Disklosing Agen
Disklosing Agen
Pembentukan plak tidak terjadi secara acak tetapi terjadi secara teratur. Pelikel yang
berasal dari saliva atau cairan gingival akan terbentuk terlebih dahulu pada gigi. Pelikel
merupakan kutikel yang tipis, bening dan terdiri terutama dari glikoprotein. Segera setelah
pembentukan kutikel, bakteri tipe kokus (terutama streptokokus) akan melekat ke permukaan
kutikel, yang lengket, misalnya permukaan yang memungkinkan terjadinya perlekatan dari
koloni bakteri. Organisme ini akan membelah dan membentuk koloni. Perlekatan mikroorganisme akan bertambah erat dengan adanya produksi dektran dari bakteri sebagai produk
sampingan dari aktivitas metabolisme. Baru kemudian, tipe organisme yang lain akan
melekat pada massa dan flora gabungan yang padat, sekarang mengandung bentuk organisme
filament ( Herijulianti, 2001).
Plak dapat melekat pada gigi secara supragingiva atau subgingiva, pada servik gingiva
atau pada poket periodontal. Kedua tipe plak tersebut dapat bervariasi karena menyerap
substansi yang berbeda dari ludah dan diet pada plak supragingiva, dan eksudat gingiva dst.,
pada daerah subgingiva ( Herijulianti, 2001).
Bentuk awal dari plak lebih kariogenik sedang bentuk akhirnya dapat merangsang
terjadinya penyakit periodontal. Telah lama diketahui bahwa penyakit periodontal dapat
dicegah, dan bahwa pada tahap awal, perawatan dapat sangat sederhana. Dengan
berkembangnya penyakit, yaitu dengan peningkatan kerusakan jaringan pendukung,
diperlukan terapi yang lebih rumit, tetapi sebelum penyakit mencapai tahap akhir, dapat
diperoleh keberhasilan pada proses menghentikan penyakit dan mempertahankan gigi-gigi
dalam fungsi yang baik. Tetapi, keberhasilan dan kegagalan perawatan periodontal,
tergantung pada ketelitian dan perhatian yang konstan dari dokter gigi dan pasien
(Herijulianti, 2001).
MENUNJUKKAN ADANYA PLAK
Sebagian besar pasien tidak menyadari adanya lapisan bakteri pada gigi-gigi dan
kotoran dengan berbagai derajat perubahan warna. Dokter gigi sendiri, sering tidak
menyadari bahwa gigi yang terlihat sangat bersih sebenarnya memiliki deposit yang besar.
Penting untuk membuat deposit tersebut dapat dilihat( Forrest, 1995 ) :
1.
2.
Memungkinkan dokter gigi atau hygienist selama prosedur skaling dan pemolesan
membuktikan bahwa permukaan gigi-gigi bebas dari deposit.
Dapat memberi warna terhadap plak secara selektif sehingga tidak mempengaruhi daerah
gigi dan daerah sekitar gigi yang bersih.
b. Tidak mengubah warna dari struktur mulut yang lain pipi, bibir dan lidah.
c.
Tidak memberi efek yang berbahaya pada mukous membran, juga tidak boleh menimbulkan
bahaya bila tertelan dan tidak boleh menimbulkan reaksi alergi.
dengan peradangan gingiva akan terlihat berwana gelap. Jadi, akan sangat mudah untuk
memperlihatkan efek plak. Perubahan warna akan hilang dalam waktu beberapa menit saja.
Tipe bahan pewarna ini sangat ideal untuk pembuatan foto klinis( Forrest, 1995 ).
