Anda di halaman 1dari 143

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

BAB I ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN


I. ANATOMI MAKROSKOPIK Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistim urin. Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Ginjal bersi at retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen. !edua ginjal terletak di sekitar vertebra "#$ hingga %&. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. !edua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

Gambar. # 'otongan membujur ginjal Masing ( masing mempunyai panjang sekitar ## ( #$ cm, lebar ) ( *,) cm dan tebalnya $,) ( & cm. +erat ginjal pada pria dewasa adalah #$) ( #*, g dan pada wanita dewasa ##) ( #)) g. 'ada tepi medial ginjal terdapat cekungan tempat masuknya pelvis renalis, arteri dan vena renalis, system lim atik dan sebuah pleksus sara , ke dalam sinus ginjal. 'elvis renalis adalah pelebaran ujung atas ureter, yang berlanjut membentuk tabung yang gembung dan disebut sebagai kaliks, yamg berhubungan dengan papilla renalis. Ginjal diliputi oleh suatu selaput kapsul ibrosa yang dalam keadaan normal halus dan mudah dilepas. +agian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. +agian paling dalam disebut pelvis. 'ada bagian medulla ginjal manusia

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula. -nit ungsional dasar dari ginjal adalah ne ron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. .e ron ber ungsi sebagai regulator air dan /at terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. 0eabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. 1asil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin. Sebuah ne ron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran2saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula +owman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori2pori untuk iltrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula +owman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. 3iltrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen. Di antara darah dalam glomerolus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula +owman terdapat tiga lapisan4 #. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus $. lapisan kaya protein sebagai membran dasar &. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula +owman (podosit) Satuan unit ungsional dari ginjal adalah ne ron, yang terdiri dari suatu korpus renalis atau glomelurus dan tubulus ( tubulus lainnya yang berhubungan. +agian tubular dari ne ron terdiri dari tiga sub bagian besar4 tubulus kontortus proksimal ("!' ), ansa henle dan tubulus kontortus distal ( "!D ). "ubulus kontortus distal berlanjut kedalam system duktus koledokus yang terpisah dari system ureter, dan secara tegas dikatakan bahwa tubulus ini bukan merupakan bagian dari ne ron. 5nsa henle termasuk tubulus rektus proksimal ( pars Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team &

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 rektus dari tubulus proksimal ), segmen limbus tipis dan cabang asenden tebal ("5% )( pars rektus dari tubulus distal).

kidney

Ginjal dilihat dari belakang (tulang rusuk dihilangkan) Setiap ginjal manusia terdiri atas sekitar #,$ juta ne ron. .e ron yang berasal dari glomerulus eksterna dan midkortikal mempunyai lengkung 1enle pendek yang melengkung pada medulla lapisan eksterna dan interna. .e ron ( ne ron jukstamedular yang berasal dari glomerulus dan letaknya dekat pertemuan kortilomedular mempunyai lengkung henle yang panjang, yang mencapai ke dalam medulla interna. 'ada ginjal manusia, #, ( #) 6 glomerulus berupa ne ron ( ne ron lengkung panjang.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

Ureter
"erdiri dari dua saluran pipa masing2masing dari ginjal ke vesika urinaria, panjangnya 8 $)2&, cm, dengan penampang 8 ,,) cm. -reter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. %apisan dinding ureter terdiri dari4 #. %apisan luar jaringan ikat (jaringan ibrosa). $. %apisan tengah lapisan otot polos. Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team )

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 &. %apisan sebelah dalam lapisan mukosa. %apisan dinding ureter menimbulkan gerakan peristaltic setiap ) menit sekali yang akan mendorong urin masuk ke dalam vesika urinaria. Gerakan peristaltic mendorong urin melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam vesika urinaria. -reter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang asia muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtonium. 'enyempitan uretra terjadi pada tempat uretra meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, sara dan pembuluh lim e berasal dari pembuluh sekitarnya yang mempunyai sara sensorik.

Vesika Urinaria kan!"n# ke$i%&


!andung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simpisis pubis di dalam rongga panggul. +entuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius. +agian vesika urinaria terdiri dari4 #. 3undus yaitu bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rectum oleh spatium re to!esikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus de erent, vesika seminalis dan prostate. $. !orpus, yaitu bagian antara verteks dan undus. &. 9erteks, bagian yang meruncing ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis. Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan4 #. %apisan sebelah luar (peritoneum) $. "unika muskularis (lapisan otot) &. "unika submukosa 7. %apisan mukosa (lapisan bagian dalam)

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 Proses miksi "#angsangan berkemih$ Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah 8 $), cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). 5kibatnya akan terjadi re lek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spingter internus, segera diikuti relaksasi spingter eksternus, akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih. 0angsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi eksternus secara volunteer bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. +ila ada kerusakan pada sara 2sara tersebut maka akan terjadi inkontinensia (kencing keluar terus menerus tanpa disadari) dan retensi urin (kencing tertahan). spingter internus dihantarkan melalui serabut2serabut sara para simpatis. !ontraksi spingter

II. ANATOMI MIKROSKOPIK


'. GLOMERULUS Glomerulus terletak di dalam korteks. Diameter glomerulus manusia besarnya sekitar $,, juta um dan terdiri dari suatu kelompok kapiler dan diliputi oleh epithelium parietale dari kapsula +owman. Glomerulus bertanggung jawab atas ultra iltrasi dari plasma. Glomerulus terdiri dari kumpulan jaringan kapiler yang diliputi oleh endothelium enestra yang tipis, bagian tengahnya berupa mesangium, dan epitel visceral yang berhubungan dengan membrane basalis. Sawar iltrasi di antara spatium darah dan urine terdiri dari endothelium enestra, membrane basalis glomerulus peri er, dan celah poros duantara pedikel prosesus dari sel ( sel epitel viseralis. %ndotelium tipis dengan liang atau enestra yang ukuran dimeternya sekitar *, ( #,, nm. ;ndothelium ini tersusun sebagai permulaan sawar untuk mengalirkan hasil bersihan darah, tetapi tidak dapat dianggap sebagi sawar yang berarti untuk lewatnya molekul ( molekul yang besar. Membrana basalis glomerulus terletak diantara endothelium dan epitel viseralis, dan tebalnya sekitar &,, nm. Membrana ini terdiri dari tiga lapian 4 lapisan tebal ditengah, lamina densa, dan dua lapisan electron yang jernih, yaitu lamina rara eksterna dan lamina rara interna. Membrana basalis glomerulus dapat menjadi sawar yang selekti baik untuk besarnya molekul maupun untuk muatan olekulnya bagi aliran makromolekul. Membrana *

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 ini terdiri dari berbagai macam glikoprotein, termasuk kolagen tipe <9 dan tipe 9, laminin, ibronektin, dan glikosaminoglikan bermuatan negative yang kaya akan heparin sul at. +agian amionik ini tampaknya pentung untuk menentukan golongan muatan secara selekti pada sawar iltrasi. Sel & sel epitel !iseralis ( atau podosit ) memiliki prosesus sitopasmik yang panjang, yang terbagi menjadi pedikel prosesus atau pedikel yang sangat erat hubungannya dengan membrane basalis glomerulus. 0uangan di antara pedikel prosesus yang berdekatan disebut dengan celah iltrasi atau celah liang dan ditutupi oleh suatu membrane tipts, yaitu celah dia ragma. 'edikel prosesus mempunyai permulaan bermuatan negative yang kaya akan asam sialik, dan penting untuk mempertahankan ungsi dan struktur normal dari sawar iltrasi. +erpindahnya lapisan anion di permukaan menyebabkan hilangnya pedikel prod=sesus, dan digantikan oleh lapisan sitoplasma disepanjang membrane basalis. 'erubahan serupa yang disebut >gabungan pedikel prosesus > atau > pengerutan > terlihat dalam berbagai keadaan proteinuria. Mesangium dipisahkan dari lumen kapiler oleh endothelium, dan mengandung sel ( sel mesangial. Sel (sel mesangial memberikan dukungan structural bagi lengkung kapiler. Sel ( sel tersebut mengandung sejumlah serat dan memiliki daya kontraksi seperti daya agosit. !ontraksi sel dapat membatasi iltrasi, mungkin dengan mengurangi daerah ilter glomerulus. !ontraksi ini dirangsang oleh angitensin <<, vasopresin arginin dan tromboksan, suatu respon yang dihambat oleh prostaglandin ;$. Sel ( sel tersebut mesangial merupakan sel agositik, dan dalam bentuk glomerulone ritis tertentu tampak melibatkan jiga pengasingan kompleks imun dari gulungan glomerulus. %pitel parietalis kapsula bowman melanjutkan diri dengan epitel viseralis pada ujung vascular. 'ada ujung urinaria terdapat perpindahan tiba ( tiba dari epitel parietalis menuju epitel tubulus proksimal.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

(. APARATUS )UKSTAGLOMERULUS "empat lengkung 1enle bersinggungan dengan arteri a eren disebut aparatus juAtaglomerular, mengandung macula densa dan sel juAtaglomerular. Sel juAtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin. 5paratus jukstaglomerular terletak pada ujung vascular glomerulus yang memiliki komponen tubular dan vascular. !omponen vascular terdiri dari bagian terminal dari arteriol e eren, bagian awal dari arteriol e eren dan mesangium ekstraglomelural di antara arteriole ( arteriole. !omponen tubular merupakan bagian khusus dari "5% yang dikenal sebagai $a*"la !ensa. Sebagian sel dalam bagian vascular dari aparatus jukstaglomelural mengandung sejumlah granula ( granula. Sel ( sel granular mensekresi rennin melalui pembentukan angiotensin yang terdapat dalm mekanisme umpan balik tubuloglomerular, dan pada control transportasi aldosteron yang dirangsang oleh natrium dan kalium. Sehingga apparatus jukstaglomerular merupakan bagian yang penting dalam kontrol hemodinamik ginjal dan ekskresi garam. +. LENGKUNG ANSA HENLE TIPIS %engkung 1enle diberi nama berdasar penemunya yaitu 3riedrich Gustav Bakob 1enle di awal tahun #?:,2an. %engkung 1enle menjaga gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk iltrasi. %engkung ansa 1enle tipis meluas dari tubulus proksimal sampai "5%. .e ron dengan lengkung yang pendek hanya mempunyai segmen cabang tipis yang terletak pada garis dalam dari medulla bagian luar. .e ron(ne ron lengkung panjang mempunyai cabang desenden maupun cabang asenden panjang yang tipis. ;mpat segmen yang berbeda secara mor ologis dapat diidenti ikasi dalam cabang tipis. Semuanya dibatasi oleh epitel gepeng yang mengandung sedikit organel ( organel sel. %engkung ansa 1enle tipis penting dalam mekanisme multiplikasi dalam cabang tipis dalam mekanisme multiplikasi ounter urrent. Cabang desenden permeable terhadap air, tetapi tidak permeable terhadap natrium, sedangkan cabang asenden hampir tidak

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#,

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 permeable terhadap air, tetapi sangat permeable terhadap natrium dan cukup permeable terhadap urea. Seharusnya, air berdi usi keluar dari cabang desenden, dan selanjutnya natrium yang keluar dari cabang asenden menurunkan gradient konsentrasinya. Sehingga mekanisme ounter urrent ini terlihat dalam pembentukan tubukus yang encer. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan 5"' dan memungkinkan terjadinya transpor akti untuk menyerap kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (@*.*6) dalam iltrat masuk ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis. ,. TUBULUS PROKSIMAL "ubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula +owman. +agian yang mengalirkan iltrat glomerular dari kapsula +owman disebut 'roksimal Convulasi "ubulus ('C") "ubulus proksimal terdiri dari bagian awal pars konvoluta atau 'C", dan pars rektus atau tubulus rektus proksimal, yang terletak dalam medulla. 'C" mempunyai sejumDah prosesus sel lateral yang meluas dari permukaan apeks sampai permukaan basalis sel, berhubungan dengan sel ( sel prosesus yang sama dari sel ( sel yang dekat dengan membrane sel. "erdapatnya sel ( sel prosesus lateralis ini dan interdigitasinya memberikan peningkatan pada komponen kompleks ekstaselular di antara sel ( sel. 0uangan intraseluler ini dipisahkan dari lumen tubulus oleh ikatan yang kuat atau /onula okluden. Sistem endositik ( lisosomal tampak terdapat dalam sel, dan penting dalam reabsorpsi dan katabolisme protein dari cairan tubulus. +erdasarkan perbedaan mor ologi ini tubulus proksial dapat dibagi lagi menjadi tiga komponen berbeda. Segmen S # segmen S& terdiri dari sisa ( sisa tubulus rektus proksimal. 3ungsi utama tubulus proksimal adalah untuk reabsorpsi natrium klorida, bikarbonat, kalium, os at, air dan larutan organic, seperti glukosa dan asam amino, dan sekresi asam dan basa organic, termasuk juga banyak obat ( obatan seperti salisilat, barbiturat, penisilin dan banyak diuretik. +anyak reabsorpsi natrium merupakan proses akti yang diperantarai oleh .aE2!E2 5"'ase atau pompa natrium yang terletak dalam membrane plasma basolateral. 'erjalanan berbagai anion dan larutan organic menyeberangi lumen membrane digabungkan dengan reabsorpsi natrium di bawah
D

segmen S$ berhubungan degan ujung 'C" dan permulaan tubulus rektus proksimalD dan

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

##

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 gradient konsentrasinya. 0eabsorpsi cairan sebagian besar dipengaruhi oleh aliran iso2 osmotik melalui ruangan intaseluler dan sel.

Baringan ginjal. Farna biru menunjukkan satu tubulus -. TUBULUS DISTAL Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri dari4

tubulus penghubung tubulus kolektivus kortikal tubulus kolektivus medularis

"ubulus distal terdiri dari "5%, yang dapat dibagi lagi menjadi segmen korteks dan medula , macula densa dan DC" (Ductus Contortus tubular). 'erpindahan dari "5% ke DC" terjadi secara singkat setelah macula densa. Sel ( sel "5% dan DC" secara intensi memasuki invaginasi membrane plasma basolateral dan melanjutkan diri ke prosesus ( prosesus sel di antara sel ( sel berdekatan. Sejumlah mitokondria yang panjang terletak di prosesus lateral dari sel yang berdekatan dengan membrane plasma. +erlawanan dengan tubulus proksimal, lumen membrane tubulus distal tidak memiliki silia. !omposisi ultrastruktural tubulus distal ditandai oleh terdapatnya suatu epitel dalam proses transport akti . +aik "5% maupun DC" bertanggung jawab atas reabsorpdi akti natrium klorida, yang penting dalam proses multiplilasi ounter urrent dan mekanisme pemekatan dan

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#$

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 pengenceran urine. !arena "5% maupun DC" bertanggung jawab atas reabsorpsi akti natrium klorida menjadikan intertisium hipertonik dan menjamin pengaliran cairan hipotonik di tubulus ke DC". "5% merupakan tempat kerja dari diuretic loop (misalnya irosemid) sedangkan diuretic tia/id sebagian besar e eknya bekerja pada DC". Segmen penghubung terletak di antara tubulus distal dan duktus koligentes. Segmen ini merupaka daerah peralihan dimana sel (sel campuran dari daerah yang berdekatan dapat dijumpai, termasuk sel ( sel DC", sel ( sel tubulus koleduktus dan sel ( sel duktus koligentes ( sel ( sel perantara dan sel ( sel induk ) .. DUKTUS KOLIGENTES Sistem duktus koligentes dapat dibagi menjadi korteks, duktus koligentes medulla eksterna dan medulla interna ( <MCD ). !orteks duktus koligentes terdiri dari permulaan tubulus koligentes dan segmen yang terletak dalam daerah medulla. ;pitel dalam korteks duktus koligentes da medulla eksterna duktus koligentes, komposisinya terdiri dari dua macam sel yang berbeda. Sel ( sel utama dan sel ( sel perantara, yang disebut terakhir ini merupakan hamper sepertiga bagian dari seluruh sel. Sel ( sel utama mempunyai sitoplasma jernih dengan sedikit organel ( organel dan permukaan lumen yang cukup halus, sedangkan sel ( sel perantara mempunyai sitoplasma yang berwarna gelap dengan banyak mitokondria dan sejumlah tubulovesikel kecil. %umen permukaan sel ( sel perantara dilapisi dengan mikroproyeksi yang berupa mikrovili ataupun mikroplika. Ditemukan dua macam kon igurasi sel ( sel perantara yang berbeda, yaitu sel ( sel tipe 5 yang mensekresikan ion hydrogen dan sel ( sel tipe + yang mensekresiksn bikarbonat. 3ungsi utama dari sel ( sel utama pada korteks duktus koligentes adalah sekresi kalium. Sel ( sel perantara berangsur ( angsur menghilang pada awal bagian <MCD dan tidak terdapat lagi pada bagian papilar. Sel ( sel pada dua ( pertiga bagian akhir <MCD ternyata sel yang berbeda yang disebut sel <MCD. S el ( sel <MCD memiliki sitoplasma yang sangat jernih dan sedikit organel ( organel. Sel ( sel tersebut semakin tinggi sesuai dengan oenurunan duktus kilogentes menuju ujung papilar. Sel ( sel utama dan sel ( sel <MCD responsive terhadap hormone antidiuretik. Dengan terdapatnya hormone antidiuretik, air direabsorpsi dari duktus koligentes, yang mengakibatkan terbentuknya

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#&

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 urin yang hipertonik. +ila tidak terdapat hormone antidiuretik, duktus koligentes cukup permeable terhadap air dan urin yang dibentuk menjadi hipotonik. /. INTERTISIUM !omposisi intertisium terdiri dari sel ( sel intertisial dan materi flo ulent ektraselular yang kaya akan glikosaminaglikan. Baringan intertisial jarang terdapat pada korteks, yang telah digambarkan dalam dua tipe sel intertisial 4 satu yang mirip sel ( sel ibroblast dan yang kurang umum lainnya yaitu sel mononuclear. 'ada medulla berangsur ( angsur terdapat peningkatan jumlah jaringan intertisial dari medulla eksterna sampai ujung papilar. "iga tipe sel yang berbeda terluhat pada medulla 4 tipe <, jenis sel intertisial renomedularD tipe <<, sel mononuclearD dan tipt <<<, perisit. Sel ( sel renomedularD ( tipe < ) sangat menonjol pada medulla interna, dan tersusun berderet ( deret diantara tubulus dan pembuluh darah yang berdekatan mirip anak tangga. Sel ( sel ini mempunyai sejumlah kapsul dan partikel ( pertikel lemak yang ungsinya secara pasti belum diketahui. Sel ( sel renomedular merupakan bagian yang penting dalam produksi prostaglandin ;$.

III.

TIN)AUAN FISIOLOGI
Ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra membentuk system urinarius. 3ungsi utama ginjal adalah mengatur cairan serta elektrolit dan komposisi asam2basa cairan tubuh, mengeluarkan produk akhir metabolic dari dalam darah, dan mengatur tekanan darah. -rine yang terbentuk sebagian hasil dari proses ini diangkut dari ginjal melalui ureter ke dalam kandung kemih tempat urin tersebut disimpan untuk sementara waktu. 'ada saat urinasi, kandung kemih berkontraksi dan urin akan diekskresikan dari tubuh lewat uretra. Meskipun cairan serta elektrolit dapat hilang melalui jalur lain dan ada organ lain yang turut serta dalam mengatur keseimbangan asam2basa, namun organ yang mengatur lingkungan kimia internal tubuh secara akurat adalah ginjal. 3ungsi ekskresi ginjal diperlukan untuk mempertahankan kehidupan. .amun demikian, berbeda dengan system kardiovaskuler dan respiratorius, gangguan total ungsi ginjal tidak menimbulkan kematian dalam waktu yang singkat. Dialisis (>ginjal arti icialG) dan bentuk2bentuk terapi lainnya dapat dilakukan untuk menggantikan ungsi2 ungsi tertentu dari ginjal.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#7

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 Ciri penting system renal terletak pada kemampuannya untuk beradaptasi terhadap beban muatan cairan yang sangat bervariasi, sesuai kebiasaan dan pola hidup induvidu. Ginjal harus mampu untuk mengekskresikan berbagai produk limbah makanan dan metabolisme dalam jumlah yang dapat diterima serta tidak dieliminasi oleh organ lain. Bika diukur tiap hari, jumlah produk tersebut biasanya berkisar dari # hingga $ liter air, : hingga ? g garam (natrium klorida), : hingga ? g kalium klorida dan *, mg ekuivalen asam per hari. Di samping itu, ureum yang merupakan produk2akhir metabolisme protein dan berbagai produk limbah lainnya diekskresikan ke dalam urin. Bumlah substansi yang diterima ginjal mungkin berbeda jika pasien mendapatkan in use cairan intravena, nutrisi parenteral total atau nutrisi enteral lewat selang naso2gastrik.

F"n#si Ginjal #.
Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh. !atabolisme atau pemecahan protein meliputi produksi senyawa2senyawa yang bersi at asam, khususnya asam os at dan sul at. Di samping itu, bahan yang asam akan dikonsumsi dengan jumlah tertentu setiap harinya. +erbeda dengan CH$, bahan ini merupakan asam non2atsiri dan tidak dapat dieliminasi lewat paru. !arena akumulasinya dalam darah akan menurunkan nilai 'h ( bersi at lebih asam) dan menghambat ungsi sel, maka asam ini harus diekskresikan ke dalam urin. Seseorang dengan ungsi ginjal yang normal akan mengekskresikan kurang2lebih *, m;I asam setiap harinya. Ginjal dapat mengekskresikan sebagian asam ini secara langsung ke dalam urin hingga mencapai kdar yang akan menurunkan nilai 'h urin sampai 7,) yaitu #,,, kali lebih asam dari pada darah. +iasanya lebih banyak asam yang harus dieliminasi dari dalam tubuh jika dibandingkan dengan jumlah yang dapat diekskresikan langsung sebagai asam bebas dalam urin. 'ekerjaan ini dilaksanakan melalui ekskresi2renal asam yang terikat pada /at pendapar kimiawi. 5sam (1E) disekresikan oleh sel2sel tubulus ginjal ke dalam iltrate, dan di sini dilakukan pendaparan terutama oleh ion2ion os at serta ammonia ( ketika didapar dengan asam, amonia akan berubah menjadi ammonium). 3os at terdapat dalam iltrate glomerulus, dan ammonia dihasilkan oleh sel2sel tubular ginjal serta diekskresikan ke dalam cairan tubuler. Melalui proses pendaparan, ginjal dapat mengekskesikan sejumlah Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team #)

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 besar asam dalam bentuk yang terikat tanpa menurunkan lebih lanjut nilai 'h urin. Ginjal mempertahankan p1 plasma darah pada kisaran *,7 melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil. 5kibatnya, urin yang dihasilkan dapat bersi at asam pada p1 ) atau alkalis pada p1 ?.

$. Mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh


Natrium' Bumlah elekrolit dan air yang harus diekskresikan lewat ginjal setiap harinya sangat bervariasi menurut jumlah yang dikonsumsi. Seratus delapan puluh liter iltrate yang terbentuk oleh glomerulus setiap harinya mengandung sekitar #,, g natrium klorida. Seluruh elektrolit dan air, kecuali $ liter air dan : hingga ? g natrium klorida, secara normal direabsorpsi oleh ginjal. 5ir dan iltrate mengikuti natrium yang direabsorpsi untuk mempertahankan keseimbangan osmotic. !emudian air, natrium klorida, elektrolit lain dan produk limbah diekskresikan sebagai urin. Badi, lebih dari @, 6 air dan natrium yang disaring pada glomerulus direabsopsi ke dalam darah pada saat urin meninggalkan tubuh. Dengan mengatur jumlah natrium yang direabsorpsi (dan dengan demikian air), ginjal dapat mengatur volume cairan tubuh. a. Bika natrium diekskresikan dalam jumlah yang melebihi jumlah natrium yang dikonsumsi, maka pasien akan mengalami dehidrasi. b. Bika kalium diekskresikan dalam jumlah yang kurang dari jumlah kalium yang dikonsumsi, pasien akan menahan cairan. Bika kalium diekskresikan dalam jumlah yang kurang dari jumlah kalium yang dikonsumsi, pasien akan menahan cairan. 'engaturan jumlah natrium yang diekskresikan tergantung pada al!0ster0n1 yaitu hormone yang disintesis dan dilepas dari korteks adrenal. Dengan terjadinya peningkatan kadar aldosteron dalam darah, jumlah natrium yang diekskresikan ke dalam urin menjadi lebih sedikit mengingat aldosteron meningkatkan reabsorpsi natrium dalam ginjal. 'elepasan aldosteron dari korteks adrenal terutama dikendalikan oleh angiotensin yang merupakan hormone peptide yang dibuat dalam hati dan diakti kan dalam paru. !adar angiotensin lebih lanjut dikendalikan oleh rennin, yaitu hormone yang dilepaskan dari sel2sel dalam ginjal. Sistem yang kompleks ini akan diakti kan ketika #:

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 tekanan dalam arteriol renal turun hingga di bawah nilai normal seperti yang terjadi pada keadaan syok dan dehidrasi. 'engakti an system ini akan menimbulkan e ek peningkatan retensi air dan peningkatan volume cairan intravaskuler. 1ormon adrenokortikotropik (5C"1) juga menstimulasi sekresi aldosteron tanpa tergantung pada perubahan volume cairan. Kali"$. ;lektrolit lain yang konsentrasinya dalam cairan tubuh diatur oleh ginjal adalah kalium, yaitu ion dengan jumlah yang besar di dalam sel. ;kskresi kalium oleh ginjal akan meningkat seiring dengan meningkatnya kadar aldosteron sehingga berbeda dengan e ek aldosteron pada ekskresi natrium. c. 0etensi kalium merupakan akibat yang paling atal dari gagal ginjal.

&. 'engaturan ;kskresi 5ir


Os$0lalitas. Derajat relati pengenceran atau pemekatan urin dapat diukur dalam pengertian osmolalitas. <stilah ini mencerminkan jumlah partikel (elektrolit dan molekul lainnya) yang larut dalam urin. 3iltrat dalam kapiler glomerolus normalnya memiliki osmolalitas yang sama seperti darah dengan nlai kurang lebih &,, mHsmJ% (&,, mmolJ%). Hsmolalitas specimen urin dapat duikur. Dalam pengukuran osmolalitas urin, yang disebut larutan adalah komponen air dalam urin dan partikelnya yaitu elektrolit serta produk akhir metabolisme. 5pabila individu mengalami dehidrasi atau kehilangan cairan, maka dalam urin biasanya akan terdapat lebih sedikit air dan secara proporsional lebih banyak partikel (yang menunjukan osmolalitas yang tinggi) yang membuat urin menjadi lebih pekat. !alau seseorang mengekskresikan air dengan jumlah yang besar ke dalam urin, maka partikel2partikel tersebut akan diencerkan (yang menunjukan osmolalitas yang rendah) dan urin akan tampak encer. Berat jenis "rin. +erat jenis urin tidak begitu tepat bila dibandingkan osmolalitas urin, dan mencerminkan kuantitas maupun si at partikel. Hleh karena itu protein, glukosa dan bahan kontras yang disuntikan secara intravena akan memberikan pengaruh yang lebih besar pada berat jenis daripada osmolalitas. +erat jenis normal berkisar dari #,,#) hingga #,,$) (bila asupan cairannya normal).

