5 Infeksi Tropis
5 Infeksi Tropis
e
f
i
n
i
s
i
Typoid
Demam tifoid adalah penyakit
sistemik akut yang disebabkan
oleh infeksi Salmonella typhi atau
Salmonella paratyphi
Dengue fever
Demam yang disebabkan
oleh virus dengue
- Virus
dengue genus
flavivirus,
famili
flaviviride. Terdiri dari 4
serotip virus yaitu DEN1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4.
- Vektor pembawa virus
oleh gigitam nyamuk
Aedes Aegypti.
famili
flaviviride.
Malaria
Malaria adalah infeksi parasit yang
disebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai
dengan ditemukan plasmodium
aseksual di dalam darah.
Berdasarkan
hipotesis
the
secondary heterologous infection:
infeksi sekunder dengan tipe virus
dengue yang lain respon
antibodi proliferasi dan
transformasi
limfosit
serta
replikasi virus dengue virus
kompleks antigen-antibodi
aktivasi
sistem
komplemen
(aktivasi C3 dan C5) pelepasan
C3a dan C5a peningkatan
permeabilitas dinding pembuluh
darah dan merembesnya plasma
dari
intravaskuler
ke
ekstravaskuler peningkatan
kadar hematokrit, penurunan
kadar natrium, terdapat cairan
pada rongga serosa (efusi pleura,
asites).
adalah
pembawa
DEN-3.
virus oleh
infeksi
virus
dengue
yang
aktivasi
menyebabkan
helper
dan
gamma
akan
mediator
TNF-a,
inflamasi
IL-1,
PAF
histamine
yang
G
e
j
a
l
a
d
a
n
t
a
n
d
a
D
i
a
g
n
o
s
a
Diagnosis
Gejala/keluhan : demam > 1
minggu, apatis, thypoid tongue,
feses hitam, cephalgia, mual,
muntah, nyeri perut, anoreksia
Pemeriksaan fisik : demam,
bradikardia relatif, splenomegali,
hepatomegali.
mengakibatkan
disfungsi
sel
Berdasarkan
dengue
dapat
bersifat
dengue
umumnya
(SSD).
pasien
Pada
mengeluh
tidak
mempunyai
demam
tetapi
resiko
terjadi
WHO
1997
Demam
atau
riwayat
kebocoran plasma.
Serologi dengue positif
biasanya bifasik.
-
perdarahan
berikut :
o
Uji
bendung
positif.
o
Petekie, ekimosis,
atau purpura.
Perdarahan mukosa
(tersering
epistaksis
atau
perdarahan
gusi),
atau
perdarahan
Hematemesis atau
melena
Trombositopenia
(jumlah
trombosit <100.000/ul).
-
Terdapat
minimal
satu
Peningkatan
hematokrit
>20%
dibandingkan
standar
sesuai
Penurunan
hematokrit
setelah
>20%
mendapat
terapi
cairan,
dibandingkan
dengan
nilai
hematokrit
sebelumnya.
o
Tanda
kebocoran
plasma
seperti
1.
Pemeriksaan rutin :
lekopeni/lekositosis,
anemia
ringan,
trombositopenia,
diff
count:
aneosinofilia,
limfopenia, LED naik.
2. Uji widal : aglutinin O
dan aglutinin H
3. Kultur darah
Hasil
positif:
memastikan
demam
tifoid
Hasil
negatif:
tidak
menyingkirkan demam
tifoid
Penyebab false negatif : telah
mendapat
terapi
antibiotik,
volume darah kurang, riwayat
vaksinasi, pengambilan darah di
minggu I
jumlah
Pemeriksaan laboratorium :
Hb, Ht (kebocoran plasma
dengan peningkatan > 20%),
jumlah
trombosit
(trombositopenia hari ke 3-8)
Radiologis : efusi pleura,
ascites
Protein/ albumin (kebocoran
plasma bila hipoproteinuria)
SGOT/SGPT
Ureum kretinin
1. Pengobatan
malaria
komplikasi :
a) Malaria falcifarum
Chain
tetapi
sehingga
serologi
yang
hal
ini
saat
ini
dilakukan
T
e
r
a
1.
2.
3.
a.
Pemeliharaan
cairan
volume
sirkulasi
1.
tanpa
p
i
Klorampenikol,
4x500mg sampai 7 hari
bebas panas
Tiamfenikol, 4x500 mg
(komplikasi
anemia
aplastik lebih rendah
Kotrimoksazol,
2x2
tablet selama 2 minggu
Ampisilin
dan
Amoksisilin,
50-150
mg/kgBB 2 minggu
Sefalosporin generasi 3,
ceftriaxon 3-4 gram
selama 3-5 hari
Golongan florokuinolon
:
norfloksasin,
ciprofloksasin,
ofloxacin, perfloksasin,
fleroksasin.
