Anda di halaman 1dari 7

Sepsis/Systemic inflammatory

respone Syndrome (SIRS)


Definisi
Adalah pasien yang memiliki
dua atau lebih kriteria sebagai
berikut :
1. Suhu > 38 0 C atau < 36 0 C
2. HR > 90 x/menit
3. Respirasi >20/menit atau
PaCO2. <32 mmHg
4. Hitung leukosit >
12.000/mm3 atau 10% sel
imatur

Etiologi

Infeksi Saluran Kemih Pasien


Dewasa
Definisi
ISK atas
1. Pielonefritis akut (PNA)
adalah proses inflamasi
parenkim ginjal
yangdisebabkan infeksi
bakteri
2. Pielonefritis kronis
(PNK) akibat kelanjutan
infeksi banker mulai
saat kecil. Sumbatan
pada saal kencing
ISK bawah
1. Perempuan
a. Sistitis adalah
presentasi klinis
infeksi kandung
kemih disertai
bakteri uria
bermakna
b. Sindroma uretra
akut (SUA). Adalah
ditemukannya
mikroorganisme
steril dengan
presentasi sistitis.
2. Laki-laki
Sistitis prostatitis,
epididimis dan uretritis
Etiologi

1. 60% disebabkan oleh


bakteri gram (-) 60%-70%.
komensal gatro intestinal,
genitourinarium, saluran
empedu.
2. Bakteri gram (+) 20%-40%.
infeksi kulit, sal pernafsan
dan juga bisa berasal dari
luka terbuka.
3. Jamur oportunistik
4. Virus (dengue dan herpes)
5. Protozoa (Falciparum)

Patofisiologi
Sepsis akibat stimulasi toksin
yang disebabkan oleh
endotoksin gram (-) dan
eksotoksin gram (+).
Endotoksin dengan
liposakarida dan antibody akan
membentuk lipo poli sakarida
antibody (LP Sab) yang beredar
dalam darah. Eksotoksin
berperan sebagai supraantigen
dengan magrofag
menghasilkan antigen
presenting cell (APC). Akan
berikatan dengan CD4 dan
selanjutnya berikatan dengan T
cell reseptor.
Sebagai respon dari sepsis
limfosit T akan mengeluarkan

a. Bakteri
1. Escheria coli
2. proteus sp
3. Stafilococus
4. Klepbsiella spp
b. Litiasis
c. Obstruksi sal kemih
d. Penyakit ginjal polisistik
e. Nekrsis papilar
f. Diabetes mellitus pasca
transplantasi ginjal
g. Nefropati analgesic
h. Peny sikle-cell
i. Kehamilan, KB
j. Kateterisasi
Patofisiologi
a. Bacteria flora saluran cerna
e collii melekat pada sal
kemih. Fili fimbrae bersifat
melekat dan membentuk
jaringan ikat,
mengeluarkan toksin alfahaemolisin. Tubuh akan
mengaktivasi system
komplemen perantara
tubuh, sehingga menghibisi
fungsi fagosit dan
sekuestrasi besi. Virulensi e
colli kapsul antigen K
resistensi terhadap
pertahanan tubuh dan
perlengketan.
Lipopolisakarida side chain
O dan menyebabkan

sel inflamoatori IL-2 dan TNFalfa yang akan menyebabkan


nekrosis pembuluh darah
sehingga terjadi kerusakan dan
menyebabkan gangguan
vaskuler. Akibat sel inflamatori
yang beredar menyebabkan
gangguan organ. Gangguan
organ menyebabkan trombosit
dan koagulasi dalam pembuluh
darah kecil sehingga terkjadi
kematian.

Gejala dan Tanda


1. Demam
2. Menggigil
3. Gejala kontitusif (Lelah,
Malaise, gelisah)
4. Tempat infeksi yang paling
sering paru, traktus
digestifus, traktus
urinarius, kulit jaringan
lunak dan saraf pusat

resistensi terhadap
fagositosis. Lipid A
menyebabkan peristaltik
ureter dan pro-inflamatori.
Sedangakan membrane
protein lainnya
menyebabkan kelasi besi
,antibitik resisten,
kemungkinan
perlengketan,
b. Obstruksi akibat gangguan
anatomi saluran kemih
dapat gangguan proses
klirens normal. Sehingga
menyebabkan refulks dari
VU ke ginjal tokson lipid A
menghambat peristaltic
ureter.
Gejala dan tanda
1. Pielonefritis akut (PNA)
a. Panas tinggi (39.50C40.50C)
b. Menggigil
c. Sakit pinggang
d. Sering didahului sistitis
2. ISK bawah
a. Nyeri suprapubik
b. Polakusuria
c. Nokturia
d. Disuria
e. stranguria
3. Sindrom Uretra Akut (SUA)
a. Usia 20-50 tahun
b. Kelompok 1. 103-105

