dan Bernegara
Pengertian Keterbukaan dan keadilan
Keterbukaan atau transparansi berasal dari kata dasar terbuka dan transparan, yang secara
harfiah berarti jernih, tembus cahaya, nyata, jelas, mudah dipahami, tidak keliru, tidak sangsi
atau tidak ada keraguan. Dengan demikian keterbukaan atau transparansi adalah tindakan yang
memungkinkan suatu persoalan menjadi jelas mudah dipahami dan tidak disangsikan lagi
kebenarannya. Kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan, keterbukaan atau transparansi
berarti kesediaan pemerintah untuk senantiasa memberikan informasi faktual mengenai berbagai
hal yang berkenaan dengan proses penyelenggaraan pemerintahan. Keterbukaan juga berarti
keadaan yg memungkinkan ketersediaan informasi yg dapat di berikan dan diperoleh masyarakat
luas. Keterbukaan merupakan kondisi yg memungkinkan partisipasi masyarakat dalam
kehidupan bernegara.
Keadilan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berasal darai kata adil yang berarti
kejujuran, kelurusan dan keikhlasan dan tidak berat sebelah, tidak memihak, tidak sewenangwenang.
Menurut Ensiklopedi Indonesia kata adil berarti :
Tidak berat sebelah atau tidak memihak kesalah satu pihak.
Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya.
Mengetahui hak dan kewajiban, mana yang benar dan yang salah, jujur, tepat menurut aturan
yang berlaku.
Tidak pilih kasih dan pandang siapapun, setiap orang diperlakukan sesuai hak dan kewajibannya.
Menurut Aristoteles, keadilan itu merupakan tindakan yang terletak di antara
memberikan terlalu banyak dan terlalu sedikit. Dengan kata lain, keadilan adalah memberikan
sesuatu kepada masing-masing orang sesuai dengan apa yang menjadi haknya.
Menurut Ulpianus, keadilan adalah kehendak yang ajeg dan tetap untuk memberikan kepada
masing-masing haknya. Menurut Frans Magnis Suseno, keadilan adalah keadaan antarmanusia di
mana semua diperlakukan dengan sama, artinya sesuai dengan hak dan kewajiban masingmasing.
Macam-Macam Keadilan
Adalah tidak adil kalau seorang penyair ditangkap aparat hanya karena syairnya berisi keritikan
terhadap pemerintah.
6). Keadilan protektif (Iustitia Protectiva) adalah keadilan yang memberikan perlindungan kepada
pribadi-pribadi dari tindakan sewenang-wenang pihak lain.
7) Keadilan Sosial
Menurut Franz Magnis Suseno, keadilan sosial adalah keadilan yang pelaksanaannya
tergantung dari struktur proses ekonomi, politik, sosial, budaya dan ideologis dalam masyarakat.
Maka struktur sosial adalah hal pokok dalam mewujudkan keadilan sosial. Keadilan sosial tidak
hanya menyangkut upaya penegakan keadilan-keadilan tersebut melainkan masalah kepatutan
dan pemenuhan kebutuhan hidup yang wajar bagi masyarakat.
Keadilan menurut Plato :
1. Keadilan moral, yaitu suatu perbuatan dapat dikatakan adil secara moral apabila telah mampu
memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.
2. Keadilan prosedural, yaitu seseorang telah mampu melaksanakan perbuatan adil berdasarkan
tatacara yang telah diterapkan.
Menurut Thomas Hobbes, perbuatan di katakan adil apabila telah didasarkan dengan perjanjian
yang disepakati. Sedang menurut Prof. Drs. Notonegoro, suatu keadaan dikatakan adil jika
sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Keadilan menurut Aristoteles :
1) Keadilan distributif, yaitu keadilan yang berhubungan dengan distribusi jasa dan kemakmuran
menurut kerja dan kemampuannya.
2) Keadilan komutatif, yaitu keadilan yang berhubungan dengan persamaan yang diterima oleh
setiap orang tanpa melihat jasa-jasa perseorangan.
3) Keadilan kodrat alam, yaitu keadilan yang bersumber pada hukum kodrat alam.
4) Keadilan konvensional adalah keadilan yang mengikat warga negara karena keadilan itu
didekritkan melalui kekuasaan.
Keadilan menurut Prof. Dr. Notonagoro SH, menambahkan adanya keadilan legalitas, yaitu
keadilan hukum.
Pentingnya Jaminan Keadilan
a.
b.
c.
d.
e.
Menurut Miriam Budiardjo, ada lima lembaga yang diperlukan untuk mengupayakan adanya
jaminan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yaitu:
Pemerintahan yang terbuka dan bertanggungjawab.
DPR yang mewakili golongan dan kepentingan masyarakat yang dipilih melalui pemilu yang
bebas dan rahasia.