Kombinasi
obat
antimikroba pada toksik
tifoid,
peritonitis,
perforasi, syok septik
Kortikosteroid dosis 3x5
mg pada toksik tifoid ,
syok septik demam
tifoid.
E Istirahat/Tirah baring
d Pemberian bubur saring
u Minum obat secara teratur
k
a
Pemberian
Pengobatan
simptomatik
paracetamol
c.
d.
Edukasi
Anjuran ke pasien dan
keluarga :
Tirah baring selama
masih demam
a.
Menjelaskan penyakit,
penularan, pemeriksaan
lain yang dibutuhkan,
s
i
terapi
b.
demam
c.
Banyak
minum
jus
air putih.
d.
Rawat
inap
jika
-
trombosit turun
e.
Jika
terdapat
tanda-
nafas
cepat,
dingin,
kulit
lembab,
muntah,
kejang,
kesadaran
menurun
segera
hubungi dokter
P Ad bonam : bila tidak ada
r komplikasi
o
g
n
o
s
i
s
DBD
DSS
D
e
f
i
n
i
s
i
Demam chikungunya
Demam Chikungunya adalah
suatu
penyakit
virus
yang
yang
bermaksud
penderita
yang
Leptospirosis
Leptospirosis adalah
suatu penyakit yang
disebabkan
oleh
mikroorganisme
Leptospira interogans
Pneumonia
Peradangan yang mengenai parenkim
paru, distal dari bronkiolus terminalis
yang
mencakup
bronkiolus
respiratorius, dan alveoli serta
menimbulkan konsolidasi jaringan
paru dan gangguan pertukaran gas
setempat.
ISK
Definisi
ISK atas
1. Pielonef
ritis
akut
(PNA)
adalah
proses
inflama
si
parenki
m ginjal
yangdis
ebabkan
infeksi
bakteri
2. Pielonef
ritis
kronis
(PNK)
akibat
kelanjut
an
infeksi
banker
mulai
saat
kecil.
Sumbat
an pada
saal
kencing
ISK bawah
1. Peremp
uan
a. Sistitis
adalah
present
asi
klinis
infeksi
kandu
ng
kemih
diserta
Sepsis
pasien yang memiliki dua atau lebih kriteria sebagai berikut :
1. Suhu > 38 0 C atau < 36 0 C
2. HR > 90 x/menit
3. Respirasi >20/menit atau PaCO2. <32 mmHg
4. Hitung leukosit > 12.000/mm3 atau 10% sel imatur
E
t
i
o
l
o
g
i
Penyakit
Demam
termasuk
keluarga
Aedes
genus
leptospira,
famili
treponemataceae,
suatu
organisme
spirochaeta
Mikroorganisme
penyebab
yang
tersering adalah bakteri, antara lain
Steptococcus
pneumonia,
P.
aeruginosa, dan Enterobacter.
i
bakteri
uria
berma
kna
b. Sindro
ma
uretra
akut
(SUA).
Adalah
ditemu
kannya
mikroo
rganis
me
steril
dengan
present
asi
sistitis.
2. Lakilaki
Sistitis
prostatitis,
epididimis
dan
urethritis
a. Bakter
i
1. Es
ch
eri
a
co
li
2. pr
ot
eu
s
sp
3. St
afi
lo
co
cu
1.
2.
3.
4.
5.
s
Kl
ep
bsi
ell
a
sp
p
b. Litiasis
c. Obstru
ksi sal
kemih
d. Penyak
it
ginjal
polisist
ik
e. Nekrsi
s
papilar
f. Diabet
es
mellitu
s pasca
transpl
antasi
ginjal
g. Nefrop
ati
analge
sic
h. Peny
siklecell
i. Keham
ilan,
KB
j. Kateter
isasi
a. Bacteria
flora
saluran
cerna e
collii
melekat
pada sal
4.
P
a
t
o
f
i
s
Demam
mempunyai
Chikungunya
masa
inkubasi
virus
hingga
Leptospira masuk ke
dalam tubuh melalui
kulit atau selaput
lendir,
memasuki
aliran darah dan
berkembang
lalu
menyebar secara luas
Sepsis akibat stimulasi toksin yang disebabkan oleh endotoksin gram (Endotoksin dengan liposakarida dan antibody akan membentuk lipo poli
yang beredar dalam darah. Eksotoksin berperan sebagai supraantigen deng
antigen presenting cell (APC). Akan berikatan dengan CD4 dan selanjutn
reseptor.
Sebagai respon dari sepsis limfosit T akan mengeluarkan sel inflamoatori IL
menyebabkan nekrosis pembuluh darah sehingga terjadi kerusakan da
i
o
l
o
g
i
-mirip
penyakit
dengan
Demam
ke jaringan tubuh.
