Anda di halaman 1dari 4

Review Microphone Shure

1. FP25/VP68
Shure FP25/VP68 wireless handheld system (sistem genggam nirkabel) terdiri dari 3
unit terpisah yang digabungkan menjadi satu sistem. Ketiga unit tersebut adalah VP68
omnidirectional capsule microphone (microphone kapsul dengan polar pattern
omnidirectional), FP2 handheld transmitter (alat pemancar sinyal yang bisa digenggam), dan
FP5 portable diversity receiver (alat penerima sinyal yang mudah dibawa dan memiliki
antenna dengan tipe diversity). Microphone kapsul omnidirectional VP68 merupakan solusi
yang nyaman untuk syuting ENG (electronic news gathering) ataupun wawancara di
lapangan. VP68 kompatibel dengan semua pemancar nirkabel genggam shure. Mic jenis ini
membutuhkan jarak yang lumayan dekat dengan sumber suara (biasanya subyek wawancara)
sehingga hanya ideal untuk tipe wawancara satu per satu. VP68 dapat menerima sinyal suara
dengan jelas baik pada posisi on-axis maupun posisi off-axis. VP68 juga mampu
menimimalkan efek proximity secara natural serta mempunyai kinerja yang sangat bagus
ketika digunakan baik di dalam maupun di luar ruangan. Selain kelebihan di atas, karena sifat
polar patternnya yang omnidirectional sehingga alat ini mampu menerima sinyal suara
dengan baik dari berbagai arah, maka mic jenis ini tidak cocok jika digunakan untuk tempat
yang tingkat kebisingannya sangat besar seperti di terminal, pasar, maupun tempat keramaian
lainnya karena gangguan suara yang dihasilkan dari area sekitar mic akan masuk dan
mengganggu tingkat kejernihan suara yang dihasilkan.
Pemancar sinyal genggam FP2 sangat cocok untuk disandingkan dengan semua
microphone kapsul dari shure dan ideal untuk digunakan dengan sistem FP wireless dan
sistem SLX wireless. Selain dengan VP68, pemancar sinyal genggam FP2 biasanya
disandingkan dengan shure SM58. Untuk sinkronisasi sinyal antara pemancar dan penerima
sinyal sangat mudah yaitu dengan menggunakan sinyal infra merah. Setting pemancar
otomatis akan langsung sinkron antara pemancar dan penerima. FP2 juga memiliki indicator
LED untuk mengontrol lock out, IR/RF sync, dan mengontrol kondisi baterai. Bobotnya yang
sangat ringan sehingga FP2 mudah untuk dibawa kemana saja. Untuk kebutuhan power,
cukup dengan baterai AA sebanyak 2 buah yang mampu bertahan selama 11 jam dengan
menggunakan baterai jenis alkaline.
Penerima sinyal genggam FP5 didesain agar bisa dipasangkan di kamera dengan
menggunakan mounting (dudukan). Alat ini memiliki dua buah antena penerima yang bersifat
diversity, dimana hanya sinyal yang bagus yang akan diterima dan diteruskan oleh receiver.
Untuk kebutuhan power, cukup dengan baterai AA sebanyak 2 buah yang mampu bertahan
selama 12 jam dengan menggunakan baterai jenis alkaline. Proses sinkronisasi antara receiver
dan transmitter sangat mudah yaitu dengan menggunakan sinyal infrared. Penerima sinyal
genggam FP5 memiliki konektor keluaran XLR atau 1/8 dan memiliki fitur seleksi frekuensi
otomatis. FP5 juga memiliki Power LED dengan indikator level baterai. Alat ini juga
memiliki RF (radio frequency) LED (light emitting diode) yang mengindikasikan sinkronisasi
antara pemancar dan penerima. Receiver jenis ini cocok digunakan untuk kamera liputan.
Penerima sinyal genggam FP5 beroperasi pada bandwidth 24 MHz.
Jika kita akan membeli FP25/VP68, maka dalam paket bawaannya, tersedia juga clip
microphone untuk pemancar sinyal genggam FP2, plug-on transmitter belt clip and protective