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#*

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 H0r$0n Anti!e"retik ADH&. 3iltrat glomerolus pada hakekatnya memiliki komposisi elektrolit yang sama seperti dalam plasma darah tanpa protein. !enaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan air akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik negati . !elenjar pituitari mensekresi hormon antidiuretik (5D1 atau !asopresin, untuk menekan sekresi air) sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal. 5kibatnya konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi @?6. 5D1 merupakan hormon yang disekresikan oleh bagian posterior kelenjar hipo isis sebagai respons terhadap perubahan osmolalitas darah. Dengan menurunnya asupan air, osmolalitas darah cenderung meningkat dan menstimulasi pelepasan 5D1. !emudian 5D1 bekerja pada ginjal untuk meningkatkan reabsorbsi air dan dengan demikian akan mengembalikan osmolalitas darah kepada keadaan normalnya.

7. Htoregulasi "ekanan Darah


'engaturan atau regulasi tekanan darah juga merupakan salah satu ungsi system renal. Suatu hormon yang dinamakan renin disekresikan sel2sel jukstaglomeruler ketika tekanan darah menurun. Suatu en/im akan mengubah renin menjadi an#i0tensin I yang kemudian diubah menjadi an#i0tensin II, yaitu senyawa vasokonstriktor paling kuat. 9asokonstriksi menyebabkan peningkatan tekanan darah. 5ldosteron disekresikan oleh korteks adrenal sebagai reaksi terhadap stimulasi oleh kelenjar hipo isis dan pelepasan 5C"1 sebagai reaksi terhadap per usi yang jelek atau peningkatan osmolalitas serum. 5kibatnya adalah peningkatan tekanan darah.

). !lirens Ginjal
'emeriksaan yang paling sering dilakukan untuk mengevaluasi kondisi ginjal dalam melakukan ungsi ekskresiny dinamakan klirens. !lirens substansi 5 diperlihatkan melalui persamaan berikut4 !lirens K konsentrai 5 dalam urin A volume urin pada waktu tertentu !onsentrasi 5 plasma Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team #?

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

Kreatinin. !reatinin merupakan produk limbah dari otot skeletal yang diekskresikan melaui iltrasi glomerolus dan tidak direabsorbsi atau disekresikan oleh tubulus ginjal. !arena itu klirens kreatinin merupakan cara pengukuran laju iltrasi glomerolus (G30D glomerular iltration rate) yang baik. G30 orang dewasa normal adalah sekitar #,,2#$, mlJmenit (#,:*2$,,, mlJdetik).

:. 'enyimpanan dan ;liminasi -rin


-rine yang terbentuk oleh ginjal diangkut dari pelvis ginjal melalui ureter dan ke dalam kandung kemih. Gerakan ini di asilitasi oleh gelombang peristaltik yang terjadi sekitar #2 ) kaliJmenit dan dihasilkan oleh otot polos dalam dinding ureter. 5ntara kandung kemih dan ureter tidak terdapat s ingter, meskipun aliran balik urin dari kandung kemih dalam keadaan normal dicegah oleh si at gelombang peristaltik yang satu arah dank arena setiap ureter memasuki kandung kemih dengan sudut miring (obliIue). Meskipun demikian pada keadaan distensi yang berlebihan akibat suatu penyakit, kenaikan tekanan dalam kandung kemih tersebut dapat dialihkan balik melalui ureter sehingga terjadi distensi ureter dan kemungkinan re luk atau pengaliran balik urin. !eadaan ini menyebabkan in eksi ginjal (pielone ritis) dan kerusakan ginjal akibat kenaikan tekanan (hidrone rosis) Tekanan Kandung Kemih. .ormalnya tekanan dalam kandung kemih sangat rendah bahkan meskipun terjadi akumulasi karena otot polos kandung kemih akan melakukan adaptasi terhadap peningkatan regangan ketika kandung kemih terisi secara perlahan ( lahan. Sensasi pertama yang timbul dari pengisian kandung umumnya terjadi ketika sekitar #,, hingga #), ml urin berada dalam kandung kemih. 'ada sebagian besar kasus, keinginan untuk buang air kecil timbul ketika kandung kemih berisi kurang lebih $,, hingga ml urin. Dengan jumlah urin 7,, ml, rasa penuh yang mencolok biasanya akan ditemukan. Pengendalian Otot.;liminasi urin dikendalikan oleh kontraksi s ingter uretra eksterna. Htot ini berada dibawah kendali volunteer dan diinervasi oleh sara yang berasal dari medula spinalis daerah sakral. !etika muncul keinginan untuk bang air kecil, s ingter uretra eksterna akan melemas dan muskulus detrusor ( otot polos kandung kemih ) berkontraksi serta mendorong urin keluar dari kandung kemih melalui uretra. "ekanan #@

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 yang timbul dalam kandung kemih pada waktu urinasi ( mikturisi ) kurang lebuh sebesar ), hingga #), cm 1$,. Sisa urin dalam uretra akan mengalir keluar akibat pengaruh gaya berat pada wanita akan didorong keluar pleh kontraksi otot volunteer pada laki ( laki. Pengendalian Neural. !ontraksi muskulus detrusor diatur oleh suatu re leks yang mencakup sisem sara parasimpatik. 0e leks tersebut terintegrasi dalam bagian sacral traktus spinalis. System sara simpatik tidak memiliki peranan yang penting dalam mikturisi tetapi dapat mencegah masuknya semen ( air mani ) ke dalam kandung kemih pada saat terjadi ejakulasi. Bika terjadi kerusakan pada sara pelvis yang menginervasi kandung kemih s ingter, maka kendali volunteer serta urinasi yang bersi at re leks akan menghilang dan kandung kemih tersebut mengalami distensi yang berlebihan akibat akumulasi urin. /. 'roses pembentukan urin (air kemih) Glomerulus ber ungsi sebagai ultra iltrasi, pada simpai bowmen ber ungsi untuk menampung hasil iltrasi dari glomerulus. 'ada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali dari /at2/at yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter. -rin berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk ke dalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah. 5da tiga tahap pembentukan urin4 a. 'roses iltrasi "erjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan a erent lebih besar dari tampermukaan e erent akan terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring dipung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sul at, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. b. 'roses reabsorpsi 'ada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, ospat dan beberapa ion bikarbonat. 'osesnya terjadi secara pasi yang dikenal dengan obligator reabsorpsi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus bagian bawah terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat, bila

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

$,

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 diperlukan akan diserap kembali ke dalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara akti dikenal dengan reabsopsi akultati dan sisanya dialirkan pada papilla renalis. c. 'roses sekresi Sisa absorpsi yang terjadi pada tubulus diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke luar. ?. 'eredaran darah. Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan, arteri renalis bercabang menjadi arteri interlobaris kemudian menjadi arteri arkuata, arteri interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan2gumpalan yang disebut glomerulus. Glomerulus ini di kelilingi simpai bowmen di sini terjadi percabangan pertama dan kapiler darah yang meningggalkan simpai bowmen akan menjadi vena renalis masuk ke vena in erior. @. 'ersara an ginjal Ginjal mendapat persara an dari leksus renalis (vasomotor) yang ber ungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal. Sara ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. 5nak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal, kelenjar ini merupakan kelenjar buntu yang menghasilkan $ macam hormone yaitu hormone adrenalin dan hormone kortison. 5drenalin dihasilkan oleh medulla.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

$#

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

BAB II PENGKA)IAN SISTEM PERKEMIHAN


A. Manis2etasi Klinis Dis2"n#si Renal !an Urinari"s
"anda2tanda dan gejala berikut ini cenderung ke arah penyakit saluran kemih, yaitu4 rasa nyeri, perubahan eliminasi urin dan gejala gastrointestinal. !etika terjadi penyakit ginjal, gejala dapat terjadi pada setiap system tubuh. '. Rasa N3eri .yeri urogenital tidak selalu terdapat pada penyakit ginjal meskipun umumnya ditemukan pada keadaan yang lebih akut. 0asa nyeri akibat penyakit ginjal biasanya disebabkan oleh obstruksi dan distensi mendadak kapsula renal yang terjadi kemudian. <ntensitasnya berhubungan dengan kecepatan proses timbulnya distensi tersebut. .yeri ginjal dapat dirasakan sebagai rasa sakit yang tumpul pada sudut kostovertebra (daerah yang terbentuk oleh selubung iga dan kolumna vertebra)D rasa sakit atau nyeri ini dapat menjalar sampai umbilicus. !elainan ureter akan menimbulkan rasa nyeri di daerah punggung yang menjalar ke abdomen, paha bagian atas, testis atau labium. .yeri di bagian pinggang (daerah antara iga dan ilium) yang menjalar ke abdomen bawah atau epigastrium dan sering disertai mual, muntah serta ileus paralitik dapat menunjukkan adanya kolik renal. .yeri kandung kemih (nyeri abdomen bawah atau nyeri di daerah suprapubik) dapat disebabkan oleh distensi yang berlebihan atau in eksi kandung kemih. 'erasaan ingin kencing, tenesmus (nyeri ketika mengejan) dan disuria terminal (nyeri pada akhir urinasi) sering dijumpai. .yeri meatus uretra akan terjadi pada iritasi leher kandung kemih atau uretra yang disebabkan oleh in eksi (uretriris), trauma atau adanya benda asing dalam traktus urinarius pars in erior. .yeri hebat di daerah skrotum terjadi akibat in lamasi dan edema pada epididimis atau testis atau akibat torsio testis, sedangkan rasa penuh dan rasa nyeri di daerah perineum serta rectum dapat disebabkan oleh metastasis kanker prostate ke tulang

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

$$

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 pelvis. .yeri pada korpus penis dapat berasal dari masalah uretra, sementara nyeri di daerah glans penis biasanya terjadi akibat prostatitis. 'erlu diperhatikan bahwa penyakit ginjal sering tidak disertai dengan keluhan nyeri, dan sering didiagnosis berdasarkan gejala lain yang membuat pasien mencari pertolongan medik, contohnya edema kaki, sesak napas dan perubahan eliminasi. (. Per"4a%an 5a!a Eli$inasi Urin Mikt"risi& ;liminasi urin atau mikturisi biasanya terjadi tanpa nyeri dengan rekuensi lima hingga enam kali sehari dan kadang2kadang sekali pada malam hari. 0ata2rata individu membentuk dan mengeluarkan urin sebanyak #$,, hingga #),, ml dalam waktu $7 jam. Bumlah ini berubah menurut asupan cairan, perspirasi, suhu lingkungan, muntah atau diare. Masalah umum yang menyertai eliminasi urin adalah keluhan sering kencing, rasa ingin kencing, disuria, kencing yang sulit dimulai, inkontinensia, enuresis, poliuria, oliguria dan hematuria. +. Gejala Gastr0intestinal Gejala gastrointestinal dapat terjadi pada berbagai keadaan urologi karina traktus gastrointestinal dan urinarius memiliki persyara an otonom serta sensorik yang sama dank arena adanya re lek renointestinal. 1ubungan anatomis ginjal kanan dengan kolon, duodenum, kaput pancreas, duktus koledokus, hati dan kandung empedu dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal. !edekatan ginjal kiri dengan kolon ( leksura lienalis), lambung, pancreas, dan limpa juga dapat menimbulkan gejala intestinal. Gejala ini dapat mencakup mual, muntah, diare, gangguan rasa nyaman abdomen dan ileus paralitik. 5pendisitis juga dapat disertai dengan gejala urinarius. B. RI6A7AT KESEHATAN i. !eluhan utama a. b. c. Deskripsi "anda2tanda dan gejala2gejala 'engobatan dan respons terhadap pengobatan

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

$&

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 ii. "injauan system iii. 0iwayat medis iv. 0iwayat keluarga Mengkaji system renalis mencakup penentuan seberapa baik ginjal melakukan banyak ungsinya. 'engkajian, oleh karenanya mencakup pengumpulan in ormasi tentang banyak system. Dis ungsi ginjal mungkin merupakan masalah utama atau merupakan masalah sekunder terhadap kondisi yang sebenarnya. 0iwayat awal pasien adalah penting dalam menentukan penyebab, keparahan, dan pengobatan terhadap gangguan ungsi. Dimulai dengan menanyakan persepsi pasien terhadap keluhan utama. Gambarannya harus awitan, letak, lamanya dan actor2 aktor yang mengurangi atau mencetuskan masalah. "anyakan tindakan atau pengobatan apa yang telah digunakan pasien untuk menghilangkan gejala. %akukan tinjauan system. +eberapa pertanyaan khusus yang ditanyakan adalah4 a. 5pakah pasien mengalami disuria, nokturia, poliuria, atau inkontinensiaL b. 5pakah pasien mengalami nyeri panggulL 1ematuriaL c. 5pakah pasien pernah mengeluarkan batu ginjalL d. 5pakah terjadi perubahan dalam jumlah dan pola berkemihL e. 5pakah terjadi perubahan berat badanL Setelah megumpulkan riwayat dari masalah sekarang, teliti tentang riwayat medis masa lalu dan riwayat keluarga. <n ormasi ini dapat memberi petunjuk pada penyebab masalah yang mendasarinya. 0iwayat penyakit ginjal polisistik, batu ginjal, atau ne ritis herediter adalah umum terjadi pada pasien dengan penyakit ginjal. 'enyakit sistemik tertentu dapat mempengaruhi perkembangan gagal ginjal seperti4 # $ & 7 ) 8. PEMERIKSAAN FISIK i. !ulit4 turgor, suhu, keringJlembab, goresan, lesi,. Diabetes mellitus Sistemik lupus eritematosus 5nemia sel sabit Granulomatosis FegenerMs Sindrom GoodpastureMs.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

$7

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 ii. Membran mukosa iii. 5danya edema, asites iv. 3rekuensi perna asan, bunyi paru v. "ekanan darah, rekuensi, irama, bunyi jantung. vi. 'erubahan2perubahan perilaku, status mental vii. "es terhadap tetani4 tanda2tanda chvostekMs, trousseauMs viii. 'arestesia, kebas, kelemahan, tremor pada ekstremitas. Data obyekti dikumpulkan dalam pemeriksaan isik dan digunakan untuk menyokong dan mengklari ikasi riwayat. 0iwayat juga memandu pemeriksaan isik dan membantu menentukan area pemeriksaan yang mungkin membutuhkan lebih dalam. Saat mengevaluasi status volume cairan pasien, amati membran mukosa, turgor kulit, dan perhatikan apakah ada edema. -kur tekanan darah, nadi pernapasan, dan suhuD periksa tekanan vena jugularis dan dengarkan bunyi paru. 5mati status mental dan perubahan2perubahan perilaku. +ila pasien mengalami gejala2gejala hipokalsemia, hipomagnesia, atau keduanya, dapatkan tanda2tanda positi ChvostekMs atau "roussauMs. 5bnormalitas neuromuscular seperti parestesia dan kelemahan juga dapat menandakan ketidakseimbangan elektrolit. D. PEMERIKSAAN9PEMERIKSAAN 7ANG MENGKA)I FUNGSI GIN)AL D.'. Pe$eriksaan Ginjal Ginjal terletak dalam ruang retroperitoneal pada kedua ginjal kuadran atas abdomen. Secara anatomis lobus kedua ginjal menyentuh diaphragma dan ginjal turun sewaktu inhalasi. Ginjal kanan normalnya lebih mudah dipalpasi daripada ginjal kiri, karena ginjal kanan terletak lebih bawah daripada ginjal kiri, hal ini dikarenakan ginjal kanan terdesak oleh hepar. Ginjal kanan terletak sejajar tulang rusuk ke2#$ dan ginjal kiri sejajar tulang rusuk ke2##. TEHNIK <nspeksi o 'asien tidur terlentang, pemeriksa di sebelah kanan. o !aji daerah abdomen pada garis o .ormal keadaan abdomen TEMUAN

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

$)

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 midklavikula kiri dan kanan atau daerah costovertebral angle (C95) atau lower edge o rib cage. o 'erhatikan pulsasi. 5uskultasi4 o Dengan menggunakan stetoskop kita mendengarkan apakah ada bunyi desiran (bruits) pada aorta dan arteri renalis. o Gunakan sisi bel sttoskop, o .ormal tidak terdengar bunyi vaskuler aorta maupun arteri renalis. +ila ada bunyi desiran kemungkinan (0enal .e rosklerosis o +ila terdengar bunyi desiran, jangan bawah 'erkusi4 o 'asien dalam posisi telungkup atau duduk o 'erkusi dilakukan dari arah belakang, karena posisi ginjal berada di daerah belakang. o %etakkan tangan kiri di atas C95 dan lakukan perkusi melakukan kulit dapat palpasi, terjadi cedera pada suatu aneurisma di sebagai akibatnya. adanya 05S 5rteri Stenosis). pemeriksa mendengarkan bunyi desiran di daerah epigastrik, di area ini kita bias mendengarkan bunyi aorta. o Dengarkan pula pada area kuadran kiri dan kanan atas, karena pada area ini terdapat arteri renalis kiri dan kanan. simetris atau tidak apakah tampak ada masa dan simetris, tidak tampak masa dan tidak ada pulsasi. o +ila tampak ada masa dan pulsasi ne roma. kemungkinan ada polikitik, hidrone rosis atupun

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

$:

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

'alpasi 4 o Ginjal setinggi di bawah dia ragma sehingga tersembunyi di bawah lengkung iga. o -ntuk ginjal kiri 4 posisi pemeriksa berada pada sisi kanan pasien dan pasien pada posisi telentang, pemeriksa meletakkan tangan kiri di bawah pinggang di daerah C95 kiri, tangan kanan berada di bawah lengkung iga kiri pada garis mid klavikula. o <nstruksikan pada pasien untuk menarik napas dalam dan mengeluarkan dengan lengkap. o 'ada saat pasien mengeluarkan napas, angkat bagian C95 kiri dengan tangan kiri dan tangan kanan melakukan palpasi dalam. o +ila ginjal teraba, rasakan bentuk, ukuran dan adanya nyeri tekan. o -ntuk ginjal kanan 4 tempatkan tangan kiri di bawah pinggang di daerah C95 kanan, tangan kanan berada di bawah lengkung iga kanan. o %akukan maneuver yang sama seperti pada palpasi ginjal kiri.

o .ormal

tidak

menghasilkan

nyeri tekan. o +ila ada nyeri tekan di duga ada in lamasi akut. o 'ada keadaan normal ginjal tidak teraba, apabila ginjal teraba mendasar dan kenyal, kemungkinan adanya polikistik maupun hidrone rosis. o +ila tanda dilakukan penekanan adanya pasien mengeluh sakit, hal ini kemungkinan peradangan.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

$*

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

D.(. Pe$eriksaan Ureter -reter tidak bias dilakukan pemeriksaan dari luar, harus menggunakan pemeriksaan diagnostic lain seperti +.H, <9', -SG, C" renal, Cytoscopy. "etapi keluhan pasien dapat dijadikan petunjuk adanya masalah pada ureternya, seperti pasien mengeluh sakit di daerah abdomen yang menjalar ke arah bawah, hal ini disebut kolik dan biasanya berhubungan dengan adanya distensi ureter atau spasme ureter yang disebabkan adanya obstruksi karena batu. D.+. Pe$eriksaan Kan!"n# ke$i% TEHNIK <nspeksi4 o 'erhatikan abdomen bagian o .ormalnya kandung kemih bawah, kandung kemih adalah organ berongga yang mampu membesar untuk mengumpulkan dan mengeluarkan urin yang dibuat ginjal. o Di daerah supra pubis apakah tampak adanya distensi. 'erkusi4 o 'asien dalam posisi terlentang. o 'erkusi depan. o %akukan supra pubis. o 'ada kondisi normal yang berarti Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team $? pengetukan pada daerah kandung kemih, daerah dilakukan dari arah o +ila kandung kemih penuh akan terdengar bunyi dullness atau redup. terletak di bawah sympisis pubis, tetapi setelah membesar organ ini dapat terlihat distensi pada area supra pubis. TEMUAN

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 'alpasi4 o %akukan palpasi kandung kemih pada daerah supra pubis. urin dapat dikeluarkan secara lengkap pada kandung kemih, kandung kemih tidak teraba. +ila ada obstruksi di bawah dan produksi urin normal maka urin tidak dapat dikeluarkan maka dari akan kandung kemih

terkumpul. 1al ini mengakibatkan distensi kandung kemih yang bisa dipalpasi di daerah supra pubis.

D.,. Pe$eriksaan Uretra !an Meat"s "retra -retra tidak bias ddiperiksa dari luar perlu pemeriksaan penunjang seperti +.H, Cytoscopy, yang bias diidenti ikasi adalah urine yang keluar. D.4.1. Karakteristik urinenya Bumlahnya per hari 2 Hliguri 2 5nuri 2 "otal anuri 2 'oliuria 4 #,,27,, ccJhari 4 urin output sampai #,, ccJhari 4 urin output , ccJhari 4 urin output N#),, ccJhari

Dysuria4 sakit pada saat mengeluarkan urin Farnanya (merah, kuning). +aunya 'ola buang air kecil yang mengalami perubahan. !emampuan mengontrol buang air kecil 2 -rgency 2 Dribling 4 tiba2tiba sangat mendesak ingin +5! 4 urin keluar secara menetes. 2 1esytency 4 kesulitan pada saat memulai dan mengakhiri +5! 2 <ncontinensia urin 4 urin keluar dengan sendirinya (tidak bisa dikontrol)

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

$@

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 2 0etensi urin .okturia4 +5! pada malam hari.

D.4.2. Pemeriksaan Meatus Uretra 'eralatan yang digunakan4 sarung tangan <nspeksi pada meatus uretra apakah ada kelainan sekitar labia, untuk warna dan apakah ada kelainan pada ori isium uretra pada laki2laki dan juga lihat cairan yang keluar. D.-. Pe$eriksaan Pr0stat Melal"i An"s 'emeriksaan prostate untuk mengidenti ikasi pembesaran kelejar prostate bagi pasien laki2laki yang mempunyai keluhan mengarah kepada hipertro i prostate. 'rostat merupakan kelenjar yang berkapsul beratnya kira2kira $, gram yang melingkari uretra pria di bawah leher kandung kemih. 5kibat pembesaran kelenjar prostate, berdampak penyumbatan parsial atau sepenuhnya kepada saluran kemih bagian bawah. 'eralatan yang diperlukan4 Selimut Sarung tangan steril 'elumas

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

&,

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

TEHNIK o +antu pasien untuk mengatur posisi dorsal recumbent, atur paha berotasi keluar, lutut o .ampakkan perhatian. o !enakan sarung tangan dan beri pelumas pada jari telunjuk, kemudian perlahan2lahan masukkan o jari tersebut ke dalam anus dan rectum. o %akukan prostate. palpasi pada dinding leksi dan tutuplah bagian pantat dan bagian tubuh yang tidak diperiksa. anjurkan pasien untuk memusatkan

TEMUAN

o .ormalnya kelenjar prostate dapat teraba dengan diameter sekitar 7 cm dan tidak nyeri tekan.

anterior untuk mengetahui kelenjar

E. PEMERIKSAAN9PEMERIKSAAN ELEKTROLIT

7ANG

MENGKA)I

KESEIMBANGAN

'eran ginjal adalah pusat dalam mempertahankan volume cairan dan komposisi ion dari cairan tubuh. +ila ginjal mengatur dengan tepat ekskresi air dan ion2ion, homeoststis dapat dicapai. +ila ginjal gagal beradaptasi dengan adekuat, terjadi ketidakseimbangan. .ilai2nilai dan tanda2tanda serta gejala2gejala ketidakseimbangan elektrolit lihat tabel berikut4 F. TEMUAN9TEMUAN TAMBAHAN i. .ilai laboratorium !elompok pemeriksaan pertama meliputi4 Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team &#

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 !reatinin .itrogen urea darah (+-.) +-. akan meningkat dengan4 2 'eningkatan masukan protein 2 'eningkatan penghancuran jaringan 2 Dehidrasi 2 Syok 2 Gagal jantung kongesti ii. +erat jenis Hsmolalitas (darah dan urine) !onsentrasi natrium urine ;kskresi raksional natrium 'emeriksaan radiology 'emeriksaan radiology ginjal yang mungkin berguna dalam mengevaluasi abnormalitas ginjal mencakup rontgenogra i, ultrasonogra i, dan pemeriksaan radionuklir. iii. iv. v. ;!G 'encatatan masukan dan haluaran 'encatatan berat badan

BAB III
&$

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

ASUHAN KEPERA6ATAN PASIEN DENGAN MASALAH BENIGNA HIPERTROPI PROSTAT

A. DEFINISI
+'1 adalah pembesaran atau hypertropi prostat. !elenjar prostat membesar, memanjang ke arah depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran keluar urine, dapat menyebabkan hydrone rosis dan hydroureter. <stilah +enigna 'rostat 1ipertropi sebenarnya tidaklah tepat karena kelenjar prostat tidaklah membesar atau hipertropi prostat, tetapi kelenjar2kelenjar periuretralah yang mengalami hiperplasia(sel2selnya bertambah banyak. !elenjar2kelenjar prostat sendiri akan terdesak menjadi gepeng dan disebut kapsul surgical. Maka dalam literatur di benigna hiperplasia o prostat gland atau adenoma prostat, tetapi hipertropi prostat sudah umum dipakai. B. ETIOLOGI 'enyebab terjadinya +enigna 'rostat 1ipertropi belum diketahui secara pasti. 'rostat merupakan alat tubuh yang bergantung kepada endokrin dan dapat pula dianggap undangan(counter part). Hleh karena itu yang dianggap etiologi adalah karena tidak adanya keseimbangan endokrin. .amun menurut Syamsu 1idayat dan Fim De Bong tahun #@@? etiologi dari +'1 adalah4 o 5danya hiperplasia periuretral yang disebabkan karena perubahan keseimbangan testosteron dan estrogen. o !etidakseimbangan endokrin. o 3aktor umur J usia lanjut. o -nknown J tidak diketahui secara pasti.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

&&

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 8. PATOLOGI ANATOMI !elenjar prostate adalah suatu kelenjar ibro muscular yang melingkar +ledder neck dan bagian proksimal uretra. +erat kelenjar prostat pada orang dewasa kira2kira $, gram dengan ukuran rata2rata4 2 2 2 2 2 2 2 'anjang &.7 cm %ebar 7.7 cm "ebal $.: cm %obus medius # buah %obus anterior # buah %obus posterior # buah %obus lateral $ buah

Secara embriologis terdiri dari ) lobur4

Selama perkembangannya lobus medius, lobus anterior dan lobus posterior akan menjadi saru disebut lobus medius. 'ada penampang lobus medius kadang2kadang tidak tampak karena terlalu kecil dan lobus ini tampak homogen berwarna abu2abu, dengan kista kecil berisi cairan seperti susu, kista ini disebut kelenjar prostat. 'ada potongan melintang uretra pada posterior kelenjar prostat terdiri dari4 2 !apsul anatomis 2 Baringan stroma yang terdiri dari jaringan ibrosa dan jaringan muskuler 2 Baringan kelenjar yang terbagi atas & kelompok bagian4 +agian luar disebut kelenjar sebenarnya +agian tengah disebut kelenjar sub mukosal, lapisan ini disebut juga sebagai adenomatus /one Di sekitar uretra disebut periuretral gland Saluran keluar dari ketiga kelenjar tersebut bersama dengan saluran dari vesika seminalis bersatu membentuk duktus ejakulatoris komunis yang bermuara ke dalam uretra. 'ada laki2laki remaja prostat belum teraba pada colok dubur, sedangkan pada oran dewasa sedikit teraba dan pada orang tua biasanya mudah teraba. Sedangkan pada penampang tonjolan pada proses hiperplasi prostat, jaringan prostat masih baik. 'ertambahan unsur kelenjar menghasilkan warna kuning kemerahan,

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

&7

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 konsisitensi lunak dan berbatas jelas dengan jaringan prostat yang terdesak berwarna putih ke abu2abuan dan padat. 5pabila tonjolan itu ditekan keluar cairan seperti susu. 5pabila jaringan ibromuskuler yang bertambah tonjolan berwarna abu2abu, padat dan tidak mengeluarkan cairan sehingga batas tidak jelas. "onjolan ini dapat menekan uretra dari lateral sehingga lumen uretra menyerupai celah. "erkadang juga penonjolan ini dapat menutupi lumen uretra, tetapi ibrosis jaringan kelenjar yang berangsur2angsur mendesak prostat dan kontraksi dari vesika yang dapat mengakibatkan peradangan.