Organisasi politik yang mencakup satu atau lebih partai politik.
Pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat.
Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak asasi dan mempertahankan keadilan.
Jaminan keadilan pada hakikatnya adalah upaya untuk menjinakkan kekuasaan, agar
tidak liar dan menjadi sumber ketidakadilan. Kekuasaan yang sudah dijinakkan potensial
menjadi sumber kebaikan bagi banyak orang dan menjadi alat yang baik untuk mewujudkan
jaminan keadilan.
2) Adanya peluang bagi publik dan pers untuk mendapatkan atau mengakses berbagai dokumen
pemerintah melalui parlemen.
3) Terbukanya rapat-rapat pemerintah bagi publik dan pers, termasuk rapat-rapat parlemen.
4) Adanya konsultasi publik yang dilakukan secara sistematik oleh pemerintah mengenai berbagai
kepentingan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan.
Prinsip mengenai pemerintahan yang terbuka tidak berarti bahwa semua informasi mengenai
penyelenggaraan boleh diakses oleh publik. Ada informasi tertentu yang tidak boleh diketahui
oleh umum berdasarkan undang-undang.
1)
2)
3)
4)
5)
Menurut David Beetham dan Kevin Boyle ada 5 hal informasi yang tidak boleh diketahui publik
yaitu:
Pertimbangan-pertimbangan kabinet
Nasehat politis yang diberikan kepada menteri
Informasi-informasi yang menyangkut pertahanan nasional, kelangsungan hidup demokrasi dan
keselamatan individu-idividu, warga masyarakat.
Rahasia perdagangan dari perusahaan swasta.
Arsip pribadi kecuali sangat dibutuhkan.
Menurut Freedom of Information Act di Amerika Serikat, ada 9 informasi yang bersifat
rahasia namun tidak wajib tergantung pada suatu lembaga, yaitu :
1) Mengenai keamanan nasional dan politik luar negeri (rencana militer, persenjataan, data iptek
tentang keamanan nasional dan data CIA)
2) Ketentuan internal lembaga
3) Informasi yang secara tegas dilarang UU untuk diakses publik.
4) Informasi bisnis yang bersifat sukarela.
5) Memo internal pemerintah
6) Informasi pribadi (personal privacy)
7) Data yang berkenaan dengan penyidikan
8) Informasi lembaga keuangan
9) Informasi dan data geologis dan geofisik mengenai sumbernya.
Pengertian Pemerintahan yang baik (Good Governance):
1. Worl Bank, Good Governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pemerintahan yang
solid dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi, pasar yang efisien, pencegahan
korupsi, menjalankan disiplin anggaran dan penciptaan kerangka hukum dan politik bagi
tumbuhnya aktivitas swasta.
2. UNDP, Good Governance adalah suatu hubnungan yang sinergis dan konstruktif di antara sektor
swasta dan masyarakat.
3. Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2000, Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang
mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, tranparansi,
pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima seluruh
masyarakat.
Ciri atau karakteristik prinsip Good Governance menurut UNDP :
1. Partisipasi (Participation), yaitu keikutsertaan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan,
kebebasan berserikat dan berpendapat, berpartisipasi secara konstruktif.
2. Aturan Hukum (rule of law), yaitu hukum harus adil tanpa pandang bulu.
3. Tranparan (transparency) yaitu adanya kebebasan aliran informasi sehingga mudah diakses
masyarakat.
4. Daya Tanggap (responsivenes) yaitu proses yang dilakukan setiap institusi diupayakan untuk
melayani berbagai pihak (stakeholder).
5. Berorientasi Konsensus (Consensus Oriented) bertindak sebagai mediator bagi kepentingan yang
berbeda untuk mencapai kesepakatan.
6. Berkeadilan (equity) memberikan kesempatan yang sama baik pada laki maupun perempuan
dalam upaya meningkatkan dan memelihara kualitas hidupnya.
7. Efektifitas dan Efisiensi (Effectiveness and Efficiency) segala proses dan kelembagaan diarahkan
untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan
berbagai sumber yang tersedia dengan baik.
8. Akuntabilitas (Accountability) yaitu para pengambil keputusan baik pemerintah, swasta dan
masyarakat madani harus bertanggung jawab pada publik.
9. Bervisi strategis (Stratregic Vision) para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas
dan jangka panjang dalam menyelenggarakan pembangunan dengan mempertimbangkan aspek
historis, kultur dan kompleksitas sosial.
10. Kesalingketerkaitan (Interrelated), adanya kebijakan yang saling memperkuat dan terkait
(Mutually Reinforcing) dan tidak berdiri sendiri.
a.
b.
