkan perubahan tersebut.
Volume darah
Tonus vaskuler
Gagal jantung
Hasil penilaian CVP harus selalu dikaitkan dengan keadaan klinis pasien seperti :
Tekanan darah
Nadi
Respirasi
Pemasukan cairan
Pengeluaran urine
Pada pasien yang memiliki fungsi paru dan jantung yang normal, perubahan CVP
dapat menjadi petunjuk tentang volume darah. Pembacaan kurang dari 4 biasanya
menunjukan adanya hipovolemik, sedangkan pembacaan lebih dari 11 menunjukan
adanya overhidrasi (kelebihan cairan) atau gagal jantung.
Kesalahan pembacaan CVP dapat terjadi jika ada trombosis vena, perubahan tekanan
intra thorak dan peningkatan tekanan abdomen. Positif Pressure Breathing dapat
10
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Hanifa Wiknjosastro, Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, 1992
Doengoes, M.E. Moorhouse, M.F. & Geissler A.C (1984), Nursing Care Plans Guidelines for Planning Patient Care (2nd Ed.) Philladelphia : Davis Co.
Potter, P.A., & Perry, A.G. (1993), Fundamental of Nursing; Concept, Proces, and
Practice (3 rd Ed.). St. Louis : Mosby Year Book.
Luckman, Sorensen, (1992), Medical Surgical Nursing; a Psychophysiologic
Aproach,
11
Dispnea
Sianosis
Cemas, restlessness
Tujuan :
Rencana Tindakan:
INTERVENSI
INDEPENDENT
RASIONALISASI
pada
selang
mencegah
dan
selang terlipat atau penunpukan cairan. meningkatkan tekanan jalan napas. Cairan
Selang drainage dapat diletakan didepan mencegah distribusi oksigen dan menjadi
pasien atau dibelakang ventilator.
tempat berkembang biaknya bakteri.
Periksalah alarm pada ventilator sebelum Ventilator yang memiliki alarm yang bisa
difungsikan. Jangan mematikan alarm.
pasien
jika
untuk
ventilator
berhenti.
perut,
pengaturan
posisi,
dan
tehnik
12
secara rutin.
Pengecekan
sebagai
konsentrasi
kesiapan
oksigen, memberikan
tindakan
perawat
pada
dalam
penyakit
memeriksa tekanan oksigen dalam tabung, primer, setelah menilai hasil diagnostik,
monitor manometer untuk menganalisa dan me- nyediakan sebagai cadangan.
batas / kadar oksigen.
Mengkaji tidal volume (10-15 ml/kg).
Periksa fungsi spirometer
13
Tidak efektifnya pembersihan jalan napas sehubungan dengan adanya jalan napas
buatan pada trakea, ketidakmampuan batuk/batuk efektif.
Tanda dan gejala yang terlihat :
Sianosis
Cemas / restlessness
Tujuan:
Rencana Kperawatan
INTERVENSI
INDEPENDENT
RASIONALISASI
berubah.
Evaluasi pergerakan dada dan auskultasi Pergerakan dada yang simetris dengan
suara napas pada kedua paru (bilateral)
dalam
bronchus
kanan,
menyebabkan
Lekatkan tube secara hati-hati dengan obstruksi jalan napas ke paru-paru kanan
memakai perekat khusus.
Mohon
bantuan
perawat
dan
lain
mengakibatkan
pasien
mengalami
ketika pnemothorak
14
napas, suara alarm dari ventilator karena batuk yang tidak efektif, atau pasien akan
tekanan yang tinggi, pengeluaran sekret mengalami kelemahan otot-otot pernapasan
melalui endotrakeal / trakheostomy tube, (neuromuskuler / neurosensoris), keterbertambahnya bunyi ronchi.
Lakukan
penghisapan
diperlukan,
batasi
lendir
durasi
pengisap
yang
sesuai,
untuk
durasinyapun dapat
mencegah
bahaya
cairan hipoksia.
fisiologis steril. Berikan oksigen 100 % Diameter kateter pengisap tidak boleh lebih
sebelum dilakukan pengisapan dengan dari
ambubag (hiperventilasi)
50
diameter
trakheostomy
tube
endotrakeal
untuk
mencegah
hipoksia
Dengan membuat hiperventilasi melalui
pemberian oksigen 100% dapat mencegah
terjadinya
atelektasis
dan
mengurangi
terjadinya hipoksia.