Keuntungan lain yang penting (kurang diperkenalkan oleh pabrik pembuat larutan)
adalah harganya yang murah. Larutan tersebut dapat dibuat oleh apotik lokal. Sedang
kekurangannya adalah( Forrest, 1995 ):
1. Ada beberapa pasien yang alergi terhadap produk yang mengandung iodin.
2. Ada pula yang tidak menyukai rasanya.
Penentuan skore atau indek plak dari pasien selalu bermanfaat, walaupun tidak selalu
perlu dilakukan. Perbandingan skore tersebut pada tahap perawatan dapat menunjukkan
kemajuan pada latihan perawatan mulut yang paling sering digunakan( Forrest, 1995 ).
Indek dihitung untuk semua permukaan gigi-gigi tertentu mesial, distal, oral dan
vestibular. Skore untuk semua-permukaan gigi-gigi tertentu dijumlah dan dibagi dengan
jumlah gigi, untuk men dapat indek plak. Indek gingiva dari Loe dan Silness (1963)
berhubungan erat dengan indek plak dan skore 0 untuk gingiva yang normal, sedang 3 untuk
peradangan dan ulserasi yang parah( Forrest, 1995 ).
MENGURANGI PEMBENTUKAN PLAK
Setelah memperlihatkan adanya plak, maka dokter gigi bertanggung jawab untuk (a)
menghilangkannya (b) meyakinkan pasien bahwa ia dapat menghilangkannya dan mencegah
terbentuknya plak (c) untuk memperbaiki anatomi mulut dan gigi, untuk menghalangi
pertumbuhan dan penimbunan bakteri. Oleh karena itu, dokter gigi harus me.mperhatikan
faktor-faktor sebagai berikut, yang memungkinkan terjadinya penimbunan plak( Forrest,
1995 ):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Susunan gigi yang tidak teratur sehingga ada beberapa daerah yang sulit dicapai Gigi tiruan
yang longgar, pesawat ortodonti dan pesawat lain yang kurang diperhatikan kebersihannya
8.
9.
mulutnya dan akan merasa cemas bila terdapat sejumlah kecil makanan atau bahan lain pada
atau di antara gigi-gigi. Seperti misalnya, bila gigi tiruan sebagian (walaupun dibuat sebaik
mungkin) mulai dipasang, mereka biasanya mengeluh tentang penimbunan sisa makanan di
sekitar gigi tersebut selama satu atau dua minggu, dan perlunya dilakukan pembersihan yang
teliti setiap habis ma-kan. Tetapi dalam waktu yang singkat, mereka tidak lagi mengeluh, dan
hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mereka telah mampu membersihkan daerah sekitar
gigi tiruan dengan lidahnya( Forrest, 1995 ).
Keadaan ini terjadi sangat sering sehingga telah menjadi bagian tidak terpisah dari
anjuran dan pemberian nasehat pada pasien pada saat pemasangan pertama dari gigi tiruan
sebagian yang baru. Sebaliknya, ada beberapa pasien yang kurang dan bahkan tidak memiliki
kewaspadaan tentang keadaan mulutnya. Mereka tidak memiliki perasaan tentang apa yang
sedang terjadi pada mulutnya. Beberapa pasien datang dengan mahkota geraham yang rusak,
gigi yang fraktur dengan tepi yang tajam dan tanpa mengetahui apa yang salah dengan
keadaannya tersebut( Forrest, 1995 ).
Ada juga tipe pasien intermediate yang dapat diminta dengan penuh kesulitan, untuk
memperhatikan keadaan mulutnya. Kami telah menemukan beberapa metode baru untuk
membuat pasien memperhatikan keadaan mulutnya pada beberapa keadaan tertentu( Forrest,
1995 ).
METODE PENGKONTROLAN PLAK
1.
Kimia.
2.
Irigasi.
3.
Mekanis.
1. Kimia
Walaupun beberapa antibiotik, yang digunakan secara topikal, dapat mengurangi
insiden plak, kemungkinan terbentuknya strain organisme yang tahan terhadap antibiotik
tersebut. timbulnya reaksi sensitisasi dan kandidiasis, menyebabkan obat tersebut sering
ditentang penggunaannya. Klorheksidin 0,2% yang digunakan setiap hari dalam bentuk
larutan kumur mulut terbukti efektif dalam menecegah pembentukan plak pada pasien di
mana tindakan menjaga kebersihan yang lain, telah dihentikan. Tetapi, efek samping seperti
perubahan warna dari gigi-gigi dan restorasi. serta rasa yang tidak enak, membatasi
penggunaan larutan tersebut dewasa ini( Forrest, 1995 ).
