Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

STRATEGI PENDEKATAN PEMBELAJARAN di PAU

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II : ISI
A. Strategi Pendekatan Pembelajaran Melalui Area
B. Strategi Pendekatan Pembelajaran Melalui Kelompok
C. Strategi Pendekatan Pembelajaran Melalui Sentra
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Kritik dan Saran

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini adalah anak usia 0-8 tahun. Pada usia itu, anak mengalami
masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Masa ini juga di sebut
sebagai masa emas golden periode oleh karena itu orang tua dan guru harus bisa
mendidik anak secara tepat.
Strategi pembelajaran yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan usia
dan tingkat kemampuan anak, sehingga guru harus pandai-pandai memilih strategi
yang tepat sehingga perkembangan yang dialami anak akan optimal. Strategi yang
bisa guru berikan pada anak yaitu melalui strategi pendekatan kelompok, area dan
sentra. Strategi ini dapat di gunakan di TK untuk mengeksplor kemampuan anak
sesuai dengan minatnya.
Pada umumnya kita mengetahui bahwa di TK masih menggunakan cara
belajar yang berpusat pada guru, dan dapat kita lihat bahwa dengan cara belajar yang
seperti itu akan membuat anak pasif dan banyak aturan yang diberikan guru ketika
guru sedang bercerita di depan kelas. Hal yang diberikan tidak dapat dicerna oleh
anak sehingga sekarang muncullah strategi pembelajaran yang berpusat pada anak
yaitu melalui strategi pendekatan kelompok, area dan sentra.
B. Rumusan Masalah
a. Strategi Pendekatan Pembelajaran Melalui Area?
b. Strategi Pendekatan Pembelajaran Melalui Kelompok?
c. Strategi Pendekatan Pembelajaran Melalui Sentra?
C. Tujuan
a. Strategi Pendekatan Pembelajaran Melalui Area
b. Strategi Pendekatan Pembelajaran Melalui Kelompok?
c. Strategi Pendekatan Pembelajaran Melalui Sentra?

BAB II
ISI
A. Strategi Pendekatan Pembelajaran Melalui Area
Model ini lebih memberi kesempatan kepada anak didik untuk memilih
kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajarannya dirancang untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak. Model ini merupakan pendekatan
yang sangat efektif yang dikembangkan dalam pembelajaran secara individu.
Pendekatan ini sangat membantu anak dalam mengumpulkan benda-benda yang telah
disusun dan anak dapat berinteraksi dengan media tersebut. Dengan demikian
kemampuan anak dalam belajar lebih optimal, anak lebih sibuk bergerak melakukan
atau aktif belajar yang telah dipilihnya. Dengan sistem area ini pengalaman belajar
anak lebih banyak dan anak lebih kreatif.
Muncul pertanyaan mengapa menggunakan sistem area? Setiap anak
yang dilahirkan itu unik dan punya banyak perbedaan, satu dengan yang lain tidak
akan sama. Oleh karen itu muncullah pendekatan pembelajaran dengan menggunakan
sistem area sebagai antisipasi terhadap perbedaan cara belajar, motivasi, kemampuan
dan minat anak. Sehingga anak dapat membuat kesimpulan sendiri dari setiap hal
yang dipelajarinya. Sistem Area ini menuntut guru lebih kreatif dalam memilih
kegiatan. Peran guru hanya sebagai fasilitator, anak yang kurang mampu harus
dimotivasi dan lebih diberi kegiatan sehingga memacu semangat belajar.
Macam-macam area:
1. Area Pasir dan AIR
2. Area Drama
3. Area Membaca dan Menulis
4. Area Bahasa
5. Area IPA dan SAINS
6. Area Musik
7. Area Agama
8. Area Balok
9. Area Matematika
10. Area Seni
Langkah-langkah menyusun kegiatan pembelajaran berdasarkan minat:
1. Kegiatan awal + 30 menit (klasikal)
a. Berbaris, berdoa, salam.
b. Bercerita tentang pengalaman (3-4 anak) setiap hari dan setiap satu anak
bercerita, 3 atau 4 anak bertanya tentang cerita anak tersebut.
c. Membicarakan tema / sub tema.
d. Melakukan kegiatan fisik / motorik, dapat dilakukan diluar atau didalam kelas.
2. Kegiatan Inti + 60 menit (individual di Area)
a. Sebelum melaksanakan kegiatan inti, guru membicarakan tugas-tugas di area

yang diprogramkan pada hari itu.