Anjurkan pasien mengenai tehnik batuk Batuk yang effektif dapat mengeluarkan
selama
pengisapan
seperti;
segmen
minum
hangat
jika
paru-paru,
mengurangi
resiko
atelektasis.
keadaan Membantu pengenceran sekret, memper-
memungkinkan.
KOLABORASI
Lakukan fisioterapi dada sesuai indikasi, Mengatur ventilasi segmen paru-paru dan
seperti ; postural drainage, perkusi / pengeluaran sekret.
penepukan.
Berikan obat-obat bronkhidilator sesuai Mengatur ventilasi dan melepaskan sekret
indikasi,
seperti;
aminophilin,
dilakukan
untuk
15
mengeluarkan
16
Tujuan:
Kriteria
Pasien dapat menunjukan tekanan darah, berat badan, nadi, intake dan output
dalam batas normal
Rencana Keperawatan:
INTERVENSI
INDEPENDENT
RASIONALISASI
badan
merupakan
berkembangnya
atau
menurun.
Catatlah perubahan turgor kulit, kondisi Penurunan cardiak out put berpengaruh
mukosa mulut, dan karakter sputum.
selalu
diidentifikasikan
dengan
cairan
tubuh
secara
umum
untuk
17
tekanan osmotik.
Elektrolit, khususnya potasium dan sodium
dapat berkurang jika pasien mendapatkan
diuretika.
18
Tujuan
Rencana Keperawatan:
INTERVENSI
INDEPENDENT
Kaji
kemampuan
pasien
RASIONALISASI
untuk
komunikasi
selama
pemasangan
ventilator
sangat
jawaban
ya
atau
tidak, komunikasi;
kontak
pasien
Jika
mata
interes
pasien
akan
selama
dapat
arti
dari
komunikasi
disampaikan.
ya / tidak.
Kemampuan menulis kadang-kadang melelahkan pasien, selain itu dapat mengakibatkan frustasi dalam upaya memenuhi
kebutuhan komunikasi. Keluarga dapat
bekerja sama untuk membantu memenuhi
kebutuhan pasien.
Pertimbangkan bentuk komunikasi bila Intravenos cateter yang terpasang di tangan
terpasang intrvenus cateter
19
beri isarat.
Letakan bel/lampu panggilan ditempat Ketergantungan pasien pada ventilator akan
yang
mudah
dijangkau,
dan
bahwa
selama
menggunakan
panggilan tersebut dengan segera. Penuhi ventilator, perawat akan memenuhi segala
kebutuhan pasien. Katakan kepada pasien kebutuhannya.
bahwa perawatan siap membantu jika
dibutuhkan
Buatlah catatan
di
kantor
perawatan Mengingatkan
staff
dengan
perawatan
pasien
untuk
selama
berbicara.
memberikan perawatan.
Anjurkan keluarga/orang lain yang dekat Keluarga/SO dapat merasakan
akrab
dengan pasien untuk berbicara dengan dengan pasien berada dekat pasien selama
pasien, memberikan informasi
tentang berbicara,
seperti
merasakan
kehadiran
anggota
KOLABORASI
yang
pengetahuan
adekuat
dan
memiliki
20
Insomania : restlessness
Tujuan
Kriteria :
Pasien mampu menggungkapkan perasaan yang kaku cara-cara yang sehat kepada
perawat
Rencana Keperawatan:
INTERVENSI
INDEPENDENT
Identifikasi
persepsi
pasien
RASIONALISASI
untuk Menegaskan batasan masalah individu dan
tanda
vital,
gerakan
kesempatan
untuk
21
bagi
pasien/SO
untuk
pasien
mendiskusikan
dan
penggunaannya.
Demonstrasikan/anjurkan
melakukan
tehnik
pasien
relaksasi,
kemampuan
individu,
seperti; maupun
dibantu
selama
pemasangan
Rujuk ke bagian lain guna penangan Mungkin dibutuhkan untuk membantu jika
selanjutnya.
22
Potensial
perubahan
membran
mukosa
mulut
sehubungan
dengan
bibir pecah-pecah
lidah kotor
Tujuan
Rencana Keperawatan:
INTERVENSI
INDEPENDENT
RASIONALISASI
Lakukan pengamatan rongga mulut, gigi, Identifikasi masalah dengan cepat dapat
luka pada gusi, perdarahan secara rutin.
tepat.
