Anda di halaman 1dari 31

Aplikasi asuhan keperawatan

pada klien dengan Gangguan


persepsi sensori: halusinasi
pendengaran
Ahmad Syukri
Anik Istiyani
Ayu Rachmayanti
Devi Saputra
Ida Ayu Intan Wahyuni
MeiRiayu
Wati Melawati

Latar Belakang
WHO : 1 dr 4 org akan menderita ggn
mental/ neurologis pd suatu saat dlm
kehidupannya
Prevalensi ggn jiwa berat pd penduduk
Indonesia : 1,7 per mil
Ggn jiwa berat : Yogyakarta, Aceh,
sulawesi selatan, Bali dan jawa tengah
Proporsi RT yg pernah memasung ART,
dgn ggn jiwa berat 14,3% dan terbanyak
pd pedesaan 18, 2%
Riskesdas, 2013

Ggn jiwa respon maladaptif thd stressor


dr lingkungan (internal/ eksternal)
dibuktikan dr pikiran, perasaan dan
perilaku yg tdk sesuai dgn norma
lokal/setempat (depkes RI. 2003)
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang
dianggap paling umum dan
melumpuhkan ini berasal dari gangguan
fungsi fisiologis dari otak (Shives, 2012).

Berdasarkan survey kementrian sosial


2008 : penderita skizoprenia mencapai
650.000 (kompas, 3 juni 2011)

Berdasarkan data tsb, bagaimana


peran perawat ?
Asuhan keperawatan : bio-psiko-sosialspiritual dan cultural

Klien dgn risiko dan ggn


kejiwaan
PROSES
KEPERAWATAN

Pengertian skizoprenia
Skizofrenia adalah gangguan psikotik
yang dianggap paling umum dan
melumpuhkan ini berasal dari
gangguan fungsi fisiologis dari otak
(Shives, 2012).
Sedangkan menurut Videbeck (2010)
Skizofrenia merupakan gangguan
yang menyebabkan penyimpangan
persepsi dan pikiran aneh, emosi,
gerakan dan prilaku

Tipe tipe skizoprenia


Paranoid
Keasyikan dengan satu atau lebih delusi atau sering
halusinasi pendengaran. Klien menunjukkan skizofrenia
paranoid cenderung mengalami delusi persecutory atau
megah dan halusinasi pendengaran. Mereka juga mungkin
menunjukkan perubahan perilaku seperti marah,
permusuhan, atau perilaku kekerasan. gejala klinis mungkin
menimbulkan ancaman bagi keselamatan diri sendiri atau
orang lain.
Katatonik
Setidaknya dua dari berikut ini tampak seperti: motor
imobilitas (yaitu, kekakuan), aktivitas motorik yang
berlebihan, ekstrim negativisme atau sifat bisu, kekhususan
gerakan spontan yang dibuktikan oleh sikap, gerakan
stereotip, atau terlihat meringis. Echolalia (mengulangi semua
kata atau frasa yang didengar) atau Ekopraksia (meniru
tindakan orang lain)

Disorganized
Berbicara tidak teratur
Perilaku tidak terorganisir
Apek flat
Undifferent
Memenuhi karakteristik skizoprenia
secara umum tetapi tidak termasuk
kriteria yang lain
Residual
Tidak adanya delusi yang menonjol,
halusinasi, bicara tidak teratur, dan
sangat tidak teratur atau perilaku
katatonik, adanya gejala negatif atau
dua atau lebih banyak gejala
karakteristik diagnostik.