Produk-produk modern, dalam usaha menghilangkan kesulitan tersebut, mencampur
bahan aktif sedemikian rupa sampai efisiensinya berkurang. Walaupun demikian, hasil
penelitian tentang hal tersebut tampaknya memberi hasil yang baik dan memperbesar
harapan( Forrest, 1995 ).
2. Irigasi Air
Penggunaan alat irigasi air, yang mahal, kurang bermanfaat pada pengajaran kebersihan
mulut. Memang tidak diragukan bahwa alat ini dapat menghilangkan plak, dan walaupun
beberapa pabrik pembuatan alat tersebut telah mengubah manfaat alat menjadi dapat
mengubah sifat plak (sulit dibuktikan), kesulitan yang ada tetap berupa penambahan
tanggung jawab pasien. Tidak diragukan lagi bahwa alat tersebut memungkinkan dokter gigi
dan pasien merasa tenang membiarkan poket yang dalam, karena tekanan semprotan air dapat
membersihkannya. Sayangnya anggapan tersebut sering menyebabkan diabaikannya
perawatan dan kadang-kadang terjadi pembentukan abses. Water pik ternyata tidak lagi
terdapat pada daftar alat yang diakui oleh American Dental Association (Council on Dental
Materials and Device, 1974).
Schmid (1980) mengatakan irigasi air tidak dapat menghilangkan noda plak
daripermukaan gigi dan oleh karena itu, tidak dapat dianjurkan untuk mencegah karies,
gingivitis dan periodontitis( Forrest, 1995 ).
Dokter gigi diharapkan untuk selalu waspada dan mencoba alat dan bahan tersebut
terlebih dahulu, biar bagaimanapun kata penjualnya. Bila pasien tetap merasa senang tiengan
hasil perawatan setelah satu bulan, dokter gigi dapat memikirkan kemungkinan penggunaan
bahan lebih lanjut( Forrest, 1995 ).
3. Metode Mekanis
Pemolesan suatu Keharusan Dasar
Salah satu aspek paling penting dari pencegahan adalah usaha mendapat permukaan
yang halus dan terpoles dengan baik yang kurang mudah tertutup plak dan berubah warna
daripada permukaan yang kasar atau tidak dipoles. Tetapi hal ini tidak dapat terlalu
ditekankan, dan jarang dibicarakan( Forrest, 1995 ).
Teknik pemolesan digunakan pada keadaan sebagai berikut( Forrest, 1995 ):
1.
2.
3.
Gigi tiruan.
Ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan.
Hampir selalu harus digunakan teknik dan bahan yang tidak menimbulkan panas.
Baik substansi gigi maupun bahan restorasi akan terpengaruh oleh panas yang terlalu besar.
Oleh karena itu, bila mungkin harus digunakan kecepatan rendah dan komposisi ruber wheel,
pasta dst. harus diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan bahwa tidak mengandung bahan
yang berbahaya bagi permukaan gigi atau bahan tambalan (misalnya, amalgam dapat sangat
dipengaruhi oleh sulpur yang terdapat pada beberapa disc rubber untuk memoles) ( Forrest,
1995 ).
Pasta pemoles yang kasar seperti pumice jangan digunakan pada keadaan normal,
pada permukaan enamel, kecuali bila goresan yang dalam diinginkan seperti pada teknik etsa
yang digunakan pada metode restorasi ujung insisal dengan komposit resin, atau pada sealing
fisure( Forrest, 1995 ).
