Anda di halaman 1dari 11

Keterbukaan dan Keadilan Dalam Kehidupan Berbangsa

dan Bernegara
Pengertian Keterbukaan dan keadilan
Keterbukaan atau transparansi berasal dari kata dasar terbuka dan transparan, yang secara
harfiah berarti jernih, tembus cahaya, nyata, jelas, mudah dipahami, tidak keliru, tidak sangsi
atau tidak ada keraguan. Dengan demikian keterbukaan atau transparansi adalah tindakan yang
memungkinkan suatu persoalan menjadi jelas mudah dipahami dan tidak disangsikan lagi
kebenarannya. Kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan, keterbukaan atau transparansi
berarti kesediaan pemerintah untuk senantiasa memberikan informasi faktual mengenai berbagai
hal yang berkenaan dengan proses penyelenggaraan pemerintahan. Keterbukaan juga berarti
keadaan yg memungkinkan ketersediaan informasi yg dapat di berikan dan diperoleh masyarakat
luas. Keterbukaan merupakan kondisi yg memungkinkan partisipasi masyarakat dalam
kehidupan bernegara.

Keadilan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berasal darai kata adil yang berarti
kejujuran, kelurusan dan keikhlasan dan tidak berat sebelah, tidak memihak, tidak sewenangwenang.
Menurut Ensiklopedi Indonesia kata adil berarti :
Tidak berat sebelah atau tidak memihak kesalah satu pihak.
Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya.
Mengetahui hak dan kewajiban, mana yang benar dan yang salah, jujur, tepat menurut aturan
yang berlaku.
Tidak pilih kasih dan pandang siapapun, setiap orang diperlakukan sesuai hak dan kewajibannya.
Menurut Aristoteles, keadilan itu merupakan tindakan yang terletak di antara
memberikan terlalu banyak dan terlalu sedikit. Dengan kata lain, keadilan adalah memberikan
sesuatu kepada masing-masing orang sesuai dengan apa yang menjadi haknya.
Menurut Ulpianus, keadilan adalah kehendak yang ajeg dan tetap untuk memberikan kepada
masing-masing haknya. Menurut Frans Magnis Suseno, keadilan adalah keadaan antarmanusia di
mana semua diperlakukan dengan sama, artinya sesuai dengan hak dan kewajiban masingmasing.
Macam-Macam Keadilan

1) Keadilan Komutatif (iustitia commutativa) yaitu keadilan yang memberikan kepada


masing-masing orang apa yang menjadi bagiannya berdasarkan hak seseorang (diutamakan
obyek tertentu yang merupakan hak seseorang).
Contoh:
Adalah adil kalau si A harus membayar sejumlah uang kepada si B sejumlah yang mereka
sepakati, sebab si B telah menerima barang yang ia pesan dari si A.
Setiap orang memiliki hidup. Hidup adalah hak milik setiap orang, maka menghilangkan hidup
orang lain adalah perbuatan melanggar hak dan tidak adil
2) Keadilan Distributif (Iustitia Distributiva) yaitu keadilan yang memberikan kepada
masing-masing orang apa yang menjadi haknya berdasarkan asas proporsionalitas atau
kesebandingan berdasarkan kecakapan, jasa atau kebutuhan.
Contoh:
Adalah adil kalau si A mendapatkan promosi untuk menduduki jabatan tertentu sesuai dengan
kinerjanya selama ini.
Adalah tidak adil kalau seorang pejabat tinggi yang koruptor memperoleh penghargaan dari
presiden.
3) Keadilan legal (Iustitia Legalis), yaitu keadilan berdasarkan Undang-undang (obyeknya tata
masyarakat) yang dilindungi UU untuk kebaikan bersama (Bonum Commune).
Contoh:
Adalah adil kalau semua pengendara mentaati rambu-rambu lalulintas.
Adalah adil bila polisi lalu lintas menertibkan semua pengguna jalan sesuai UU yang berlaku.
4) Keadilan vindikatif (Iustitia vindicativa) adalah keadilan yang memberikan kepada masingmasing orang hukuman atau denda sesuai dengan pelanggaran atau kejahatannya.
Contoh:
Adakah adil kalau si A dihukum di Nusa Kambangan karena kejahatan korupsinya sangat besar.
Adalah tidak adil kalau koruptor hukumannya ringan sementara pencuri sebuah semangka
dihukum berat.
5) Keadilan kreatif (Iustitia creativa) adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing
orang bagiannya berupa kebebasan untuk mencipta sesuai dengan kreatifitas yang dimilikinya di
berbagai bidang kehidupan.
Contoh:
Adalah adil kalau seorang penyair diberikan kebebasan untuk menulis, bersyair sesuai denga
kreatifitasnya.