b. Area yang dibuka setiap hari minimal 4 5 sesuai indikator yang akan
dicapai/dikembangkan
c. Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan didalam area yang diprogramkan,
misalnya :

Area
Kegiatan
Area Berhitung/ Matematika 1. Pemberian tugas membilang
2. Menyebut urutan bilangan 1 5
Area Seni / Motorik
Menggambar bebas dengan krayon
Area IPA
Eksperimen membuat air teh manis
Area Balok
Menciptakan satu bangunan dari balok
d. Anak dibebaskan memilih area mana yang disukai walaupun area itu tidak dibuka
sesuai program guru.
e. Anak dapat pindah sesuai dengan minatnya tanpa ditentukan oleh guru.
f. Apabila anak tidak mau melakukan kegiatan di 4 5 area yang diprogramkan, guru
diharuskan memotivasi anak tersebut agar mau melakukan kegiatan.
g. Guru dapat melayani anak dengan membawakan tugasnya ke area yang sedang
diminati.
h. Guru dapat memberikan penilaian dengan memakai alat penilaian yang telah
ditentukan.
i. Guru membagi jumlah anak dikelas ke masing-masing area yang diprogramkan
(misal : 4 5 Area).
j. Bagi kegiatan yang memerlukan pemahaman atau membahayakan, dan pengamatan
langsung, maka jumlah anak dibatasi agar guru dapat memperhatikan lebih mendalam
proses dan hasil yang dicapai dapat lebih maksimal tanpa mengabaikan anak yang ada
di area lain.
k. Orangtua / keluarga dapat dilibatkan untuk berpartisipasi membantu guru pada
waktu kegiatan pembelajaran
l. Orangtua / keluarga dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan anak.
3. Istirahat
Kegiatan makan bersama menanamkan pembiasaan yang baik, misalnya
mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, tata tertib makan,
mengenalkan jenis makanan, menumbuhkan rasa sosial dan kerjasama,
membereskan dan merapikan alat-alat makan dan sebagainya.
4. Kegiatan akhir +30 menit (klasikal)
Diskusi tentang kegiatan satu hari
Menyanyi tentang kegiatan yang dilakukan dalam satu hari
Berdoa dan pulang
5. Penilaian
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung guru hendaknya mencatat
segala hal yang terjadi baik terhadap program kegiatannya maupun terhadap
perkembangan peserta didik sesuai dengan indikator dan yang telah ditetapkan.

B. Strategi Pendekatan Pembelajaran Melalui Kelompok


Model pembelajaran ini menyediakan sudut-sudut kegiatan yang menjadi
pusat kegiatan pembelajaran berdasarkan minat anak. Alat-alat yang disediakan harus
bervariasi mengingat minat anak yang beragam. Alat-alat tersebut juga harus sering
diganti disesuaikan dengan tema dan subtema yang dibahas. Adapun strategi yang
dapat dilakukan dalam mengembangkan model pembelajaran berdasarkan sudut
kegiatan ini adalah sebagai berikut :
a. Pengelolaan Kelas
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas pada model
pembelajaran berdasarkan sudut-sudut Kegiatan adalah :
Pengaturan alat bermain dan perabot ruangan, termasuk meja, kursi, dan luasnya
ruangan, disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, khusunya pada sudutsudut kegiatan.
Sumber belajar dan hasil kegiatan anak dapat dipajang dipapan atau dinding
ruangan. Hasil karya anak, dapat juga disimpan di laci masing-masing anak sebagai
portofolio.
Setelah digunakan untuk pembelajaran, alat bermain dirapikan dan disimpan
sedemikian rupa sehingga dapat melatih anak untuk pembiasaan yang ingin dicapai
seperti kemadirian, tanggung jawab, membuat keputusan, kebiasaan mengatur
kembali peralatan dan sebagainya.
b. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Awal ( 30 menit).
Kegiatan yang dilaksanakan adalah bernyanyi, berdoa, mengucapkan salam,
membicarakan tema/sub tema, diskusi kegiatan yang akan dilaksanakan, melakukan
kegiatan fisik/motorik.
2. Kegiatan Inti ( 60 menit) secara individual disudut-sudut kegiatan.
Sebelum melaksanakan kegiatan inti, guru bersama anak membicarakan tugastugas yang diprogramkan di sudut-sudut kegiatan. Setelah itu guru menjelaskan
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan disetiap sudut kegiatan yang diprogramkan.
Sudut yang dibuka setiap hari di sesuaikan dengan indikator yang dikembangkan dan
sarana/alat pembelajaran yang ada. Kemudian anak dibebaskan untuk memilih sudut
kegiatan yang disukai sesuai dengan minatnya. Anak dapat berpindah sudut kegiatan
sesuai dengan minatnya tanpa ditentukan oleh guru.
3. Istirahat ( 30 menit)
Kegiatan makan bersama menanamkan pembiasaan yang baik, misalnya
mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, tata tertib makan, mengenalkan
jenis makanan, menumbuhkan rasa sosial dan kerjasama, membereskan dan
merapikan alat-alat makan dan sebagainya.
4. Kegiatan Akhir ( 30 menit)

