Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pusat kesehatan masyarakat atau disingkat Puskesmas adalah suatu
kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes, 1992).
Pembangunan

dibidang

kesehatan

bertujuan

untuk

meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan
bagi

masyarakat

pemeliharaan,
(Preventif),

diselenggarakan

Peningkatan

Penyembuhan

(Rehabilitatif),

yang

upaya

Kesehatan
Penyakit

dilaksanakan

kesehatan

(Promotif),

(Kuratif)
secara

dan

dengan

pendekatan

Pencegahan

Penyakit

Pemulihan

kesehatan

menyeluruh,

terpadu

dan

berkesinambunganbaik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya


kesehatan masyarakat (UKM).Puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan
seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa
maupun pos bersalin desa (polindes).
Puskesmas sebagai tempat dilakukannya pelayanan kesehatan yang
terdepan sesuai dengan visi misinya dituntut untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal dalam meningkatkan kualitas hidup pasien. Fungsi dan
peran Puskesmas sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di
wilayah terkecil membutuhkan strategi dalam hal pengorganisasian pelayanan
sehingga pembangunan kesehatan masyarakat dapat tercapai.
Upaya

Kesehatan

ditingkatkan

dengan

tujuan

agar

dapat

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh


masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah dengan peran serta aktif dari
1

masyarakat. Mengingat fungsi puskesmas sebagai pusat pengembangan,


pembinaan dan pelaksana upaya kesehatan di wilayah kerjanya. Kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas dari waktu kewaktu terus berkembang
sesuai dengan tuntutan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan yang
baik dan optimal. Untuk memenuhi tuntutan masyarakat tersebut, kegiatan yang
akan dilakukan oleh Puskesmas perlu direncanakan lebih teliti dan seksama
supaya dapat dicapai hasil yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka timbul
permasalahan: Bagaimana gambaran umum keadaan/profil Puskesmas Sekip
Palembang?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui profil
Puskesmas Sekip Palembang.
Tujuan khususnya adalah:
a. Untuk mengetahui gambaran Puskesmas Sekip Palembang, letak geografi,
keadaan demografi, fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas penunjang,
ketenagaan, struktur organisasi, dan alur rujukan di Puskesmas Sekip
Palembang.
b. Untuk mengetahui masalah apa saja yang sering muncul di Puskesmas Sekip
Palembang dan bagaimana pemecahan masalahnya.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Mahasiswa memahami tentang profil Puskesmas Sekip Palembang.
b. Mahasiswa mengetahui masalah-masalah yang sering muncul di
Puskesmas Sekip Palembang dan cara pemecahan masalahnya.
2

BAB II
PROFIL PUSKESMAS

2.1 Puskesmas
2.1.1 Definisi
Berdasarkan

Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor:128/MENKES/SK/II/2004, Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas


kesehatan

kabupaten/kota

yang

bertanggungjawab

menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.


Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
optimal.
Dalam Sistem

Kesehatan

Nasional

disebutkan

bahwa Puskesmas

merupakan unit pelayanan kesehatan tingkat dasar yang dapat mencerminkan


kemampuan masyarakat dalam mencapai hidup sehat yang optimal. Sedangkan
dalam pelaksanaannya, Puskesmas merupakan unit pelaksana Teknis pelayanan
Dinas kesehatan yang mandiri dan bertanggungjawab terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
Dengan demikian, Puskesmas sekip pun dituntut untuk menjadi unit
pelayanan kesehatan yang mampu mandiri dan bertanggungjawab terhadap
kesehatan masyarakat khususnya di wilayah kerja Puskesmas sekip dan
Kecamatan Kemuning umumnya.
2.1.2 Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang
3

bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan


yang setinggi-tingginya.
2.1.3 Fungsi
a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha
diwilayah kerjanya.
b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarkat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran,
kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk
hidup sehat.
c. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmaas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Yang
meliputi :
1) Pelayanan Kesehatan Perorangan
2) Pelayanan Kesehatan Masyarakat

2.2 Puskesmas Sekip Palembang


2.2.1 Gambaran Puskesmas
Puskesmas Sekip meliputi 3 kelurahan sebagai wilayah kerja, yaitu:
a. Kelurahan Pahlawan
b. Kelurahan Sekip Jaya
c. Kelurahan 20 Ilir D II