D. PATOFISIOLOGI Menurut Syamsu 1idajat dan Fim De Bong tahun #@@? adalah umumnya gangguan ini terjadi setelah usia pertengahan akibat perubahan hormonal. +agian paling dalam prostat membesar dengan terbentuknya adenoma yang tersebar. 'embesaran adenoma progresi menekan atau mendesak jaringan prostat yang normal ke kapsula sejati yang menghasilkan kapsula bedah. !apsula bedah ini menahan perluasannya dan adenoma

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

&)

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 cenderung tumbuh ke dalam menuju lumennya, yang membatasi pengeluaran urin. 5khirnya diperlukan peningkatan penekanan untuk mengosongkan kandung kemih. Serat2serat muskulus destrusor berespon hipertropi, yang menghasilkan trabekulasi di dalam kandung kemih. 'ada beberapa kasus jika obsruksi keluar terlalu hebat, terjadi dekompensasi kandung kemih menjadi struktur yang lasid, berdilatasi dan sanggup berkontraksi secara e ekti . !arena terdapat sisi urin, maka terdapat peningkatan in eksi dan batu kandung kemih. 'eningkatan tekanan balik dapat menyebabkan hidrone rosis. 0etensi progresi bagi air, natrium, dan urea dapat menimbulkan edema hebat. ;dema ini berespon cepat dengan drainage kateter. Diuresis paska operasi dapat terjadi pada pasien dengan edema hebat dan hidrone rosis setelah dihilangkan obstruksinya. 'ada awalnya air, elekrolit, urin dan beban solutlainya meningkatkan diuresis ini, akhirnya kehilangan cairan yang progresi bisa merusakkan kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan serta menahan air dan natrium akibat kehilangan cairan dan elekrolit yang berlebihan bisa menyebabkan hipovelemia. Menurut Mansjoer 5ri tahun $,,, pembesaran prostat terjadi secara isiologis yang mengakibatkan perlahan2lahan pada traktus urinarius, terjadi perlahan2lahan. 'ada tahap awal terjadi pembesaran prostat sehingga terjadi perubahan kontraksi lebih kuat. Sebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih tebal dan penonjolan serat detrusor ke dalam mukosa buli2buli akan terlihat sebagai balok2balok yang tampai (trabekulasi). Bika dilihat dari dalam vesika dengan sitoskopi, mukosa vesika dapat menerobos keluar di antara serat detrusor sehingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil dinamakan sakula dan apabila besar disebut diverkel. 3ase penebalan detrusor adalah ase kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi lelah dan akhirnya akan mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk kontraksi, sehingga terjadi retensi urin total yang berlanjut pada hidrone rosis dan dis ungsi saluran kemih atas. resistensi uretra daerah prostat, leher vesika kemudian detrusor mengatasi dengan

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

&:

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 E. PATH6A7

1yperplasia periuretral

-sia lanjut

!etidakseimbangan endokrin

+'1

Hbstruksi uretra 'enumpukan urin dlm 90etensi urin Dekompensasi otot destrusor

!ompensasi otot destrusor

'otensi urin 'erub pola eliminasi "ek intravesikal kateterisasi 0e luk urin ke ginjal "ek ureter O ginjal meningkat

Spasme otot spincter Merangsang nociseptor 1ipotalamus

'embedahanJpro statektomi

%uka insisi .yeri 0esiko perdarahan4 resiko syok hipovolemik

'ort de entrPe mikroorganisme

0esti in eksi Gagal ginjal 1ilangnya ungsi tbh

!urang in ormasi ttg 0esiko penyakitnya kekurangan 0esiko F. MANIFESTASI vol cairan KLINIS dis ungsi seksual Falaupun +enigna 'rostat 1ipertropi selalu terjadi pada orang tua, tetapi tak selalu !urang pengetahuan disertai gejala2gejala klinik, hal ini terjadi karena dua hal yaitu4 #. 'enyempitan uretra yang menyebabkan kesulitan berkemih

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

&*

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 $. 0etensi urin dalam kandung kemih menyebabkan dilatasi kandung kemih, hipertro i kandung kemih dan cystitis. 5dapun gejala dan tanda yang tampak pada pasien dengan +enigna 'rostat 1ipertro i4 a. 0etensi urin b. !urangnya atau lemahnya pancaran kencing c. Miksi yang tidak puas d. 3rekuensi kencing bertambah terutama malam hari (nocturia) e. 'ada malam hari miksi harus mengejan . "erasa panas, nyeri atau sekitar waktu miksi (disuria) g. Massa pada abdomen bagian bawah h. 1ematuria i. -rgency (dorongan yang mendesak dan mendadak untuk mengeluarkan urin) j. !esulitan mengawali dan mengakhiri miksi k. !olik renal l. +erat badan turun m. 5nemia !adang2kadang tanpa sebab yang diketahui, pasien sama sekali tidak dapat berkemih sehingga harus dikeluarkan dengan kateter. !arena urin selalu terisi dalam kandung kemih, maka mudah sekali terjadi cystitis dan selaputnya merusak ginjal.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 'ada pasien +enigna 'rostat 1ipertropi umumnya dilakukan pemeriksaan4 #. %aboratorium Meliputi ureum (+-.), kreatinin, elekrolit, tes sensitivitas dan biakan urin

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

&?

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 $. 0adiologis <ntravena pylogra i, +.H, sistogram, retrograd, -SG, Ct Scanning, cystoscopy, oto polos abdomen. <ndikasi sistogram retrogras dilakukan apabila ungsi ginjal buruk, ultrasonogra i dapat dilakukan secara trans abdominal atau trans rectal ("0-S K "rans 0ectal -ltra Sonogra i), selain untuk mengetahui pembesaran prostat ultra sonogra i dapat pula menentukan volume buli2buli, mengukut sisa urine dan keadaan patologi lain seperti di ertikel, tumor dan batu (Syamsuhidayat dan Fim De Bong, #@@*). &. 'rostatektomi 0etro 'ubis 'embuatan insisi pada abdomen bawah, tetapi kandung kemih tidak dibuka, hanya ditarik dan jaringan adematous prostat diangkat melalui insisi pada anterior kapsula prostat. 7. 'rostatektomi 'arineal Qaitu pembedahan dengan kelenjar prostat dibuang melalui perineum. H. KOMPLIKASI !omplikasi yang dapat terjadi pada hipertropi prostat adalah4 a. b. miksi c. d. batu e. . 1ematuria Sistitis dan 'ielone ritis 1ernia J hemoroid !arena selalu terdapat sisa urin sehingga menyebabkan terbentuknya 0etensi kronik dapat menyebabkan re luks vesiko2ureter, hidroureter, hidrone rosis, gagal ginjal. 'roses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi in eksi pada waktu

I. FOKUS PENGKA)IAN Dari data yang telah dikumpulkan pada pasien dengan +'1 4 'ost 'rostatektomi dapat penulis kelompokkan menjadi4 a) Data subyekti 4

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

&@

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 'asien mengeluh sakit pada luka insisi. 'asien mengatakan tidak bisa melakukan hubungan seksual. 'asien selalu menanyakan tindakan yang dilakukan 'asien mengatakan buang air kecil tidak terasa. "erdapat luka insisi "akikardi Gelisah "ekanan darah meningkat ;kspresi w ajah ketakutan "erpasang kateter

b) Data Hbyekti 4

). DIAGNOSA KEPERA6ATAN #. Gangguan rasa nyamam4 nyeri berhubungan dengan spasme otot spincter $. 'erubahan pola eliminasi 4 retensi urin berhubungan dengan obstruksi sekunder &. Dis ungsi seksual berhubungan dengan hilangnya ungsi tubuh 7. 'otensial terjadinya in eksi berhubungan dengan port de entrPe mikroorganisme melalui kateterisasi ). !urang pengetahuan berhubungan dengan kurang in ormasi tentang penyakit, perawatannya. K. REN8ANA KEPERA6ATAN 1. Gangguan rasa nyaman: nyeri erhu ungan dengan s!asme otot s!in"ter "ujuan4 Setelah dilakukan perawatan selama &2) hari pasien mampu mempertahankan derajat kenyamanan secara adekuat.

!riteria hasil4 2 hilang 2 'asien dapat beristirahat dengan tenang. Secara verbal pasien mengungkapkan nyeri berkurang atau

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

7,

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 <ntervensi4 Monitor dan catat adanya rasa nyeri, lokasi, durasi dan aktor pencetus serta penghilang nyeri. Hbservasi tanda2tanda non verbal nyeri (gelisah, kening mengkerut, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi) +eri ompres hangat pada abdomen terutama perut bagian bawah 5njurkan pasien untuk menghindari stimulan (kopi, teh, merokok, abdomen tegang) 5tur posisi pasien senyaman mungkin, ajarkan teknik relaksasi %akukan perawatan aseptik terapeutik %aporkan pada dokter jika nyeri meningkat 2. Peru ahan !ola eliminasi urine: retensi urin erhu ungan dengan o struksi sekunder. "ujuan4 Setelah dilakukan perawatan selama )2* hari pasien tidak mengalami inkontinensia !riteria4 'asien dapat buang air kecil teratur bebas dari distensi kandung kemih. <ntervensi4 a.%akukan irigasi kateter secara berkala atau terus2 menerus dengan teknik steril b. keadaan tertutup c.Hbservasi adanya tanda2tanda shockJhemoragi (hematuria, dingin, kulit lembab, takikardi, dispnea) d. Mempertahankan kesterilan sistem drainage cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan alat dan observasi aliran urin serta adanya bekuan darah atau jaringan e.Monitor urine setiap jam (hari pertama operasi) dan setiap $ jam (mulai hari kedua post operasi) . -kur intake output cairan g. +eri tindakan asupanJpemasukan oral $,,,2&,,, mlJhari, jika tidak ada kontra indikasi Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team 7# 5tur posisi selang kateter dan urinbag sesuai gravitasi dalam

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 h. +erikan latihan perineal (kegel training) #)2$,AJjam selama $2& minggu, anjurkan dan motivasi pasien untuk melakukannya. #. $ungsi tu uh "ujuan4 Setelah dilakukan perawatn selama #2& hari pasien mampu mempertahankan ungsi seksualnya !riteria hasil4 'asien menyadari keadaannya dan akan mulai lagi intaraksi seksual dan aktivitas secara optimal. <ntervensi4 a.Motivasi pasien untuk mengungkapkan perasaannya yang berhubungan dengan perubahannya b. Bawablah setiap pertanyaan pasien dengan tepat prostatektomi dalam ungsi seksual d. seksual e.+eri penjelasan penting tentang4 2 <mpoten terjadi pada prosedur radikal 2 5danya kemungkinan ungsi seksual kembali normal 2 5danya kemunduran ejakulasi . 5njurkan pasien untuk menghindari hubungan seksual selama # bulan (&27 minggu) setelah operasi. (' Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan port de entr)e ikroorganisme melalui kateterisasi "ujuan4 Setelah dilakukan perawatan selama #2& hari pasien terbebas dari in eksi !riteria hasil4 2 "anda2tanda vital dalam batas normal 2 "idak ada bengkak, aritema, nyeri 2 %uka insisi semakin sembuh dengan baik %ibatkan kelurgaJistri dalam perawatan pmecahan masalah ungsi c.+eri kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan perasaannya tentang e ek Dis$ungsi seksual erhu ungan dengan hilangnya

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

7$

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 <ntervensi4 %akukan irigasi kandung kemih dengan larutan steril setiap 7 jam mulai hari ketiga post operasi. Hbservasi insisi (adanya indurasi drainage dan kateter), (adanya sumbatan, kebocoran) %akukan perawatan luka insisi secara aseptik, jaga kulit sekitar kateter dan drainage Monitor balutan luka, gunakan pengikat bentuk " perineal untuk menjamin dressing Monitor tanda2tanda sepsis (nadi lemah, hipotensi, na as meningkat, dingin) %. Kurang !engetahuan erhu ungan dengan kurang in$ormasi tentang !enyakit& !era'atannya "ujuan !riteria <ntervensi4 a. Motivasi pasienJ keluarga untuk mengungkapkan pernyataannya tentang penyakit, perawat b. +erikan pendidikan pada pasienJkeluarga tentang4 2 'erawatan luka, pemberian nutrisi, cairan irigasi, kateter 2 'erawatan di rumah 2 5danya tanda2tanda hemoragi, in eksi 4 Setelah dilakukan perawatan selama #2$ hari 4 Secara verbal pasien mengerti dan mampu mengungkapkan dan mendemonstrasikan perawatan

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

7&

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

BAB IV INFEKSI SALURAN KEMIH ISK& A. DEFINISI


<n eksi saluran kemih adalah suatu keadaan terjadinya peradangan oleh mikroorganisme pada system perkemihan. <n eksi traktus urinarius merupakan masalah yang sangat banyak dijumpai dalam praktek klinis. <n eksi saluran kemih dapat dibagi menjadi bagian atas (pielone ritis) dan bagian bawah (sisititis, uretritis, prostatitis) menurut saluran yang terkena. <n eksi Saluran !emih (<S!) adalah in eksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proli erasi suatu organisme (Corwin, ;.B,$,,#4 7?,) <n eksi Saluran !emih (<S!) adalah suatu tanda umum yang ditunjukkan pada mani estasi bakteri pada saluran kemih (;ngram, +,#@@?4 #$#) <n eksi Saluran !emih (<S!) adalah berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virusJ mikroorganisme lain (Faspadji, S,#@@?4 $:7) <S! bagian atas terjadi pada uretra atau ginjal, sedangkan <S! bagian bawah terjadi pada uretra dan kandung kemih. <n eksi dapat berasal dari mana saja dari saluran perkemihan dan menyebar ke area lain. <S! yang tidak diobati dapat menyebabkan gagal ginjal. 5da tiga sumber utama masuknya bakteri yang dapat menyebabkan in eksi. Sumber paling banyak adalah melalui meatus, mengakibatkan in eksi asenden. <n eksi desenden berasal dari darah dan lim e dan sering mengakibatkan pielone ritis2in eksi pada gagal ginjal. <S! lebih sering terjadi pada wanita, salah satu penyebabnya karena uretra wanita lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah masuk ke kandung kemih. 3aktor lain adalah kecenderungan wanita menahan miksi, serta iritasi kulit

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

77

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 lubang uretra pada waktu berhubungan kelamin. -terus pada kelamin juga dapat menghambat aliran urine pada keadaan tertentu.

B. Klasi2ikasi ISK !i5an!an# !ari se#i 5enatalaksanaann3a 3ait":


ISK Un*0$5li*ate! si$5le& 5dalah <S! sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik anatomik maupun ungsional normal. <S! sederhana ini terutama mengenai penderita wanita dan in eksi hanya mengenai mukosa super isial kandung kemih, 'enyebab kuman tersering (@,6) adalah ;.Coli ISK 80$5li*ate! 5dalah <S! yang sering menimbulkan masalah karena kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakteriemia, sepsis dan shock. 'enyebab kuman <S! Benis2jenis <S! adalah sebagai berikut4 '. a). 'engertian 5dalah in lamasi pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang disebabkan karena adanya in eksi oleh bakteri. <n eksi bakteri pada jaringan ginjal yang dimulai dari saluran kemih bagian bawah terus naik ke ginjal. <n eksi ini dapat mengenai parenchym maupun renal pelvis (pyelumKpiala ginjal). b) 'enyebab +akteri ;.coli 0esisten terhadap obat antibiotik Hbstruksi ureter yang mengakibatkan hidrone rosis <n eksi akti 'enurunan ungsi ginjal -rethra re luk +akteri menyebar ke daerah ginjal, darah, sistim lim atik o Ak"t Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team 7) P3el0ne5%ritis

c) 'ato isiologi

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 +akteri masuk kedalam pelvis ginjal dan terjadi in lamasi. <n lamasi ini menyebabkan pembengkakan di daerah tersebut, dimulai dari papilla dan menyebar ke daerah korteks. <n eksi terjadi setelah terjadinya cystitis, prostatitis (ascending) atau karena in eksi streptococcus yang berasal dari darah (descending). 'yelone ritis acut biasanya singkat dan sering terjadi in eksi berulang karena terapi tidak sempurna atau in eksi baru. $,6 dari in eksi yang berulang terjadi setelah dua minggu setelah terapi selesai. <n eksi bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi ungsi ginjal. <n eksi saluran urinarius atas dikaitkan dengan selimut antibodi bakteri dalam urin. Ginjal biasanya membesar disertai in iltrasi interstisial sel2sel in lamasi. 5bses dapat dijumpai pada kapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis. 'ada akhirnya, atro i dan kerusakan tubulus serta glomerulus terjadi. o Kr0nis . 'ielone ritis kronis juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat juga aktor lain seperti obstruksi saluran kemih dan re luk urin. karena

'yelone ritis kronis dapat merusak jaringan ginjal secara permanen akibat in lamasi yang berulangkali dan timbulnya parut dan dapat menyebabkan terjadinya renal ailure (gagal ginjal) yang kronis. Ginjal pun membentuk jaringan parut progresi , berkontraksi dan tidak ber ungsi. 'roses perkembangan kegagalan ginjal kronis dari in eksi ginjal yang berulang2 ulang berlangsung beberapa tahun atau setelah in eksi yang gawat. d) 'embagian 'ielone ritis Pielonefritis akut Sering ditemukan pada wanita hamil, biasanya diawali dengan hidro ureter dan hidrone rosis akibat obstruksi ureter karena uterus yang membesar. Tanda dan gejala* 'yelone ritis akut ditandai dengan pembengkakan ginjal atau pelebaran penampang ginjal.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

7:

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 'ada pengkajian didapatkan adanya demam yang tinggi,

menggigil, nausea, nyeri pada pinggang, sakit kepala, nyeri otot dan adanya kelemahan isik. 'ada perkusi di daerah C95 ditandai adanya tenderness. Client biasanya disertai disuria, reIuency, urgency dalam beberapa hari. 'ada pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria dengan bau yang tajam, selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih. lahan menjadi rusak. Tanda dan gejala* 5danya serangan pielone ritis akut yang berulang2ulang biasanya tidak mempunyai gejala yang spesi ik. 5danya keletihan. Sakit kepala, na su makan rendah dan ++ menurun. 5danya poliuria, haus yang berlebihan, a/otemia, anemia, asidosis, proteinuria, pyuria dan kepekatan urin menurun. !esehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien mengalami gagal ginjal. !etidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks. Ginjal mengecil dan kemampuan ne ron menurun dikarenakan luka pada jaringan. "iba2tiba ketika ditemukan adanya hipertensi. Pemeriksaan +iagnostik 'emeriksaan yang dilakukan meliputi 4 'emeriksaan <9', Cystoscopy, cultur urin, biopsi ginjal. -ntuk mencegah pyelone ritis4 Pielonefritis kronis "erjadi akibat in eksi yang berulang2ulang, sehingga kedua ginjal perlahan2

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

7*

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 # $ & uretritis4 $. Ureteritis a) 'engertian 5dalah suatu peradangan pada ureter. b) 'enyebab 5danya in eksi pada ginjal maupun kandung kemih. c) 'ato isiologi <n eksi di ginjal (pielone ritis) menjadi ureteritis selanjutnya sistisis . 5liran urine dari ginjal ke buli2buli dapat terganggu karena timbulnya ibrosis pada dinding ureter menyebabkan striktura dan hydronephrosis, selanjutnya ginjal menjadi rusak, dan mengganggu peristaltik ureter. +. Sistitis a.'engertian 'eradangan pada vesika urinaria, peradangan ini sering ditemui. b. #. $. &. 7. ). :. *. ?. 'enyebab ;. coli (banyak ditemukan pada wanita) <n eksi ginjal 'rostat hipertro i karena adanya urine sisa <n eksi usus (no. #27 penyebab sistitis akut) (no. )2#, penyebab sistitis kronis) <n eksi kronis dari traktus bagian atas 5danya sisa urine Stenosis dari traktus bagian bawah. 'engobatan sistitis akut yang tidak sempurna 7? Menyelesaikan program terapi antibiotik 3ollow2up kultur untuk memastikan jenis bakteri. !ebersihan perineal Membuat urin lebih asam <ntake cairan yang cukup dan deteksi dini terhadap adanya

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 @. 5danya aktor predisposisi

#,. <n eksi yang konstan (in eksi ulang yang menetap) dan in eksi spesi ik c. 'embagian Sistitis Sistitis akut "anda dan gejala4 a. b. c. d. 'eningkatan rekwensi miksi, baik deural maupun noktural. Disuria karena epitel yang meradang tertekan, rasa nyeri pada daerah supra pubis atau perineal. 0asa ingin miksi 1ematuria4 'ada wanita biasanya timbul setelah adanya in eksi saluran perna asan atau setelah diare. 'ada pria timbul prostitis setelah minum alkohol yang berlebihan. Sistitis ,ronis "anda dan gejala4 Sama dengan sistitis akut tetapi berlangsung lama dan sering tidak begitu menonjol. Pemeriksaan +iagnostik 'asien perlu dilakukan <9' dan cystoscopy Tindakan pengobatan +anyak minum untuk melarutkan bakteri 'emberian antibiotika !umbah kandung kemih dengan larutan antiseptik ringan

7.

Uretritis a) 'engertian 5dalah peradangan pada uretra b) 'enyebab

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

7@

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 !uman gonorrhoe biasanya adalah suatu in eksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai gonoreal atau nongonoreal. !adang2kadang uretritis terjadi tanpa adanya bakteri. c) 'ato isiologi -retra Gonorhoeal disebabkan oleh .eisseria gonorrhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. 'ada pria in lamasi ori osium meatal terjadi disertai rasa terbakar ketika urinasi. 0abas uretral purulen muncul dalam &27 hari setelah kontak seksual. 'ada wanita rabas uretral tidak selalu muncul dan penyakit bersi at asimtomatik. 'ada pria melibatkan jaringan disekitar uretra menyebabkan periuretritis, prostitis, epididimis dan striktur uretra. -retra gonorhoeal tidak berhubungan dengan neisseria gonorrhoeae biasanya disebabkan oleh !lamidia trakomatik atau -reaplasma urelytikum. 'ada pria adalah asimtomatik, pasien akan disuria tingkat sedang2parah dan rabas uretral dengan jumlah sedikit2sedang. d) 'embagian -retritis #. -retritis .kut +iasanya terjadi karena asending in eksi, atau sebaliknya oleh karena prostat mengalami in eksi. !eadaan ini sering diderita oleh kaum pria. Tanda dan gejala* o Mukosa merah dan edema. o "erdapat cairan eksudat yang purulent. o 5da ulserasi pada uretra. o 5da rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis Go yaitu good morning sign' o 'ada pria pembuluh darah kapiler melebar, kelenjar uretra tersumbat oleh kelompok nanah. o 'ada wanita jarang ditemukan uretritis akut, kecuali bila pasien menderita gonorhoe. Pemeriksaan +iagnostik Dilakukan pemeriksaan terhadap sekret uetra untuk mengetahui kuman penyebab. Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team ),

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 Tindakan Pengobatan 2 2 +eri antibiotika +ila terjadi striktura, lakukan dilatasi uretra dengan menggunakan bougie. ,omplikasi 2 2 'rostatitis 'eri uretral abses yang dapat sembuh, kemudian menimbulkan striktura atau istul uretra. 2' -retritis ,ronis a' Penyebab 2 2 2 2 2 'engobatan yang tidak sempurna pada masa akut. 'rostatitis kronis. Striktura uretra. Mukosa terlihat granuler dan merah Getah uetra (E), dapat dilihat pada pagi hari sebelum miksi pertama.

b' Tanda dan gejala

' Prognosa +ila tidak diobati dengan baik, in eksi dapat menjalar ke kandung kemih, ureter ginjal. "indakan pengobatan4 2 2 'emberian kemoterapi dan antibiotik +anyak minum untuk melarutkan bakteri (E &,,, ccJ hari).

d' ,omplikasi 0adang dapat menjalar ke prostat. e) 'rostatitis 'rostatitis bakterial akut terjadi dengan gejala2gejala in eksi saluran kemih bagian bawah, nyeri di perineum atau obstruksi. 1asil pemeriksaan menunjukkan prostat yang membengkak dan lunak. -rinalisis biasanya menunjukkan piuria dan bakteriuria dengan hasil kultur uropatogen yang khas.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

)#

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

ASUHAN KEPERA6ATAN PASIEN DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH ISK&


A. DEFINISI

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

)$

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 <n eksi Saluran !emih (<S!) adalah in eksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proli erasi suatu organisme (Corwin, ;.B,$,,#4 7?,) <n eksi Saluran !emih (<S!) adalah suatu tanda umum yang ditunjukkan pada mani estasi bakteri pada saluran kemih (;ngram, +,#@@?4 #$#) <n eksi Saluran !emih (<S!) adalah berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virusJ mikroorganisme lain (Faspadji, S,#@@?4 $:7) <S! bagian atas terjadi pada uretra atau ginjal, sedangkan <S! bagian bawah terjadi pada uretra dan kandung kemih. <n eksi dapat berasal dari mana saja dari saluran perkemihan dan menyebar ke area lain. <S! yang tidak diobati dapat menyebabkan gagal ginjal. 5da tiga sumber utama masuknya bakteri yang dapat menyebabkan in eksi. Sumber paling banyak adalah melalui meatus, mengakibatkan in eksi asenden. <n eksi desenden berasal dari darah dan lim e dan sering mengakibatkan pielone ritis2in eksi pada gagal ginjal. <S! lebih sering terjadi pada wanita, salah satu penyebabnya karena uretra wanita lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah masuk ke kandung kemih. 3aktor lain adalah kecenderungan wanita menahan miksi, serta iritasi kulit lubang uretra pada waktu berhubungan kelamin. -terus pada kelamin juga dapat menghambat aliran urine pada keadaan tertentu. B. ETIOLOGI 'enyebab <S! tersering adalah bakteri ;.Coli, selain itu dapat juga disebabkan oleh beberapa bakteri lain diantaranya4 sta ilokokus aureus, psosianeus, piosianeus strepan hemolit, spedomonas aerobik, aerogenis. 8. PATOFISIOLOGI 'ada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung kemih melalui uretra. <n eksi ini sebagai sistitis, dapat terbatas di kandung kemih saja J dapat merambat ke atas melalui uretra ke ginjal. Hrganisme juga dapat sampai ke ginjal atau

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

)&

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 melalui darah J getah bening, tetapi ini jarang terjadi. "ekanan dari kandung kemih menyebabkan saluran kemih normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut sampai menyerang mukosa. Hbstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibakan penimbunan cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. 1al ini dapat menyebabkan atro i hebat pada parenkim ginjal J hidrone rosis. Disamping itu obstruksi yang terjadi di bawah kandung kemih sering disertai re luk vesiko ureter dan in eksi pada ginjal. 'enyebab umum obstruksi adalah jaringa parut ginjal dan uretra, batu saluran kemih, neoplasma, hipertro i prostat, kelainan kongenital pada leher kandung kemih dan uretra serta penyempitan uretra.