Diagnosis
1. Demam
2. Menggigil
3. Gejala kontitusif (Lelah,
Malaise, gelisah)
4. Hipotensi (<40 mmHg)
5. Oligouria / anuria
6. Takipnea / hiperpnea
7. Hipotermia tanpa
penyebab jelas
8. Perdarahan

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan hitung darah
trombositopenia,
leucopenia, neutrofil
2. Pemeriksaan LED darah
(sift kiri)
3. Pemeriksaan urin
(hiperbilirubinemia dan
proteinuria)
4. Pemeriksaan GDS
(iperglikemia)

c. Infeksi peri urtral atau


urethra
4. ISK rekuren
a. Re-infeksi
Dengan jarak >6
minggu dengan
mikroorganisme (MO)
b. Relaps infection
Diagnosis
1. ISK atas
a. Panas tinggi
(39.50C-40.50C)
b. Menggigil
c. Skit pinggang
d. Sering didahului
sistitis
2. ISK bawah
a. Nyeri suprapubik
b. Polakusuria
c. Nokturia
d. Disuria
e. stranguria
Pemeriksaan penunjang
1. Urinalisa
2. USG
3. Rsdiologi
a. Foto polos perut
b. Pielography
c. Micturating cystogram

5. Pemeriksaan profil lipid


(serum lipid meningkat)
6. Uji fungsi liver
7. Kadar asam laktat
8. Gas darah arteri
9. Biakan darah
10. Sputum urin
11. Elektrokardiogram
12. Ronsen dada
13. BGA (hipoksia)
Terapi
1. stabilisasi pasien langsung
a. ABC
b. Mentoring status
mental/penurunan
kesadaran
c. O2
d. Iv krostaloid/ koloid
e. Inotrop/vasopresor (
efinefrin, dopamine)
f. Sepsis berat:
pemantauan CVP, NaCl
0.9%, PAW (wedge
pressure arteri paru).
Mentoring keadaan
Umum dan
2. Darah harus cepat
dibersihkan dari
mikroorganisme
a. Pemberian antibiotic
empiric untuk terapi
awal bersamaan
menunggu hasil dari
kultur bakteri

Terapi
1. ISK atas
a. Rawat inap
b. Antibiotic
parenteral 48.
Amiglikosida,
sefalosporin,
fluorokuinolon
2. ISK bawah
a. Ampisilin 3gr,
trimetoprim 200
mg
b. Banyak minum air
putih

b. Bakteri peneumonia :
di gunakan 2 regimen
obat seftriaksin/
sefepim +
aminoglikosida
c. Pneumonia nosilomial:
sefipim dan
aminoglikosida
d. Infeksi abdomen :
imipenem-silastatin
dan aminoglikosida
e. Infeksi abdomen :
3. Focus infeksi awaal harus
diobati
a. Bagian tubuh fokal
infeksi yang telah
nekrosis diamputasi
b. Hilangkan benda asing
penyebab infeksi
c. Salurkan eksudat
purulen untuk infeksi
anaerobik
Edukasi
a. Menghindari trauma
pada permukaan
mukosa yang biasanya
dihuno bakteri gramnegatif
b. Menggunakan nitrat
perak tipikal pada
pasien luka bakar
c. Lingkungan yang
protektif bagi pasien
beresiko berhasil

Edukasi
a. Menjaga higine
b. Minum banyak air
putih
c. Meminum antibiotic
secara rutin sesuai
anjuran dan tidak
terputus.

karena sebagian besar


infeksi berasal dari
dalam endogen
Prognosis
1. Dubia ad Malam :
kerusakan pada organ
target hati , paru dan
ginjal, lansia, DM,
keganasan, gagal organ
utama, dan pasien
dengan
granulosiopenia., syok
sepsis
2. Dubia ad bonam :
Monitoring pasien dan
penetalaksanaan tepat

Prognosis
1. ad bonam : ISK
sederhana / non
complicated (self
limiting disease)
2. dubia ad bonam : ISK
komplikasi ( ISK
obstruksi, ISK
perempuan hamil , ISK
DM

Anda mungkin juga menyukai