Puskemas Sekip merupakan salah satu puskesmas Induk di wilayah


Kecamatan Kemuning dengan 3 Puskesmas Pembantu di setiap kelurahan,
yaitu:
a. Pustu Kebon Semai
b. Pustu IAIN
c. Pustu Cambai Agung
Disamping itu untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan,
Puskesmas Sekip dilengkapi dengan 1 Puskesmas Keliling dan 28
Posyandu Balita dan 2 Posyandu Lansia.
2.2.2

Letak Geografi
Puskesmas Sekip Palembang terletak di wilayah Kelurahan 20 Ilir
D II Kecamatan Kemuning Kota Palembang dengan luas wilayah 674.3 Ha
dengan jumlah penduduk sebesar 41.831 jiwa. Letaknya sangat strategis
di tepi jalan raya sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat umum baik
dengan kendaraan umum maupun pribadi.
Geografi wilayah kerja Puskesmas Sekip sebagian besar terdiri dari
daerah daratan dan sebagian kecil di pinggir sungai dan rawa, Batas
wilayah kerja meliputi:
a. Sebelah utara dengan Sungai Bendung
b. Sebelah selatan dengan Jl Mayor Ruslan
c. Sebelah barat dengan Jl Jendral Sudirman
d. Sebelah timur dengan Sungai Bendung 9 Ilir

2.2.3

Keadaan Demografi
Data jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Sekip adalah
41.831 jiwa.

No.

Data
20 Ilir D II

Kelurahan
Sekip Jaya

Pahlawan
5

KK

3.595

3.530

2.763

RT

42

38

30

RW

11

11

11

Penduduk laki-laki

7430

7161

6033

Penduduk perempuan

7403

7203

6601

Bayi

270

262

230

Balita

1249

1210

1063

Bumil

294

285

251

Bulin

282

273

240

10

PUS

1994

1706

1722

11

WUS

2607

2231

2250

2.2.4

Fasilitas Pelayanan dan Fasilitas Penunjang


Daftar Pelayanan di Puskesmas Sekip Palembang
(1). Konsultasi Dokter Spesialis
a. Kebidanan
b. Penyakit Dalam
(2). Pengobatan Umum
a. Dewasa
b. Anak-anak
(3). Pengobatan Gigi
(4). Laboratorium Klinik
(5). Pengobatan TB Paru dengan Strategi DOTS
(6). Pemeriksaan KIR Kesehatan Umum
(7). Pemeriksaan Kesehatan Calon Jemaah Haji
(8). Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Pelayanan KB
b. Pelayanan ANC
c. Konseling Remaja (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja)
(9). Konsultasi Gilingan Mas
6

a. Gizi
b. Imunisasi
c. Kesehatan Lingkungan
(10). USG
(11). Pelayanan Askes dengan Dokter Keluarga
(12). Apotik

No
I

II

Jenis Sarana/Prasarana

Jumlah

Sarana Kesehatan
a.
Puskesmas
Pembantu

2. Polindes/Poskesdes

3. Rumah Dinas Dokter

4. Rumah Dinas Perawat

5. Rumah Dinas Bidan


6. Puskesmas Keliling
Roda 4

7. Ambulance

8. Sepeda Motor

Kondisi
Rusak
Sedang

Rusak
Berat

Sarana Penunjang

11
1
1

1. Komputer
2. Mesin Tik Listrik
3. Mesin Tik Biasa

2.2.5

2 RB

4. Telepon

No

Rusak
Ringan

Ketenagaan

Jenis Ketenagaan

Jumlah

Kekurangan

Status Kepegawaian

3
1

1
-

PNS + PTT

1
3
2
1

2
2
1

Ket

I. Puskesmas Induk
1

Dokter

Dokter Gigi

Sarjana/D3
a.S.Kep
b. Akper
c. Akbid
d. Akademi Gizi

PNS
PNS
PNS
PNS + Honda
PNS
Honda

e.Psikologi
f. Lain-lain
4

Bidan

Perawat (SPK)

