Anda di halaman 1dari 5

I.

Deskripsi kasus

KEGADUHAN RITA CIKEAS

Editorial Media Indonesia / selasa, 29 desember 2009 07:06 WIB

Demokrasi tidak selamanya pilihan enak tetapi piihan pahit yang harus dirawat dengan
ketabahan untuk kemudian menjadi realitas manis. Reformasi yang telah berjalan satu dasawarsa
Indonesia adalah kesadaran kolektif kita untuk memilih yang pahit itu.

Demokrasi yang memberikan tempat yang terhormat pada kebebasan pasti memunculkan
kegaduhan. Tetapi, dialok adalah semangat resolusinya. Dengan dialok, konflik diselesaikan
tanpa kekerasan. Pilihan itu dilengkapi lagi dengan hukum yang berpihak pada kebenaran dan
keadilan.

Demokrasi akhirnya seperti pertandingan sepak bola. Ada yang cidera, patah kaki, babak
belur, masuk rumah sakit, tetapi tetapi taat pada keputusan wasit dan menjunjung tinggi
sportivitas. Itulah yang menyebabkan sepak bola nikmat bagi penonton juga nikmat bagi pemain.

Inilah ilustrasi demokrasi yang kita hadirkan untuk menaggapi kegaduhan tentang buku
MEMBOKAR GURITA CIKEAS, dibalik skandal bank century. Inilah buku yang menulis tentang
sesuatu yang selama ini dipergunjingkan soal presiden SBY secara berani dan terbuka.
Penulisnya adalah George junus aditjondro, wartawan yang kini menjadi ilmuan.

Bila selama ini tidak ada lembaga atau orang yang berani menulis seperti aditjondro,
persoalannya adalah pada kekurangan legititmasi. Kekurangan data dan feripikasi. Perkara yang
fundamental dalam penulisan sebuah buku.

Namun, bagi josh legitimasinya ada. Sebagian besar data dalam bukunya dihimpun dari
berita-berita di surat kabar yang tidak pernah dinyatakan salah atau fitnah. Hebatnya josh
menerima tantangan digugat ke pengadilan bila bukunya itu berisi berita bohong atau fitnah.

Sejauh ini memang belum ada perintah siapapun untuk melarang peredaran buku gurita cikeas.
Tetapi buku itu telah menghilang dari took-toko buku. Sebagian karena kesadaran took buku
untuk tidak memperkeruh suasana, tetapi sebagian lagi mengaku menerima telpon dari pihak-
pihak yang menghendaki mereka tidak menjual buku tersebut.
UU hanya membolehkan kejaksaan agung yang memiliki wewenang peredaran sebuah
buku. Tetapi sampai sejauh ini kejaksaan agung mengaku belum memerintahkan apa-apa tentang
gurita cikeas. Berarati gurita cikeas boleh beredar.

Bila menghormati tradisi akademik buku jost harus dilawan dengan buku juga atau pihak-
pihak yang merasa dirugikan oleh buku itu meminta jost menerbitkan edisi revisi.

Adalah dilemasi bagi presiden yudhoyono terlalu sering berkonflik terbuka didpean public
soal fitnah dan pencemaran nama baik, bias-bisa meruntuhkan kredibilitas. Bila dibiarkan
semakin banyak orang yang banyak pasang badan untuk berkonflik dengan data-data mentah.

II. Permasalahan

1. Kemukakan biografi penulis buku “MEMBOKAR GURITA CIKEAS DI BALIK


SKANDAL BANK CENTURY”!?

2. Ada apa dengan buku yang berjudul “ MEMBOKAR GURITA CIKEAS DI BALIK
SKANDAL BANK CENTURY” ?

3. Apa hubugan antara cikeas dengan bank century, dalam buku tersebut ?

4. Kenapa buku ini menjadi kontroversial dan momok yang menakutkan bagi
sekalangan golongan elit politik, bahkan RI 1 ?

5. Langkah apa yang seharusnya yang diambil oleh pihak yang merasa
kepentingannya dirugikan dari buku tersebut ?

III. Pembahasan ( solusi )

1. Biografi penulis buku “MEMBOKAR GURITA CIKEAS DI BALIK SKANDAL BANK


CENTURY”
2. Ada apa dengan buku yang berjudul “ MEMBOKAR GURITA CIKEAS DI BALIK
SKANDAL BANK CENTURY” ?