Leptospira
melepaskan
toksin
pada beberapa organ.
Lesi yang muncul
terjdi
karena
kerusakan
lapisan
endotel kapiler. Pada
kasus yang berat
terjadi
kerusakan
kapiler
dengan
dengan perdarahan
yang
luas
dan
disfungsi
hepatiseluler
dan
retensi bile. Selain di
ginjal leptospira juga
dapat bertahan pada
otak
dan
mata.
Leptospira juga dapat
masuk ke dalam
cairan serebrospinalis
pada
fase
leptospiremia. Organ
yang sering dikenai
leptospira
adalah
ginjal, hati, otot, dan
pembuluh darah
kemih.
Fili
fimbrae
bersifat
melekat
dan
membent
uk
jaringan
ikat,
mengelu
arkan
toksin
alfahaemolis
in.
Tubuh
akan
mengakti
vasi
system
komplem
en
perantara
tubuh,
sehingga
menghibi
si fungsi
fagosit
dan
sekuestra
si besi.
Virulensi
e
colli
kapsul
antigen
K
resistensi
terhadap
pertahan
an tubuh
dan
perlengk
etan.
Lipopolis
akarida
side
chain O
dan
menyeba
bkan
resistensi
terhadap
fagositos
is. Lipid
A
menyeba
bkan
peristalti
k ureter
dan proinflamato
ri.
Sedanga
kan
membran
e protein
lainnya
menyeba
bkan
kelasi
besi
,antibitik
resisten,
kemungk
inan
perlengk
etan,
b. Obstruks
i akibat
ganggua
n
anatomi
saluran
kemih
dapat
ganggua
n proses
klirens
normal.
Sehingga
menyeba
G
e
j
a
l
a
a.
Demam
mendadak
disertai
menggigil
selama
2-5
Gejala
demam
biasanya
d
a
n
hari.
timbul
dengan
derajat
>40C).
tinggi
t
a
n
d
a
Demam
kemudian
hari
berikutnya.
b.
c.
Nyeri
sendi
Demam, menggigil,
sakit
kepala,
meningismus,
anoreksia,
mialgia,
conjuctival suffusion,
mual, muntah, nyeri
abdomen,
ikterus,
hepatomegali, ruam
kulit, fotopobi
Demam
Sesak nafas
Tanda-tanda konsolidasi paru
(perkusi paru yang pekak, ronchi
basah
halus,
suara
nafas
bronchial)
Manifestasi lain: efusi pleura,
pneumothoraks/hidropneumothor
ax
Pneumonia nosokomial atau
dengan gangguan imun dapat
dijumpai gangguan kesadaran
oleh hipoksia
bkan
refulks
dari VU
ke ginjal
tokson
lipid A
mengha
mbat
peristalti
c ureter.
1. Pielon
efritis
akut
(PNA)
a. Pa
na
s
tin
gg
i
(3
9.
50
C40
.50
C)
b. M
en
gg
igi
l
c. Sa
kit
pi
ng
ga
ng
d. Se
rin
g
di
da
hu
lui
sis
titi
s
2.
3.
ISK
bawah
a. N
ye
ri
su
pr
ap
ub
ik
b. Po
la
ku
su
ria
c. N
ok
tur
ia
d. Di
su
ria
e. str
an
gu
ria
Sindro
m
Uretra
Akut
(SUA)
a. Us
ia
20
50
ta
hu
n
b. Ke
lo
m
po
k
1.
10
3
10
5
c.
4.
Inf
ek
si
pe
ri
urt
ral
ata
u
ur
et
hr
a
ISK
rekure
n
a. Re
inf
ek
si
De
ng
an
jar
ak
>6
mi
ng
gu
de
ng
an
mi
kr
oo
rg
an
is
m
e
(
M
O)
D Trias gejala :
i
a. Demam
a
g
b. Adanya ruam (rash)
n
c. Manifestasi rheumatic
o
s
a
Gejala/keluhan
:
demam
mendadak,
sakit kepala terutama
di bagian frontal,
nyeri
otot,
mata
merah/fotopobia,
mual dan muntah.
Pemeriksaan fisik :
demam, bradikardia,
nyeri tekan otot,
hepatomegali,
Relaps
infection
1. IS Diagnosis
K
1. Demam
ata 2. Menggigil
s
3. Gejala kontitusif (Lelah, Malaise, gelisah)
a. P4. Hipotensi (<40 mmHg)
a5. Oligouria / anuria
n6. Takipnea / hiperpnea
a7. Hipotermia tanpa penyebab jelas
s 8. Perdarahan
t
i
n
g
g
i
(
3
9
.