Adalah tidak adil kalau seorang penyair ditangkap aparat hanya karena syairnya berisi keritikan
terhadap pemerintah.
6). Keadilan protektif (Iustitia Protectiva) adalah keadilan yang memberikan perlindungan kepada
pribadi-pribadi dari tindakan sewenang-wenang pihak lain.
7) Keadilan Sosial
Menurut Franz Magnis Suseno, keadilan sosial adalah keadilan yang pelaksanaannya
tergantung dari struktur proses ekonomi, politik, sosial, budaya dan ideologis dalam masyarakat.
Maka struktur sosial adalah hal pokok dalam mewujudkan keadilan sosial. Keadilan sosial tidak
hanya menyangkut upaya penegakan keadilan-keadilan tersebut melainkan masalah kepatutan
dan pemenuhan kebutuhan hidup yang wajar bagi masyarakat.
Keadilan menurut Plato :
1. Keadilan moral, yaitu suatu perbuatan dapat dikatakan adil secara moral apabila telah mampu
memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.
2. Keadilan prosedural, yaitu seseorang telah mampu melaksanakan perbuatan adil berdasarkan
tatacara yang telah diterapkan.
Menurut Thomas Hobbes, perbuatan di katakan adil apabila telah didasarkan dengan perjanjian
yang disepakati. Sedang menurut Prof. Drs. Notonegoro, suatu keadaan dikatakan adil jika
sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Keadilan menurut Aristoteles :
1) Keadilan distributif, yaitu keadilan yang berhubungan dengan distribusi jasa dan kemakmuran
menurut kerja dan kemampuannya.
2) Keadilan komutatif, yaitu keadilan yang berhubungan dengan persamaan yang diterima oleh
setiap orang tanpa melihat jasa-jasa perseorangan.
3) Keadilan kodrat alam, yaitu keadilan yang bersumber pada hukum kodrat alam.
4) Keadilan konvensional adalah keadilan yang mengikat warga negara karena keadilan itu
didekritkan melalui kekuasaan.
Keadilan menurut Prof. Dr. Notonagoro SH, menambahkan adanya keadilan legalitas, yaitu
keadilan hukum.
Pentingnya Jaminan Keadilan

a.
b.
c.
d.
e.

Menurut Miriam Budiardjo, ada lima lembaga yang diperlukan untuk mengupayakan adanya
jaminan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yaitu:
Pemerintahan yang terbuka dan bertanggungjawab.
DPR yang mewakili golongan dan kepentingan masyarakat yang dipilih melalui pemilu yang
bebas dan rahasia.
Organisasi politik yang mencakup satu atau lebih partai politik.
Pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat.
Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak asasi dan mempertahankan keadilan.
Jaminan keadilan pada hakikatnya adalah upaya untuk menjinakkan kekuasaan, agar
tidak liar dan menjadi sumber ketidakadilan. Kekuasaan yang sudah dijinakkan potensial
menjadi sumber kebaikan bagi banyak orang dan menjadi alat yang baik untuk mewujudkan
jaminan keadilan.

