Anda di halaman 1dari 5

Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di

muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan


adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat
darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka
melupakan hari perhitungan.
(QS: Shaad Ayat: 26)
Mungkin hadist ini yang melandasi pilosopi 1 : 0, karena arti dari 1:0 disini merupakan :

1= apa yang kita berikan

0= ikhlas, kita tidak berharap dari apa yang telah kita berikan.

Jadi dalam pilosopi 1:0 ini, kita diajak untuk ikhlas yaitu mencoba memberikan sesuatu yang
baik kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan, karena apabila tangan kanan kita
bersedekah maka tangan kiri kita tidak boleh tau.

Hal ini bisa dibuktikan secara matematis.

1 : 0 = ~ (tak terhingga) itu artinya jika kita memberikan dengan ikhlas tanpa mengharapkan
imbalan, maka insyallah Allah akan membalas kebaikan kita itu melebihi apa yang telah kita
berikan sebelumnya.

1 : 1 = 1, jika kita bersedekah tapi berharap orang yang diberi sedekah akan melakukan hal
sama kepada kita, mungkin kita akan mendapat 1 balasan dari orang itu (baca:secret).

1 : 2,3,4 = 0,.. jika kita bersedekah dan berharap ingin menerima pengembalian melebihi
dari apa yang telah kita berikan, mungkin kita akan mendapatkannya dalam jumlah yang
lebih kecil lagi.

(kesimpulan) Kepemimpinan transaksional adalah perilaku pemimpin yang


memfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin
dengan anggota yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut
didasarkan pada kesepakatan mengenai klarifikasi sasaran, standar kerja,
penugasan kerja, dan penghargaan.

Pemimpin transaksional harus mampu mengenali apa yang diinginkan anggota


dari pekerjaannya dan memastikan apakah telah mendapatkan apa yang
diinginkannya. Sebaliknya, apa yang diinginkan pemimpin adalah kinerja sesuai
standar yang telah ditentukan.

Hubungan pemimpin transaksional dengan anggota tercermin dari tiga hal,

yakni: (1) pemimpin mengetahui apa yang diinginkan anggota dan menjelaskan
apa yang akan mereka dapatkan apabila untuk kerjanya sesuai dengan harapan,
(2) pemimpin menukar usaha-usaha yang dilakukan oleh anggota dengan
imbalan, dan (3) pemimpin responsif terhadap kepentingan-kepentingan pribadi
anggota selama kepentingan tersebut sebanding dengan nilai pekerjaan yang
telah dilakukan anggota.

Berdasarkan pengertian mengenai kepemimpinan transaksional yang telah


dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan
transaksional merupakan persepsi para anggota terhadap perilaku pemimpin
dalam mengarahkan anggotanya untuk bekerja sesuai standar yang telah
ditetapkan. Istilah kepemimpinan transformasional terdiri dari dua kata yaitu

kepemimpinan (leadership) dan transformasional (transformational). Kepemimpinan adalah


setiap tindakan yang yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan
memberi arah kepada individu atau kelompok lain lain yang tergabung dalam wadah tertentu
untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.[4] Kepemimpinan
karismatik adalah gaya kepemimpinan yang membuat para anggota yang di pimpinnya
mengikuti inovasi inovasi yang di ajukan oleh pemimpin ini. Pemimpin karismatik visioner
mengekpresikan visi bersama mengenai masa depan. Sedangkan pemimpin karismatik di
masa krisis akan menunjukkan pengaruhnya ketika system harus menghadapi situasi dimana
pengetahuan, informasi, dan prosedur yang ada tidak mencukupi (Ian I. Mirtoff, 2004).
Sedangkan yang dimaksud dengan seorangpemimpin yang visioner adalah seorang yang
sangat responsive. Artinya dia selalutanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan
dan impian dari mereka yangdipimpinnya. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari
solusi dari setiappermasalahan ataupun tantangan yang dihadapi organisasinya.

Kepemimpinan mihammad

1. Beliau menomorsatukan fungsi sebagai landasan


dalam memilih orang atau sesuatu, bukan
penampilan atau faktor-faktor luar lainnya
2. 2. Beliau mengutamakan segi kemanfaatan
daripada kesia-siaan
3. 3. Beliau mendahulukan yang lebih mendesak
daripada yang bisa ditunda
4. 4. Beliau lebih mementingkan orang lain daripada
dirinya sendiri
5. 5. Beliau memilih jalan yang tersukar untuk dirinya
dan termudah untuk umatnya
6. 6. Beliau lebih mendahulukan tujuan akhirat
daripada maksud duniawi

Anda mungkin juga menyukai