Etiologi Skizofrenia
(stuart&laraia. 2005)
Faktor Predisposisi
- Biological, Genetik,
- Neurobiologi : anatomical, fungsi,
neurochemical : neurotransmiter
- Neurodevelopment
- viral theories
- Psikologi
- sociocultural dan environmental

Faktor Presipitasi
a. Biologi
b. Pencetus
1. Kesehatan : kekurangan nutrisi, kurang
tidur, infeksi, penggunaan obat-obatan
sistem saraf pusat
2. Lingkungan : kekerasan, tekanan
pekerjaan, kemiskinan, ggn hubungan
interpersonal, kekurangan dukungan
sosial, kehilangan kebebasan dlm
hidup
3. Perilaku : konsep diri rendah, kurang
percaya diri, ketidakmampuan dlm
memenuhi kebutuhan spiritual,
Aggressive behaviour

Prediposising
factor
Biologica
l

Psikological

Lingkungan

Sosial
budaya

PRECIPITATING FACTOR
Symptom
Triggers

Biological

Stres
Sumber koping
Mekanisme koping

konstruktif

Destruktif

Konsep neurolobiologi
Gejala psikosis dikelompokkan dalam 5
kategori utama fungsi otak:
Perilaku berhubungan dengan kognisi
Perilaku yang berhubungan dengan
persepsi
Perilaku yang berhubungan dengan
emosi
Perilaku yang berkaitan dengan gerak
dan perilaku
Perilaku yang berhubungan dengan
menjalin kerjasama

Neurogical soft sign: tanda yg terjadi akibat


adanya disfungsi prefrontal cortical pd
skizofrenia, adapun gejalanya :
1. Astereogrosis : ketidakmampuan
mengenali objek dgn sensasi sentuhan
2. Agraphes thesia : ketidakmampuan
mengenali angka-angka
3. Dysdiadochokinesia : penurunan
kemampuan mengubah gerak
4. Gerakan-gerakan halus tak terkendali
5. Peningkatan kedipan mata
6. Penurunan keterampilan fine motor skill

Gejala klinis (Videback. 2010)


Positif

Negatif

Ambivalensi
Kelonggara asosiatif
Delusi
Ekoprasia
Flight of idea
Halusinasi
Ide dari referensi
perseverasi

Alogia
Anhedonia
Apatis
Efek tumpul
Afek datar
Kurangnya kemauan

Penatalaksanaan Skizofrenia
1. Farmakologi (videbeck. 2010)

2. Terapi Psikososial
terapi individual dan kelompok, terapi
keluarga, pendidikan keluarga dan
pelatihan keterampilan sosial dapat
dikembangkan untuk klien

Konsep halusinasi
Halusinasi merupakan suatu bentuk
gangguan persepsi dimana
didalamnya terdapat kesalahan dalam
mempersepsikan realitas.
Jenis halusinasi: pendengaran,
penglihatan, penghidu, taktile,
cenesthetic dan kinesthetic

Tahap dan gejala halusinasi


Stage 1: halusinasi membuat rasa
nyaman (comforting)
Stage 2; halusinasi dialami klien sbg
sesuatu yang menjijikkan atau
mengerikan (Condemning)
Stage 3: halusinasi menjadi
mahakuasa (controlling)
Stage 4: secara umum halusinasi
menjadi lebih rumit (Conquering)

Isolasi Sosial
Isolasi sosial merupakan kondisi
kesendirian atau kesepian yang
dialami oleh individu karena orang
lain dianggap menyatakan sikap
negative dan dianggap mengancam
bagi dirinya [Townsend. M.C. 1998]

Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala isolasi sosial menurut Townsend.M.C
(1998) dan Carpenito,L.J. (1995) sebagai berikut ;
kurang spontan
apatis
tidak memperhatikan kebersihan diri
komunikasi verbal kurang
menyendiri
tidak peduli lingkungan
asupan makanan terganggu
retensi urin dan feces
aktivitas menurun
posisi baring seperti fetus
menolak berhubungan dengan orang lain

Data Subjektif

Klien menceritakan perasaan


kesepian atau ditolak oleh
orang lain.
Klien merasa tidak aman
berada dengan orang lain.
Klien mengatakan hubungan
yang tidak berarti dengan orang
lain.
Klien merasa bosan dan lambat
menghabiskan waktu.
Klien tidak mampu
berkonsentrasi dan membuat
keputusan.
Klien merasa tidak berguna,
Klien tidak yakin dapat
melangsungkan hidup.