Tegaknya supremasi hukum, bersifat adil dan diberlakukan kepada setiap orang tanpa pandang
bulu.
c. Keterbukaan, seluruh informasi mengenai proses pemerintahan dan mengenai lembaga-lembaga
pemerintahan lainnya dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan, informasi harus memadai
agar dapat dipantau rakyat melalui media massa, tv, radio atau internet.
d. Peduli pada stakeholder, lembaga-lembaga dan proses pemerintahan berusaha melayani
masyarakat tanpa diskriminasi.
e. Berorientasi pada konsensus, menjembatani kepentingan kepentingan yang berbeda dalam
kelompok masyarakat demi kepentingan masyarakat secara menyeluruh.
f. Kesetaraan, semua warga masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperbaiki dan
mempertahankan kesejahteraan mereka.
g. Efektifitas dan efisiensi, proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga mampu
menggunakan sumber daya yang ada secara maksimal untuk kebutuhan masyarakat.
h. Akuntabilitas, para pengambil keputusan pemerintah, swasta, organisasi masyarakat
bertanggung jawab kepada masyarakat atau lembaga yang bersangkutan.
i. Visi Strategis, para pemimpin dan masyarakat memiliki:
Perspektif yang luas jauh ke depan mengenai tata pemerintahan yang baik dan pembangunan
manusia.
Kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan pengembangan pemerintahan yang
baik
Pemahaman atas kompleksitas sejarah, budaya dan sosial yang menjadi dasar perspektif ke depan
tersebut.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Asas-asas umum Pemerintahan yang baik menurut UU No. 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN pasal 3 yaitu:
Asas kepastian hukum, mengutamakan peraturan perundangan, kepatutan dan keadilan sebagai
dasar setiap kebijakan penyelenggara negara.
Asas tertib penyelenggara negara, mengedepankan keteraturan, keserasian keseimbangan
sebagai landasan penyelenggaraan negara.
Asas kepentingan umum yaitu mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif,
akomodatif dan selektif.
Asas keterbukaan, yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur dan tidak diskriminatif dan tetap memperhatikan perlindungan terhadap hak
asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.
Asas proporsionalitas, mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara
negara.
Asas profesionalitas, mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik, peraturan yang
berlaku.
g. Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan penyelenggara negara dan hasilnya harus dapat
dipertanggung jawabkan kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi sesuai peraturan
yang berlaku.
Dampak Penyelenggaraan yang tidak terbuka (transparan)
Akibat yang secara langsung dari penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan
adalah terjadinya korupsi politik yaitu penyalahgunaan jabatan publik untuk keuntungan pribadi
atau kelompok. Di masa Orde Baru, korupsi politik hampir di semua tingkatan pemerintah, dari
pemerintahan desa sampai tingkat pusat. Negara kita saat itu termasuk salah satu negara
terkorup di dunia. Korupsi politik itu membawa akibat lanjutan yang luar biasa yaitu krisis multi
dimensional di berbagai bidang kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan
keamanan, krisis kepercayaan rakyat kepada pemerintah, krisis moral di pemerintahan.
Di bidang politik, lembaga politik baik eksekutif, legislatif dan yudikatif tak berfungsi
optimal. Mereka sangat sedikit menghasilkan kebijakan yang berpihak untuk kepentingan
umum. Sering kali kebijakan itu sebagai proyek untuk memperkaya diri. Yudikatif sering
memutuskan yang bertentangan rasa keadilan, sebab hukum bisa dibeli.
Di bidang ekonomi, semua kegiatan ekonomi yang bersinggungan dengan birokrasi
pemerintahan di warnai uang pelicin sehingga kegiatan ekonomi berbelit-belit dan mahal.
Investor menjadi enggan berinvestasi karena banyak perizinan sehingga perekonomian tidak
tumbuh maksimal.
Di bidang sosial, budaya dan agama, terjadi pendewaan materi dan konsumtif. Hidup
diarahkan semata untuk memperoleh kekayaan dan kenikmatan hidup tanpa memperdulikan
moral dan etika agama seperti korupsi.
Di bidang pertahanan dan keagamaan, terjadi ketertinggalan profesionalitas aparat, yaitu
tidak sesuai dengan tuntutan zaman sehingga aparat keamanan tidak mampu mencegah secara
dini gejolak sosial dan gangguan keamanan.
Indikator-indikator penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan dan akibatnya menurut
karateristik, ciri, prinsip pemerintahan yang baik menurut UNDP :
No Karakteristik
1
Partisipasi
Indikator penyelenggaraan
Akibatnya
Warga masyarakat dan
pers cenderung pasif,
tidak ada kritik atau
unjuk rasa, masyarakat
tidak berdaya terkekang
Aturan hukum
Transparan
Daya tanggap
Berorientasi
konsensus
Berkeadilan
Efektivitas
efisiensi
dan
Akuntabilitas
Bervisi strategis
10
Kesalingtergantungan
membangun negaranya