D. PATH6A7 Mikroorganisme gram (2)

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

)7

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

-retra 9esika -rinaria (!!) Hbstruksi saluran kemih 0e luk ke ginjal 1idrone rosis 5liran kemih menurun Mikroorganisme menetap di saluran kemih dan berkembang biak Striktur 0etensi urin Mengiritasi saluran kemih 'eradangan saluran kemih

-remia 5noreksia, mual2muntah Ggn nutrisiR dr keb tbh

.yeri

!urang in ormasi

'erubahan pola eliminasi +5!

'rosedur invasi pemasangan DC

!urang pengetahuan tentang proses penyakit E. MANIFESTASI KLINIS

0esti in eksi

Gejala yang la/im ditemukan adalah disuria, polakisuria dan terdesak kencing. 0asa nyeri di dapat pada daerah supra pubik J pelvis, seperti rasa terbakar di urera luar sewaktu kencing J dapat juga di luar waktu kencing. Gejala lain adalah strunguria pada sistitis akut, teresmus dan nokturia. Gejala lain yang kurang sering di dapat adalah enuresis, nokturnal sekunder, kolik ureter J ginjal yang gejalanya khas dan nyeri prostat dapat menyertai gejala <S! (Faspadji, S, #@@? 4 $:)2$::) Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team ))

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

E. FOKUS PENGKA)IAN o 0iwayat atau adanya aktor2 aktor risiko4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 dorongan rekuensi disuria bau urine yang menyengat nyeri biasanya pada suprapubik pada <S! bawah dan sakit pada panggul pada <S! atas (perkusi daerah kostovertebra untuk mengkaji nyeri tekan panggul) o 'emeriksaan diagnostik4 2 2 2 2 2 urinalisa memperlihatkan bakteriuria, sel darah putih, dan endapan sel darah merah dengan keterlibatan ginjal. !ultur ( biakan ) urine mengidenti ikasi organisme penyebab "es bakteri bersalut2 antibodi terhadap bakteri bersalut antibodi diindikasikan pada pielone ritis. Sinar A ginjal, ureter dan kandung kemih mengidenti ikasi anomali struktur nyata. 'ielogram intravena (<9') mengidenti ikasi perubahan atau abnormalitas struktur. o !aji perasaan2perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan. "erutama pada wanita sering ber okus pada rasa takut akan kekambuhan, dimana menyebabkan penolakan terhadap aktivitas seksual. .yeri dan kelelahan yang berkenaan dengan in eksi dapat berpengaruh terhadap penampilah kerja dan aktivitas kehidupan sehari2hari. Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team ): riwayat in eksi saluran kemih sebelumnya obstruksi pada saluran kemih pemasangan kateter oley imobilisasi dalam waktu yang lama inkontinensia

o 5danya aktor yang menjadi predisposisi pasien terhadap in eksi nosokomial.

o !aji mani estasi klinik dari in eksi saluran kemih.

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

F. DIAGNOSA KEPERA6ATAN o 'erubahan pola eliminasi +5!4 retensi urine b.d kurang pengetahuan tentang teknik pengosongan kandung kemih akibat penyumbatan s ingter sekrunder terhadap striktur o .yeri b.d in eksi saluran perkemihan. o Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan gastrointestinal 4 uremia, anoreksia, mual muntah o 0esti in eksi b.d adanya aktor resiko nosokomial o 0esti terhadap ketidakpatuhan b.d kurang pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, pengobatan dan perawatan di rumah. G. INTERVENSI KEPERA6ATAN 1. Peru ahan !ola eliminasi ()K: retensi urine .d kurang !engetahuan tentang teknik !engosongan kandung kemih aki at !enyum atan s$ingter sekrunder terhada! striktur. !riteria hasil4 <ndividu akan mengosongkan kandung kemih menggunakan manuver valsavas dengan residu ( dr ), cc jika diindikasikan mencapai suatu keadaan kekeringan di mana secara pribadi puas). <ntervensi 5jarkan individu menegangkan abdomen dan melakukan manuver valsavas, jika diindikasikan4 2 2 2 2 sandarkan ke depan pada kedua paha kontrasikan otot abdomen dan regangkan J tahan na as sambil meregangkan (manuver valsavas) "ahan pegangan J na as sampai aliran urin berhenti, tunggu satu menit dan regangkan sepanjang mungkin. %anjutkan sampai tidak ada urin yang keluar. Catat keluaran urin, selidiki penurunan J penghentian aliran urin. Hbservasi dan catat warna urin

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

)*

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 -kur residu pasca berkemih setelah usaha mengosongkan kandung kemih, jika vol. residu urin lebih besar dari #,, cc, jadwalkan program kateterisasi. 2 Nyeri .d in$eksi saluran !erkemihan. !riteria hasil 4 tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi daerah panggul. <ntervensi a. 'antu haluaran urine terhadap perubahan warna, bau dan pola berkemih 0as K untuk mengidenti ikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. b. +erikan analgetik sesuai kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya. 0as K analgetik memblok lintasan nyeri, sehingga mengurangi nyeri. c. +erikan antibiotik, buat bervariasi sediaan minum, termasuk air segar di samping tempat tidur dan pemberian air sampai $7,,m%Jhari. 0as K akibat dari peningkatan haluaran urine memudahkan berkemih sering dan membantu membilas saluran perkemihan. d. Bika rekuensi menjadi masalah, jamin akses ke kamar mandi, pispot tempat tidur. 5njurkan pasien untuk berkemih kapan saja ada keinginan. 0as K berkemih yang sering mengurangi statis urine pada kandung kemih dan menghindari pertumbuhan bakteri. # *esti in$eksi .d adanya $aktor resiko nosokomial !riteria hasil 4 berkemih dengan urin jernih tanpa ketidaknyamanan, urinalisis dalam batas normal, kultur urin menunjukkan tak ada bakteri. <ntervensi a. +erikan perawatan perineal dengan air sabun setiap shi t. Bika pasien inkontinensia, cuci daerah perineal sesegera mungkin. 0as K untuk mencegah kontaminasi uretra. b. Bika dipasang kateter berikan perawatan kateter $ kali per hari ( merupakan bagian dari waktu mandi pagi dan pada waktu akan tidur dan setelah buang air besar).

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

)?

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 0as K kateter memberikan jalan pada bakteri untuk memasuki kandung kemih dan naik ke saluran perkemihan. c. <kuti kewaspadaan umum 4 cuci tangan sebelum dan sesudah kontak langsung, pemakaian sarung tangan J kontak dengan cairan tubuh atau darah. 0as K untuk mencegah kontaminasi silang. d. !ecuali dikontraindikasikan ubah posisi pasien setiap dua jam dan anjurkan masukan cairan sekurang2kurangnya $7,, m%Jhari. +antu menglakukan ambulasi sesuai dengan kebutuhan. 0as K untuk mencegah statis urine. e. %akukan tindakan untuk memelihara asam urine4 2 "ingkatkan masukan sari buah berri 2 +erikan obat2obat untuk meningkatkan asam urine. 0as K asam urine menghalangi tumbuhnya kuman. !arena jumlah sari buah berri diperlukan untuk mencapai dan memelihara keasaman urine. 'eningkatan masukan cairan sari buah dapat berpengaruh dalam pengobatan in eksi saluran kemih. 4 *esti terhada! ketidak!atuhan .d kurang !engetahuan tentang kondisi&

!emeriksaan diagnostik& !engo atan dan !era'atan di rumah. !riteria hasil 4 menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, rencana pengobatan, tindakan perawatan diri preventi . <ntervensi4 a. +erikan in ormasi tentang sumber in eksi, tindakan untuk mencegah penyebaran atau kekambuhan, penjelasan pemberian antibiotik yang meliputi nama, tujuan, dosisi, jadwal dan catat e ek sampingnya. 0as K pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik. b. 'astikan pasien atau orang terdekat telah menulis perjanjian untuk perawatan lanjut dan instruksi tertulis untuk tindakan pencegahan. 0as K <nstruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

)@

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 c. <nstruksikan pasien untuk menggunakan seluruh antibiotik yang diresepkan, minum sebanyak delapan gelas per hari, khususnya air dan sari buah berri, dan segera memberitahu dokter bila diduga ada in eksi. 0as K 'asien sering menghentikan obat mereka, jika tanda2tanda mereda. Cairan menolong membilas ginjal. 5sam piruvat dari sari buah berri membantu mempertahankan keadaan asam urine. %ingkungan asam membantu mencegah pertumbuhan bakteri. Deteksi dini memungkinkan pemberian terapi antibiotik sebelum in eksi menyebar. % Gangguan nutrisi kurang dari ke utuhan tu uh .d gangguan gastrointestinal : uremia& anoreksia& mual muntah. !riteria hasil 4 pasien akan menunjukkan ++ stabil J peningkatan mencapai tujuan dengan normalisasi nilai laboratorium dan bebas dari tanda malnutrisi. <ntervensi4 a. !aji status nutrisi secara kontinu, selama perawatan setiap hari, perhatikan tingkat energi4 kondisi kulit, kuku, rambut, rongga mulut, keinginan untuk makan J anoreksia 0as K memberikan kesempatan untuk mengobservasi penyimpangan dari normalJ dasar pasien dan mempengaruhi pilihan intervensi. b. "imbang ++ setiap hari dan bandingkan dengan ++ saat penerimaan 0as K membuat data dasar, membantu dalam memantau kee ekti an aturan terapeutik, dan menyadarkan perawat terhadap ketidaktepatan kecenderungan dalam penurunanJ penambahan ++. c. Dokumentasikan masukan oral selama $7 jam, riwayat makanan, jumlah kalori dengan tepat. 0as K mengidenti ikasi ketidakseimbangan antara perkiraan kebutuhan nutrisi dan masukan aktual.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

:,

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

BAB V ASUHAN KEPERA6ATAN GAGAL GIN)AL AKUT

A. DEFINISI Gagal ginjal akut adalah suatu sindrom klinis yang di tandai dengan penurunan mendadak ( dalam beberapa jam sampai beberapa hari ) laju iltrasi glomerular ( %3G ) disertai akumulasi nitrogen sisa metabolisme (ureum dan kreatinin) Gagal ginjal akut ( GG5 ) adalah penurunan tiba ( tiba soal ginjal pada individu

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

:#

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 dengan ginjal akut sehat atau tanpa ologuria dan berakibat a/otemia progresi disertai kenaikan ureum dan kreatinin darah. Gagal ginjal akut adalah suatu sindrom klinis dimana ginjal tak lagi mengekskresikan produk limbah metabolisme biasanya karena hipoper usi ginjal. Gagal ginjal akut adalah penurunan ungsi ginjal secara tiba ( tiba yang biasanya, tapi tidak seluruhnya reversible. Gagal ginjal akut adalah suatu penurunan yang tiba ( tiba dari kemampuan ginjal. Gagal ginjal akut adalah kehilangan ungsi ginjal yang tiba ( tiba ( beberapa jam sampai beberapa hari ) yang ditandai dengan peningkatan nitrogen urea darah ( +-. ) dan kreatinin serum. Gagal ginjal akut adalah hilangnya ungsi ginjal secara mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal ( dis ungsi tubular dan glomerular ). Gagal ginjal akut adalah suatu keadaan isiologik dan klinik yang ditandai dengan pengurangan tiba ( tibaG glomerulal kemampuan keseimbangan di dalam tubuh. B. KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI Gagal ginjal akut terdiri dari 4 a. Ga#al #injal ak"t 5rerenal 5dalah keadaan paling ringan yang dengan cepat dapat reversible bila per usi ginjal diperbaiki. Gagal ginjal prerenal merupakan kelainan isiologis monsologik pada ne ron. %tiologi gagal ginjal pre renal #. 'enurunan volume vaskuler o o 1ilangnya darah, plasma, perdarahan, luka bakar. !ehilangan cairan ekstravaskuler 4 muntah, diare. ungsional tanpa adanya kelainan iltrasion > G30 dan perubahan ungsional ginjal mempertahankan ekskresi air yang cukup untuk

$. !enaikan kapasitas vaskuler :$

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 o o Sepsis, blokade, reaksi ana ilaksis. Disritmia, emboli paru, in ark jantung, payah jantung kongesti , tamponade, jantung renjatan kardiologik. Patogenesis gagal ginjal pre renal !etiga etiologi diatas mengakibatkan penurunan per usi ginjal, kenaikan seksresi 5D1 dan aldosteron serta kenaikan reabsorpsi namin di tubular proAimal. Mekanisme adaptasi ini bertujuan untuk mempertahankan volume intravaskuler dengan mencegah kehilangan natrium dan air dalam urine. !ekurangan per usi tersebut harus segera dikoreksi untuk mencegah terjadinya nekrosis tubular akut. Tanda dan gejala gagal ginjal akut pre renal' Gejala 4 2 2 2 4. 0iwayat kehilangan cairan ( muntah, poliuri, luka bakar ) 'enggunaan obat ( obatan anti in lamasi non steroid inhibitor en/im pengkonversi angiotensin De isit cairan melalui keseimbangan asupan dan keluaran, kehausan. Ga#al #injal ak"t renal Sebagai akibat penyakit ginjal primer seperti glomerulone ritis akut, ne rosklerosis, maligna, angitis hipersensitivitas, pengkolagen ne rtitis, intertisial akut karena obat, kuman. %tiologi gagal ginjal akut renal !erusakan struktur glomerulus atau tubulus ginjal. *. Ga#al #injal ak"t 50st renal GG5 post renal adalah suatu keadaan dimana pembentukan urine cukup, namun alirannya dalam saluran kemih terhambat. %tiologi Hbstruksi saluran kemih 4 batu, pembekuan darah, tumor kristal, tubuli ginjal kristal, pigmen, protein. .e rolitiasis. :&

&. 'enurunan curah jantung J kegagalan pompa jantung.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 !eracunan jengkol. !. Nekr0sis t"4"lar ak"t NTA & "erjadi karena ischemia dari ginjal kelanjutan gagal ginjal prareran atau pengaruh bahan ne rotoksik bila iskemia ginjal sangat berat dan berlangsung lama dapat mengakibatkan terjadinya nekrosis kortikal akut. %tiologi "ipe iskemik yang merupakan lanjutan gagal ginjal akur prerenal. "ipe ne rotoksik terjadi karena bahan ne rotoksik seperti merkuri, karbon, tetrakiloid, gentamicyn. "ipe kombinasi antara tipe ischemi dan ne rotoksik seperti yang terjadi akibat hemolisis intravaskuler, malaria, sepsis.

8. PATOFISIOLOGI +eberapa aktor atau kondisi yang menyebabkan pengurangan aliran darah keginjal dan gangguan ungsi ginjal 4 Hbstruksi tubulus. !ebocoran cairan tubulus. 'enurunan permeabilitas glomerulus. Dis ungsi vasomotor. -mpan balik tubuloglomerulus.

"eori obstruksi tubulus mengatakan bahwa nekrosis tubular akut ( ."5 ) mengakibatkan deskuamasi dari sel ( sel tubulus nekrotik dan materi ( materi protein lainnya yang kemudian membentuk silinder. Silinder akan menyumbat lumen tubulus. 'embengkakan selular akibat iskemia awal menyokong terjadinya obstruksi dan memperberat iskemia. "ekanan intratubulus meningkat sehingga iltrasi glomerulus menurun. !ebocoran tubulus, iltrasi glomerulus terus berlangsung normal tetapi cairan tubulus bocor keluar dari lumen melalui sel tubulus yang rusak dan masuk kedalam sirkulasi peritubular. 'ada keadaan ( keadaan tertentu sel ( sel endotel kapiler glomerulus atau sel2sel membran nabasalis mengalami perubahan yang mengakibatkan menurunnya

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

:7

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 permeabilitas luas permukaan iltrasi, sehingga menurunkan ultra iltrasi glomerulus. 5liran darah ginjal total menurun pada GG5 oliguria. 'ada keadaan normal ginjal @,6 darah didistribusi di korteks (tempat di mana tedapat glomeruli) dan #, 6 di medula sehingga ginjal dapat memekatkan kemih dan mnjalankan ungsinya. 'ada GG5 perbandingan terbalik sehingga terjadi penurunan G30 yang nyata. <schemik ginjal akan mengaktivasi sistem 0enin25ngiotensin dan memperberat ischemia korteks setelah hilangnya rangsangan awal. !adar renin tertinggi pada korteks luar ginjal, tempat di mana ischmi paling berat terjadi selama GG5. Dalam keadaan normal hipoksia ginjal merangsang ginjal mensintesis 'G; dan 'G5 (vasodilator yang kuat) sehingga aliran darah ginjal didistribusi ke korteks yang mengakibatkan diuresis. <schemia akut berat dapat menghambat ginjal untuk mensintesis prostaglandin. 'enghambatan prostaglandin seperti aspirin dapat menurunkan 0+3 pada orang normal yang dapat menyebabkan ."5 (.ekrosis "ubular 5kut). "eori tubuloglomerulus K kerusakan primer terjadi pada tubulud proksimal. "ubulus prokimal yang rusk akibat ischemi atau ne rotoksin, gagal untuk menyerap jumlah normal .a yang ter iltrasi dan air sehingga makula densa mendeteksi adanya peningkatan kadar .a pada cairab tubulus distal dan merangsang peningkatan produksi renin dari sel2sel jungstaglomerulus terjadi aktivasi angiotensin << yang menyebabkan vasokontriksi arterial a eren, mengakibatkan penurunan aliran darah ginjal dan G30. D. PATH6A7 ('ra renal) perdarahan, asidosis, diabetic, ggl gnjal, syndrome ne rotik(kebocoran kapiler ('ost renal) ne rolitiasis, obstruksi sal kemih

(0enal) <n eksi, kerusakan struktur ginjal

'enurunan aliran darah

<schemiJnekrosis tubular Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

'engeluaran system 0enin2 5ngiotensin :)

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

Deskuamasi sel2sel tubular ne rotik Materi protein membentuk silinder

0etensi .aE1$H

'eningkatan permeabilitas kapiler

Menyumbat lumen tubulus 'embengkakan seluler

oedema

"ek intratubular

Ggn integritas kulit

G30 menurun

'roduksi urin menurun E. MANIFESTASI KLINIK 0iwayat dan gejala 4 bakar). "anda4 Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Ggn keseimbngn cairanOelektrolitNdr keb tbh

0iwayat kehilangan cairan (muntah, diare, poliuria, luka 'enggunaan obat2obatan anti in lamasi non steroid J inhibitor en/im pengkonversi angiotensin. De isit cairan melalui keseimbangan asupan keluaran ( keluaran lebih besar dari pada asupan ) !ehausan

::

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 Menurunnya ++ ( pasien katabolik dapat kehilangan N # ibJhr) Hliguria 1ipotensi artostatik "akikardia !olapsnya vena2vena leher pada posisi supinasi !ulit mukosa menjadi kering disertai dengan hilangnya turgor kulit 'emeriksaan isik seringkali menunjukkan hasil penemuan yang tidak spesi ik yang termasuk hal2hal berikut 4 !- 4 pucat, penampilan lemah Dermal 4 pucat, ekimosis, edema, Aerosis 'ulmonal 4 ronki, e usi pleura C9 4 1ipertensi, bisng aliranJtiriction rub perikaldial, kardiomegali .eurologi 4 stupor, asteriksis, klonus otot, neuropah.

F. PENGKA)IAN FOKUS 5ktivitas J istirahat Gejala 4 !eletihan, kelemahan, malaise. "anda 4 !elemahan otot, kehilangan tonus. Sirkulasi "anda 4 1ipotensi J hipertensi Disritmia jantung .adi lemah J halus, hipotensi ortostatik ( hipovolemia ) D9B, nadi kuat ( hipervolemia ) ;dema jaringan umum. 'ucat kecenderungan perdarahan. ;liminasi

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

:*

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 Gejala 4 2 'erubahan pada berkemih biasanya peningkatan rekuensi, poliuria ( kegagalan dini ) atau penurunan rekuensi J oliguria ( ade akhir ) 2 Disuria, ragu ( ragu, dorongan, dan retensi ( in lamasi, obstruksi, in eksi ) 2 5bdomen kembung, diare, atau konstipasi. 2 0iwayat 1'+, batu J kalkuli. "anda 4 'erubahan warna urine Hliguria ( biasanya #$ ( $# hari ) poliuria ( $ ( : % hari ) Makanan J cairan Gejala 4 2 2 2 "anda 4 'erubahan turgor kulit J kelembapan. ;dema ( umum bagian bawah ) 'eningkatan ++ ( edema ) penurunan ++ ( dehidrasi ) Mual, muntah , anoreksia, nyeri ulu hati. 'enggunaan diuretik.

.eurosensori Gejala 4 Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot J kejang 4 sinrom kaki gelisah "anda 4 gangguan status mental, kejang, askilulasi otot, akti itas kejang. .yeriJ kenyamanan Gejala 4 .yeri tubuh, sakit kepala "anda 4 'erilaku berhati ( hati J distraksi, gelisah. 'erna asan Gejala 4 .a as pendek "anda4 "akipnea, dispnea, peningkatan merah muda (edema paru). rekuensi, kedalaman (pernapasan kussmaul), napas amonia, batuk produkti dengan sputum kental

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

:?

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 !eamanan Gejala 4 5danya reaksi trans usi. "anda 4 2 Demam (sepsis, dehidrasi) 2 'etekie, area kulit ekimosis 2 'ruritus, kulit kering. G. DIAGNOSA KEPERA6ATAN DAN INTERVENSI 1. Gangguan keseim angan "airan dan elektrolit: le ih dari ke utuhan tu uh erhu ungan dengan !roduksi urin yang menurun aki at !enurunan $iltrasi gin+al. Data 5en"njan#: 2 'roduksi urin R 7,, ccJhari 2 "erjadi peningkatan ++ dengan cepat. 2 ;dema anasarka. 2 !adar elektrolit dalam darah meningkat. 2 'asien mengatakan urine sedikit. 2 -reumJkreatinin meningkat. T"j"an: Gangguan kesembangna cairan dan elektrolit dapat teratasi. Kriteria %asil: 2 ;dema tidak ada 2 'erna asan #:2$7 kali permenit 2 'roduksi urin &,2), cc perjam 2 !adar elektrolit darah dalam batas normal. Ren*ana Tin!akan !aji status cairan, observasi intake dan output. Belaskan pada pasien pentingnya pembatasan cairan. "imbang ++ setiap hari pada waktu, alat dan kondisi yang sama. Hbservasi kulit, turgor dan selaput lendir. Catat perubahan tekanan darah, perna asan dan nadi pada setiap perubahan posisi dan aktivitas. :@

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 Hbservasi tanda2tanda vital setiap dua jam. Hbservasi C9'. Hbservasi berat jenis urin. Hbservasi suara jantung dan paru. Hbservasi kadar elektrolit. Hbservasi adanya edema peri er. Hbservasi adanya gejala lemah, leleh dan anoreksia. Hbservasi hasil pemeriksaan ;CG secara seri. 1indari pemberian antacid yang mengadung magnesium. !erjasama dengan tim kesehatan4 2. 'emberian cairanJobat2obat parenteral. 'emberian diuretic. 'emeriksaan elektrolit, astrup dan pemeriksaan darah lainnya. 'emberian Hksigen. 'engaturan diit 'emberian deAtrose ) 6 Peru ahan nutrisi kurang dari ke utuhan tu uh sehu ungan dengan intake yang kurang. Data Pen"njan#: Mual, muntah .yeri tekan pada epigastrium Sakit tenggorokan Makanan yang dihidangkan tidak dihabiskan pasien +erat badan 7, kg tinggi badan #:# cm. T"j"an: Gangguan nutrisi dapat diatasi Kriteria %asil: .a su makan baik 'asien dapat menghabiskan porsi makanan yang dihidangkan +erat badan meningkat S kg ( # kg per minggu

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

*,

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 Inter;ensi: !aji pola dan kebiasaan makan pasien Sajikan makanan yang menarik dan selalu hangat porsi kecil tapi sering %akukan secara rutin oral hygiene Hbservasi dan catat na su makan, makanan yang disukaiJtidak disukai serta porsi makanan yang dapat dihabiskan. %akukan pertimbangan berat badan setiap hari pada waktu, alat serta kondisi yang sama. !erjasama dengan tim kesehatan4 rendah potasium #. 'emberian makanan parenteral apabila diperlukan 'emeriksaan laboratorium urine protein, darah rutin 'emberian diet tinggi kalori rendah protein,

Potensial ter+adi gangguan integritas kulit ,in$eksi sekundersehu ungan dengan !eru ahan meta olisme dan sirkulasi tu uh. Data 5en"njan#4 'asien mengeluh gatal seluruh tubuh 'asien menggaruk kulit yang gatal 'ada kulit nampak bercak2bercak !adar ureum meningkat T"j"an: Gangguan integritas kulit tidak terjadi Kriteria %asil: "idak ada tanda2tanda in eksi (tidak merah, tidak bengkak, tidak lecet, tidak panas, tidak sakit). "idak ada keluhan gatal2gatal. Inter;ensi: Belaskan pada pasien tujuan dari setiap tindakan yang dlakukan Hbservasi perkembangan keadaan kulit setiap hari Baga personal hygiene dan lingkungan

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

*#

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 'otong kuku pasien yang panjang %akukan mobilisasi posisi secara teratur %akukan masase dan olesi minyak untuk memperlancar aliran darah 'ertahankan kondisi kulit tetap kering 5njurkan pasien memakai pakaianJ alat2alat tenun dari bahan katun !erjasama dengan tim kesehatan4 4. 'emberian antibiotikJ antihistamin

Gangguan !emenuhan ke utuhan sehari.hari sehu ungan dengan Data Pen"njan#: 'asien istirahat di tempat tidur 'emenuhan kebutuhanpasien dibantu perawatJkeluarga 'asien tampak lemah T"j"an: 'emenuhan kebutuhan sehari2hari tidak terganggu Kriteria %asil: !ebutuhan nutrisi, kebersihan diri, eliminasi, dan pergerakan terpenuhi Inter;ensi: !aji aktivitas yang biasa dilakukan pasien setiap hari +uat jadwal istirahat dan jadwal aktivitas pasien 5tur kebersihan dan kenyamanan lingkungan 5njurkan pasien melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya +antu aktivitas yang belum dapat dilakukan sendiri oleh pasien.