Kegiatan akhir dilaksanakan secara klasikal, misalnya dengan bercerita,


bernyanyi, gotong royong membersihkan kelas, diskusi kegiatan sehariyang telah
dilakukan, informasi kegiatan esok hari, berdoa, dan mengucapkan salam.
b. Penilaian
Penilaian yang dilakukan pada model pembelajaran ini yaitu selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, guru mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap
perkembangan peserta didik maupun program kegiatan sebagai dasar bagi keperluan
penilaian.
C. Strategi Pendekatan Pembelajaran Melalui Sentra
Model pembelajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dalam
proses pembelajarannya dilakukan di dalam lingkaran (circle times) dan sentra
bermain. Lingkaran adalah saat dimana guru duduk bersama anak dengan posisi
melingkar untuk memberikan pijakan sebelum dan sesudah bermain.
Sentra bermain adalah zona atau area dengan seperangakat sebagai pijakan
lingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik
dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang.
Pembelajaran yang berpusat pada sentra dilakukan secara tuntas mulai awal
hingga akhir kegiatan. Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis
bermainyaitu bermain sensorimotor, bermain peran dan bermain konstruktif
(membangun pemikiran anak).
Bermain sensorimotor adalah menangkap rangsangan melalui penginderaan
dan menghasilkan gerakan sebagai reaksinya. Anak usia dini belajar melalui panca
inderanya dan melalui hubungan fisik dengan lingkungan mereka. Misalnya menakar
air, meremas kertas bekas, menggunting dan lain-lain. Bermain peranterdiri dari
bermain makro (besar) bermain peran mikro (kecil), pura-pura, fantasi, imajinasi, atau
bermain drama. Anak bermain dengan benda untuk membantu menghadirkan konsep
yang telah dimilikinya.
Bermain konstruktif menunjukkan kemampuan anak untuk mewujudkan
pikiran, ide, dan gagasannya menjadi sebuah karya nyata. Ada dua jenis bermain
konstruksi, yaitu bermain konstruksi sifat cair (air, pasir, spidol, dll) dan bermain
konstruksi terstruktur (balok-balok, dll).
Sentra bermain terdiri dari:
1). Sentra Bahan Alam dan Sains
Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah daun, ranting, kayu, pasir, air,
bata, biji-bijian, dan lain-lain. Alat yang digunakan diantaranya sekop, saringan,
corong, ember, dan lain-lain. Sentra ini memfasilitasi anak untuk mengembangkan
dan memperluas pengalaman bermain sensorimotor dengan memberikan banyak
kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi bahan-bahan alami dalam
mengembangkan kematangan motorik halus yang diperlukan dalam proses kesiapan
menulis, keterampilan berolah tangan dan menstimulasi sistem kerja otak anak.
2). Sentra Balok

Sentra balok berisi berbagai macam balok dalam berbagai bentuk, ukuran, warna,
dan tekstur. Disini anak belajar banyak hal dengan cara menyusun/menggunakan
balok, mengembangkan kemampuan logika matematika/berhitung permulaan,
kemampuan berpikir dan memecahkan masalah.