Larutan disklosing
Sebagian besar pasien tidak menyadari adanya lapisan bakteri pada gigi dan kotoran dengan
berbagai derajat perubahan warna. Dokter gigi sendiri, sering tidak menyadari bahwa gigi yang
terlihat sangat bersih sebenarnya memiliki deposit yang besar. Penting untuk membuat deposit
tersebut dapat dilihat adalah untuk menunjukkan adanya lapisan yang berbahaya dan
memungkinkan diinstruksikannya pasien, untuk membersihkan lapisan tersebut. 16
Sifat larutan disklosing yang baik adalah: (1) dapat memberi warna terhadap plak secara selektif
sehingga tidak mempengaruhi daerah gigi dan daerah sekitar gigi yang
Universitas Sumatera Utara
bersih, (2) tidak mengubah warna dari struktur mulut yang lain seperti pipi, bibir dan lidah, (3)
tambalan gigi depan jangan sampai berubah warna, (4) tidak boleh mempengaruhi rasa dan (5)
tidak memberi efek yang berbahaya pada mukous membran, (6) tidak boleh menimbulkan
bahaya bila tertelan dan (7) tidak boleh menimbulkan reaksi alergi. Sebagai contoh bagi larutan
disklosing adalah: (1) tablet disklosing yang berwarna merah muda, (2) larutan dengan bahan
dasar iodin dan (3) agent disklosing komersial lain seperti Displak dan Plaklite. Tablet disklosing
berwarna merah muda dikenalkan sebagai disklosing wafer yang pada dasarnya merupakan
tablet dari pewarna makanan eritrosin. Keuntungan larutan dengan bahan dasar iodin adalah
dapat memberi efek yang dramatis. Tipe bahan pewarna ini sangat ideal untuk pembuatan foto
klinis. Keuntungan lain yang penting adalah harganya yang murah. Sedang kekurangannya
adalah terdapat beberapa pasien yang alergi terhadap produk yang mengandung iodin. Ada pula
yang tidak menyukai rasanya.
ZatPewarnaPlak(LarutanDisklosing)
Jangan berharap kalau pasien akan dapat menghilangkan plak
d e n g a n sempurna apabila pasien tidak mengetahui apapun tentang bahaya yang
dapatditimbulkan oleh plak. Untuk mengetahui adanya plak pada gigi, maka
dapatdigunakan suatu pewarna plak yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya
plak kepada pasien. Selain itu, pewarna plak bermanfaat sebagai alat penyuluhan dan pemberi
motivasi yang sangat baik kepada pasien, khususnya pasien anak-anak dandewasa dengan OHI buruk.
Salah satu zat yang paling sering digunakan sebagai pewarna plak adalaheritrosin
yang tesedia dalam bentuk cairan atau tablet kunyah. Dalam praktek dokter gigi,
bentuk sediaan yang paling mudah digunakan adalah cairan. Cairandisklosing ini dapat
diaplikasikan melalui dua cara, yaitu:
(1) dioleskan pada p e r m u k a a n g i g i m e n g g u n a k a n a p l i k a t o r b e r u j u n g
kapas,
( 2 ) d i t e t e s k a n secukupnya dibawah lidah pasien, kemudian pasien diminta untuk
meratakannyadengan ujung lidahnya, lalu diludahkan.
Tablet kunyah cocok digunakan di rumah.Tablet kunyah ini dikunyah kemudian diratakan ke
seluruh permukaan gigi, laludiludahkan.
Gambar 20
. Plak supragingiva yang terlihat ketika diaplikasikan larutan disklosing
After brushing and flossing, the disclosing solution is used. The dye stains deposits, revealing to the patient any hidden spots
of missed plaque, which must then be mechanically removed. Keep in mind that the oral cancer evaluation would be better
performed prior to the staining of tissues. Some residual coloration of tissues may mask tissue needing further investigation.
Several effective methods are available for disclosing the plaque.