BAB VI ASUHAN KEPERA6ATAN GAGAL GIN)AL KRONIK

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

*$

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

A.

DEFINISI Gagal ginjal kronik adalah sindrom klinik yang umum pada stadium lanjut dari semua penyakit ginjal kronik yang ditandai oleh uremia. Gagal ginjal kronik adalah penurunan aal ginjal yang menahun yang umumnya tidak reversible dan cukup lanjut. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal nyang progresi dan lambat biasanya berlangsung beberapa tahun, gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit yang merusak ne rin ginjal. Gagal ginjal kronik biasanya akibat dari kehilangan ungsi ginjal lanjut secara bertahap.

B. 'enyebab gagal ginjal kronik antara lain 4 a. <n eksi D pielone ritis akut b. 'enyakit peradangan 4 penyakit glomerulone ritis c. 'enyakit vaskuler hipertensi ne rosklerosis arteria renalis.

ETIOLOGI

4 nekrosklerosis benigna, ne rosklerosis maligna,

d. Gangguan jaringan penyambung 4 sclerosis sistemik progresi . e. 'enyakit metabolic. 4 DM, gout, hiperparatiroidisme. . Gangguan congenital dan herediter. g. 'enyakit ginjal polikistik 4 asidosis tubulus ginjal. h. .ekropati toksik 4 penyalahgunaan analgesik, nekropati timbul 4 Saluran kemih bagian atas kalkuli, neoplasma, ibrosis tetraperitonial. Saluran kemih oada leher kandung kemih dan uretra.

8.

MANIFESTASI KLINIK Gejala awal dari gagal ginjal kronik dan sering diabaikan. !ompleks gejala umum berupa letargi, malaise dan kelemahan sering terjadi. *&

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 Gejala2gejala umum terlihat dalam da tar di bawah ini4 Dermal 4 pruritus, mudah menjadi memar, edema. C9 ( perikarditis). Gastrointestinal 4 anoreksia, mual2muntah, singultus Genito2urinarius 4 nokturia, impoten. .euromuskular 4 kelelahan pada tungkai, kaku dan kram pada tungkai .eurologi 4 iritabilitas umum dan ketidakmampuan untuk berkosentrasi, penurunan libido. 'emeriksaan isik seringkali menunjukkan hasil penemuan yang tidak spesi ik yang termasuk hal2hal berikut 4 D. !- 4 pucat, penampilan lemah Dermal 4 pucat, ekimosis, edema, Aerosis 'ulmonal 4 ronki, e usi pleura C9 4 1ipertensi, bisng aliranJtiriction rub perikaldial, kardiomegali .eurologi 4 stupor, asteriksis, klonus otot, neuropati. 4 Dispnea saat berakti itas, nyeri retro sternal saat inspirasi

PATOFISIOLOGI 'ada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian ne ron diduga utuh sedangkan yang lain rusak. .e ron2ne ron yang utuh hipertro i dan memproduksi volume iltrasi yang meningkat disertai reabsorbsi walaupun dalam keadaan penurunan glomerulo iltrasi rate. Metode adapti ini memungkinkan ginjal untuk ber ungsi sampai T dan ne ron2 ne ron rusak. +eban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar dari pada yang bisa direabsorbsi berakibat diuresis osmotic disertai poliuri dan haus selanjutnya karena jumlah ne ron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. "itik di mana timbulnya gejala2gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala2gejala khas kegagalan ginjal bila kira2kira ungsi ginjal telah hilang ?,62@,6. 'ada tingkat renal yang demikian, nilai kreatinin turun sampai #) mlJmenit atau lebih rendah dari itu.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

*7

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 Gejala2gejala uremi timbulnya begitu lambat sehingga pasien dan keluarganya tidak peduli terhadap wakru datangnya serangan. Gejala2gejala yang la/im adalah gejala dini berupa letargi sakit kepala, kecapaian mental dan isik, ++ berkurang, mudah tersinggung, de esiD gejala yang lebih lanjut berupa anoreksia, mual, yang tetap disertai muntah, na as dangkal baik waktu ada kegiatan ataupun tidak, oedema yang disertai lekukan, pruritus mungkin tidak ada, tapi mungkin juga sangat parah. Dari sudut tradisional, gangguan ungsi ginjal pada pasien gagal ginjal kronik dikatakan bahwa semua unit ne ron telah terserang penyakit namun dalam stadium yang berbeda2 beda dan bagian spesi ik dari ne ron yang berkaitan dengan ungsi tertentu dapat saja benar2benar rusakJberubah.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

*)

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 E. PATH6A7 .e ropati diabetik, hipertansi, glomerulone rotos, herediter, uropati obstrukti , ne ritis intestinal.

!erusakan ginjal

!egagalan ginjal dalam proses iltrasi dan ungsi !urang in ormasi !urang 'engetah uan

Gagal ginjal "erjadi penumpukan di ginjal "indakan invasi 0esiko in eksi 'enurunan in iltrasi 'enurunan sisa metabolisme tub. Di vaskuler

Ggn sistem hormonal 'eningkatan cairan dlm vaskuler 'enurunan prod. eritropoetin

'embeng kakan ginjal

0eseptor ginjal .yeri 'engeluaran ureum mlli keringat

-reum kreatinin meningkatan Saluran cerna

'eningkatan tek. 9askuler (hipertensi)

'embtkn sel darah menurun 5nemia

'enumpukan ureum,kreatinin di pori2pori kulit

Mual2muntah dan anoreksia

Di usi cairan vaskuler ke interstisial

Suplay drhOH$ peri er menurun ;nergi tbh menurun lemas

oedema .utrisi R dr keb tbh.

Gatal2gatal pd area kulit Ggn integritas Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team kulit

Gangguan kelebihan volume cairan

De isit perawatan *: diri

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 F. a. 5ktivitas istirahat Gejala 4 !elelahan, ekstrem, kelemahan, malaise Gangguan tidur, (insomniaJ gelisah atau somnolen) "anda 4 !elemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak. b. Sirkulasi Gejala 4 0iwayat hioertensi lama J berat. 'alpitasi nyeri dada ( angina ) "anda 4 1ipertensi , D9B, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak tangan. .adi lemah, halus, hipotensi ortostatik menunjukkan hipovolemia, yang jarang pada penyakit tahap akhir. c. <ntegritas ego Gejala 4 3aktor stress 'erasaan tak berdaya, tak aa harapan, tak ada kekuatan "anda 4 Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang,perubahan kepribadian. d. ;liminasi Gejala 4 'enurunan rekuensi urine, oliguria, anuria Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team ** 3riction rub perikardial ( respon terhadap akumulasi sisa ) 'ucat, kulit kecoklatan, kuning !ecenderungan perdarahan PENGKA)IAN FOKUS

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 5bdomen kembung, konstipasi, diare "anda 4 'erubahan warna urine

Hliguria dapat menjadi anuria e. Makanan J cairan Gejala D 'eningkatan ++ cepat ( edema ), penurunan ++ ( malnutrisi ) 5noreksia, nyeri ulu hati, mualJmuntah, rasa metalik pada mulut ( perna asan amonia ) 'enggunaan diuretik "anda 4 Distensi abdomen J asites, pembesaran hati ( tahap akhir ) 'erubahan turgor kulit J kelembapan ;dema ( umum, tergantung ) -lserasi gusi, perdarahan gusi J lidah 'enurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga. . .eurosensori Gejala 4 Sakit kepala, penglihatan kabur !ram ototJ kejangD sindrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada kaki. !ebasJ kesemutan dan kelemahan khususnya ekstremitas bawah @ neuropati peri er ) "anda 4 Gangguan status mental 'enurunan D"0 "anda chvostek dan trousseau positi !ejang, asilulasi otot, aktivitas kejang 0ambut tipis, kuku rapuh dan tipis Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team *?

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

g. .yeri J kenyamanan Gejala 4 .yeri panggul, sakit kepalaD kram ototJ nyeri kaki ( memburuk saat malam hari) "anda 4 'erilaku hati ( hatiJ distraksi, gelisah h.'erna asan Gejala 4 .apas pendek, dispnea nokturnal paroksimal, batuk denganJ tanpa sputum kental dan banyak "anda 4 "akipnea, dispnea, peningkatan rekuensiJ kedalaman ( perna asan kusmaul ) +atuk produkti dengan sputum merah muda ( encer ( edema paru) i. !eamanan Gejala D !ulit gatal 5daJ berulangnya in eksi "anda 4 'ruritus Demam ( sepsis, dehidrasi ) D normotermia dapat secara aktual terjadi peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal ( GG! J depresi respon imun) 'tekie, area ekimosis pada kulit 3raktur tulang, de osit os at kalsium ( kalsi ikasi metastasik ) pada kulit,, jaringan lunak, sendi , keterbatasan gerak sendi. j. Seksualitas Gejala 4 'enurunan libido, amenorea 4 in ertilitas

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

*@

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

k. <nteraksi sosial Gejala 4 !esulitan menentukan kondisi. l. 'enyuluhan atau pembelajaran Gejalanya adalah riwayat diabetes melitus keluarga (risiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik, ne ritis herediter, kalkulus urinaria, malignasi, riwayat terpajan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan, penggunaan antibiotik ne rotoksik saat iniJberulang. G. RASIONALISASI #. Resik0 tin##i ter%a!a5 kele4i%an ;0l"$e *airan 4er%"4"n#an !en#an retensi *airan1 5e$as"kan 5er0ral<intra ;ask"ler 4erle4i%an. !riteria hasil 4 menunjukkan aliran cairan berlebihanJperkiraan in us, tidak mengalami peningkatan ++ cepat, edema, kongesti paru. <ntervensi a. 'ertahankan volume masuk dan keluar, dan komulati keseimbangan cairan. 0asionalisasi 4 pada kebanyakan kasus, jumlah aliran harus samaJlebih dari jumlah yang dimasukan. b. Catat ++ bandingkan pemasukan dan pengeluaran. 0asionalisasi 4 ++ adalah indikator akurat status volume cairan. c. "inggikan kepala tempat tidur, lakukan tekanan perlahan pada abdomen. 0asionalisasi 4 dapat meningkatkan aliran cairan bila kateter salah posisiJobstuksi oleh omentum. d. 5wasi tekanan darah dan nadi, perhatikan hipertensi, nadi kuat, distensi vena leher, edema peri er. 0asionalisasi 4 peninggian menunjukkan hipervolumia, kaji bunyi jantung, dan napas, perhatikan S& atau gemricik, ronki. $. Resik0 in2eksi 4er%"4"n#an !en#an jalan $as"kn3a k"$an. INTERVENSI DAN

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

?,

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 !riteria hasil 4 mengidenti ikasi intervensi untuk mencegah dan menurunkan in eksi, tidak mengalami gejalaJtanda in eksi. <ntervensi a. Hbservasi teknik aseptik dan gunakan masker selama pemasangan kateter, ganti balutan in us dan kapanpun sistem dibuka. 0asionalisasi 4 mencegah masuknya organisme dan kontaminasi lewat udara yang dapat menyebabkan in eksi. b. Ganti balutan sesuai indikasi dengan hati2hati dan tidak mengubah posisi. 0asionalisasi 4 lingkungan yang lembab dapat meningkatan pertumbuhan bakteri. c. +erikan pelindung betadin pada distal. 0asionalisasi 4 menurunkan resiko masuknya bakteri. d. !olaborasi pemberian antibiotik secara sistemik. 0asionalisasi 4 dapat mengatasi in eksi dan mencegah sepsis. +. De2isit 5era=atan !iri 4er%"4"n#an !en#an kele$a%an 2isik. Kriteria %asil : 4er5artisi5asi !ala$ 5era=atan !iri !an 4erakti;itas serta $elak"kan 5era=atan se*ara $an!iri. <ntervensi a. !aji aktor yang dapat menyebabkan keletihan. 0asionalisasi 4 menyediakan in ormasi tentang indikasi tingkat keletihan dan perawatan diri. b. "ingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri, bantu jika keletihan terjadi. 0asionalisasi 4 meningkatkan aktivitas yang sedang dan ringan. c. 5njurkan aktivitas alternati bersama dengan istirahat. 0asionalisasi 4 mendorong latihan dalam beraktivitas dan perawatan diri. d. 5njurkan untuk istirahat. 0asionalisasi 4 istirahat yang adekuat.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

?#

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 ,. Per"4a%an n"trisi k"ran# !ari ke4"t"%an t"4"% 4er%"4"n#an !en#an an0reksia1 $"al9$"nta% !an st0$atitis. !riteria hasil 4 menunjukkan ++ stabilJpeningkatan mencapai tujuan dalam nilai laboratorium normal dan tidak ada malnutrisi. <ntervensi a. kalori perhari. 0asionalisasi 4 mengidenti ikasi kekurangan nutrisiJkebutuhan terapi. b. 5njurkan pasien mempertahankan masukan makanan harian, termasuk perkiraan jumlah konsumsi elektrolit dan protein. 0asionalisasi 4 membantu pasien untuk menyadari dan untuk memenuhi keinginan individu dalam pembatasan yang diidenti ikasi. c. 'erhatikan adanya mual2muntah. 0asionalisasi 4 gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat mengubahJmenurunkan pemasukan dan memerlukan intervensi. d. e. +erikan makan sedikti dan rekuensi sering. 0asionalisasi 4 porsi lebih kecil dapat meningkatkan pemasukan. !olaborasi ke ahli gi/i. 0asionalisasi 4 berguna untuk program diet individu untuk memenuhi kebutuhan pola hidup meningkatkan kerjasama pasien. . (compa/ine) 0asionalisasi 4 menurunkan stimulasi pada pusat muntah. -. K"ran# 5en#eta%"an 4er%"4"n#an !en#an k"ran#n3a in20r$asi tentan# 5r0ses 5en3akit #a#al #injal1 5era=atan !ir"$a%. !riteria hasil 4 meningkatkan pengetahuan mengenai kondisi dan penganganan yang bersangkutan. <ntervensi a. !aji pemahaman mengenai penyebab gagal ginjal, konsekuensinya, dan penanganannya berupa penyebab gagal ginjal pasien, !olaborasi pemberian antimetik prokhlorpera/in 5wasi konsumsi makananJcairan dan hitung masukan

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

?$

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 pengertian gagal ginjal, pemahaman mengenai ungsi renal, hubungan antara cairan, pembatasan diit dengan gagal ginjal. 0asionalisasi 4 merupakan instruksi dasar untuk penjelasan dan penyuluhan lebih lanjut. b. Belaskan ungsi renal dan konsekuensi gagal ginjal sesuai dengan tingkat pemahaman dan kesiapan pasien untuk belajar. 0asionalisasi 4 pasien dapat belajar tentang gagal ginjal dan penanganan setelah mereka siap untuk memahami dan menerima diagnosis dan konsekuensinya. c. +antu pasien untuk mengidenti ikasi cara2cara untuk memahami berbagai perubahan akibat penyakit dan penanganan yang mempengaruhi hidupnya. 0asionalisasi 4 pasien dapat melihat bahwa kehidupannya tidak harus berubah akibat penyakit. d. Sediakan in ormasi baik tertulis maupun secara lisan dengan tepat, ungsi dan kegagalan ginjal berupa pembatasan cairan dan diit, medikasi, melaporkan masalah, tanda dan gejala, jadwal tindak lanjut, sumber komunitas, pilihan terapi. 0asionalisasi 4 pasien memiliki in ormasi yang dapat digunakan untuk klari ikasi selanjutnya di rumah. .. Resik0 tin##i ter%a!a5 ker"sakan inte#ritas k"lit 4er%"4"n#an !en#an #an##"an $eta40lik1 sirk"lasi !an sensasi ne"r05ati 5eri2er&1 #an##"an t"r#0r k"lit e!e$a<!e%i!rasi&1 5en"r"nan akti2itas<i$04ilisasi. !riteria hasil 4 mempertahankan kulit utuh dan menunjukkan perilakuJteknik untuk mencegah kerusakan (cedera kulit). <ntervensi a. <nspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler. 0asionalisasi 4 menandakan area sirkulasi burukJkerusakan yang dapat menimbulkan pembentukan dekubitusJin eksi. b. 'antau masukan cairan dan hidrasi kulit serta membran mukosa.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

?&

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 0asionalisasi 4 mendeteksi adanya dehidrasiJhidrasi berlebihan yang mempengaruhi sirkulasi dan integritas jaringan pada tingkat seluler. c. +erikan perawatan kulit, batasi penggunaan sabun, berikan salepJkrim. 0asionalisasi 4 soda kue, tepung menurunkan gatal dan mengurangi pengeringan dari pada sabun, lotion dan salep mungkin diinginkan untuk menghilangkan kering, robekan kulit. d. <nspeksi area tergantung terhadap edema. 0asionalisasi 4 jaringan edema cenderung rusak atau robek. e. 5njurkan pasien menggunakan kompres lembab dan dingin untuk memberikan tekanan pada area pruritus. 0asionalisasi 4 menghilangkan ketidaknyamanan dan menurunkan resiko cedera dermal. /. N3eri ak"t& 4er%"4"n#an !en#an 5e$as"kan kateter $elal"i !in!in# a4!0$en<iritasi kateter1 5ene$5atan kateter ti!ak te5at1 iritasi<in2eksi !ala$ r0n##a 5erit0neal. !riteria hasil 4 menyatakan penurunan nyeriJketidaknyamanan, menunjukkan ekspresi wajah rileks, mampu untuk tidur atau istirahat dengan tepat. <ntervensi a. Selidiki keluhan pasien akan nyeri, perhatikan intensitas (,2#,), lokasi, aktor pencetus. 0asionalisasi 4 membantu dalam mengidentivikasi sumber nyeri, intervensi tepat. b. "inggikan kepala tempat tidur pada interval tertentu. 0asionalisasi 4 perubahan posisi dapat menghilangkan ketidaknyamanan abdomen dan otot umum. c. Dorong penggunaan relaksasi contoh napas dalam. 0asionalisasi 4 mengembalikan perhatian, meningkatkan rasa kontrol. d. !olaborasi pemberian analgetik. 0asionalisasi 4 menghilangkan nyeri dan ketidaknyamanan.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

?7

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

BAB VII ASUHAN KEPERA6ATAN UROLITHIASIS

A.

DEFINISI -rolithiasis adalah suatu kedaruratan terjadinya penumpukan oksalat, calculi (batu ginjal) pada ureter atau pada daerah ginjal. Gejala rasa sakit yang berlebihan pada pinggang, nausea, muntah, demam, hematuria. %ebih banyak terjadi pada laki2laki dibanging wanita dengan perbandingan &4# dalam usia &,2:, tahun. -rine berwarna keruh seperti teh atau merah. 9esikolithiasis (batu kandung kemih) adalah terdapatnya batu di kandung kemih. 9esikolithiasis mengacu pada adanya batuJkalkuli dalam vesika urinaria. +atu dibentuk dalam saluran perkemihan (vesika urinaria) ketika kepekatan urine terhadap substansi, yaitu kalsium oksalat, kalsium os at, asam urat mengalami peningkatan. +atu perkemihan (urolithiasis) dapat timbul pada berbagai tingkat dari sistem perkemihan (ginjal, ureter, kandung kemih), tapi yang paling sering ditemukan di dalam ginjal (nephrollihiasis). !ira2kira satu pertiga dari individu yang menderita pada saluran kemih atas akan mengalami pengangkatan ginjal yang dijangkiti.

B.

ETIOLOGI "eori pembentukan batu4

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

?)

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 #). "eori inti (nukleus)4 kristal dan benda asing merupakan tempat pengendapan kristal pada urin yang sudah mengalami supersaturasi. $) "eori matrik Matrik organik yang berasal dari serum atau protein2protein urin memberikan kemungkinan pengendapan kristal. &) "eori inhibitor kristalisasi4 +eberapa substansi dalam urin menghambat terjadinya kristalisasi, konsentrasi yang atau absennya ini memungkinkan terjadinya kristalisasi. 1ampir dari setengahnya kasus batu pada perkemihan adalah idiopatik. 3aktor2 aktor yang mempengaruhi terhadap kalkuligenesis atau proses pembentukan batu si dalam vesika urinaria, antara lain4 Gangguan aliran air kemihJobstruksi dan statis urin Gangguan metabolisme <n eksi saluran kemih oleh mikroorganisme berdaya membuat urease( 'roteus Mirabilis). <n eksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal atau saluran kemih lain (vesika urinaria) dan akan menjadi inti pembentukan batu saluran kemih. +enda asing Baringan mati ( nekrosis papil) Benis kelamin Data menunjukkan bahwa batu saluran kemih lebih banyak ditemukan pada pria. !eturunan "ernyata anggota keluarga dengan batu saluran kemih lebih banyak mempunyai kesempatan untuk menderita batu salurab kemih daripada yang lain. 5ir minum Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum akan mengurangi kemungkinan terbentuknya batu, sedangkan bila kurang air minum menyebabkan kadar semua substansi dalam urin akan meningkat dan akan mempermudah pembentukan batu. !ejenuhan air sesuai dengan kadar

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

?:

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 mineralnya terutama kalsium diperkirakan mempengaruhi terbentuknya batu saluran kencing. 'ekerjaan 'ekerja2pekerja keras yang banyak bergerak seperti buruh dan petani akan mengurangi kemungkinan terjadinya batu saluran kemih bila dibandingkan dengan pekerja yang banyak duduk. Makanan Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka mobilitas batu saluran kencing berkurang, sedangkan pada masyarakat dengan kondisi sosial ekonomi rendah lebih sering terjadi. 'enduduk vegetarian yang kurang makan putih telur sering menderita batu saluran kemih (vesika urinaria dab uretra). Suhu "empat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat, akan mengurangi produksi urin dan mempermudah pembentukan batu saluran kemih. 8. PATOFISIOLOGI +atu dalam perkemihan berasal dari obstruksi saluran kemih, obstruksi mungkin terjadi hanya parsial atau lengkap. Hbstruksi yang lengkap bisa menjadi hidrone rosis yang disertai tanda2tanda dan gejala2gejalanya. 'roses pato isiologisnya si atnya mekanis. -rolithiasis merupakan kristalisasi dari mineral dari matriks seputar, seperti pus, darah, jaringan yang tidak vital, tumor atau urat. 'eningkatan konsentrasi larutan urin akibat intake cairan rendah dan juga peningkatan bahan2bahan organik akibat <S! atau urin statis, mensajikan sarang untuk pembentukan batu. Di tambah adanya in eksi meningkatkan ke basahan urin (oleh produksi amonium), yang berakibat presipitasi kalsium os at dan magnesium amonium os at. !omposisi kalkulus 0enalis dan aktor2 aktor yang mendorong adalah4 .o !omposisiJmacam batu # Calcium (oksalat dan os at) 3aktor2 aktor pendukungJpenyebab 1iperkalsemia 1iperkasiuri Dampak dari 1iperparatiroidisme <ntoksikasi 9itamin D 'enyakit "ulang yang parah ?*

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 5sidosis "ubulus 0enalis <ntake steroid purine 'h urin tinggi dan volume urine $ & 5sam urin (Gout) Cystine dan Aanthine rendah Diet tinggi purine dan ph urin rendah 9olume urin rendah Cystinuria dampak dari gangguan genetika dari metabolisme asam amino dan Aanthineuria Mekanisme pembentukan batu ginjal atau saluran kemih tidak diketahui secara pasti, akan tetapi beberapa buku menyebutkan proses terjadinya batu dapat disebabkan oleh hal2hal sebagai berikut 4 a.5danya presipitasi garam2garam yang larut dalam air seni, dimana apabila air seni jenuh akan terjadi pengendapan. b. 5danya inti ( nidus ). Misalnya ada in eksi kemudian terjadi tukak, dimana tukak ini menjadi inti pembentukan batu, sebagai tempat menempelnya partikel2partikel batu pada inti tersebut. c.'erubahan p1 atau adanya koloid lain di dalam air seni akan menetralkan muatan dan meyebabkan terjadinya pengendapan. !ecepatan tumbuhnya batu tergantung kepada lokasi batu, misalnya batu pada buli2buli lebih cepat tumbuhnya disbanding dengan batu pada ginjal. Selain itu juga tergantung dari reaksi air seni, yaitu batu asam akan cepat tumbuhnya dalam urin dengan p1 yang rendah. !omposisi urin juga akan mempermudah pertumbuhan batu, karena terdapat /at2/at penyusun air seni yang relati tidak dapat larut. 1al lain yang akan mempercepat pertumbuhan batu adalah karena adanya in eksi. +atu ginjal dalam jumlah tertentu tumbuh melekat pada puncak papil dan tetap tinggal dalam kaliks, yang sampai ke pyelum yang kemudian dapat berpindah ke areal distal, tetap tinggal atau menetap di tempat dimana saja dan berkembang menjadi batu yang besar.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

??

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

?@

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 D. PATH6A7

'enurunan intake cairan

Statis urin

<n eksi saluran kemih

0enalJginjal

!onsentrasi larutan urin !ristalisasi mineral dari matriks seputar Hbstruksi sal kemih prsialJtotal

+atu ginjalJurolithiasis -reterJureterolithiasis 9esikolithiasis auaretrolithiasis Hperasi terbuka Merangsang nociseptor hipotalamus 'ort de entrPe mikroorganisme 0esti in eksi Ggn rasa nyaman4 nyeri E. KOMPLIKASI

'erubahan pola eliminasi +5!