3). Sentra Seni


Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah kertas, cat air, krayon, spidol,
gunting, kapur, tanah liat, pasir, lilin, kain, daun, potong-potongan bahan/gambar.
Sentra seni memfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman dalam mewujudkan
ide, gagasan dan pengalaman yang dimiliki anak ke dalam karya nyata (hasil karya)
melalui metode proyek.
4). Sentra Bermain Peran
Sentra bermain peran terdiri dari :
a. Sentra bermain peran makro dapat menggunakan anak sebagai model
b. Sentra bermain peran mikro misalnya menggunakan boneka, maket meja-kursi,
rumah-rumahan dan sebagainya.
c. Sentra bermain peran merupakan wujud dari kehidupan nyata yang dimainkan
anak, membantu anak memahami dunia mereka dengan memainkan berbagai macam
peran. Pemilihan berbagai macam benda untuk bermain peran tergantung dari minat
anak pada saat itu. Misal, Tema Keluarga dengan alat-alat yang dibutuhkan
peralatan dapur dan lain-lain.
5). Sentra Persiapan
Bahan yang ada pada sentra ini adalah buku-buku, kartu kata, kartu huruf, kartu
angka dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak, bercakapan persiapan menulis
serta beehitung. Kegiatan yang dilaksanakan adalah persiapan membaca permulaan,
menulis permulaan serta berhitung permulaan. Mendorong kemampuan intelektual
anak, gerakan otot halus, koordinasi mata-tangan, belajar ketrampilan social (berbagi,
bernegosiasi dan memecahkan masalah).
6). Sentra Agama
Bahan-bahan yang dipersiapkan adalah berbagai maket tempat ibadah, peralatan
ibadah, gambar-gambar, buku-buku cerita keagamaan, dan sebagainya. Kegiatan yang
dilaksanakan adalah menanamkan nilai-nilai kehidupan beragama, keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama merupakan suatu konsep yang
abstrak yang perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkrit bagi anak.
7). Sentra Musik
Bahan yang dibutuhkan pada sentra musik, misalnya botol beling/kaca,
tempurung kelapa, rebana, tutup botol, triangle, dan lain-lain. Sentra music

memfasilitasi anak untuk memperluas pengalamannya dalam menggunakan gagasan


mereka melalui olah tubuh, bermain musik dan lagu yang dapat memperluas
pengalaman dan pengetahuan anak tentang irama, birama(ketukan), dan mengenal
berbagai bunyi-bunyian dengan menggunakan alat-alat musik yang mendukung,
misalnya pianika, piano, rebana, dan lain-lain.
Dalam mengoptimalkan perkembangan anak disentra yang perlu diperhatikan
adalah densitas dan intensitas. Densitas berkaitan dengan keragaman kegiatan yang
disediakan, sedangkan intensitas berkaitan dengan waktu yang diperlukan.
Untuk membangun konsep dan memberikan gagasan pada peserta didik dalam
model pembelajaran sentra, guru memberikan 4 pijakan. Pijakan (scaffolding process)
adalah dukungan yang berubah-ubah yang disesuaikan dengan perkembangan untuk
mencapai perkembangan yang lebih tinggi.
Ada empat jenis pijakan yaitu pijakan lingkungan bermain, pijakan sebelum
bermain, pijakan selama bermain, dan pijakan setelah bermain.
1. Pijakan lingkungan bermain dilakukan dengan menata alat dan bahan bermain yang
akandigunakan sesuai rencana dan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk
memberikan gagasan kepada anak agar dapat mengembangkan semua potensinya
secara optimal.
2.Pijakan sebelum bermain merupakan kegiatan awal dimana guru memberikan
gagasan sebelum anak melakukan kegiatan bermain di sentra.
3.Pijakan selama bermain adalah dukungan yang diberikan guru secara individual
kepada anak sesuai kebutuhan dan tahap perkembangan, untuk meningkatkan pada
tahap perkembangan selanjutnya.
4.Pijakan pengalaman setelah bermain merupakan kegiatan dimana guru memperkuat
konsep yang telah dipeoleh anak selama bermain.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak usia dini adalah anak yang sedang melakukan tumbuh kembang yang
sangat pesat sehingga dibutuhkan strategi pembelajaran yang tepat, strategi
pembelajaran yang dapat diberikan yaitu strategi pendekatan pembelajaran melalui
kelompok, area dan sentra.
B. Kritik dan Saran
Kritik untuk orang tua dan guru, jangan terlalu memaksakan kehendak anak,
pada umumnya apapun yang dikerjakan anak adalah proses ia belajar, dalam
bermain dan aktivitas yang ia kerjakan terdapat sesuatu yang dapat memberikan
pengetahuan bagi anak sehingga anak akan belajar dengan apa yang ia mainkan.
Saran bagi orang tua dan guru sebaiknya anak diberi kebebasan memilih apa
yang ia suka selama itu tidak membahayakan anak, namun orang tua dan guru
harus tetap mendampingi anak ketika anak sedang bermain, dengan demikian
orang tua dan guru dapat mengetahui sejauh mana perkembangan anak yang
sedang dialami anak.

Anda mungkin juga menyukai