Makna Keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara


Dalam teori demokrasi pemerintahan yang terbuka adalah suatu hal yang esensial atau
penting terutama akses bebas setiap warga negara terhadap berbagai sumber informasi, supaya
tidak terjadi saling curiga antar individu, masyarakat dengan pemerintah. Keterbukaan dalam
penyelenggaraan yaitu setiap kebijakan haruslah jelas , tidak dilakukan secara sembunyi, rahasia
tetapi perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawabannya bisa diketahui publik dan rakayat
berhak atas informasi faktual mengenai berbagai hal yang menyangkut pembuatan dan
penerapan kebijakan.
Ada 3 alasan pentingnya keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan :
1) Kekuasaan pada dasarnya cenderung diselewengkan. Semakin besar kekuasaan semakin besar
pula kemungkinan terjadi penyelewengan.
2) Dasar penyelenggaraan pemerintahan itu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, agar
penyelenggaraan pemerintahan itu tetap di jalur yang benar untuk kesejahteraan rakyat.
3) Dengan keterbukaan memungkinkan adanya akses bebas bebas warganegara terhadap informasi
yang pada gilirannya akan memiliki pemahaman yang jernih sehingga mampu berpartisipasi
aktif dalam menciptakan pemerintahan yang konstruktif dan rasional.
Ciri-ciri keterbukaan menurut David Beetham dan Kevin Boyle :
1) Pemerintah menyediakan berbagai informasi faktual mengenai kebijakan yang akan dan sudah
dibuatnya.

2) Adanya peluang bagi publik dan pers untuk mendapatkan atau mengakses berbagai dokumen
pemerintah melalui parlemen.
3) Terbukanya rapat-rapat pemerintah bagi publik dan pers, termasuk rapat-rapat parlemen.
4) Adanya konsultasi publik yang dilakukan secara sistematik oleh pemerintah mengenai berbagai
kepentingan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan.
Prinsip mengenai pemerintahan yang terbuka tidak berarti bahwa semua informasi mengenai
penyelenggaraan boleh diakses oleh publik. Ada informasi tertentu yang tidak boleh diketahui
oleh umum berdasarkan undang-undang.

1)
2)
3)
4)
5)

Menurut David Beetham dan Kevin Boyle ada 5 hal informasi yang tidak boleh diketahui publik
yaitu:
Pertimbangan-pertimbangan kabinet
Nasehat politis yang diberikan kepada menteri
Informasi-informasi yang menyangkut pertahanan nasional, kelangsungan hidup demokrasi dan
keselamatan individu-idividu, warga masyarakat.
Rahasia perdagangan dari perusahaan swasta.
Arsip pribadi kecuali sangat dibutuhkan.
Menurut Freedom of Information Act di Amerika Serikat, ada 9 informasi yang bersifat
rahasia namun tidak wajib tergantung pada suatu lembaga, yaitu :

1) Mengenai keamanan nasional dan politik luar negeri (rencana militer, persenjataan, data iptek
tentang keamanan nasional dan data CIA)
2) Ketentuan internal lembaga
3) Informasi yang secara tegas dilarang UU untuk diakses publik.
4) Informasi bisnis yang bersifat sukarela.
5) Memo internal pemerintah
6) Informasi pribadi (personal privacy)
7) Data yang berkenaan dengan penyidikan
8) Informasi lembaga keuangan
9) Informasi dan data geologis dan geofisik mengenai sumbernya.
Pengertian Pemerintahan yang baik (Good Governance):
1. Worl Bank, Good Governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pemerintahan yang
solid dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi, pasar yang efisien, pencegahan