!urang in ormasi

!urang pengetahuan ttg kondisi penyakitnya

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

@,

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 Bika batu dibiarkan dapat menjadi sarang kuman yang dapat menimbulkan in eksi saluran kemih, pylonetritis, yang pada akhirnya merusak ginjal, kemudian timbul gagal ginjal dengan segala akibatnya yang jauh lebih parah. F. MANIFESTASI KLINIS Disamping adanya serangan sakit hebat yang timbul secara mendadak yang berlangsung sebentar dan kemudian hilang tiba2tiba untuk kemudian, timbul lagi, disertai nadi cepat, muka pucat, berkeringat dingin dan tekanan darah turun atau yang disebut kolik, dapat pula disertai rasa nyeri yang kabur berulang2ulang di daerah ginjal dan rasa panas atau terbakar di pinggang yang dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. 1ematuri dapat juga terjadi apabila terdapat luka pada saluran kemih akibat pergeseran batu. +ila terjadi hydrone rosis dapat diraba pembesaran ginjal. -rin yang keruh dan demam akan juga dialami penderita batu ginjal. Demam menandakan in eksi penyerta. Bika terjadi penyumbatan saluran kemih menyeluruh, suhu tubuh bias mendadak tinggi berulang2ulang. 5nuria akan terjadi jika ada batu bilateral atau jika hanya ada satu ginjal penderita. G. PENGKA)IAN FOKUS #) Data Subjekti 0asa nyeri (kolik renal) merupakan gejala utama pada episode akut dari calculus renal. %okasi rasa nyeri tergantung kepada lokasi dari batu. +ila baru berada dalam piala ginjal, rasa nyeri adalah akibat dari hidrone rosis yang rasanya lebih tumpul dan si atnya konstan, terutama timbul pada sudut costovertebral. +ila batu berjalan di sepanjang ureter rasa nyeri menjadi menghebat dan si atnya intermiten. Disebabkan oleh spasme ureter akibat tekanan batu. 0asa nyeri menyelusuri jalur anterior dari ureter turun ke daerah supra pubis dan menjalar ke eksternal genetalia. Seringkali batu diam2diam dan tidak menimbulkan gejala2 gejala selama beberapa tahun, dan ini sungguh2sungguh terjadi pada batu ginjal yang sangat besar. +atu yang sangat kecil dan halus bisa berlalu tanpa disadari oleh orangnya. Mual dan muntah sering menyertai kolik renal. Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team @#

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 $) Data Hbjekti -rin dipantau tentang terdapatnya darah. Gross hematuriaJperdarahan segar bisa tejadi bila batu pinggir2pinggirnya runcing dan juga bisa terjadi mikrohematuri. +ila diduga terdapat batu, semua urin bisa disaring untuk menentukan terdapatnya batu yang bisa keluar waktu berkemih. 'ola berkemih di catat, karena berkemih sering tapi sedikit2sedikit sekali. 5siditas atau kalkalisan urin diperiksa dengan kertas '1Jkertas lakmus. H. DIAGNOSA KEPERA6ATAN DAN INTERVENSI 1. atau !ada gin+al. Data 5en"njan#4 %etih yang berlebihan %emas, mual, muntah, keringat dingin 'asien gelisah T"j"an: 0asa sakit dapat diatasiJhilang. Kriteria: !olik berkurangJhilang 'asien tidak mengeluh sakit 'asien dapat beristirahat dengan tenang. !aji intensitas, lokasi dan area serta penjalaran dari rasa sakit Hbservasi adanya abdominal pain Belaskan kepada pasien penyebab dari rasa sakit 5njurkan pasien banyak minum +erikan posisi serta lingkungan yang nyaman 5jarkan tehnik relaksasi, teknik distorsi serta guide imagine untuk menghilangkan rasa sakit tanpa obat2obatan. !erjasama dengan tim kesehatan4 Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team @$ Gangguan rasa nyaman: adanya rasa nyeri yang erle ihan !ada daerah !inggang .d adanya atu !ada daerah yang sem!it !ada ureter

Ren*ana Tin!akan

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 (. Peru aha !ola eliminasi uretra. Data Pen"njan#: -rine out put R ), cc perjam Daerah peri er dingin pucat "ensi R #,,J*, mm1g .adi N #$, A permenit 'ernapasan N $? A permenit 'engisian kapiler N & detik T"j"an: Gangguan per usi dapat diatasi Kriteria: 'roduksi urine &,2), cc perjam 'eri er hangat "anda2tanda vital dalam batas normal 'engisian kapiler R & detik Ren*ana Tin!akan o Hbservasi tanda2tanda vital o Hbservasi produksi urine setiap jam o Hbservasi perubahan tingkat kesadaran o !erjasama dengan tim kesehatan4 o 'emeriksaan laboratorium4 kadae ureumJkreatinin, 1b, -rine 1C" +. Kurang !engetahuan tentang kondisi !enyakitnya .d kurang in$ormasi Data 5en"njan#4 'asien menyatakan belum memahami tentang penyakitnya 'emberian obat2obatan narkotika 'emberian anti spasmotika .d adanya o struksi ,"al"uli- !ada renal atau !ada

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

@&

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 'asien kurang kooperati dalam program pengobatan T"j"an: 'engetahuan pasien tentang penyakitnya meningkat Kriteria: 'asien memahami tentang proses penyakitnya Diskusikan tentang proses penyakitnya Ren*ana Tin!akan o !aji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga o +eri kesempatan pasienJkeluarga untuk mengekspresikan perasaannya o Diskusikan pentingnya pemasukan cairan o 5njurkan pasien minum air putih :2? liter perhari selama tidak ada kontra indikasi o +atasi akti itas isik yang berat o Diskusikan pentingnya diet rendah kalsium !erjasama dengan tim kesehatan4 Diet rendah protein, rendah kalsium dan pos at 'emberian ammonium chlorida dan mandelamine ,. *esti in$eksi erhu ungan dengan !ort de entr/e mikroorganisme melalui luka o!erasi !riteria hasil4 Meningkatkan waktu penyembuhan dengan tepat, bebas dari drainase purulenJeritema, dan tidak demam Menyatakan pemahaman penyebab aktor resiko Menunjukkan teknik, perubahan pola hidup untuk menurunkan resiko <ntervensi4 $) Catat karakteristik urine, dan perhatikan apakah perubahan berhubungan dengan keluhan nyeri pinggul. &) "es p1 urine dengan kertas .itra/in 7) %aporkan penghentian aliran urin tiba2tiba. )) Hbservasi dan catat drainase luka, tanda in lamasi insisi, indikator sistemik sepsis. :) Ganti balutan sesuai indikasi, bila memakai.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

@7

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 *) !aji area lipatan kulit di paha, perineum ?) 5wasi tanda vital (. Tra"$a Sal"ran Ke$i% a. De2inisi "rauma saluran kemih sering tak terdiagnosa atau terlambat terdiagnosa karena perhatian penolong sering tersita oleh jejas2jejas ada di tubuh dan anggota gerak saja, kelambatan ini dapat menimbulkan komplikasi yang berat seperti perdarahan hebat dan peritonitis, oleh karena itu pada setiap kecelakaan trauma saluran kemih harus dicurigai sampai dibuktikan tidak ada. "rauma saluran kemih sering tidak hanya mengenai satu organ saja, sehingga sebaiknya seluruh sistem saluran kemih selalu ditangani sebagai satu kesatuan. Buga harus diingat bahwa keadaan umum dan tanda2tanda vital harus selalu diperbaikiJdipertahankan, sebelum melangkah ke pengobatan yang lebih spesi ik. 4. Klasi2ikasi c."rauma ginjal d. e.0uptur buli2buli . !ontusio buli2buli g. h. i. "rauma "estis *. Eti0l0#i #. "rauma ginjal Dapat disebabkan oleh trauma langsung baik tajam atau tumpul, di daerah perut bagian depan, samping maupun daerah lumbal. Dapat pula di akibatkan trauma tidak langsung seperti jatuh terduduk, jatuh berdiri dan kkontraksi otot perut yang berlebihan pada hidrone rosis. a. Cedera dari luar "rauma buli2buli "rauma uretra "rauma ureter

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

@)

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 b. 0udapaksa tumpul c. 3raktur Jpatah tulang panggul $. "rauma ureter a. %uka tembak atau tusuk. b. 0uda paksa ureter disebabkan oleh ruda paksa tajam atau tumpul dari luar maupun iatrogenik terutama pada pembedahan rektum, uterus, pembuluh darah panggul atau tindakan endoskopik &. 0uptur buli2buli a. bawah sewaktu kandung kemih penuh b. c. d. peritoneal 7. "rauma buli2buli a. Cedera dari luar b. 0udapaksa tumpul c. 3raktur Jpatah tulang panggul ). "rauma uretra a. 3raktur tulang pelvis terjadi robekan pars membranasea karena prostat dengan uretra prostatika tertarik ke kranial bersama ragmen sedangkan uretra membranasea terikat dia ragma urogenital. b. Cedera menyebabkan memar dinding dengan atau tanpa robekan mukosa baik parsial maupun total. raktur, 'atah mengakibatkan ruptur buli2buli ekstra peritoneal Cedera dinding perut Cedera panggul yang menyebabkan patah tulang sehingga terjadi ruptur buli2buli retro atau intra tulang panggul Cedera pada abdomen bagian

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

@:

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 c. Batuh terduduk atau terkangkang sehingga uretra terjepit antara obyek yang keras dengan tulang sim isis. d. <nstrumentasi urologik seperti pemasangan kateter, brusinasi dan bedah endoskopi.

:. "rauma 'enis 'ada luka tembak terjadi kerusakan ekstensi pada korpus kavernosum dengan banyak jaringan nekrotik dan perdarahan. %uka akibat benda tajam ditemukan baik karena percobaan bunuh diri, dipotong lawan jenis, digigit binatang atau iatrogenik pada sirkumsisi. 'ada avulsi biasanya kulit penis atau skrotum terlepas. Sedangkan pada strangulasi akan terjadi iskemia dan nekrosis penis pada bagian distal. *. "rauma "estis "estis terletak di dalam skrotum dan berada pada tempat yang cukup mobil (bergerak) sehingga relati jarang terjadi ruptur walaupun sering mengalami kekerasan. +ila ruptur terjadi pada tunika albuginia di belakang tunika vaginali, tidak dijumpai ekimosis dan pembengkakan testis minimal. +ila arteriol di bawah tunika albuginia robek, hematokel bisa besar. +ila ruptur terjadi pada pertemuan tunika albuginia dan tunika vaginalis di dekat epididimis, perdarahan meluas dan timbul hematom skrotum. !. Mani2estasi Klinik a). "rauma ginjal 'ada rudapaksa tumpul dapat ditemukan jejas di daerah lumbal, sedangkan pada rudapksa tajam tampak luka. 'ada palpasi di dapat nyeri tekan, ketegangan otot pinggang, sedangkan massa jarang teraba. Massa yang cepat meluas sering ditandai tanda kehilangan darah yang banyak merupakan tanda cedera vaskuler.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

@*

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 .yeri abdomen pada daerah pinggang atau perut bagian atas. 3raktur tulang iga terbawah sering menyertai cedera ginjal. 1ematuria makroskopik atau mikroskopik merupakan tanda utama cedera saluran kemih. b). "rauma ureter 2 'ada umumnya tanda dan gejala klinik umumnya tidak spesi ik. 2 1ematuria menunjukkan cedera pada saluran kemih. 2 +ila terjadi ekstravasasi urin dapat timbul urinom pada pinggang atau abdomen, istel uretero2kutan melalui luka atau tanda rangsang peritoneum bils urin masuk ke rongga intraperitoneal. 2 'ada cedera ureter bilateral ditemukan anuria. c). "rauma buli2buli 2 -mumnya raktur tulang pelvis disertai perdarahan hebat. 2 .yeri suprapubik 2 !etegangan otot dinding perut bawah 2 1ematuria 2 ;kstravasasi kontras pada sistogram. d). 0uptur buli2buli 2 0uptur kandung kemih intraperitoneal dapt menimbulkan gejala dan tanda rangsang peritoneum termasuk de ans muskuler dan sindrome ileus paralitik. 2 0uptur ekstraperitoneal saluran kemih dapat menimbulkan gejala dan tanda in iltrasi urin retroperitoneal yang mudah menimbulkan septisemia. e). "rauma uretra 2 2 2 'ada ruptur uretra posterior, terdapat tanda patah tulang pelvis. 'ada daerah suprapubik dan abdomen bagian bawah dijumpai jejas, hematom dan nyeri tekan. "erdapat tetes darah segar di meatus uretra @?

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 2 2 2 +ila terjadi ruptur uretra total, penderita mengeluh tidak bisa buang air kecil. Cedera uretra karena kateterisasi dapat menyebabkan obstruksi karena edema atau bekuan darah. 5bses periuretral atau sepsis mengakibatkan demam.

). "rauma 'enis 2 2 2 2 2 'ada luka tembak tampak luka compang2camping, cedera daerah sekitarnya, jaringan nekrotik, perdarahan serta amputasi penis. %uka oleh benda tajam biasanya disertai perdarahan yang banyak, renjatan, pinggir luka tajam, atau amputasi penis. 'ada luka avulsi akibat mesin, kulit penis dan skrotum terlepas. 'ada strangulasi tampak bekas jepitan pada penis akibat kateter kondom atau balutan yang terlalu ketat. 'ada cedera setelah aktivitas seksual tampak penis bengkok dan hemaotom pada penis dan skrotum. g). "rauma testis 2 2 2 2 2 'ada luka tembak, cedera ekstensi , luka compang2camping dan terdapat jaringan nekrosis serta cedera ikutan pada daerah sekitarnya. 'ada rudapaksa tumpul, besarnya pembengkakan skrotum dan ekimosis bisa berbeda. Cedera akibat rudapaksa tajam segera setelah trauma biasanya penderita mengeluh sakit, mual, muntah, kadang sinkop. "erdapat tanda cairan atau darah di dalam skrotum. Ditemukan testis yang membesar dan nyeri

e. Penatalaksanaan a. "rauma ginjal <stirahat baring, sekurang2kurangnya sampai seminggu setelah hematuri berhenti,

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

@@

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 mobilisasi dilakukan bertahap, bila kemudian hematuri timbul lagi, penderita diistirahatkan lagi. 'erhatikan tanda vital dengan ketat. 5mati pembesaran tumor di daerah pinggang dan nilai 1t untuk menduga pendarahan. 1ematom di pinggang dapat mencapai #2$ liter. 5wasi hematuri dengan menampung urin tiap & jam dan dideretkan pada rak, bila perdarahan berhenti maka tabung2tabung akhir berwarna makin coklat, bila tetapJmakin rendah, perdarahan tetap berlangsung. 5ntibiotik spektrum luas selama $ minggu, karena bekuan darah sekitar ginjal dapat merupakan tempat berkembangnya bakteri. +ila telah diyakini dapat ditangani secara konservati , penderita dapat diberi minum banyak untuk meningkatkan diuresis sehingga bekuan darah dalam ginjal cepat keluar. +ila perdarahan terus berlangsung dan keadaan umum memburuk, pikirkan tindakan bedah. "ergantung pada kelainan yang dijumpai dapat dilakukan penjahitan, ne rektomi parsiil atu total. b. "rauma buli2buli <stirahat baring sampai hematuri makriskopik hilang. Minum banyak untuk meningkatkan diuresis. +ila penderita dapat miksi dengan lancar berarti tidak ada ruptur buli2buli ataupun uretra. +ila hematuria berat dan menetap sampai )2: hari pasca trauma, buat sistrogram untuk mencari penyebab lain. Hbat2 obatan 4 2 2 5ntibiotik4 5mpisilin 7A $),2),, mgJ hari per oral 1emostatik4 5dona 5C2 #* per oral

c. 0uptur buli2buli 'ada jenis ekstraperitoneal akan timbul benjolan yang nyeri dan pekak pada perkusi di daerah suprapubik akibat masuknya urin ke kavum 0et/ii. +enjolan ini Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team #,,

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 sukar dibedakan dari hematom akibat patah tulang pelvis yang sering menyertai. 'atah tulang pelvis dapat diketahui bila terasa nyeri waktu diadakan penekanan pada kedua krista iliaka. +ila dalam $7 jam nyeri di daerah suprapubik makin meningkat di samping adanya anuri, diagnnosa ruptura buli2buli ekstraperitoneal dapat dibuat. 'ada jenis intraperitoneal, urin masuk ke rongga perut sehingga perut makin kembung dan timbul tanda rangsang peritoneum. Mungkin juga terdapat nyeri suprapubik, tetapi tak terdapat benjolan dan perkusi pekak. Pe$eriksaan Pe$4ant": "es +uli2 buli +uli2 buli dikosongkan dengan kateter, lalu dimsukkan &,, ml larutan garam aal yang sedikit melebihi kapasitas buli2 buli. !ateter di klem sebentar, lalu dibuka kembali, cairan yang keluar diukur kembali. +ila selisihnya cukup besar mungkin terdapat ruptur buli2 buli. Kek"ran#an !ari tes ini a!ala%: 1asil negati palsu bil daerah ruptura tertutup bekuan darah, usus atau omentum. 1asil positi palsu bila muara kateter terlalu tinggi atau kateter tersumbat bekuan darah sehingga selisih cairan tak bisa keluar. Sukar membedakan jenis ekstraperitoneal dengan intraperitoneal +ahaya in eksi dan peritonitis bila ada ruptur jenis intraperitoneal.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#,#

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

BAB VIII KARSINOMA SALURAN PERKEMIHAN

A. DEFINISI '. Karsin0$a Ginjal Di rumah sakit insidens tumor ginjal menempati urutan ke2& dari tumor saluran kemih setelah tumor kandung kemih dan prostat. "umor ginjal padat jinak lebih jarang ditemukan dari pada tumor ganas. Tumor /inak "umor ginjal padat jinak ialah adenoma, onkositoma, leiomioma, lipoma, hemangioma, dan hamartoma. 0amartoma 1amartoma atau angiomiolipoma yaitu tumor jinak yang biasanya bulat atau lonjong dan menyebabkan terangkatnya simpai ginjal. 'ada pemeriksaan patologi biasanya ditemukan komponen sel lemak, otot polos dan pembuluh darah. Diagnosis ditentukan dengan ditemukannya masa pada ginjal yang kaliks. "umor jinak kistik pada ginjal dapat soliter atau multiple yang disebut ginjal multi kistik. ,ista soliter !ista soliter lebih sering ditemukan dari pada tumor jinak padat. !ista soliter biasanya unilateral dan tidak jelas apakah merupakan kelainan bawaan atau di dapat. Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team #,$ pada pielogra i intravena terlihat sebagai masa yang mendesak pada sistem pielum dan

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 %etak kista soliter biasanya dikutub bawah ginjal dan baru memberi gejala bila kista telah besar. Mani estasi klinis4 o .yeri punggungJpinggang o +ila terjadi perdarahan tiba2tiba akan timbul nyeri yang hebat o !adang bisa teraba masa pada pinggang 'emeriksaan laboratorium biasanya tidak menunjukkan kelainan yang khas. 'emeriksaan pielogra i intravena dapat memberi gambaran masa yang mendesak kaliks in erior dan dengan ultrasonogra i dapat ditemukan masa kistik yang sekaligus dapat membedakan lesi kistik dan padat. 'enatalaksanaan 'enatalaksanaan kista soliter biasanya dengan pungsi kista dengan petunjuk ultrasonogra i. "indakan ini dianggap tindakan diagnostik dan sekaligus terapi. 5pabila aspirat jernih dan pada pemeriksaan sitologi tidak ditemukan sel ganas maka kista tersebut jinak. !ista ginjal kecil yang tidak menyebabkan keluhan dibiarkan tanpa tindakan apapun. +ila cairan kista jernih, setelah pungsi disuntikan /at yang dapat mensklerosis dinding kista. Bika kista sering residi diperlukan tindakan bedah untuk membuang dinding kista. "indakan bedah juga dilakukan apabila ada kecurigaan keganasan dinding kista, misalnya bila disertai keluhan nyeri pinggang, hematuria, kalsi ikasi pinggir kista dan dinding kista tidak rata atau jika cairan aspirat hemoragikJ ditemukan sel ganas pada pemeriksaan sitologi. Ginjal Polikistik Ginjal polisiklik dibagi menjadi dua golongan yaitu tipe anak dan tipe dewasa. "ipe anak merupakan kelainan resesi autosomal dengan harapan hidup yang pendek. "ipe dewasa biasanya ditemukan sebagai kelainan yang dominan autosomal dengan prognosis lebih baik. 'ada tipe dewasa manis estasi klinis Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team #,&

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 biasanya muncul pada usia 7, tahun. !elainan ini biasanya disertai kelainan multikistik pada organ lain seperti hati, limpa dan pankreas. ;tiologi diperkirakan karena kegagalan usi antara glomerulus dengan tubulus, sehingga terjadi pengumpulan cairan pada saluran yang buntu tersebut. !ista yang semakin besar akan menekan parenkim ginjal sehingga terjadi iskemia dan secara perlahan ungsi ginjal menurun. Secara makroskopik ginjal tampak berbenjol karena kista pada permukaannya. 'ada gambaran mikroskopik tampak dinding kista terdiri dari satu lapisan sel, dengan ibrosis peritubular dan tanda in eksi. Bumlah glomerulus berkurang, sebagian menunjukkan hialinisasi. Mani estasi klinis4 o 0asa nyeri pada daerah ginjal o Sering ditemukan mikroJmakro hematuria o !olik ureter karena bekuan darah yang turun dari ginjal o "imbul tanda in eksi seperti menggigil, demam, dan nyeri pinggang o 5pabila kelainan sudah lanjut disertai tanda gagal ginjal yaitu mual, muntah, lemah dan anemia. o "eraba masa di daerah ginjal. 'emeriksaan 'emeriksaan urin biasanya menunjukkan proteinuria, hematuria, leukosituria dan kadang bakteriuria. 'ada pemeriksaan darah menunjukkan uremia, anemia karena hematuria kronik, atau gejala depresi sum2sum tulang akibat gagal ginjal. 'ada oto polos perut dan pielogra i biasanya ditemukan pembesaran bayangan ginjal dan pendesakan sistem palviokaliks. 'enanggulangan Secara umum jika ditemukan gagal ginjal maka dilakukan perawatan konservati berupa diet rendah protein. 5pabila gagal ginjal lanjut diperlukan dialisis atau trasplantasi ginjal. "indakan bedah dengan memecah kista tidak banyak man aatnya untuk memperbaiki ungsi ginjal. Tumor Ganas

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#,7

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 Qaitu tumor "umor ginjal ganas biasanya berupa tumor padat yang berasal dari urotelium yaitu karsinoma sel transisional (transitional cell carcinomaK "CC) atau berasal dari sel epitel ginjal atau adenokarsinoma, yaitu tumor dari sel ne roblas Films.

"umor Films "umor Films merupakan tumor ginjal padat yang sering dijumpai pada anak di bawah umur #, tahun dan merupakan kira2kira #,6 pada anak, pada umur & tahun kira2kira #,6 merupakan lesi bilateral. 'atologi "umor Films berasal dari blastema metane rik, karena itu tumor ini terdiri dari unsur blastema, epitel dan stroma. 'ada sediaan makroskopik tampak sebagai tumor yang besar berwarna abu2abu dengan okus perdarahan atau nekrosis. 'enyebaran tumor dapat terjadi secara ekspansi lokal melalui simpai, penyebaran hematogen melalui vena renalis atau vena kava, atau melalui saluran lim e. "ingkat keganasan ditentukan berdasarkan gambaran histologi dan dibagi menjadi dua golongan menurut prognosisnya yaitu baik dan buruk. Golongan buruk menunjuk gambaran histologi dengan bagian yang anaplastik, inti yang aplastik, hiperdiploidi dan banyak traslokasi komplek. %uasnya penyebaran tumor Films menurut ".M " "# "$ "7 . .o .# M M, ME "umor 'rimer -nilateral permukaan (termasuk ginjal) R?, cm$ -nilateral ruptur sebelum penanganan +ilateral Metastasis lim e "idak ditemukan Metastasis lim e Metastasis jauh "idak ditemukan 5da metastasis jauh #,)

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

"ingkat penyebaran tumor Films menurut .F"S <<< Stadium < Stadium << Stadium <<< Stadium <9 Stadium 9 Mani estasi klinik4 +iasanya tumor tidak bergejala atau bertanda sehingga ditemukan oleh ibu penderita karena teraba massa pada perut. !adang ditemuan hematuria yang berarti tumor sudah lanjut. 1ipertensi juga sering ditemukan. 'ada pemeriksaan laboratorium biasanya ditemukan hematuria dan anemia. 'emeriksaan 4 'encitraan ginjal dapat dilakukan dengan ultrasonogra i yang dapat menemukan tumor pada ginjal, yang pada anak kemungkinan paling besar tumoe wilms. 'ielogram intravena juga dapat menunjukkan perubahan bayangan ginjal dan gambaran pelviokaliks dan sekaligus memberi kesan mengenai aal ginjal 'ayaran ( C" dapat memberi gambaran pembesaran ginjal dan sekaligus menunjukkan pembesaran kelenjar regional atau in iltrasi tumor ke jaringan sekitarnya. 'emeriksaan untuk mencari metastasis biasanya dengan oto toraks dan payaran C" otak. 'emeriksaan M0< tidak menambah banyak keterangan untuk tumor Films. 'emeriksaan penunjang lain ialah biopsi jarum yanh hanya dibenarkan apabila tumor sangat besar sehingga diperkirakan akan sukar untuk mengangkat seluruh Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team #,: "umor terbatas pada ginjal dan dapat diangkat seluruhnya, tidak ada metastasis lim ogen (.H). "uumor melewati batas simpai ginjal tetapi masih dapat diangkat seluruhnya dan tidak ada sisa tumor pada permukaan tempat tumor semula dan .H "umor tidak dapat diangkat seluruhnya, sehingga ada sisa tumor di dalam tubuh termasuk tumpahan jaringan tumor, danJ atau .E "umor sudah mengadakan metastasis hematogen ke paru, tulang atau otak (ME) "umor ditemukan bilateral.

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 tumor. 'ungsi dilakukan sekedar untuk mendapatkan sediaan patologik untuk kepastian diagnosis dan menentukan radiasi atau terapi sitostatik prabedah untuk mengecilkan tumor. (. Karsin0$a Ureter 1ampir semua tumor ureter adalah karsinoma sel transisional. !ira ( kira dua pertiga terdapat pada bagian distal ureter. !eluhan utama adalah hematuria dan nyeri. 'ada pielogra i intravena terlihat tanda khas yakni obstruksi, de ek isisan, dan dilatasi ureter disebelah distal obstruksi. +atu ureter radiolusen dan stenosis ureter karena desakan kelenjar yang membesar dapat menunjuk tanda yang sama dengan tumor ureter. Diagnosis pasti ditentukan berdasarkan penemuan tumoe primer atau payaran ( C". "erapi 4 'ilihan utama untuk penangganan tumor multipel atau tumor derajat tinggi adalah ne roureternektomi. 'ilihan untuk tumor yang terdapat pada bagian distal ureter adalah reseksi parsial ureter dan muaranya di akndung kemih serta neoureterovesikostomi. +. Karsin0$a Kan!"n# Ke$i% De2inisi !arsinoma kandung kemih adalah penonjolan yang abnormal darimukosa kandung kemih yang bersi at ganas. !arsinoma adalah tumbuhan ganas yang berasal dari sel2sel epitel. "umor ganas kandung kemih sekitar @, 6 adalah karsinoma sel transisional. !urang lebih #, 6 berupa karsinoma skuamosa, dan jarang sekali adenokarsinoma yang berasal dari jaringan urakus.di aderah sistosoma dapat menyebabkan karsinoma skuamosa. !arsinoma kandung kemih dapat papiler, noduler, ulseratu , in iltrati . Derajat keganasan ditentukan oleh tingakt di erensiasi dan penetrasi ke dalam dinding atau jarinagn sekitar kandung kemih.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#,*

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

".M karsinoma kandung kemih. " "is "a "# "$ "&a "&b "7 . .# .$ .& M. M# "umor primer !arsinoma insitu !arsinoma tebatas pada epitel Masuk jaringa sub epitel Masuk permukaan otot Masuk otot lebih dari setengah ketebalan Masuk jaringan lemak perivesika Masuk strktur atau alat sekitar kandung kemih ( prostat, uterus, vagina, dinding panggul, dinding perut ) !elenjar lim e !elenjar tunggal R $ cm !elenjar $ ( ) cm !elenjar N ) cm Matastasis hematogen "erdapat metastasisi jauh

Eti0l0#i : 3aktor yang mempengaruhi karsinoma kandung kemih adalah /at karsinogen, baik eksogen dari rokok atau bahan kimia atau endogen dari hasil metabolisme. 'enyebab lain diduga pemakaian analgetik, sitostatik, dan iritasi kronik oleh batu, sisitosomiasis, atau radiasi. 'erbandingan pria dengan wanita adalah 7 4 #. Pat02isi0l0#i "umor dari kandung kemih berurutan dari papiloma benigna sampai ke karsinoma besar yang invasi . !ebanyakan neoplasma adalah jenis sel2sel transisi. .eoplasma bemula seperti papiloma, karena itu tiap papiloma dari kandung kemih dianggap pramalignasi dan diangkut bila diketahui. !arsinoma sel2sel sIuamosa jarang timbul dan prognosanya lebih buruk. .eoplasma yang lain adalah adenokarsinoma yang seringkali tidak dapat dioperasi dan rhabdovasarcoma(yang sering dijumpai pada bayi).