Lakukan perawatan mulut secara rutin atau Mencegah kekeringan/lecet pada membran
jika diperlukan, khususnya pasien dengan mukosa dan mengurangi medium tempat
intubasi tube, seperti; menyikat gigi dengan perkembangan bakteri. Membuat perasaan
sikat gigi yang lembut, atau menyeka enak/nyaman.
dengan kain basah.
Berikan salep pelindung bibir dan minyak Mempertahankan
kelembaban
dan
pelumas mulut.
mencegah kekeringan.
Rubah posisi endhotrakeal tube secara Mengurangi resiko perlukaan pada bibir
teratur sesaui jadwal
23
Tujuan
Pasien dapat:
Rencana Keperawatan
INTERVENSI
INDEPENDENT
RASIONALISASI
makan,
tetapi
pasien
dengan
memungkinkan.
pemasangan ventilator.
Monitor keadaan otot yang menurun dan Menunjukan indikasi kekurangan energy
kehilangan lemak subkutan
Catat
pemasukan
diindikasikan.
per
Anjurkan
pernapasan.
jika Nafsu makan biasanya berkurang
untuk nutrisi
makan.
yang
masukpun
dan
berkurang.
24
anjuran)
Mencegah terjadinya kelelahan, memudah-
untuk
memasukan
sangat
makanan.
terjadinya
dehidrasi
akibat
KOLABORASI
diperlukan
selama
pemasangan
respirasi.
Karbohidrat
berkurang
dan
meningkat
produksi
CO2
penggunaan
dapat
dan
lemak
pengaturan
sisa
respirasi.
Lakukan pemeriksaan laboratorium yang Memberikan informasi yang tepat tentang
diindiksikan,
seperti;
serum,
25
Tujuan
RASIONALISASI
Catat faktor-faktor resiko untuk terjadinya Intubasi, penggunaan ventilator yang lama,
infeksi.
yang
memungkinkan
Kurangi faktor resiko infeksi nokosomial adanya dehidrasi. Faktor-faktor ini nampak
seperti; cuci tangan sebelum dan seseudah sederhana, tetapi sangat penting sebagai
melaksanakan
tindakan
pengeluaran
ekspansi
sekresi
untuk
paru
dan
mencegah
adanya
sekresi
yang
tertahan,
yang
26
resiko
berkembangnya
infeksi orang
toleransi cardiak.
infeksi akibat sekresi yang stasis.
Bantu perawatan diri dan keterbatasan Menunjukan kemampuan secara umum dan
aktifitas sesuai toleransi. Bantu program kekuatan
otot
dan
merangsang
latihan.
KOLABORASI
untuk
diberikan
27
Meminta informasi
Tujuan
Kriteria :
Rencana Keperawatan:
INTERVENSI
INDEPENDENT
RASIONAL
mempunyai
syarat--syarat
dalam
diskusi
dapat
meningkatkan
PCO2,
dispnea,
cemas,
28
kepada
pasien
dan
keluarga
akibat pemakaian
respirator,
dimana
perawat
pemakaian respirator dalam gaya hidup dan harus mengerti pemakaian vemtilator dalam
perubahan-perubahan
ketidak-
mauan
kemauan
untuk
menggunakan
respirator.
Tingkatkan partisipasi perawatan mandiri Mengembalikan perhatian pada keadaan
dan sosialisasi.
pada
dan
pertemuan mendatang.
klien/keluarga Meningkatkan
rasa
kemampuan
untuk
aman
mengatasi
tentang
keadaan
emergency.
Buatlah jadwal untuk memberikan latihan Pendekatan secara tim digunakan untuk
bagi perawat yang akan melaksanakan mengkoordinir perawat dan pasien serta
perawatan respirator pada pasien di rumah.
29
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Doengoes, M.E. Moorhouse, M.F. & Geissler A.C (1984), Nursing Care Plans Guidelines for Planning Patient Care (2nd Ed.) Philladelphia : Davis Co.
Potter, P.A., & Perry, A.G. (1993), Fundamental of Nursing; Concept, Proces, and
Practice (3 rd Ed.). St. Louis : Mosby Year Book.
Luckman, Sorensen, (1992), Medical Surgical Nursing; a Psychophysiologic
Aproach,
30