Anda di halaman 1dari 2

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik (asli) Indonesia yang hidup di
sungaisungai dan rawarawa. Ciriciri ikan nilem hampir serupa dengan ikan mas. Ciricirinya
yaitu pada sudutsudut mulutnya terdapat dua pasang sungut-sungut peraba. Sirip punggung
disokong oleh tiga jarijari keras dan 1218 jarijari lunak. Sirip ekor bercagak dua, bentuknya
simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jarijari keras dan 5 jarijari lunak. Sirip perut disokong
oleh 1 jarijari keras dan 1315 jarijari lunak. Jumlah sisiksisik gurat sisi ada 3336 keping,
bentuk tubuh ikan nilem agak memanjang dan pipih, ujung mulut runcing dengan moncong
(rostral) terlipat, serta bintik hitam besar pada ekornya merupakan ciri utama ikan nilem. Ikan
ini termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang penempel yang disebut
epifition dan perifition (Djuhanda, 1985).
Ikan mas (Cyprinus Carpio) adalah ikan perkembangbiakan musiman dengan fluktuasi
fungsi reproduksi selama siklus tahunan. Proses perkembangbiakan dikendalikan oleh
hypophyseal hormon gonadotropin (GTH I dan GTH II) yang memainkan peran penting dalam
pengembangan gonad, ovulasi, dan spermiasi. Hipofisis gonadotropin juga dikenal bertanggung
jawab untuk estradiol-17- dan 17-20-hidroksi progesteron sekresi yang pada gilirannya
merangsang vesikel germinal memecah di ovarium folikel selama musim reproduksi. Perubahan
musiman tingkat steroid yang telah dijelaskan dalam ikan karper belum matang dan dewasa
berkorelasi dengan perubahan darah gonadotropin (GTH) konsentrasi selama siklus tahunan
(Salamat, et al, 2009).
Dalam upaya meningkatkan produksi ikan, salah satu hambatan yang sering ditemui
adalah tidak mencukupinya benih yang ada. Pembenihan adalah salah satu bentuk unit
pengembangan budidaya ikan yang merupakan salah satu titik awal untuk memulai budidaya.
Ikan yang akan dibudidayakan harus dapat tumbuh dan berkembang biak agar kontinuitas
produksi budidaya dapat berkelanjutan. Menghasilkan benih yang bermutu dalam jumlah yang
memadai dan waktu yang tepat harus diimbangi dengan pengoptimalan penanganan induk dan
larva yang dihasilkan melalui pembenihan yang baik dan berkualitas. Pembenihan dengan ikut
campur tangan manusia atau fertilisasi buatan sudah dapat dilakukan pada berbagai jenis ikan,
khususnya bagi ikan yang penjualannya tinggi di pasaran di antaranya komoditas ikan air tawar
seperti ikan Lele, ikan Nila, ikan Gurami, dan lain-lain (Afrianto, 1998).
Untuk mengatasi hal ini dilakukan upaya dalam meningkatkan produksi benih dengan
menggunakan Hormon Ovaprim sebelum dilakukan teknik induced spawning. Penggunaan

hormon yang berasal dari luar tubuh ikan untuk merangsang ovulasi dan pemijahan pada ikan
telah berkembang dengan baik. Beberapa rangkaian studi menggunakan pemurnian atau
sintesa gonadotropin releasing hormon dari ikan (GnRH) atau mamalia (LHRH) dan analog
superaktif, untuk merangsang kelenjar pituitari (arfah, H, 2006).
Ovulasi adalah proses keluarnya sel telur (oosit) yang telah matang dari folikel dan masuk
ke dalam rongga ovarium atau rongga perut (Nagahama, 1990 dalam Gusrina, 2008). Menurut
Gusrina (2008) pelepasan telur terjadi akibat:
1. Telur membesar,
2. Adanya kontraksi aktif dari folikel (bertindak sebagai otot halus) yang menekan sel telur
keluar.
3. Daerah tertentu pada folikel melemah, membentuk benjolan hingga pecah dan terbentuk
lubang pelepasan hingga telur keluar (enzim yang berperan dalam pemecahan diding folikel:
protease iplasmin kemudian diikuti oleh hormon prostaglandin F2a (PGF2a) atau
chotecholamin yang merangsang kontraksi aktif dari folikel).
Hipofisa merupakan suatu kelenjar yang terletak di dalam struktur bertulang (selatursika)
di dasar otak. Sela tursika berfungsi sebagai pelindung hipofisa dan memberikan ruang yang
sangat kecil untuk mengembang. Proses hipofisasi dapat mempercepat kematangan gonad 1012 jam sebelum memijah. Kematangan gonad tergantung dari ukuran dan bentuk Ikan. Kelenjar
hipofisa menghasilkan berbagai hormon di antaranya adalah GnRH, ACTH, TSH, FSH, LH, STH,
MSH, prolaktin, vasopresin, dan oksitosin (Afrianto, 1998).

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah merangsang ikan untuk ovulasi dan memijah dengan induksi
kelenjar hipofisis.

Anda mungkin juga menyukai