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#,?

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 "ingkat < (mudah untuk dibedakan),tingkat << (sedang untuk dibedakan), tingkat <<< (sukar untuk dibedakan), tingkat <9 (anaplasti) tumor biasanya invasi . !anker kandung kemih dibagi tingkatannya berdasarkan kedalaman tingkat invasi nya. "ingkat , mukosa, tingkat 5 submukosa, tingkat + otot, tingkat C lemak perivisial, tingkat D kelenjar lim e. 1ematuria yang tidak disertai rasa nyeri adalah gejala pertamanya pada kebiasaan tumor kandung kemih. +iasanya intermitten dan biasanya individu gagal untuk minta pertolongan. 1ematuri yang tidak disertai rasa nyeri juga pada penyakit saluran kemih yang non maligna dan kanker ginjal. !arena itu tiap terjadi hematuri harus diteliti. Cystitis merupakan gejala dari tumor kandung kemih, karena tumor merupakan benda asing di dalamkandung kemih. !egagalan ginjal akibat obstruksi ureter kadang2kadang merupakan alasan bagi orang untuk meminta pertolongan medis. 3istula vesicovaginal suka timbul sebelum timbulnya gejala2gejala lain. !edua kondisi terakhir menunjukkan prognosa yang buruk, karena tumor biasanya sudah luas in iltrasinya.

Pat%=a3 karsinogen #,@

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

'apiloma di kandung kemih Carsinoma di kandung kemih 5denocarsinoma di kandung kemih

Hbstruksi ureter ;kskresi terhambat uremia

hiperplasi

!urang in ormasi ttg prognosis penyakitnya

Hbstruksi muara uretra interna 0etensi urin

!urang pengetahu an

<ritasi pada daerah gaster 5noreksia, mual muntah <ntake berkurang

Distensi kandung kemih Merangsang nociseptor hipotalamus

'emasangan kateter 'ort de entrPe mikroorganime

.utrisi kurang dr keb tbh

Gangguan rasa nyaman4 nyeri

0esti in ek si

Ga$4aran klinik: Gejala utama adalah hematuria makroskopik atau mikroskopik biasanya intermiten, dan sering tanpa nyeri. "erdapat gejala iritasi yaitu disuria, tidak dapat menahan air kemih dan palakisuria, cystitis, nyeri suprapubis, dalam urin terdapat eritrosit dan leukosit.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

##,

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 Dia#n0sis 'emerikasaan bimanual sangat berguna untuk menentukan in iltrasi. 'ada sistogra i dan pielogra i intravena nampak lesi de ek isian kandung kemih. ;ndoskopi dilakukan untuk melihat bentuk dan besar tumor, perubahan dalam kandung kemih, karsinoma prostat, dan hipertro i prostat lobus median prostat. -ntuk membedakan kelainan ini dibutuhkan endoskopi dan biopsi. "ingkat keganasan dibedakan bmenjadi tiga golongan yaitu di erensiasi gaik ( G# ), sedang ( G<< ), dam kurang berdi erensiasi ( G<<< ). Inter;ensi 0. Ganggun rasa nyaman: nyeri erhu ungan dengan !roses !enyakit. 0encana tindakan4 "entukan riwayat nyeri misalnya lokasi nyeri, intensitas (skala ,2#,). ;valuasi J sadari terapi tertentu misalnya pembedahan, radiasi, kemoterapi bioterapi. +erikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi, gosokan punggung dan aktivitas hiburan. Dorong penggunaan ketrampilan managemen nyeri misal (teknik relaksasi, isualisasi, bimbingan imaginasi) ;valuasi penghilangan nyeri atau kontrol nilai aturan pengobatan bila perlu. !olaborasi4 untuk pemberian analgetik sesuai indikasi. rekuensi, durasi, dan

2. Ke utuhan nutrisi kurang dari ke utuhan tu uh intake kurang& anoreksia& mual muntah. 'antau masukan makanan setiap hari.

erhu ungan dengan

+iarkan pasien menyimpan buku harian tentang makanan sesuai indikasi. -kur tinggi ++ dan ketebalan lipatan kulit (trisep), pastikan jumlah ++ saat ini timbang ++ setiap hari J sesuai indikasi.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

###

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori, kaya nutrien, dengan masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan dan makanan sering J lebih sedikit yang di bagi2bagi selama sehari. Ciptakan suasana makanan yang menyenangkan dan dorong pasien untuk berbagi makanan dengan keluarga J teman. !ontrol aktor lingkungan (misal bau kuat J tidak sedap atau kebisingan) 1indari terlalu manis, makanan berlemak J makanan pedas. Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia. +erikan anti emetik pada jadwal reguler sebelum J selama dan setelah pemberian agen anti meoplastik dengan sesuai. #. *esti in$eksi erhu ungan dengan !ort de entr/e mikroorganisme. !riteria hasil 4 Mencapai waktu penyembuhan "idak mengalami tanda in eksi <ntervensi4 'ertahankan sistem kateter steril, berikan perawatan kateter regular dengan sabun dan air. 5wasi tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi dan perna asan cepat, gelisah, peka, disorientasi. Hbservasi drainase dari luka, sekitar kateter supra pubik. !olaborasi4 berikan anti biotik sesuai indikasi. 4. Kurang !engetahuan !rognosis !enyakitnya. Inter;ensi: "injau ulang dengan pasien J orang terdekat tentang pemahaman diagnosa khusus, alternati pengobatan dan si at harapan. erhu ungan dengan kurang in$ormasi tentang

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

##$

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 "entukan persepsi pasien tentang kanker dan pengobatan kanker, tanyakan tentang pengalaman pasien sendiri J sebelumnya atau pengalaman orang lain yang pernah mempunyai kanker. +erikan in ormasi yang jelas dan akurat dalam cara yang nyata tetapi sensiti . +erikan pedoman antisipasi pada pasien J orang terdekat mengenai protokol pengobatan, lama terapi hasil yang diharapkan, kemungkinan e ek samping. +ersikap jujur pada pasien, minta pasien untuk umpan balik verbal, dan perbaiki kesalahan konsep tentang tipe kanker individu dan pengobatannya. +erikan materi tertulis tentang kanker, pengobatan dan ketersediaan sistem pendukung. ,. Karsin0$a 5r0stat a. De2inisi !eganasan prostat merupakan keganasan saluran kemih kedua palinh sering dijumpai sesudah keganasan kandung kemih.+iasanya keganasan prostat ditemuakn pada usia diatas ), tahun. 4. Eti0l0#i Barang ditemukan angka kejadian keganasan prostat dalam sebuah keluarga. !eganasan prostat sama dengan prostat normal, untuk pertumbuhan dan perkembangannya tergantung pada hormon androgen. 1al ini tidak berarti bahwa karsinoma prostat disebabkan oleh hormon androgen. 3aktor kausal lingkungan tampak pada pengamatan penduduk 5s keturunan jepang yamg generasi kedua dan ketiga di 5S. Mereka mempunyai insidens karsinoma prostat yang sama dengan penduduk 5s keturunan kulit putih. Sedangkan penduduk jepang yang tetap dijepang mempunyai insisdens yang lebih rendah. *. Pat0#enesis !an 5at0l0#i

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

##&

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 !eganasan prostat biasanya berupa adenokarsinoma yang berasal dari kelenjar prostat yang menjadi hipertro ik pada usia dekade kelima samoai ketujuh. 5ngkanya proses menjadi ganas sudah mulai pada jaringan proatat yang masih muda. !arsinoma prostat paling sering ( sekitar *) 6 ) terjadi pada /ona peri er, #) ( $, 6 pada /ona sentral atau /na transisi. +iasanya karsinoma prostat berupa lesi multisentrik. Derajat keganasan ditentukan pada di erensiasi kelenjar, atipi sel, dan kelainan inti sel. Derajat G# yaitu berdi erensiasi baik, derajat G << yaitu berdi erensiasi sedang, dan derajat G<<< yang berdi erensiasi buruk. 'embagian derajat keganasan merupakan indikator pertumbuhan dan progrevitas tumor. !arsinoma prostat menyebar ke kelenjar lim e di panggul kemudian ke kelenjar lim e retroperitonial atas. 'enyebaran hematogen terjadi melalui v. vertebralis ke tulang panggul, emur proksimal, ruas tulang lumbal, dan tulang iga,artinya terutama tulang yang berdekatan pada prostat. Metastasis tulang sering bersi at osteoklastik. !. Ga$4aran klinik !arsinoma prostat stadium 5 biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histologik setelah prostatektomi atau "-0. 'ada stadium lain karsinoma prostat biasanya ditemukan pada pemeriksaan colok dubur dan teraba nodul. !arena pada stadium permulaan karsinoma prostat biasanya tidak memberi gejala atau tanda klinik maka kebanyakan penderira baru datang pada stdium lanjut debgab keluhan obstruksi atau tanda metastasis ke tulang atau organ lain, seperti gejala les medula spinalis, nyeri pada tulang, raktur patologik atau hematuria. -. a. Karsin0$a Penis De2inisi !arsinoma penis merupakan karsinoma sel skuamus dari epitel glans penis atau permukaan dalam prepusium.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

##7

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 4. Eti0l0#i 3aktor penyebab utama ialah rangsangan lama seperti (balano) postitis kronik pada imosis. "idak jelas apakah smegma mengandung /at karsinogen atau merupakan rangsangan yang tidak khas. !eadaan ini tidak pernah ditemukan pada orang yang disirkumsisi secara lege artis pada usia muda. <nsiden tinggi pada imosis termasuk pada mereka yang disirkumsisi tidak sempurna sehingga terjadi imosis. Hrang yang tidak disirkumsisi tetapi dengan kebersihan preputium dan glans penis yang baik, insidens karsinoma rendah, sama dengan mereka yang disirkumsisi secara seharusnya. *. Pat0l0#i Anat0$i !arsinoma penis mulai dari kelainan kecil di permukaan dalam prepusium atau glans penis, termasuk korona glans. +entuk kelainan dapat papiler, ekso itik, rata atau tukak. !arsinoma ini berangsur2angsur membesar sampai meliputi seluruh penis hingga sebagian besar atau seluruh penis hingga sebagian besar atau seluruhnya hilang dan meluas lagi ke regio pubis, skrotum, dan bagian bawah dinding perut. 3asia +uck di penis ber ungsi sebagai rintangan sementara sehingga uretra dan kandung kemih sering tidak terkena. !elenjar lim pertama yang terkena ialah kelenjar inguinal super isial, kemudian dapat meluas ke kelenjar iliaka ekstern, intern dan obturator. !elenjar inguinal maligna yang membesar dapat membentuk paket besar. Gumpalan ini mungkin mengalami nekrosis yang meluas ke kulit di atasnya sampai terbentuk tukak yang kotor dan berbau karena radang kronik sekunder. ;rosi ke dalam pembuluh besar emoral dapat mengakibatkan perdarahan berbahanya. Metastasis jauh, yang jarang ditemukan, dapat mengenai paru, hepar, tulang, dan otak. !arsinoma skuamus penis yang umumnya terdi erensiasi baik, merupakan kanker dengan tingkat keganasan rendah tetapi mempunyai daya destraksi setempat yang kuat. "ingkat perluasan

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

##)

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 !lasi ikasi tingkat perluasan karsionoma penis menggunakan sistem ".3 "ingkat penyebaran 5# 5$ +# +$ C D Gejala dan tanda 'enanganan klinik "idak ada "umor di us Hbservasi 'rostatektomi 'rognosis hidup #) thn .ormal &, ( 7) persen ), ( :, persen &) ( 7) persen

radikal .odul tunggal #2 'rostatektomi #,) cm .odul radikal tunggal 'rostatektomi radikal 0adiasi

N#,) cm 'engluasan periprostat .E atau ME

dan $, ( &, persen

lim adenektomi "erapi , ( #, persen hormonal, radiasi paliati lokal

!. Ga$4aran Klinik a. !ebanyakan penderita datang dengan keluhan benjolan, biasanya tidak nyeri b. Disertai keluhan miksi dan atau benjolan yang tidak nyeri dilipat paha c. +enjolan dapat diraba dengan mudah di bawah prepusium d. +iasanya terdapat imosis. e. !elenjar regional didaerah inguinal akan membesar karena radang kronik, sehingga metastasis di dalamnya sukar ditentukan secara palpasi . Di samping itu harus diperhatikan gejala dan tanda sistemik seperti malaise, anemia karena radang kronik.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

##:

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

!lasi ikasi ".M karsinoma penis ". "is "a "# "$ "& "7 .. ., .# .$ .& "umor primer !arsinoma insitu !arinoma tidak invasi <nvasi kejaringan penyangga subepitel <nvasi ke korpus spongiosum atau kavernosum <nvasi ke uretra atau prostat <nvasi ke struktur atau organ sekitarnya !elenjar lim e "idak terdapat metastasis ke kelenjar lim e regional Metastasis di dalam kelenjar lim e inguinal super isial Metastasis multipel atau bilateral di kelenjar lim e inguinal super isial Metastasis di kelenjar inguinal pro unda atau di dalam pelvis (unilateral atau bilateral) M . Metastasis jauh M# "erdapat Metastasis jauh 'enanggulangan "ujuan tindak bedah ialah penyembuhan dengan mengeluarkan karsinoma secara total. 'erkembangan karsinoma skuamus umumnya lambat karena derajat keganasannya rendah. -ntuk tumor yang kecil dilakukan bedah laser. Setiap langkah akan dikontrol dengan biopsi untuk menentukan apakah batas jaringan sehat sudah dicapai. "umor yang terbatas pada prepusium dapat ditangani dengan penyunatan, sedangkan tumor di glans dengan eksisi atau amputasi terbatas. 'ada regio inguinalis dilakukan diseksi kelenjar inguinal jika ditemukan jaringan ganas pada biopsi. 0adiasi dapat dilakuka untuk kelainan kecil atau jika penderita menolak pembedahan. 0adiasi juga digunakan sebagai terapi paliati , dengan dosis :,,, rad selama & ( : minggu. 0adiasi brakiterapi dapat dilakukan dengan implantasi butir iridium ( #@$.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

##*

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 !adang digunakan bleomisin sebagai kemoterapi, tetapi tidak pernah dicapai menyembuhkan.

.. Karsin0$a Testis
a. De2inisi "umor testis merupakan tumor yang berasal dari sel germinal atau jaringan stroma testi."umor ini mempunyai derajat keganasan tinggi, tetapi dapat sembuh bila diberi penanganan adekuat. "umor testis sel germinal merupakan tumor yang agak jarang ditemukan dan meliputi kurang lebih # 6 dari keganasan pria. !ebanyakan ditemukan pada usia antara $, dan &: tahun. 4. Eti0l0#i 3aktor penyebab karsinoma testis tidak jelas. 3aktor genetik, virus atau penyebab in eksi lain, atau trauma testis tidak mempengaruhi terjadinya tumor ini. 'enderita atau bekas kriptorkismus mempunyai resiko lebih tinggi untuk tumor testis ganas. 'enggunaan hormon dietilstilbestrol yang terkenal sebagai D;S oleh ibu pada kehamilan ini meningkatkan resiko tumor maligna pada alat kelamin bayi pada usia dewasa muda. *. Pat0l0#i Dari berbagai klasi ikasi tumor testis ganas, klasi ikasi F1H makin sering dipakai. Disamping seminoma yang berasal dari selgerminal terdapat karsinoma embrional, teretoma, dan koriokarsinoma yang dianggap berasal dari sel germinal pada tahap perkembengan lain histogenesis. Metastasis tumor testis kadang berbeda dari tumor induk, yang berarti tumor primer terdiri dari berbagai jenis jaringan embrional dengan daya invasi yang berbeda.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

##?

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

!lasi ikasi tumor ganas testis Seminoma Qang khas Spermatositik 5naplastik .on seminoma !arsinoma embrional "eratokarsinoma (embrional E teratom) !oriokarsinoma "eratom matur dan imatur

Pertumbuhan dan Penyebaran !ecuali tumor koriokorsinoma, tumor testis menyebar melalui pembuluh lim e. !elenjar lim e terletak para aortal kiri setinggi %$ tepat di bawah hilus ginjal dan di sebelah kanan antara aorta dan vena kava setinggi %& dan prakava %$. Metastasis dikelenjar inguinal hanya terjadi setelah penyusupan tumor kedalam kulit skrotum atau setelah dilakukan pembedahan pada unikulus spermatikus, yang menyebabkan gangguan alairan arus lim e di dalamnya. 'enyebaran hematogen luas pada tahap dini merupakan tanda koriokarsinoma. !lasi ikasi ".M karsinoma testis 4 ". "is "# "$ "& "7 .. ., .# .$ .& "umor primer 'ra ( invasi (intratubular) "estis dan retetestis Di luar tunika albuginea atau epididimis 3unikulis spermatika Skrotum !elenjar lim e "idak ditemukan keganasan "unggal R $ cm "unngal $ ( ) cm, multipel R ) cm "unggal atau multipel N dari ) cm

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

##@

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 M . Metastasis jauh M, "idak dapat ditemukan M# "erdapat metastasis jauh !. Ga$4aran klinik Gambaran khas tumor testis ialah benjolan di dalam skrotum yang tidak nyeri dan tidak dia an. +iasanya tumor terbatas di dalam testis sehingga mudah dibedakan dari epididimis pada palpasi yang dilakukan dengan telunjuk dan ibu jari. Gejala dan tanda lain seperti 4 .yeri pinggang !embung perut Dispnoe atau batuk Ginekomasti menunjukan pada metastasis yang luas.

e. Dia#n0sis 4an!in# Diagnosis banding meliputi setiap benjolan di dalam skrotum yang berhubungan dengan testis seperti hidrokel, epididimitis, orkitis, in ark testis, atau cedera. "ransiluminasi, ultrasonogra i dan pemeriksaan endapan kemih sangat berguna untuk membedakan tumor dari kelainan lain. Diagnosis ditentukan dengan pemeriksaan histologi sediaan biopsi. Setiap benjolan testis yang tidak menyurut dan hilang setelah pengobatan adekuat dalam waktu $ minggu harus dicurigai dan dibiopsi. "idak boleh diadakan biopsi langsung melalui kulit skrotum karena bahaya pencemaran luka bedah dengan sel tumor dengan implantasi lokal atau penyebaran ke regioinguinal. -ntuk menentuka luas penyebaran lim ogen dilakukan diseksi kelenjar lim e retroperitoneal secara transabdomen. 2. Penatalaksanaan Seminoma merupakan tumor ganas yang cukup sensiti terhadap penyinaran dan kemoterapi. 'enderita dengan stadium #, <<5, <<+, setelah orkidektomi diradiasai pada regio para aorta dan regio panggul ipsilateral. !arena kurang lebih separuh penderita dengan stadium <<C mendapat kekambuhan dengan terapi penyinaran,

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#$,

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 pada penderita ini dilakukan kemoterapi. 'ada penderita stadium <<< diberikan skema kemoterapi yang berlaku untuk penderita non seminoma. 'enderita dengan non seminoma stadium < tidak membutuhkan terapi tambahan setelah pembedahan. 'enderita stadium <<5 dapat di obser asi saja, kadang diberikan kemoterapi dua seri. 'ada stadium <<+ biasanya diberikan empat seri kemoterapi. 'enderita stadium <<C dan <<< diberikan kemoterapi yang terdiri dari sisplatin, bleomisin dan vinblastin. +ila respon tidak sempurna diberikan seri tambahan dengan sediaan kemoterapi lain. +ila masih terdapat sisa jaringan di regio retroperitoneal dilakukan laparatomi ekplorasi.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#$#

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

BAB I> ASUHAN KEPERA6ATAN HEMODIALISA

A. DEFINISI 1emodialisa adalah menggerakkan cairan dari partikel2pertikel lewat membran semi permiabel yang mempunyai pengobatan yang bisa membantu mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit yang normal, mengendalikan asam dan basa, dan membuang /at2/at toksis dari tubuh. ( %ong, C.+. 4 &?#). 1emodialise adlah pergerakan larutan dan air dari darah pasien melewati membran semi permiable ( alat dialysis) ke dalam dialisat. ( "isher, C. C, dkk .#@@*) 1emodialisa adalah di usi pertikel larut dari satu kempartemen cairan ke kompatemen lain melewatai membran semipermeabel ( 1udak, M. C. #@@: 4 &@). Dialisa adalah suatu proses pembuangan /at terlarut dan cairan dari darah melewati membran semipermiabel, berdasarkan prinsip di usi osmosis dan aultra iltrasi ( engram, +. #@@? 4 #:7). 1emodialisa adlah lintasan darah melalui selDang dari luar tubuh ke ginjal buatan dimana pembuangan kelebihan /at terlarut can cairan terjadi ( ;ngram. +. #@@? 4 #:7) B. ETIOLOGI 1emodialisa dilakukan kerena pasien menderita gagal ginjal akut dan kronik akibat dari a/otemia, simtomatis berupa ensel alopati, perikarditis, uremia, hiperkalemia berat, kelebihan cairan yang tidak responsive dengan diuretic, asidosis yang tidak bisa diatasi, batu ginjal, dan sindrom hepatorenal. 8. PATOFISIOLOGI "erjadi gagal ginjal, ginjal tidak bisa melaksanakan ungsinya aktor2 kator yang harus dipertimbangkan sebelum melaui hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik terdiri dari keadaan penyakit penyerta dan kebiasaan pasien. Faktu untuk terapi ditentukan oleh kadar kimia serum dan gejala2gejala.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#$$

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 1emodialisis biasanya dimulai ketika bersihan kreatin menurun dibawah #, mlJmnt, yang biasanya sebanding dengan kadar kreatinin serum ?2#, mgeJd% namun demikian yang lebih penting dari nilai laboratorium absolut adalah terdapatnya gejala2gejala uremia.

D. PATH6A7 #$&

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

Gagal Ginjal

!reatinin menurun 3ungsi ginjal menurun "erapi hemodialisis !etergantungan pada dialisis karena si at penyakit !etidak berdayaan

b. !etidaktahuan penyakitc. dan kebutuhan dialisis


d.

'endarahan

; ek -ltra iltrasi

!urang 9ol cairan


e.

!urang . 'engetahuan

5kses vascular E !omplikasi sekunder terhadap penusukan dan akses vaskuler emboli.

0esiko Cedera

E. TERAPI DIALISIS #. Sebagai ginjal buatan dan pada prinsipnya adalah meningkatkan pgendealian oleh model kinetik urea. $. Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatin, dan asam urat. &. membuang kelebihan air dengan mempengaruhitekanan bending antara darah dan bagian cairan, biasanya terdiri atas tekanan positi dalam arus darah dan tekanan negati ( penghisap ) dalam kompartemen dialisat ( ultra iltrasi ). 7. Mempertahankan J mengembalikan ssytem bu er tubuh.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#$7

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

F. PROSEDUR DIALISA 5lat 5lat2alat dialisis dibuat serabut berlekuk2lekuk dan piringan paralel. !ompsisinya terdiri #,.,,, serabut berdiameter kecil dimana darah bersirkulasi melaui serabut serabut tersebut. 'iringan paralel terdiri dari lempengan2lempengan membran, disusun secara paralel yang membentuk kompartemen untuk darah dan dialisat. +ahan yang digunakan 4 2 2 !uprotan, selulosa asetat, dan beberapa kopolimer sintesis berlubang2 lubang kecil ( poliakrilonitril), polimetil2mettakrilat dan polisul on. 'iranti keras yang digunakan pada kebanyakan system sialysis meliputi 4 'ompa darah 'ompa in us untuk pemberian heparin 5lat monitor untuk pendeteksi suhu tubuh, bila terjadi ketdakamanan, konsentrasi dialisa, perubahan tekanan , udara, dan bocoran darah. 2 System dialisis terbaru terdiri aras unit tunggal yang mencagkup alat pelepasan dialisat dan komponen untuk memonitor darah. G. PROSEDUR PEMASANGAN "ingkat kompleksitas masalah2masalah yang timbul selama hemodialisa akan beragam diantara pasien2pasien, yang meliputi tahap penyakit, masalah2masalah lain, keseimbangan cairan dan elektrolit, nilai2nilai laboratorium, remuan klinis lain, respon terhadap tindakan dialysis sebelumnya, status emosional dan observasi.