skin untuk pemancar sinyal plug-on FP3, camera shoe mount untuk penerima sinyal genggam
FP5, kabel audio TA3F-to-XLRm dan kabel audio TA3F-to-3.5mm Dual-mono.
2. FP15/MX150B
Shure FP15/MX150B adalah merupakan dua paket terpisah, yang karena kegunaannya
digabungkan menjadi satu. Paket pertama yaitu shure MX150B yang merupakan lavalier
microphone electric condenser (biasa juga disebut microphone clip on condenser). Paket
kedua yaitu shure FP15 yang terdiri dari 2 unit terpisah yaitu FP1 bodypack transmitter (alat
pemancar sinyal dengan tipe bodypack) dan FP5 portable diversity receiver (alat penerima
sinyal yang mudah dibawa dan memiliki antenna dengan tipe diversity).
MX150B adalah microphone clip on condenser yang cocok dengan semua sistem
nirkabel shure. Tersedia dengan polar pattern cardioid maupun omnidirectional. Microphone
clip on condenser MX150B menggunakan teknologi Commshield untuk menjaga
interferensi dari peralatan RF (radio frequency) cellular maupun pemancar bodypack digital.
Microphone clip on condenser ini juga menggunakan kabel kevlar-reinforced soft-flex yang
didesain untuk mengurangi noise. Microphone clip on condenser MX150B juga memiliki clip
yang bisa digunakan di posisi mana saja. Alat ini mempunyai respon frekuensi antara 20
20.000 Hz.
Pemancar sinyal bodypack FP1 memiliki indikator LED untuk mengontrol lock out, IR
(infra red)/RF (radio frequency) sync untuk sinkronisasi antara pemancar dan penerima
sinyal. Alat ini juga mempunyai indikator untuk mengontrol kondisi baterai. Pemancar sinyal
bodypack FP1 juga mempunyai penguatan input audio untuk menyesuaikan level audio.
Pemancar sinyal bodypack FP1 juga memiliki Input jack microphone 4-pin yang bisa
digunakan untuk clip on maupun mic headset dengan konektor TA4F.
Penerima sinyal genggam FP5 didesain agar bisa dipasangkan di kamera dengan
menggunakan mounting (dudukan). Alat ini memiliki dua buah antena penerima yang bersifat
diversity, dimana hanya sinyal yang bagus yang akan diterima dan diteruskan oleh receiver.
Untuk kebutuhan power, cukup dengan baterai AA sebanyak 2 buah yang mampu bertahan
selama 12 jam dengan menggunakan baterai jenis alkaline. Proses sinkronisasi antara receiver
dan transmitter sangat mudah yaitu dengan menggunakan sinyal infrared. Penerima sinyal
genggam FP5 memiliki konektor keluaran XLR atau 1/8 dan memiliki fitur seleksi frekuensi
otomatis. FP5 juga memiliki Power LED dengan indikator level baterai. Alat ini juga
memiliki RF (radio frequency) LED (light emitting diode) yang mengindikasikan sinkronisasi
antara pemancar dan penerima. Receiver jenis ini cocok digunakan untuk kamera liputan.
Penerima sinyal genggam FP5 beroperasi pada bandwidth 24 MHz.
3. FP35/Beta 58A
Sama dengan shure FP15/MX150B yang merupakan dua paket terpisah, shure
FP35/Beta 58A juga terdiri dari dua paket terpisah yang karena kegunaannya digabungkan
menjadi satu. Paket pertama yaitu shure Beta 58A yang mana merupakan dynamic
microphone vocal supercardioid (microphone vocal tipe dynamic dengan polar pattern
supercardioid yang biasa juga disebut sebagai handmic cable). Paket kedua yaitu shure FP35
wireless system yang terdiri dari 2 unit terpisah, yaitu FP3 Plug-on transmitter (alat pemancar