5
0
C
4
0
.
5
0
b.
C
)
M
e
n
g
g
i
g
i
l
c.
d.
S
k
i
t
p
i
n
g
g
a
n
g
S
e
r
i
n
g
d
i
d
a
h
u
l
u
i
s
i
s
t
i
t
i
s
2.
IS
K
ba
wa
h
a. N
y
e
r
i
b.
c.
d.
e.
s
u
p
r
a
p
u
b
i
k
P
o
l
a
k
u
s
u
r
i
a
N
o
k
t
u
r
i
a
D
i
s
u
r
i
a
s
t
r
a
n
g
u
r
i
a
P
e
m
e
r
i
k
s
a
a
n
Pemeriksaan serologi :
IgM melalui enzyme
linked immunosorbent
assay (MAC-ELISA)
atau
deteksi
virus
dengan PCR
Pemeriksaan rutin :
lekositosis,
normal
atau sedikit menurun
disertai
gambaran
neutrofilia dan LED
naik,
Pada
urin
:
proteinuria,
leukosituria
Kultur urin
Serologi
p
e
n
u
n
j
a
n
g
T
e
r
a
p
i
Simptomatis
analgesic, antipiretik,
anti inflamasi.
1.
Leptospirosi
s ringan :
doksisiklin
2x100 mg,
ampisilin 4x
500-750 mg,
Radiologis:
- Pneumonia
lobaris
dengan
gambaran
air
bronchogram
(airspace
disease)
Steptococcus
pneumonia,
bronkopneumonia
(segmental
disease), pneumonia interstitial.
- Infiltrat di lobus atas: Klebsiella
sp, tuberculosis
- Infiltrat
di
lobus
bawah:
Staphylococcus atau bakteriemea.
- Cavitas dengan air-fluid level:
sugestif abses paru, infeksi
anaerob, gram negative.
- Efusi pleura:
S. pneumonia,
anaerob, S.pyogenes, E.coli dan
Staphylococcus (pada anak).
- Kista
:
pneumonia
nekrotikans/supurativa, abses dan
fibrosis karena nekrosis jaringan
paru oleh S.aureus.
Laboratoris:
- Leukositosis infeksi bakteri
- Leukosit
normal/rendah
1.
2.
3.
Urinali
sa
USG
Rsdiol
ogi
a. Fo
to
po
los
pe
rut
b. Pi
el
og
ra
ph
y
c. Mi
ct
ur
ati
ng
cy
sto
gr
a
m
1.
IS Terapi
K
1. stabilisasi pasien langsung
ata
a. ABC
s
b. Mentoring status mental/penurunan kesadaran
a. R
c. O2
a
d. Iv krostaloid/ koloid
amoksisilin
4x 500 mg
2. Leptospirosi
s
sedang/berat
: penisilin G
1,5 juta unit
/ 6 jam i.v,
ampisilin 1
gram/ 6 jam
(i.v),
amoksisilin
1 gram/ 6
jam (i.v)
Kemoprofilaksis
:
doksisiklin
200mg/minggu
b.
w
a
t
2.
i
n
a
p
A
n3.
t
i
b
i
o
t
i
c
p
a
r
e
n
t
e
r
a
l
4
8
.
A
m
i
g
l
i
k
o
s
i
d
a
e.
f.
,
s
e
f
a
l
o
s
p
o
r
i
n
,
f
l
u
o
r
o
k
u
i
n
o
l
o
n
2.
IS
K
ba
wa
h
a. A
m
p
i
s
i
l
i
n
3
g
r
,
t
r
i
m
e
t
o
p
r
i
m
2
0
0
b.
m
g
B
a
n
y
a
k
m
i
n
u
m
a
i
r
p
u
t
i
h
a.
Menjelaskan penyakit,
Istirahat
Edukasi
keluarga
mengenai
a. Menja
Edukasi
d
u
k
a
s
i
penularan, terapi
b.
c.
Banyak minum
f.
kegawatan
perawatan di rumah
Antibiotik
diminum
sesuai
dengan anjuran dokter
Kontrol 2 hari atau lebih bila
keadaan pasien memburuk
Obati bila demam
Obati bila ada mengi
bibir
biru,
tangan
dan
kaki
kejang,
menurun
mungkin
berlangsung
ga
higine
b. Minu
m
banyak
air
putih
c. Memin
um
antibio
tic
secara
rutin
sesuai
anjura
n dan
tidak
terputu
s.
a.
b.
c.
1.
Dubia ad Malam : kerusakan pada organ target hati , paru dan gin
gagal organ utama, dan pasien dengan granulosiopenia., syok seps
Dubia ad bonam :
Monitoring pasien dan
penetalaksanaan tepat
2.