Perawat Gigi

Sanitarian

SPAG

Tenaga Laboratorium

10

Pengelola Obat

11
12

SMA
Spesialis Penyakit
Dalam

13

Spesialis Anak

14

Spesialis Kebidanan

15

LCPK,SMA

1
2
3
3
2
2
2
2
-

PNS

1
1

PNS

2
1
2
1

3
1
-

PNS

2
-

PNS /Pensiunan PNS

PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS

PNS
PNS
PNS

II. Puskesmas
Pembantu
1

Akper

Bidan

SKM

SMA

Pengelola Obat

PNS
PNS
PNS
PNS

III. Poskeskel
1

Bidan

Tenaga Lain

2.2.6

Alur Rujukan

2.2.7

Struktur Organisasi

10

BAB III
TELAAH MASALAH

Menurut pedoman pelayanan kesehatan puskesmas (Depkes RI,2004) salah


satu jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya di bidang perawatan adalah
pelayanan di poli gigi yang merupakan pelayanan rawat jalan yaitu pasien pasien
berkunjung ke poli gigi dan mulut pada waktu jam tertentu.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah suatu bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
ditujukan kepada masyarakat, keluarga maupun perorangan baik yang sakit
maupun yang sehat meliputi : peningkatan kesehatan gigi dan mulut, pencegahan
penyakit gigi dan penyembuhan terbatas.
Puskesmas memiliki beberapa fasilitas pelayanan dan penunjang yang
dapat digunakan oleh masyarakat sebagai upaya pengobatan penyakit. Berikut
grafik upaya pengobatan di puskesmas Sekip dengan pengoptimalan penggunaan
fasilitas yang ada.
GRAFIK 1. UPAYA PENGOBATAN DI PUSKESMAS SEKIP TAHUN 2011

11

Indonesia memiliki berbagai macam permasalahan kesehatan yang sering


dihadapi seperti tingginya angka kejadian penyakit. Berikut 10 penyakit

terbanyak di puskesmas Sekip Palembang pada tahun 2011, yang terdiri dari rawat
jalan umum maupun rawat jalan gigi:
TABEL 1. 10 PENYAKIT TERBANYAK PUSKESMAS SEKIP + PUSTU TAHUN 2011

NO
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X

NAMA PENYAKIT
ISPA
Penyakit Lainnya
Reumatik
Gastritis
Hipertensi
Penyakit Pulpa & Jaringan Periapikal
Penyakit Kulit Alergi
Penyakit Kulit Infeksi
Penyakit lainnya
Diare

KODE
1302
22 h
21
22 a
12
1502
2002
2001
22 g
0102

JUMLAH
11538
5202
4353
3846
2954
2248
2003
1418
1214
791

Berdasarkan tabel 1, penyakit pulpa dan jaringan periapikal menduduki


urutan ke 6 dengan jumlah 2248. Hal ini sesuai dengan data yang dijelaskan oleh
grafik sebelumnya, dimana jumlah kunjungan rawat jalan gigi hampir sebanding
besarnya dengan jumlah kunjungan rawat jalan umum.

TABEL 2.TINDAKAN PENAMBALAN DAN PENCABUTAN GIGI TAHUN 2011


JAN FEB

MAR

APR

MEI JUN

JUL

AGUS

SEPT

OKT

NOV

DES JML

PENAMBALAN
GIGI TETAP

26

23

33

40

28

36

27

26

30

28

23

18

338

PENCABUTAN
TETAP

82

52

79

80

73

51

88

53

60

90

56

59

823

PERAWATAN
LAINNYA

349

302

270

278

262

257

283

221

283

248

244

239

3256

99

53

65

77

74

53

86

62

70

64

45

65

813

PENCABUTAN

12

GIGI SUSU
JML MURID SD
PERLU
PERAWATAN

68

38

29

63

36

42

49

34

39

37

40

21

496

JML MURID SD
DPT
PERAWATAN

99

53

65

77

74

53

86

62

70

64

45

65

813

720

521

541

615

547

492

619

458

552

531

453

487

6536

TOTAL

GRAFIK 2. TINDAKAN GIGI DI PUSKESMAS SEKIP TAHUN 2011

Seperti dijelaskan grafik.2 dan tabel.2 diatas bahwa tindakan yang paling
banyak dilakukan pada poli gigi Puskesmas sekip adalah pencabutan dan
perawatan lainnya. Perawatan lainnya yang dimaksud adalah tindakan perujukan
ke tingkat pelayanan kesehatan yang lebih lanjut seperti rumah sakit.. Dari hasil
analisis pelayanan Puskesmas Sekip didapat beberapa masalah:
A : Tidak tersedianya alat dan bahan untuk melakukan perawatan saluran akar.
13

B : Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya


perawatan.
C: Waktu kunjungan yang berulang-ulang untuk melakukan perawatan sehingga
dianggap kurang praktis.
D : Kurangnya SDM atau tenaga kesehatan untuk melakukan perawatan.
E : Biaya yang dibutuhkan relatif mahal.