Buku gurita cikeas bukanlah buku pertama dan satu-satunya karya josh yang berani
mengkritik pemerintah, seorang josh yang membesarkan namanya dari karier jurnalis dan
sekaligus penulis dan sekarang berstatus seorang ilmuan telah banyak melahirkan karya-karya
yang terang-terangan mengkritik pemerintah, pada masa ORBA josh juga pernah menulis buku
tentan kritikan terhadap pemerintah, namun kritikan tidan sampai sepedas yang di tuliskannya
dalam buku yang berjudul “MEMBOKAR GURITA CIKEAS DI BALIK SKANDAL BANK
CENTURY”. Sedikit kami kutip mengenai isi dari buku josh :

3. Apa hubugan antara cikeas dengan bank century, dalam buku tersebut ?

Dalam buku tersebut secara terang-terangan disebutkan kasus bibit-candra atau lebih dikenal
deangan cicak versus buaya, merupakan rekayasa atau didramanisir yang di sutradarai oleh RI 1,
dalam hal sebagai kambing hitam untuk menutupi skandal bank century dari perhatian
publik.Berikut cuplikan dari buku tersebut :
4. Kenapa buku ini menjadi kontroversial dan momok yang menakutkan bagi sekalangan
golongan elit politik, partai politik dan bahkan RI 1 ?

Karena dalam buku ini menceritakan tentang kebusukan dari para elit politik kususnya elit
politik dari partai Demokrat, dan partai inilah yang mengusung Susilo Bambang Yudoyono
( SBY ) menduduki kursi RI 1, dalam pemilu tahun 2009 kemarin dengan perolehan suara 64%
dari seluruh jumlah suara. Tentu buku ini menjadi cambukan yang mengiris prasaan dari fraksi
Demokrat. Namun tidak bisa kita plintirkan bahwa data-data yang di kumpulkan oleh penulis
dalam buku ini tidak sesuai dengan kenyataan atau kebenaran. Sebab berdasarkan pengamatan
kami setelah membaca buku ini, penulis memperoleh data-data tersebut dari media cetak (surat
kabar ) dan bahkan ada dari pihak –pihak yang sangat berpengaruh, namun ini tidak dicantumkan
oleh si penulis dalam kutipan /daftar pustakanya. Itulah yang menjadi pertayaan bagi kami
kenapa sumber yang lebih mendominasi isi buku ini tidak di cantumkan? Ada apa sebenarnya?
Sedikit kami mendapat jawaban katanya ( penulis/josh) itu merupakan hak perlindungan dari
pemberi data. Sejauh mana kebenaran dari kaedah-kaedah penulisan kami juga kurang
memahami hal tersebut.

5. Langkah apa yang seharusnya yang diambil oleh pihak yang merasa kepentingannya
dirugikan dari buku tersebut ?

Bila menghormati tradisi akademik buku jost harus dilawan dengan buku juga atau pihak-
pihak yang merasa dirugikan oleh buku itu meminta jost menerbitkan edisi revisi unutk
mengklarifikasi hal-hal yang tidak tepat. Dengan mengeluarkan bukti-bukti yang otentik yang
bisa diterima oleh publik, tanpa harus melakukan hal-hal klarifikasi sendiri tanpa disertai dengan
membuka fakta / bukti yang akurat, sebab hal itu akan menambah keruhnya suasana dan akan
membingungkan publik, yang mana yang sebenarnya menjadi kebenaran mutlak? Kami rasa
pihak-piahak yang merasa kepentingannya dirugikan harus jeli melihat keadaan dan tidak
mengedepankan ego sendiri tanpa mengindhkan etika berpolitik. Sebab masyarakat sekarang ini
masih dalam tahap krisis multidimensi ( krisis kepercayaan ) terhadap pemerintah atau elit
politik maka dari itulah kemukakan fakta-fakta dengan bukti yang ada.

IV. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa, untuk mematangkan Demokrasi di
Negara kita yang baru berkembang akan dihadapkan dengan berbagai bentuk persoalan,
sebab demokrasi intinya kebebasan namun, kebebasan tidak identik dengan Demokrasi.
Demokrasi yang kita maksud disini adalah Demokrasi yang sesuai dengan kaidah-kaidah
atau aturan-aturan yang ada. Konsepnya “kita diberi kebebasan tetapi kebebasan kita
tidak pula menghambat / menganggu kebebasan orang lain”.

V. Saran

Berhubungan dengan kasus diatas kami merasa para pihak-pihak yang terkait dalam hal
ini fraksi demokrat, dan nama-nama yang tercantum dalam buku tersebut harus berjiwa
besar dengan tidak mengambil tindakan-tindakan yang jauh dari nuansa demokrasi
dimana, dalam Negara berdemokrasi tinggi penyelesaian konflik itu dilakukan dengan
cara demokratis tidak dengan anarkis.

Dari pihak penulis ( josh ), berdasarkan UUD 1945 dalam pasal 28F ( setiap orang
berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi
dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran
yang tersedia.) Namun, disini dalam hal memberikan informasi. Kami merasa bahwa
informasi yang kita berikan / kita sampaikan harus jelas dari mana sumber dan tingkat
kebenarannya, sebab hal itu yang menguatkan bahwa informasi kita itu layak untuk di
kosumsi publik. Kalau suatu info yang kita sampaikan tidak mempunyai sumber data
yang jelas, itu hanya sebatas isu semata atau kabar angin.

Anda mungkin juga menyukai