Data Objektif

Klien banyak diam dan tidak


mau bicara.
Tidak mengikuti kegiatan
Banyak berdiam diri di kamar.
Klien menyendiri dan tidak mau
berinteraksi dengan orang tpak
sedih, eksperisi datar dan
dangkal.
Kontak mata kurang.
Asyik dengan pikirannya
sendiri.
Tindakan berulang dan tidak
bermakna.
Tidak merawat diri dan tidak
memperhatikan kebersihan diri.
Mengisolasi diri.

Proses Keperawatan
Pengkajian

Rencana Keperawatan
pada klien dgn Isolasi Sosial
Tujuan :
Klien dapat membina
hubungan saling percaya.
Klien dapat menyadari
penyebab isolasi sosial.
Klien dapat berinteraksi
dengan orang lain.

Intervensi :
Bina hubungan saling
percaya.
Bantu klien mengenal
penyebab isolasi sosial.
Bantu klien untuk
mengenal manfaat
berhubungan dengan
orang lain.
Bantu klien mengenal
kerugian tidak
berhubungan dengan
orang lain.
Bantu klien untuk
berinteraksi dengan orang
lain secara bertahap

Rencana Keperawatan
pada keluarga
Tujuan :
Keperawatan setelah tindakan
keperawatan, keluarga dapat
merawat anggota keluarga
dengan isolasi sosial

Intervensi :
Diskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat klien.
Jelaskan tentang:
- Masalah isolasi sosial dan
damapaknya pada klien.
- Penyebab isolasi sosial.
- Cara-cara merawat klien
dengan isolasi sosial.
Peragakan cara merawat klien
dengan isolasi sosial.
Bantu keluarga
mempraktikkan cara merawat
yang telah dipelajari,
mendiskusikan masalah yang
dihadapi.
Susun perencanaan pulang
bersama keluarga

Konsep perilaku kekerasan

Perilaku kekerasan adalah bagian dari


kontrol sistem paksaan yang
didalamnya termasuk dalam paksaan
finansial, ancaman terhadap anakanak dan anggota keluarga lain dan
merusak barang (Stuart dan Laraia,
2005)

Tanda dan Gejala Perilaku


Kekerasan
Agitasi motorik
Mondar mandir; Tidak bisa duduk diam; Mengepalkan tinju;
Rahang mengeras; Peningkatan pernapasan; Berhenti
mendadak dari aktivitas motorik (katatonik)
Verbal
Ancaman lisan terhadap benda yang nyata ataupun bayangan;
Tuntutan mengganggu perhatian; Peningkatan tekanan saat
berbicara; dan Bukti isi pikiran delusi atau paranoid
Afek
Marah; Bermusuhan; Kecemasan yang ekstrim; Sifat cepat
marah; Euphoria; dan Mempengaruhi labilitas
Tingkat kesadaran
Kebingungan; Perubahan mendadak dalam status mental;
Disorientasi; Memori melemah; dan Ketidakmampuan
mengarahkan

Pembahasan kasus
Seorang laki-laki 41 tahun, duda, saat ini
pasien tidak bekerja. Pasien tinggal dirumah
hanya dengan pembantu. Pasien dirawat di
rumah sakit untuk ketiga kalinya dengan
alasan marah-marah, merusak barang, dan
tidak mampu mengurus diri. Pasien
mengatakan sering mendengar suara yang
ingin membunuh dirinya. Suara itu sangat
menakutkan sehingga pasien kesal dan
merusak barang-barang agar suara tersebut
hilang. Selama di RS pasien sering
menyendiri, duduk dipojok ruangan atau
tiduran di tempat tidur, kadang berjalan
mondar-mandir. Pasien tampak bicara dan
tertawa sendiri. Diagnosa Medik :
Skizoprenia paranoid

Analisa Data
Kasus Tn.B

Pohon diagnosis
Risiko Perilaku
Kekerasan

Defisit Perawatan
Diri

HALUSINASI

Isolasi
Sosial

---------

Motivasi yang
Kurang

Intervensi
SAK kasus Tn.B

Ka rachel : pemaksaan pada prilaku


kekerasan ??
Ka Irman : strage halusinasi ??
Lala : jenis-jenis skizoprenia ?? Dan
TN.B masuk stage halusinasi yang
mana ?

Anda mungkin juga menyukai