korupsi, menjalankan disiplin anggaran dan penciptaan kerangka hukum dan politik bagi
tumbuhnya aktivitas swasta.
2. UNDP, Good Governance adalah suatu hubnungan yang sinergis dan konstruktif di antara sektor
swasta dan masyarakat.
3. Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2000, Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang
mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, tranparansi,
pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima seluruh
masyarakat.
Ciri atau karakteristik prinsip Good Governance menurut UNDP :
1. Partisipasi (Participation), yaitu keikutsertaan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan,
kebebasan berserikat dan berpendapat, berpartisipasi secara konstruktif.
2. Aturan Hukum (rule of law), yaitu hukum harus adil tanpa pandang bulu.
3. Tranparan (transparency) yaitu adanya kebebasan aliran informasi sehingga mudah diakses
masyarakat.
4. Daya Tanggap (responsivenes) yaitu proses yang dilakukan setiap institusi diupayakan untuk
melayani berbagai pihak (stakeholder).
5. Berorientasi Konsensus (Consensus Oriented) bertindak sebagai mediator bagi kepentingan yang
berbeda untuk mencapai kesepakatan.
6. Berkeadilan (equity) memberikan kesempatan yang sama baik pada laki maupun perempuan
dalam upaya meningkatkan dan memelihara kualitas hidupnya.
7. Efektifitas dan Efisiensi (Effectiveness and Efficiency) segala proses dan kelembagaan diarahkan
untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan
berbagai sumber yang tersedia dengan baik.
8. Akuntabilitas (Accountability) yaitu para pengambil keputusan baik pemerintah, swasta dan
masyarakat madani harus bertanggung jawab pada publik.
9. Bervisi strategis (Stratregic Vision) para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas
dan jangka panjang dalam menyelenggarakan pembangunan dengan mempertimbangkan aspek
historis, kultur dan kompleksitas sosial.
10. Kesalingketerkaitan (Interrelated), adanya kebijakan yang saling memperkuat dan terkait
(Mutually Reinforcing) dan tidak berdiri sendiri.

a.

Prinsip-prinsip, ciri atau karakteristik good governance menurut Masyarakat


Transparansi Indonesia (MTI) ada sembilan macam :
Partisipasi masyarakat, semua warga masyarakat mempunyai hak suara dalam pengambilan
keputusan, langsung atau tak langsung melalui lembaga perwakilan yang sah seperti DPR, DPD.

b.

Tegaknya supremasi hukum, bersifat adil dan diberlakukan kepada setiap orang tanpa pandang
bulu.
c. Keterbukaan, seluruh informasi mengenai proses pemerintahan dan mengenai lembaga-lembaga
pemerintahan lainnya dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan, informasi harus memadai
agar dapat dipantau rakyat melalui media massa, tv, radio atau internet.
d. Peduli pada stakeholder, lembaga-lembaga dan proses pemerintahan berusaha melayani
masyarakat tanpa diskriminasi.
e. Berorientasi pada konsensus, menjembatani kepentingan kepentingan yang berbeda dalam
kelompok masyarakat demi kepentingan masyarakat secara menyeluruh.
f. Kesetaraan, semua warga masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperbaiki dan
mempertahankan kesejahteraan mereka.
g. Efektifitas dan efisiensi, proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga mampu
menggunakan sumber daya yang ada secara maksimal untuk kebutuhan masyarakat.
h. Akuntabilitas, para pengambil keputusan pemerintah, swasta, organisasi masyarakat
bertanggung jawab kepada masyarakat atau lembaga yang bersangkutan.
i. Visi Strategis, para pemimpin dan masyarakat memiliki:
Perspektif yang luas jauh ke depan mengenai tata pemerintahan yang baik dan pembangunan
manusia.
Kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan pengembangan pemerintahan yang
baik
Pemahaman atas kompleksitas sejarah, budaya dan sosial yang menjadi dasar perspektif ke depan
tersebut.

a.
b.
c.
d.

e.
f.

Asas-asas umum Pemerintahan yang baik menurut UU No. 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN pasal 3 yaitu:
Asas kepastian hukum, mengutamakan peraturan perundangan, kepatutan dan keadilan sebagai
dasar setiap kebijakan penyelenggara negara.
Asas tertib penyelenggara negara, mengedepankan keteraturan, keserasian keseimbangan
sebagai landasan penyelenggaraan negara.
Asas kepentingan umum yaitu mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif,
akomodatif dan selektif.
Asas keterbukaan, yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur dan tidak diskriminatif dan tetap memperhatikan perlindungan terhadap hak
asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.
Asas proporsionalitas, mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara
negara.
Asas profesionalitas, mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik, peraturan yang
berlaku.

g. Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan penyelenggara negara dan hasilnya harus dapat
dipertanggung jawabkan kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi sesuai peraturan
yang berlaku.
Dampak Penyelenggaraan yang tidak terbuka (transparan)
Akibat yang secara langsung dari penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan
adalah terjadinya korupsi politik yaitu penyalahgunaan jabatan publik untuk keuntungan pribadi
atau kelompok. Di masa Orde Baru, korupsi politik hampir di semua tingkatan pemerintah, dari
pemerintahan desa sampai tingkat pusat. Negara kita saat itu termasuk salah satu negara
terkorup di dunia. Korupsi politik itu membawa akibat lanjutan yang luar biasa yaitu krisis multi
dimensional di berbagai bidang kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan
keamanan, krisis kepercayaan rakyat kepada pemerintah, krisis moral di pemerintahan.
Di bidang politik, lembaga politik baik eksekutif, legislatif dan yudikatif tak berfungsi
optimal. Mereka sangat sedikit menghasilkan kebijakan yang berpihak untuk kepentingan
umum. Sering kali kebijakan itu sebagai proyek untuk memperkaya diri. Yudikatif sering
memutuskan yang bertentangan rasa keadilan, sebab hukum bisa dibeli.
Di bidang ekonomi, semua kegiatan ekonomi yang bersinggungan dengan birokrasi
pemerintahan di warnai uang pelicin sehingga kegiatan ekonomi berbelit-belit dan mahal.
Investor menjadi enggan berinvestasi karena banyak perizinan sehingga perekonomian tidak
tumbuh maksimal.
Di bidang sosial, budaya dan agama, terjadi pendewaan materi dan konsumtif. Hidup
diarahkan semata untuk memperoleh kekayaan dan kenikmatan hidup tanpa memperdulikan
moral dan etika agama seperti korupsi.
Di bidang pertahanan dan keagamaan, terjadi ketertinggalan profesionalitas aparat, yaitu
tidak sesuai dengan tuntutan zaman sehingga aparat keamanan tidak mampu mencegah secara
dini gejolak sosial dan gangguan keamanan.
Indikator-indikator penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan dan akibatnya menurut
karateristik, ciri, prinsip pemerintahan yang baik menurut UNDP :
No Karakteristik
1
Partisipasi

Indikator penyelenggaraan

Warga masyarakat dibatasi/tidak


memiliki hak suara dalam proses
pengambilan keputusan

Informasi hanya sepihak (topdown), lebih bersifat instruktif

Akibatnya
Warga masyarakat dan
pers cenderung pasif,
tidak ada kritik atau
unjuk rasa, masyarakat
tidak berdaya terkekang

Aturan hukum

Transparan

Daya tanggap

Berorientasi
konsensus

Berkeadilan

Lembaga perwakilan tidak dibangun


dengan berbagai aturan
berdasarkan kebebasan berpolitik (partai
dan doktrin
Tunggal)
Kebebasan berserikat dan berpendapat
serta pers sangat dibatasi
Hukum dan peraturan lainnya lebih Masyarakat lemah dan
berpihak pada penguasa
masih banyak hidup
Penegakan hukum(law
dalam ketakutan dan
enforcement) lebih banyak berlaku bagi
tertekan
masyarakat bawah baik secara politik
maupun ekonomi
Peraturan tentang HAM terabaikan
demi stabilitas dan pencapaian tujuan
negara
Informasi yang didapat satu arah
Pemerintah
tertutup
hanya dari pemerintah dan terbatas
dengan
segala
Sulit bagi masyarakat untuk
keburukannya sehingga
memonitor / mengevaluasi
masyarakat tidak tahu
penyelenggaraan pemerintahan
apa yang terjadi
Proses pelayanan sentralistik dan kakuSegala pelayanan penuh
Banyak pejabat memposisikan diri
dengan KKN
sebagai sebagai penguasa
Pelayanan masyrakat masih
diskriminatif, knvensional, bertele-tele
(tidak responsif)
Pemerintah lebih banyak bertindak Pemerintah
cenderung
sebagai alat kekuasaan negara
otoriter
karena
Lebih banyak bersifat komando dan
konsensus
dan
instruksi
musyawarah tertutup
Segala prosedur masih bersifat
sekedar formalitas
Tidak ada peluang untuk mengadakan
konsensus dan musyawarah
Adanya diskriminasi gender dalam Arogansi
kekuasaan
penyelenggaraan pemerintahan
sangat dominan dalam
Menutup peluang bagi terbentuknya
menentukan
organisasi non pemerintah/LSM yang
penyelenggaraan