Disclosants may be applied using a directed saturated swab, concentrated drops mixed with water for a diluted rinse, or
chewing a small tablet. Once the disclosant is placed intraorally, the patients are instructed to spread the disclosing agent by
swiping over the teeth with their tongues for around 30 seconds. A gentle water rinse and suction will remove most of the
unnecessary disclosing agent.
The teeth are examined for the highlighted leftover plaque, and home-care instruction may then be customized. Patients are
shown chairside the areas needing improvement, and this education helps improve the overall effectiveness of home care.
Red disclosing solutions are the traditional choice. These solutions demarcate soft plaque when applied. The clinician places
concentrated drops of disclosant generally on or under the tongue sublingually.
These squeeze-bottle type of solutions can be messy at times. The product can stain plaque as well as the patient and
clothing. The dropper solutions can be very economical since a little of the solution goes a long way.
Several two-color solutions in squeeze-dropper bottles are also available to the clinician. These solutions differentiate
between new pellicle and old plaque.
Young Dentals 2Tone stains old plaque blue and new plaque red. The selective, differential staining allows the clinician to
identify problem areas where plaque has collected and has not been removed by timely brushing. Other multicolored
disclosants are Plaqsearch (Oraldent) and PlaqueFinder (Pro-Dentec). The pleasantly flavored disclosants also show retained
plaque in blue (and new plaque in red). The stain will fade quickly from teeth with water rinses and brushing.
Presaturated swabs provide less mess, are easily controlled, and offer convenience by just dabbing the swab onto the tooth
surfaces. HurriView Plaque Indicating Swab Applicators (Beutlich Pharmaceuticals) are available as unit doses. Simply dab
the red saturated swab along the tooth surface and gumline to show missed plaque.
Disclosing tablets are another method. They contain red dye, highlighting stained plaque after being first chewed. The tablets
are allowed to mix with saliva before expectoration. The tablets work well for dispensing to the patient and can also be
found in retail outlets without a prescription. If the patient uses the tablets regularly after brushing, modifications can be
made in between recare visits, improving home-care habits as the patient identifies areas needing improvement.
Recently introduced, the GUM Plak-Check by Sunstar Butler uses a light source to make plaque glow. This handy system
uses individually loaded swabs of sodium fluorescein which are applied directly onto the tooth surface. The liquid is swished
throughout the mouth and is highly specific in that the disclosant will only adhere to residual plaque. By using the systems
battery-operated bluelight source, the patient can view through the built-in mirror any glowing yellow plaque.
In addition, the Plak-Check disclosant will remain nearly invisible unless the plaque is viewed under the units special light.
In other words, the patient will not be leaving the chair with visible residual disclosant as is the case at times with the
characteristic red disclosants.
A retail version of Plak-Check is available for continued reinforcement between recare appointments. This product features a
dental type of mirror that is lighted, along with a dropper style dispensing of the disclosing solution.
Plaque is difficult for our patients to see; it is similar in color to the teeth it adheres to. After the plaque remains on the
surface for some time, it begins to discolor from the food, beverages, tobacco use, or even hemorrhage from the tissues.
Patients may notice this pigmented plaque, or, if it is not discolored, comment that they are doing an adequate job of
brushing and flossing because they do not see any leftover debris. Educating the patient about brushing and flossing more
effectively to remove the hidden buildup is accomplished by using a product that stains the plaque, turning it into a color
that allows the patient to easily visualize where the plaque rests.
Plaque disclosing tablet: Chew a tablet and let it mix with the saliva in your mouth,
then swish the saliva around for about 30 seconds and spit it out.
Plaque disclosing swab: Use the swabs to wipe the surfaces of your teeth.
Plaque disclosing solution: Swish the solution around in your mouth for about 30
seconds and spit it out.
Plaque disclosing floss: Use Oral-B Indicator Floss, which is blue in color to
show the plaque youve removed after you use it. Also, the unique coated material is
fray-resistant, so its also a smart floss choice if you have braces or a dental bridge.