Pr0se!"r Setelah pengkajian pra dialysis, mengembangkan tujuan dan memeriksa keamanan perlatan, perawat sudah siap untuk memulai hemodialisis.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#$)

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 5kses ke system sirkulasidi capai melaui satu beberapa pilihan2pilihan itsula atau tandur arteriovenosa ( 59 ) atau kateter hemodialisis dua lumen. Dua jarum berlubang besar ( diameter #)J#: ) dibutuhkan untuk mengkanulasi itsula atau tandur 59. !ateter dua lumen yang di pasang baik pada vena subklavia, jugularis interna atau emoralis, harus di buka dalam kondisi aseptic sesuai dengan kebijakan institusi. Bika akses vesculae telah di tetapkan, darah mulai mengalir di bantu oleh pompa darahN +agian sirkuit disposibel sebelum dialiser diperuntukkan sebagai aliran >arterialG keduanya untuk membedakan darah yang masuk ke dalam nya sebagai darah yang belum mencapai dialiser dan dalam acuan untuk meletakkan jarum arterial di letakan paling dekat dengan anastomis 59 pada itsula atau tandur untuk memaksimalkan aliran darah. !antong cairan normal salin yang diklep selalu di hubungkan ke sirkuit tepat sebelum pompa darah. 'ada kejadian hipotensi, darah yang mengalir dan pasien dapat di klem sementara cairan normal salin yang diklem di buka dan memungkinkan dengan cepat mengin us untuk memperbaiki tekanan darah. "rans usi darah dan plasma ekspander juga dapat di sambungkan ke sirkuit pada keadaan ini dan di biarkan untuk menetes, dibantu dengan pompa darah tergantung perlalatan yang digunakan. #. Dialiser adalah komponen paling penting selanjutnya dari sirkuti. Darah mengalir kedalam kempartemen darah dari dialiser, tempat terjadinya pertukaran cairan dan sisa. Darah yang meninggalkan dialiser melewati detektor udara dan oam yang mengklem dan menghentikan pompa darah bila terdeteksi adanya udara pada kondisi seperti ini setiap obat2obat yang akan di berikan pada dialysis diberikan melaui port obat2obatan. 'enting untuk di ingat bagaimanapun bahwa kebanyakan obat2obat ditunda pemberiannya sampai dialsys selesai kecuali memang di perintahkan lain. $. Darah yang telah melewati dialysis kembali ke pasien melDaui >venosaG atau selang posdialiser. Setelah waktu tindakan yang di resepkan, dialysis diakhiri dengan mengklem darah dari pasien, membuka selang cairan normal salin, dan membilas sirkuit untuk menegmbalikan darah pasien. Selang dan dialiser dibuang kedalam perangkat akut, meskipun program dialysis kronik sering membeli perlatan untuk membersihkan dan menggunakan ulang dialiser.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#$:

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 "indakan kewaspadaan umum harus dikuti teliti sepanjang tindakan dialisis karena pemanjanan terhadap darah. Masker pelindung wajah dan sarung tangan wajib untuk digunakan oleh perawat yang melakukan hemodialisis. H. KOMPOSISI DIALISAT !onsentrasi glukosa standar dari dialisat adalah $,, mgJdl. !omsentrasi natrium dan kalsium diresepkan pada situasi klinis tertentu. <rigasi rendah kalsium dapat digunakan pada terapi hiperkalasemia akut dan kronik. Dapar basa dialisat dapat berupa asetat ataupun bikaebonat. 'ada keadaan tidak bekerjanya ungsi hati, asetat diubah mol menjadi bikarbonat. asetat dapat menyebabkan hipotensi, depresi miokardium, nausea, muntah dan sakit kepala. Dialisis bikarbonat walaupun lebih mahal biasanya dapat mencegah gejala ( gejala tersebut."indakan ini merupakan terapi pilihan pada pasien dengan gangguan perna asan, ketidakstabilan hemodinamika, penyakit hati dan asidosis metabolicberat, dan pada pasien yang menjalani dialisis aliran cepat. hemodialisa mencakup shunting J penglihatan arus darah dari tubuh pasien ke dialisator dimana terjadi di usi dan ultra iltrasi dan kembali ke sirkulasi pasien. Sekarang ada 7 cara utama agar masuk ke aliran darah pasien ini terdiri dari 4 #. 3istula aeteriola vena $. ;ksternal arteriovenus shunt arus arteriovena eksternal. &. !ateterisasi vena emoral 7. !ateterisasi vena subklavia I. PROSEDUR DIALISIS PERITONEAL #. Siapkan pasien untuk pemasangan kateter dan prosedur dialisis dengan memberikan penjelasan tentang prosedur secara menyeluruh, tandatangani sesuai kebijakan rumah sakit. $. !andung kemih harus dikosongkan tepat sebelum prosedur untuk menghindari kecelakaan tusukan trokar. &. 'asien dapat menerima obat pra operasi untuk meningkatkan relaksasi selama tidur. ormulir ijin tindakan di

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#$*

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 7. Cairan pendialisis dihangatkan sampai sushu tubuh atau sedikit hangat, menggunakan alat yang dibuat khusus umtuk tujuan ini tidak dianjurkan menghangatkan dilisis peritonial dalam oven gelombang mikro karena penghangatan cairan ridak sama dan inkonsistensi dari satu oven gelombang. ). ""9 dasar seperti suhu, nadi, perna asan dan berat badan dicatat. Sebuah tempat tidur berskala sangat ideal untuk mementau berat badab pesien dengan sering dan karenanya haeus digunakan bila memungkinkan. Memindahkan pasien letargi atau disorientasi pada temapt tidur berskala akan menimbulakan masalah seperti perubahan lrtak kateter. :. Dilakukan pengkajian isik abdomen atau trauma sebelum pemasangan kateter. *. <nstruksi khusus tentang pembuangan cairan, penggantian dan pemberian obat harus ditulis dokter sebelum prosedur. ). TEKNIK #. Dengan kondisi steril, insisi kecil garis median dibuat dibawah umbilikus. $. "rokar dimasukkan melalui insisi kedalam rongga peritonial, obturator di lepaskan kateter dilepaskan. &. Cairan dialisis mengalir kedalam rongga abdomen melalui gaya gravitasi secepat mungkin ( ) ( #, menit ) bila mengalirnya terlalu lambat mungkin perlu dikateterisasi. 7. Saat larutan di in uskan selang diklem, dan larutan dibiarkan dalam rongga abdomen selama &, ( 7) menit. ). +otol larutan J kantong diletakkan dibawah rongga abdomen, dan dialirkan keluar rongga abdomen oleh gaya gravitasi. :. +ila sistemnya paten dan letak kateternya baik larutan akan mengalir keluar dengan baik dan mengalir kuat, drainase harus berlangsung lebih daei $, menit. *. Siklus ini diulang secara kontinyu selama waktu yang telah ditentukan yang bervariasi dari #$ ( &:, tergantung pada tujuan pengobatan kondisi pasien dan ketetapan ungsi sistem. ?. 1arus digunakan sarung tangan selama menanganinya.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#$?

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 K. KOMPLIKASI K0$5likasi teknis #. 'emulihan cairan tidak sempurna Cairan yang keluar harus berbanding Jlebih banyak dari gairan yang dimasukkan kemasan preparat dialysis komersial berisi #,,, ( $,,, lm cairan bila seteDah beberapa kali pertukaran volume yang dikeluarkan kurang ( sampai ),, ml lebih ) dari jumlah yang dimasukkan,harus evaluasi tanda ( tanda retensi cairan meliputi distensi abdomen J keluhan begah. <ndikasi yang paling akurat tentang jumlah cairan yang terkumpul kembali adalah berat badan,bila cairan keluar dengan lambat,ujung kateter mungkin terbenam dalam omentum J tersumbat ibrin. $. !ebocoran disekitar kateter !ebocoran super icial setelah operasi dapat dikontrol dengan penjahitan ekstra dan mengurangi jumlah dialisat yang dimasukkan dalam peritoneal.'eningkatan tekanan intra abdomen juga menyebabkan kebocoran dialisat,oleh karena itu harus dihindari terjadinya muntah kontinyu, batuk, dan gerakan selama periode awal pasca operasi. &. Cairan peritoneal bersemu darah Farna ini ditemukan pada awal aliran keluar tetapi harus bersih setelah beberapa waktu.'erdarahan banyak setiap waktu merupakan indikasi masalah yang serius dan harus diselidiki dengan cepat. K0$5likasi 2isi0l0#is #. 1ipotensi $. !ram otot &. Sindrom ketidak seimbangan dialysis 7. 1ipoksemia ). 5ritmia :. 'erdarahan *. .yeri

L. PENGKA)IAN #. Sebelum dialisa #$@

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 a. "injau kembali catatan medis untuk menentukan alas an perawatan di rumah sakit. !etidakpatuhan terhadap rencana tindakan. 3istula tersumbat bekuan. 'embuatan istula.

b. Menanyakan tipe diet yang digunakan dirumah,jumlah cairan yang diijinkan, obat ( obatan yang saat ini digunakan, jadwal hemodialisa, jumlah haluaran urin. c. !aji kepatenan istula bila ada. +ilapaten, getaran ( pulsasi ) akan terasa desiran akan terdengar dengan stetoskop di atas sisi. "ak adanya pulsasi dan bunyi desiran menandakan istulatersumbat. d. !aji terhadapmani estasi klinis dan laboratorium tentang kebutuhan tentang dialisa 4 'eningkatan berat badan & pon J lebih diatas berat badan pada tindakan dialisa terakhir. 0ales, perna asan cepat pada saat istirahat,peningkatan sesak na as dengan kerja isik maksimal. !elelahan dan kelemahan menetap. 1ipertensi berat 'eningkatan kreatinin, +-., dan elektrolit khususnya kalium. !emungkinan perubahan ;!G pada adanya hiperkalemia. $. Sesudah dialisa !aji terhadap hipotensi dan perdarahan. 9olume besar dari pembuangan cairan selama dialisa dapat mengakibatkan hipotensi ortostatik dengan menggunakan anti koagulan selama tindakan menempatkan pasien pada resiko perdarahan dari sisi akses dan terhadap perdarahan internal. M. DIAGNOSA KEPERA6ATAN DAN INTERVENSI '. Kekurangan 1olume "airan .d e$ek ultra$iltrasi selama dialysis:

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#&,

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 a. !aji ""9 4 ++, masukan dan haluaran pradialisis. b. !aji derajat penumbunan cairan dalam jaringan pradialisis. c. "entukan ketepatan derajat dan ketepatan ultra iltrasi untuk tindakan. d. +erikan cairan pengganti sesuai instruksi dan indikasi. e. 'eriksa kadar kalsium, natrium, kalium, CH$ pradialisis. 2. Kurang !engetahuan .d !enyakit dan ke utuhan untuk dialysis a. !aji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang ungsi ginjal dan alas an dialysis. b. !aji kesiapan untuk belajar. c. +erikan in ormasi yang sesuai untuk kesiapan dan kemampuan belajar termasuk alas an pasien kehilangan ungsi ginjal4 tanda dan gejala yang b.d kehilangan ungsi ginjal. d. +erikan dorongan untuk mengungkapkan perasaan takut dan ansietas. #. Ketidak erdayaan .d !erassan kurang kontrol&ketergantungan !ada dialysis&

si$at kronis !enyakit. a. Mendiskusikan perasaan pasien,meyakinkan bahwa perasaan tersebut normal. b. +eri dukungan pasien dan keluarga. c. +antu pasien untuk tetap terorientasi terhadap realitas,untuk tetap optimis bahwa ungsi ginjal akan pulih normal bila keadaannya memungkinkan.

4. *esiko tinggi untuk "idera &d akses 1as"ular dan kom!likasi sekunder terhada! !enusukan dan !emeliharaan akses 1as"ular& em oli udara&ketidakte!atan konsentarsi 2 suhu dialisat. a. Mempertahankan lingkungan steril selama pemasukan kateter. b. Melakukan radiogra i dada setelah pemasukan kateter kevena subklavia.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#&#

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 c. 5mati tanda pneumothorak, ketidakteraturan jantung, perdarahan hebat, dan periksa bunyi na as bilateral. d. Ganti balutan kateter secara rutin sesuai kebijakan unit. e. 'astikan bahwa detektor udara telah terpasang dan ber ungsi baik selama dialisis.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, %. B, $,,,, +iagnosa ,eperawatan 1 .plikasi Pada Praktek ,linis, ;GC4Bakarta. Corwin, ;. B, $,,,, 2uku Saku Patofisiologi, ;GC4 Bakarta. Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team #&$

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

Doenges, M. ;, dkk, $,,,, #en ana .suhan ,eperawatan 1Pedoman -ntuk Peren anaan dan Pendokumentasian Pasien3 %disi 4, ;GC4 Bakarta. ;ngram, +, #@@?, #en ana .suhan ,eperawatan Medikal52edah 6ol' 7, ;GC4 Bakarta. 1imawan Sutista, #@*&, Patologi, 3!-<4 Bakarta. 1udak, Carolyn. M, #@@:, ,eperawatan ,ritis* Pendekatan 0olistik89arolyn: M' 0: 2arbara: M' Gallo, ;GC4 Bakarta. %ong +arbara. C, #@@:, Perawatan Medikal 2edah " Suatu Pendekatan Proses ,eperawatan$, Qayasan <5'! 'ajajaran4 +andung. Mansjoer, 5, dkk, $,,#, ,apita Selekta ,edokteran %disi ;;; /ilid 2, Media 5esculapius 3!-<4 Bakarta. .uryandari, dkk, $,,,, Standar .suhan ,eperawatan ,lien 2edah #S-P' +r Sardjito, Cetakan kedua4 Qogyakarta. 'rice O Filson, #@@), Patofisiologi ,onsep ,linis Proses Penyakit, ;GC, Bakarta. 'urwadianto 5gus, Sampurna. +, $,,,, ,edaruratan Medik %disi #e!isi 1Pedoman Penatalaksaan Praktis3, +inarupa 5ksara4 Bakarta. Sjamsuhidajat, 0, Bong, F. D, #@@?, 2uku 5 .jar ;lmu 2edah %disi #e!isi, ;GC4 Bakarta. Smelt/er, S.C, +are, +.G, $,,#, 2uku .jar ,eperawatan Medikal52edah 2runner < Suddarth, ;disi ? 9ol. $, ;GC4 Bakarta. Soeparman, Faspadji, S, #@@?1 0lmu Penyakit Dalam 3ilid 001 Gaya +aru4 Bakarta. Suhardjono, dkk . $,,# Swearingen, $,,#, ,eperawatan Medikal 2edah %disi 2, ;GC4 Bakarta. "ambayong Ban, $,,#, .natomi dan =isiologi -ntuk ,eperawatan, ;GC4 Bakarta. "isher, C. C, FilcoA, C. S, #@@*, 2uku Saku Nefrologi %disi 4, ;GC4 Bakarta "ucker, S.M, dkk, #@@?, Standar ,eperawatan Pasien %disi 6 6olume ;;;, ;GC, Bakarta. Fahidi, !.MD 5ryati, #@@&, 9are ;n %mergen y, 3akultas <lmu !eperawatan -niversitas <ndonesia4 Bakarta.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#&&

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

Faspadji, Sarwono, S, #@@?, 2uku .jar ;lmu Penyakit +alam /ilid 2, 3!-<, Bakarta. 22222222222, #@@:, .suhan ,eperawatan Pasien dengan Gangguan8Penyakit Sistem -rogenital, Depkes 0<4 Bakarta. 222222, $,,), http4 JJ images. Google. co idJimagesLimgurl 222222, #@@?, http4JJwww. <ndomedia. comJintisariJ#@@?JBuniJimagesJginjal $. jpgOimgre ul. 222222, #@@?, http4JJwww.indomedia.comJintisariJ#@@?Jjuni.htmOh4$ .

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#&7

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#&)

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

TRAUMA UROGENITAL
Secara anatomic organ uro-genital (Kauai genetalia eksterna) terletak di rongga ekstraperitoneal, sehingga terlindung oleh organ-organ lain jika mendapat benturan dari luar. Oleh karena itu jika didapatkan cedera organ urogenital, harus dipertimbangkan pula kemungkinan adanya kerusakan organ lain yang mengelilinginya.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#&:

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

Kaidah di dalam trauma urogenital Pada trauma tajam (Tusuk tembak) harus di!ikirkan untuk kemungkinan melakukan eksplorasi, tetapi Trauma tumpul sebagian besar hampir tidak diperlukan tindakan operasi, . "ejala penting trauma urogenital adalah # didapatkannya hematuri setelah trauma ginjal. Trauma "injal "injal terletak di rongga peritoneum dan terlindung oleh otot-otot punggung di sebelah posterior dan oleh organ-organ intraperitoneal di sebelah anteriornya, oleh Karena itu cedara ginjal tidak jarang diikuti oleh cedera organ-organ yang mengitarinya. $edera ginjal dapat terjadi secara% &. langsung akibat benturan yang langsung ,mengenai daerah pinggang atau '. tidak langsung yaitu merupakan cedera deselerasi akibat pergerakan ginjal secara tiba-tiba di dalam rongga peritoneum. Sedangkan jenis perlukaan yang mengenai ginjal dapat merupakan luka tumpul, luka tusuk atau luka tembak. "oncangan ginjal di dalam rongga retroperitoneum menyebabkan regangan pedikel ginjal sehingga menimbulkan robekan tunika inima arteri renalis. (obekan ini akan terus memacu terbentuknya bekuanbekuan darah yang selanjutnya dapat menimbulkan trombosis arteri renalis beserta cabang-cabangnya. $edera ginjal dapat dipermudah jika sebelumnya sudah ada kelainan pada ginjal antara lain hidrone!rosis, kista ginjal atau tumor ginjal. Klasi!ikasi Trauma "injal )enurut derajat berat ringannya kerusakan pada ginjal, trauma ginjal dibedakan dalam * jenis seperti pada gambar () yaitu% &. cedera minor yang terdiri atas kontusio ginjal dan laserasi minor perenkim ginjal. '. cedera major yang terdiri atas laserasi major (yaitu terjadinya kerusakan pada sistem kaliks) dan !ragmentasi parenkim ginjal. *. cedera pedikel ginjal yaitu cedera pembuluh darah yang mera+at ginjal. Penentuan berat ringannya trauma ginjal ditentukan melalui pemeriksaan yang berurutan dan sistematik yang dikenal sebagai Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team #&*

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006 staging trauma ginjal. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan klinik, laboratorium dan pencitraan. ,iagnosis Patut dicurigai adanya cedera pada ginjal jika didapatkan% a. Trauma didaerah pinggang, punggung, dada sebelah ba+ah, dan perut bagian atas dengan disertai nyeri atau didapatkan adanya jejas pada daerah itu. b. -ematuri c. .raktur kosta sebelah ba+ah atau !raktur prosesus spinosus /ertebrae. "ambaran klinik yang ditunjukkan oelh pasien trauma ginjal sangat ber/ariasi tergantung pada derahat trauma dan ada atau tidaknya trauma pada organ lain yang menyertainya. Perlu ditanyakan mekanisme cedera untuk memperkirakan luas kerusakan yang terjadi. Pada trauma derajat ringan mungkin hanya didapatkan nyeri di daerah pinggang, terlihat jelas berupa ekimosis dan terdapat hematuri makroskopik ataupun mikroskopik. Sedangkan pada trauma major atau ruptur pedekel seringkali pasien datang dalam keadaan syock berat dan terdapat hematoma di daerah pinggang yang makin lama makin membesar. ,alam keadaan ini mungkin pasien tidak sempat menjalani pemeriksaan P01 karena usaha untuk memperbaiki hemodinamik seringkali tidak membuahkan hasil akibat perdarahan yang keluar dari ginjal cukup deras. 2ntuk itu harus segera dilakukan ekplorasi laparotomi untuk menghentikan perdarahan.

TRAUMA PADA SALURAN KEMIH BAGIAN BAWAH

Trauma pada saluran kemih bagian ba+ah yang tersendiri adalah jarang. Kebanyakan pasien mengalami cidera lainya seperti cedera pel/is atau abdominal. Pada pasien yang menunjukkan cidera saluran kemih bagian masalah berikut sering dihadapi. 3. 2rethra pria dibagi menjadi dua bagian yg utama, uretra anterior adalah bagian distal dari dia!ragma urogenitalis, dan uretra posterior adalah pro4imal terhadap dia!ragma urogenitalis dan termasuk bagian membranosa dan prostatik. Trauma tumpul adalah penyebab utama cedera uretra posterior. .raktur pel/is ada pasda lebih dari 567
Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team #&?

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

kasus, tumbukan akibat trauma menimbulkan kekuatan yang merobek uretra yang menyebabkan ruptur pada tingkat dia!ragma urogenitalis. Straddle injury, penyebab ruptur uretra anterior yg paling sering, terjadi ketika jatuh atau ketika objek tumpul menumbuk daerah perineum dan scrotal, merusakkan uretra. 2rethra +anita hampir jarang terkena trauma yg signi!ikan karena ukurannya yg pendek. 8. Tanda diagnostik cedera uretra adalah darah pada meatus uretra. Kesalahan diagnosis yg paling sering adalah tidak melihat meatus selama pemeriksaan a+al pada tiap pasien yg terkena trauma. 9:-5: persen pasien dengan cedera uretra tampak dengan adanya darah di meatus. -ematoma scrotal dan perineum juga terlihat. Pemeriksaan rectal dapat menolong untuk menentukan apak prostat ter!iksasi secara normal atau terpisah dan mengambang (!loating). $. ;ika darah terlihat pada meatus uretra atau jika kateter tidak dapat dimasukkan dengan mudah, uretrogram harus dilakukan. 3danya ekstra/asasi pada tingkat cedera mengharuskan konsultasi urology dan bedah. Kateter uretra tidak boleh dimasukkan pada pasien yang diketahui mempunyai cedera uretra, karena dapat menyebabkan laserasi yang inkomplit menjadi sobekan yang komplit dan menyebabkan ine!eksi ke dalam hematoma. ,. Pengobatan a+al cedera uretra adalah drainase sistotomi suprapubik, sebaiknya dilakukan dalam ruang operasi dengan pemasangan kateter sistotomi secara bedah. Semua pasien ini harus dira+at di rumah sakit untuk stabilisasi dan obser/asi. <. $edera besar yang paling sering terjadi pada penis adalah penile !racture. -al ini hanya dapat terjadi pada penis yang ereksi dan berhubungan dengan se4ual intercourse atau !oreplay. (egangan yang tidak biasanya pada batang penis bisa meuyebabkan laserasi tran/ersal dari tunica albiginea, biasanya pada dasar penis. (uptur uretra dapat terjadi
#&@

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

pada ': 7 kasus. Pemeriksaan menemukan hematoma yang besar pada penis, biasanya mengenai keseluruhan batang penis. Pasien dengan ruptur uretra menunjukkan discharge yang berdarah pada meatusnya. .. 2retrogram harus dilakukan pada semua pasien untuk menyingkirkan ruptur uretra dan melakukan konsultasi urologis yang tepat, karena perbaikan secara bedah harus dilakukan secara tepat. ". Kejadian traumatic (penyerangan, kontak dalam olahraga, kecelakaan sepeda dan sepeda motor) adalah mekanisme yang utama untuk terjadinya cedera pada testes. -. Pasien-pasien tersebut mungkin memperlihatkan hematoma yang massi! pada skrotumnya yang menyebabkan palpasi testes menjadi sulit. (asa nyeri yang nyata pada testes yang terkena, bahkan pada keadaan tidak terdapatnya hematoma harus menyebabkan dokter mencurigai ruptur testis. 0. Sonogra!i adalah tes diagnostik yang terpilih. Karakteristik pola sonogra!i adalah perubahan ekogenisitas diseluruh parenkim terstis yang terkena Karena pengumpulan hematoma dan parenkim yang keluar. ;. Perbaikan bedah yang cocok diindikasikan pada tiap kasus ruptur testes. Pada kasus dimana hematoma tidak berhubungan dengan ruptur testis, drainase dapat menurunkan angka keseakitan. K. Pasien dengan hematoma yang kecil tanpa ruptur testes dapat dipulangkan dan dinasehatkan untuk tetap beristirahat di tempat tidur dengan meninggikan skrotum. ;ika pasien dira+at jalan, dukungan pada skrotum dan !ollo+-up urologis harus dilanjutkan untuk menyakinkan perbaikan trauma

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#7,

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

RETENSI URINE
Sebagian besar episode retensi urine disebabkan obstruksi, tetapi aktor neurogenik,

psikogenik, dan peradangan juga dapat menyebabkannya dan obat armakologis dapat menimbulkan atau memperberat retensi. Hverdistensi kandung kemih juga menyebabkan atonia destrusor, dengan konsekensi retensi urine.

3. Kateterisasi urine seringkali adekuat (&=. untuk de+asa). "unakan kateter dengan balon (.oley) untuk drainasse. 8. ;ika kateter uretra tidak dapat masuk, diperlukan upaya lain, termasuk angled catheters (coude), mandrin (penuntun kaku), probe kecil !leksibel (.illi!orm !ollo+ers) bersama dilatasi, atau di ba+ah penglihatan (sistoskopi). Sebagian besar tindakan tambahan memerlukan inter/ensi ahli urology kecuali dokter ruang ga+at darurat. $. Kegagalan metode konser/ati! memerlukan akses yang lebih proksimal, termasuk uretrostomi perineal operati! (oleh dokter urology), sistotomi suprapubik operati! atau sistostomi jarum atau trokar perkutan (dengan insersi selang drainase kecil melalui jarum atau trokar yang kemudian ditarik). Persyaratan tindakan perkutan ini adalah tidak adanya pembedahan suprapubik sebelumnya dan kandung kemih dapat diraba. ,. ;ika drainase telah tercapai stabilisasi klinis dapat dilakukan, dan setelahnya stategi diagnostik dan korekti! dapat dimulai. Sebagian besar pasien dapat ditangani secara ra+at jalan jika tanda /ital stabil dan tidak terdapat kegagalan ginjal, perdarahan atau in!eksi sistemik.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#7#

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

<. (etensi urine pada anak dapat disebabkan oleh semua !aktor penyebab, tetapi kebanyakan karena anomaly congenital, anomaly multiple dan multisistem biasanya yang terjadi dan mani!estasi urologis sering menonjol. Presentasi neonatus mungkin mencerminkan gangguan ginjal yang berat, dan sering disertai in!eksi saluran kemih. Sekuelenya daoat berupa hridrone!rosis, ga+at perna!asan, a>otemia, atau asitesis urine. Obstruksi saluran kemih pediatric dapat membahayakan, prioritasnya adalah mendapatkan drainage urine dan stabilisasi klinis. Obstruksi urin pediatric pada kecua jenis kelamin dapat disebabkan oleh prolapsus uretrokel, atau o/erdistensi kronis akibat jarang miksi (megasistits),a tau spasme s!ingter eksternal yang berhubungan dengan kondisi peradadangan atau emosional !aktor lain yang potensial adalah di/ertikulum kandung kemih, polip jinak pada saluran keluar kandung kemih atau iretra, kista utrikular prostat, katup uretra anterior, duplikasi saluran kemih congenital, ben>oar jamur, keganasan saluran kemih ba+ah, stenosis meatus uretra, benda asing dan konstipasi. .. Obstruksi saluran kemih anak laki-laki dicontohkan oleh katup uretra posterior ". Obstruksi saluran kemih anak +anita dicontohkan oleh hidrokolpos akibat atresia /agina atau himen imper!orata -. Pemeriksaan untuk obstruksi adalah dengan sistouretrogram retrograd dan /oiding (keduanya). Sistouretrogram retrograd memasukkan >at kontras melalui meatus eksternal dan menyebabkan opasitas pendulous urethra, pemeriksaan /oiding (antegrad) menilai jalan keluar kandung kemih, uretra proksimal, katup dan di/ertikula. 0. (etensi urine pada orang de+asa umumnya oleh obstruksi. ;. (etensi pada pria de+asa biasanya didahului oleh prostatisme yang progresi! perlahan lahan (!rekuensi,
#7$

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

Stikes Muhammadiyah Gombong 2006

hesitansi, nokturia, pancaran urine yang lemah atau kecil). Pria lanjut usia menunjukkan hipertropi prostat benigna atau keganasan prostat. Pria muda dengan gejala yang sama dapat menderita ri+ayat epididimtis, enuresis atau nokturia protracted? obstruksi biasanya !ibromuskular (median bar). Penyebab lain adalah peradangan (uretritis, prostatitis) striktur pasca in!eksi atau trauma, in!iltrasi keganasan, neoplasma saluran kemih ba+ah, in!lamasi pel/is, rectal, dan perirektal, aneurisma, hipogastrik, batu, sickle syndrome, in!ark prostat, abses apendiseal, bekuan darah dan S03,-. K. Obstruksi uretra pada +anita de+asa jarang. Penyebab lain adalah !obroid rahim, karsinoma uretra, uterine procidentia katup atau di/ertula uretra, keganasan ginekologis, pisal!ing, impaksi !ekal, abses iskiorektal dan lipomataosis pel/is. #. 2retrogra!i retrograd biasanya adekuat untuk diagnosis, kadang-kadang diperlukan sistouretrogra!i /oiding, sistoskopi, /aginoskopi, dan pemeriksaan pencitraan (imaging), yang canggih.

Perawatan Sistem Perkemihan by Medikal Nursing Team

#7&

Anda mungkin juga menyukai