Efektivitas
efisiensi

dan

Akuntabilitas

Bervisi strategis

10

Kesalingtergantungan

menuntut keadilan dalam berbagai segi


pemerintahan
kehidupan
Masih banyak aturan yang berpihak
pada gender tertentu
Manajemen penyelenggaraan negara Negara cenderung salah
bersifat konvensional dan terpusat
urus dalam mengolah
Kegiatan penyelenggaraan negara
SDA
dan
SDM
lebih banyak digunakan untuk acara
sehingga
banyak
seremonial
pengangguran dan tidak
Pemanfaatan SDA dan SDM tidak
memiliki daya saing
berdasarkan prinsip kebutuhan
Pengambilan keputusan dominasi
Pemerintah
dominan
pemerintah
dalam
semua
lini
Swasta dan masyarakat memiliki
kehidupan
sehingga
peran sangat kecil terhadap pemerintah
warga masyarakatnya
Pemerintah memonopoli berbagai alat tidak berdaya untuk
produksi strategis
mengontrol apa yang
Masyarakat dan pers tidak diberi
telah
dilakukan
peluang untuk menilai jalannya
pemerintahnya
pemerintahan
Pemerintah lebih nyaman dengan
Banyak penguasa yang pro
kemapanan yang telah dicapai
status
quo
dan
Sulit menerima perubahan yang
kemapanan
sehingga
berkaitan dengan masalah politik, hukum tidak perduli terhadap
dan ekonomi
perubahan
internal
Kurang mau memahami aspek-aspek
maupun
internal
kultural, historis, kompleksitas sosial
negaranya
masyarakat
Penyelenggaraan pemerintahan statis
dan tidak memiliki jangkauan jangka
panjang
Banyak penguasa yang arogan dan Para pejabat dianggap
mengabaikan peran swasta dan
lebih tahu dalam segala
masyarakat
hal
sehingga
Pemerintah merasa paling benar dan
masyarakat tidak punya
pintar dalam menentukan jalannya
keinginan
untuk
pemerintahan
bersinergi
dalam

Masukan atau kritik dianggap


provokator dan anti kemapanan dan
stabilitas

Swasta dan masyarakat tidak diberi


kesempatan untuk bersinergi dalam
membangun negara

membangun negaranya

Bentuk sikap yang mencerminkan keterbukaan dan keadilan


1. Apresiatif terhadap keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu upaya untuk
memahami, menilai, dan menghargai keterbukaan dalamkehidupan berbangsa dan bernegara,
seperti :
a. Berusaha mengetahui dan memahami hal yang mendasar atau elementer tentang keterbukaan
dan keadilan.
b. Aktif mencermati kebijakan dalam kehidupan bangsa dan negara.
c. Berusaha menilai perkembangan keterbukaan dan keadilan
d. Menghargai tindakan pemerintah atau pihak lain yang konsisten dengan prinsip keterbukaan
e. Mengajukan kritik terhadap tindakan yang bertentangan dengan prinsip keterbukaan
f. Menumbuhkan dan mempromosikan budaya keterbukaan dan transparansi mulai dari keluarga,
masyarakat dan lingkungan kerja.
2. Berpartisipasi dalam upaya peningkatan jaminan keadilan dari lembaga yang bertugas untuk
menjamin keadilan dan perilaku positif masyarakat dalam upaya meningkatkan jaminan
keadilan, seperti :
a. Mengetahui hal-hal yang mendasar tentang keadilan
b. Mencermati fakta ketidakadilan dalam masyarakat dan kebijakan yang berkaitan dengan
keadilan
c. Memantau kinerja lembaga yang bertugas memberikan keadilan
d. Menghargai tindakan berbagai pihak yang memperkuat jaminan keadilan
e. Mengajukan kritik terhadap tindakan yang tidak adil dan mencari solusi jaminan keadilan
f. Membiasakan diri bertindak adil dari keluarga, masyarakat dan lingkungan kerja.

Anda mungkin juga menyukai