No
1
2
3
4
5

Daftar
Masalah
A
B
C
D
E

5
3
2
2
4

4
3
2
2
2

Pentingnya masalah (I)


RI
DU SB PB
3
2
2
3
3

5
4
2
3
2

4
2
2
1
3

1
2
3
2
4

Total

Peringkat

3
3
2
2
2

3
5
2
1
2

IxTxR
32400
17280
1152
432
6912

1
2
4
5
3

PC
3
4
3
3
3

Berdasarkan telaah masalah yang telah dilakukan, maka dilakukan


penetapan prioritas masalah dengan menggunakan teknik kriteria matriks.
Tabel 3. Penetapan Prioritas Masalah Berdasarkan Teknik Kriteria Matriks

Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah dengan metode kriteria


matriks, didapat nilai prioritas terbesar adalah A yaitu tidak tersedianya alat dan
bahan untuk melakukan perawatan saluran akar. Jadi masalah yang akan dicari
alternatif jalan keluarnya adalah tidak tersedianya alat dan bahan untuk
melakukan perawatan saluran akar.

14

BAB IV
PEMECAHAN MASALAH

MEMILIH PRIORITAS MASALAH


Hasil penyajian data akan menampilkan berbagai masalah. Oleh karena
adanya

kemungkinan keterkaitan antar masalah dan biasanya

terdapat

keterbatasan sumber daya, maka perlu dipilih masalah utamanya. Untuk itulah
dilakukanpemilihan prioritas masalah . cara pemilihan prioritas masalah yang
dianjurkan adalah memakai kriteria yang dituangkan dalam bentuk matriks yang
dikenal dengan istilah teknik kriteria matriks ( criteria matrix tecnique)
Kriteria yang dapat digunakan banyak macamnya, Secara umumdapat
dibedakanatas tiga macam, yaitu :
a. Pentingnya masalah
Makin

penting

(importancy)

maslah

tersebut,

makin

diprioritaskan

penyelesaiannya . Ukuran pentingnya masalah banak macamnya . Beberapa di


antaranya yang terpenting adalah :
-

Besarnya masalah (prevalence)


Akibat yang ditimbulkan masalah ( severity)
Kenaikan besarnya masalah ( rate of increase)
Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of unmeet need)
Keuntungan sosial karena selesainya masalah ( social benefit)
Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah ( public concern)
Suasana politik (political climate)

b. Kelayakan teknologi
Makin layak teknologu yang tersedia da yang dapat dipakai untuk mengatasi
masalah ( technical feasibility) makin diprioritaskan masalah tersebut.
15

Kelayakan teknologi yang dimaksud adalah menunjuk pada penggunaan ilmu


dan teknologi yang sesuai .
c. Sumber daya yang tersedia
Makin tersedianya sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah
(resources avaibility) , makin diprioritaskan masalah tersebut . Sumber daya
yang dimaksud adalah yang menunjuk pada tenaga (man), dana (money) dan
sarana (material).
Berilah nilai antara 1 (tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting) untuk
setiap kriteria yang sesuai. Prioritas masalah adalah jumlah nilainya paling
besar. Secara sederhana, pemilihan prioritas dengan teknik kriteria matriks ini
dapat digambarkan pada table berikut ini :

I
JUMLAH

DAFTAR
MASALAH

RI

NO

DU SB

PB

PC

1xT xR

1728

1920

2880

Pada contoh diatas , prioritas masalah adalah C, karena nilai yang dimilikinya
paling tinggi.

16

MENETAPKAN PRIORITAS JALAN KELUAR


Apabila prioritas masalah telah berhasil ditetapkan langkah selanjutnya
yang dilakukan adalah menetapkan prioritas jalan keluar ( solution priority ) .
Untuk itu ada beberapa kegiatan pokok yang harus dilakukan , yaitu sebagai
berikut :
1. Menyusun alternatif jalan keluar
Menyusun alternatif jalan keluar di pandang penting karena berkaitan
dengan upaya memperluas wawasan , dan apabila berhasil di wujudkan akan besar
perananya dalam membantu kelancaran pelaksanaan jalan keluar .
Untuk dapat menyusun alternative jalan keluar, cobalah berpikir kreatif ( creative
thinking ) . Teknik berpikir kreatif banyak macamnya , salah satu diantaranya
dikenal dengan teknik analogi atau popular dengan sebutan synetic technique .
Jika dengan teknik berpikir kreatif masih belum dapat dihasilkan alternative jalan
keluar, cobalah langkah langkah berikut :
a. Mencantumkan berbagai msalah
Untuk menetukan berbagai macam penyebab masalah lakukan curah pendapat
dengan membahas data yang telah dikumpulkan . Gunakanlah alat bantu
diagram hubungan sebab akibat atau popular dengan sebutan diagram tulang
ikan ( fish bone diagram ) . Dengan memanfaatkan pengetahuan dan
pengalaman yang ada , serta dibantu oleh data yang tersedia , dapat disusun
berbagai penyebab masalah secara teoritis .
b. Memeriksa kebenaran penyebab masalah
Karena daftar penyebab masalah yang telah disusun harus bersifat teoritis ,
perl dilakukan pemeriksaan tentang kebenaran penyebab masalah. Untuk itu ,
jika perlu lakukan pengumpulan data tambahan . Cobalah lakukan uji statistik

