PENDAHULUAN
Sabun sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar
masyarakat menggunakan sabun untuk membersihkan badan dan mencuci
pakaian. Hal ini karena sabun memiliki sifat membersihkan. Sifat ini
disebabkan proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari asam lemak)
digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar,
karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar.
Oleh karena itu, dalam dunia industri, sabun merupakan salah satu
industri cukup penting dan sudah diproduksi selama lebih dari 2000 tahun,
karena merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat.Di
Indonesia sudah ada industri sabun yang ditunjang dengan semakin
berkembangnya banyak kota dan pertumbuhan penduduk yang juga
semakin cepat.Akan tetapi, dengan munculnya industri ini perlu dipikirkan
juga efek sampingnya yang berupa limbah.
Dalam operasi industri sabun menghasilkan limbah berupa soap gliserin,
minyak lemak, NaC1, H2O. Soap gliserinmerupakan limbah pabrik sabun
yang relatif berharga, limbah ini dapat diproses lebih lanjut dan banyak
digunakan pada industri-industri kimia.
GLISERIN
Gliserin merupakan hasil pemisahan asam
lemak. Gliserin bersifatsangat higroskopis,
menyerap air dengan cepat dari sekitarnya.
Gliserin merupakan nama komersial dari
gliserol. Gliserol adalah istilah yang digunakan
untuk campuran murni, sedangkan gliserin
berhubungan kepada tingkat komersialnya,
terlepas dari kemurniannya.
PENGOLAHAN LIMBAH
Limbah sabun yang berupa soap gliserin dapat
diubah menjadi triasetin dengan proses
asetilasi.
Reaksi Asetilasi adalah reaksi memasukkan
gugus asetil (CH3CO-) ke dalam molekul
organik seperti (-OH dan NH2), reagen yang
umum dipakai adalah acetic anhydride atau
ethanol chloride (CH3 COCI).