sinyal dengan tipe plug-on) dan FP5 portable diversity receiver (alat penerima sinyal yang
mudah dibawa dan memiliki antenna dengan tipe diversity).
Dynamic microphone vocal supercardioid Beta 58A sejatinya adalah handmic cable
yang didesain untuk menghasilkan kualitas suara yang bagus untuk proyek perekaman di
studio. Handmic cable Beta 58A ini telah menjadi pemimpin penjualan untuk kelasnya dan
menjadi pilihan para vokalis seluruh dunia. Handmic cable Beta 58A ini juga mempunyai
polar pattern supercardioid. Respon frekuensinya disesuaikan untuk vokal, dengan roll of
bass dan midrange untuk mengontrol efek proximinity. Pola supercardioid yang sama untuk
menaikkan gain sebelum feedback dan menghilangkan suara dari off-axis. Handmic cable
Beta 58A mempunyai magnet neodymium untuk menaikkan keluaran signal to noise ratio.
Handmic cable Beta 58A juga mempunyai sistem shock mount pneumatic tingkat lanjut untuk
meminimalisasi pancaran gangguan suara dari mekanik dan getaran. Handmic cable Beta 58A
juga dapat meminimalisasi efek dengan variasi beban impedansi serta memiliki humbucking
coil untuk menghilangkan efek hum yang biasanya dihasilkan dari lighting. Handmic cable
Beta 58A mempunyai respon frekuensi antara 50 16.000 Hz serta konektor keluarannya
memiliki tipe XLR-3.
Pemancar sinyal plug-on FP3 bekerja secara virtual dengan microphone condenser
maupun dynamic. Desain yang ergonomis disesuaikan dengan kenyamanan di genggaman
ideal untuk digunakan dengan sistem FP wireless maupun sistem SLX wireless. Pemancar
sinyal plug-on FP3 memiliki indicator LED untuk mengontrol lock out, IR/RF sync untuk
sinkronisasi antara pemancar dan penerima sinyal, dan mengontrol kondisi baterai. Pemancar
sinyal plug-on FP3 juga memiliki gain input audio untuk menyesuaikan dengan level audio.
Tiga level audio inputnya berupa warna hijau untuk kondisi audio normal, warna kuning
untuk kondisi audio mendekati puncak (peak), dan warna merah untuk kondisi sinyal audio
yang terpotong (clip). Pemancar sinyal plug-on FP3 menggunakan baterai AA yang bisa
bertahan selama 12 jam dengan baterai jenis alkaline.
Penerima sinyal genggam FP5 didesain agar bisa dipasangkan di kamera dengan
menggunakan mounting (dudukan). Alat ini memiliki dua buah antena penerima yang bersifat
diversity, dimana hanya sinyal yang bagus yang akan diterima dan diteruskan oleh receiver.
Untuk kebutuhan power, cukup dengan baterai AA sebanyak 2 buah yang mampu bertahan
selama 12 jam dengan menggunakan baterai jenis alkaline. Proses sinkronisasi antara receiver
dan transmitter sangat mudah yaitu dengan menggunakan sinyal infrared. Penerima sinyal
genggam FP5 memiliki konektor keluaran XLR atau 1/8 dan memiliki fitur seleksi frekuensi
otomatis. FP5 juga memiliki Power LED dengan indikator level baterai. Alat ini juga
memiliki RF (radio frequency) LED (light emitting diode) yang mengindikasikan sinkronisasi
antara pemancar dan penerima. Receiver jenis ini cocok digunakan untuk kamera liputan.
Penerima sinyal genggam FP5 beroperasi pada bandwidth 24 MHz.
Dari ketiga sistem audio di atas, ada kesamaan di antara mereka yaitu penggunaan
penerima sinyal genggam FP5. Penerima sinyal genggam FP5 dengan mountingnya bisa
dipasang langsung di badan kamera. Sistem ini cocok untuk digunakan liputan maupun
wawancara satu per satu di area yang terbuka dimana sedikit sekali kemungkinan adanya
interferensi frekuensi. sistem ini tidak cocok untuk digunakan di area dimana banyak
frekuensi radio yang digunakan, karena rentan akan interferensi dari frekuensi lain. Begitu

juga ketika dicoba digunakan di studio, dimana sistem audionya sudah terpasang berikut
booster dan penguat frekuensi lainnya, ketika keluaran penerima sinyal genggam FP5 ini
langsung dipasangkan ke masukan mixer, audionya timbul tenggelam terkena interferensi
frekuensi audio lain karena powernya yang kecil. Bahkan frekuensi yang dikeluarkan oleh
pemancar ini menyambar frekuensi lain sehingga mengganggu frekuensi yang digunakan alat
lain. Fasilitas auto sync yang berguna untuk mensinkronisasikan frekuensi antara pemancar
dan penerima sangat memudahkan penggunaan alat ini, di sisi lain, fasilitas auto sync ini juga
membatasi kita untuk menentukan di frekuensi berapa alat ini akan digunakan.
* Penjelasan tentang istilah dalam microphone selengkapnya bisa dilihat kembali di majalah
broadcastmagz edisi 15.

Anda mungkin juga menyukai