17

untuk mengidentifikasi penyebab masalah yang sebenarnya. Sisihkan daftar


penyebab masalah yang hasil statistiknya tidak bermakna.
c. Mengubah penyebab masalah kedalam bentuk kegiatan
Apabila daftar penyebab masalah yang hasil uji statisiknya telah berhasil
disusun , lanjutkan dengan mengubah daftar penyebab masalah tersebut
kedalam bentuk kegiatan. Usahakan untuk satu penyebab masalah tersusun
satu kegiatan penyelesaian masalah . Hasil yang diperoleh dari pekerjaan ini
ialah tersusunya alternative cara penyelesaian masalah .
Contoh penyusunan alternative jalan keluar dengan mempergunakan ketiga
langkah ini dapat dilihat pada table berikut :

Tinggi

MASALAH
nya
angka

kematian

bayi

tetanus

karena

PENYEBAB
1. Persalinan ditolong dukun
bayi belum terlatih
2. Cakupan imunisasi

ALTERNATIF
1. Kursus dukun bayi
2. Meningkatkan
cakupan
ibu hamil
3. Penyuluhan kesehatan

terbatas
3. Pengetahuan ibu tentang
tetanus kurang

2. Memilih Prioritas Jalan Keluar

Apakah

semua alternatif keluar yang telah disusun tersebut perlu

dilaksanakan? Jika kemampuan memang dimiliki, apa salahnya. Disinilah letak


masalahnya; karena kemampuan yang dimiliki oleh suatu organisasi selalu
bersifat terbatas, maka untuk mengatasinya adalah dengan memilih salah satu
dari alternatif jalan keluar yang paling menjanjikan. Pekerjaan ini disebut
dengan nama memilih prioritas jalan keluar.
Untuk dapat memilih prioritas jalan keluar, pelajarilah dengan seksama
berbagai alternatif tersedia. Sebelum melakukan pilihan, ada baiknya jika
dicoba padukan terlebih dahulu, barangkali berbagai alternatif tersebut
sebenarnya hanya merupakan bagian dari satu paket kegiatan yang sulit untuk
18

dipisahkan. Apabila keterpaduan tersebut sulit dilakukan, antara lain karena


adanya perbedaan antara alternatif yang terlalu tajam, atau karena keterbatasan
sumber daya dalam melaksanakan prrogram yang telah dipadukan, barulah
dilakukan pilihan.
Cara melakukan pilihan prioritas jalan kelar banyak macamnya, yang
dianjurkan adalah memakai teknik kriteria matrik. Untuk itu ada dua kriteria
yang lazim dipergunakan, yaitu :
a. Efektifitas jalan keluar
Tetapkanlah nilai efektivitas (efectivity), untuk setiap alternatif jalan keluar,
yakni dengan memberikan angka 1 (paling tidak efektif) sampai dengan 5
(paling efektif). Prioritas jalan keluar adalah yang nilai efektivitasnya paling
tinggi. Untuk menentukan efektifitas jalan keluar, pergunakanlah kriteria
tambahan sebagai berikut :
Besarnya masalah yang dapat diselesaikan
Hitunglah besarnya masalah (magnitude) yang dapat diatasi apabilah jalan
keluar tersebut dilaksanakan, untuk setiap alternatif, makin besar masalah
dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar tersebut.
Pentingnya jalan keluar
Hitunglah pentingnya jalan keluar (importancy) dalam mengatasi masalah
yang dihadapi, untuk setiap alternatif. Pentingnya jalan keluar yang
dimaksudkan disini diakitakn dengaan kelanggengan selesainya maslah.
Makin langgeng selesainya masalah, makin penting jalan keluar tersebut.
Sensitivitas jalan keluar
Hitunglah sansitivitas jalan keluar (vunerability) dalam menghadapi
masalah yang dihadapi, untuk setiap alternatif. Sensitivitas yang
19

dimaksudkan di sini dikaitan dengan kecepatan jalan keluar mengatasi


masalah. Makin cepat masalah tertasi, makin sensitif jalan keluar tersebut.
b. Efisiensi jalan keluar
Tetapkanlah nilai efisiensi untuk setiap alternatif jalan keluar yakni dengan
memberikan angka 1 (paling tidak efisien) sampai dengan angka 5 (paling
efisien). Nilai efisien ini biasanya dikaitkan dengan biaya yang diperlukan
untuk melaksanakan jalan keluar. Makin besar biaya yang diperlukan makin
tidak efisien jalan keluar tersebut.
Hitunglah nilai P (prioritas) untuk setiap alternatif jalan keluar dengan
membagi hasil perkalian nilai M x I x V dengan nilai C. Jalan keluar dengan
nilai P tertinggi adalah prioritas jalan keluar yang terpilih. Contoh pemilihan
jalan keluar dengan teknik matriks dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel. Prioritas Jalan Keluar dengan Kriteria Matriks
Daftar
No

alternatif

Efektifitas
Efisiensi

Jumlah MxIxV

50

jalan keluar
A

Alternatif jalan keluar dari masalah tidak tersedianya alat dan bahan untuk
melakukan perawatan saluran akar adalah:
20

Tabel 4. Alternatif Jalan Keluar


Prioritas Masalah
Penyebab
Tidak tersedianya 1. Mahalnya harga alat dan bahan
untuk melakukan perawatan
alat dan bahan
saluran akar.
untuk melakukan
2. Tidak adanya dukungan dana
perawatan saluran
dari pihak pemerintah untuk
akar
pengadaan alat dan bahan.

Alternatif Jalan Keluar


1. Selektif dalam penentuan
rencana perawatan dan efektif
dalam penggunaan alat dan
bahan.
2. Mencari dukungan dana dari
pemerintah untuk pengadaan
alat dan bahan.

Dari hasil analisis penyebab masalah, didapat beberapa alternatif jalan


keluar. Setelah itu dilakukan penentuan prioritas alternatif jalan keluar.
Tabel 5. penentuan prioritas alternatif jalan keluar.
No
1

Daftar Alternatif Jalan Keluar


Selektif
perawatan

dalam

Efektifitas
M I
V

penentuan

rencana

efektif

dalam

dan

Efisiensi Jumlah M x I xV
C
C

12

33.3

penggunaan alat dan bahan.


2

Mencari

dukungan

dana

dari

pemerintah untuk pengadaan alat dan


bahan.

Setelah dilakukan penentuan prioritas jalan keluar dengan metode kriteria


matriks, didapat nilai prioritas terbesar adalah nomor 2 mencari dukungan dana
dari pemerintah untuk pengadaan alat dan bahan.

21

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat di
Indonesia, diharapkan mampu turut berperan serta membantu Pemerintah
Indonesia dalam meraih peningkatan kualitas hidup manusia di bidang kesehatan,
yang ternyata masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak
dikeluhkan oleh masyarakat. Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana
yang kurang memadai, tetapi juga dari segi tenaga medis.
Poli gigi di puskesmas merupakan suatu area kerja dimana terdapat
peralatan-peralatan kesehatan yang perlu dijaga fasilitasnya karena menyangkut
hajat hidup orang banyak. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan
era modern, semakin tinggi pula ekspektasi masyarakat untuk menggunakan
produk- produk kesehatan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus
dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat. Selain itu, Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang
dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat.
Puskesmas diharapkan mampu mengoptimalkan fungsinya

seperti

promotif, preventif dan kuratif serta memberikan kinerja efisiensinya yang terbaik
sebagai lembaga pelayanan kesehatan publik yang mampu mendukung secara
maksimal pembangunan kesehatan di Indonesia dan Kota Palembang khususnya
dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia seutuhnya. Petugas
kesehatan dan kader harus lebih giat lagi dalam meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan diri sehingga kegiatan posyandu maupun
puskesmas dapat lebih dimanfaatkan oleh masyarakat.

22

DAFTAR PUSTAKA

Laporan profil puskesmas Sekip Palembang tahun 2011.


Buku Perencanaan Tingkat Puskesmas tahun 2011
Buku Kinerja Puskesmas Sekip tahun 2011
Tabel Lampiran Profil tahun 2011
Grafik Puskesmas tahun 2011

23

Anda mungkin juga menyukai