OLEH
KATA PENGANTAR
puji syukur saya panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana ia telah
memberikan nikmat kesehatan,
keseharian sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul Metode konservasi
tanah dan air.
Dalam merakum makalah ini saya berterimah kasih kepada dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan motivasi dan pengetahuan guna merangkum makalah yang sederhana
ini. Penulis sadar bahwa dalam penyusun makalah ini masih terdapat kesalahan kesalahan untuk
itu saran dan kritik dari kawan-kawan khususnya dosen yang bersangkutan guna memperlangkap
makalah ini.
Penyusun
Aser.Y.K.Nerotouw
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
1.
Tanah merupakan media tumbuh tanaman yang sangat dipengaruhi sifat fisik dan kimia
tanah. Menurut Simmonson (1957), tanah adalah permukaan lahan yang kontiniu menutupi kerak
bumi kecuali di tempat-tempat berlereng terjal, puncak-puncak pegunungan, daerah salju abadi.
Sedangkan menurut Soil Survey Staff (1973), tanah adalah kumpulan tubuh alami pada
permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusun-penyusunnya, yang
meliputi bahan organik yang sesuai bagi perkembangan akar tanaman.
konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang
sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukkannya sesuai dengan syarat-syarat
yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah dalam arti luas adalah
penempatan tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebar dan
memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan
tanah. Dalam arti sempit konservasi tanah diartikan sebagai upaya untuk mencegah kerusakan
tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi (Sitanala Arsyad,1989). Upaya
konservasi tanah bertujuan untuk :
1.
Mencegah erosi.
2.
3.
Memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar tanah dapat digunakan secara
berkelanjutan.
Ada beberapa macam metode konservasi tanah yang dapat dibagi dalam tiga golongan
utama, yaitu
a. metode vegetatif,
b. metode mekanik dan
c. metode kimia.
A. Metode vegetatif
Metode vegetatif adalah penggunaan tanaman atau bagian-bagian tanaman atau sisasisanya untuk mengurangi daya tumbuk butir hujan yang jatuh, mengurangi jumlah dan
kecepatan aliran permukaan yang pada akhirnya mengurangi erosi tanah (Arsyad, 2006).
Beberapa teknik konservasi tanah dan air melalui cara vegetatif seperti pertanaman
lorong (alley cropping), silvipastura, dan pemberian mulsa, penghutanan kembali (reforestation),
wanatani (agroforestry) termasuk didalamnya adalah pertanamanlorong (alley cropping),
pertanaman menurut strip (strip cropping), striprumput (grass strip) barisan sisa tanaman,
tanaman penutup tanah(cover crop), penerapan pola tanam termasuk di dalamnya adalah
pergiliran tanaman (crop rotation), tumpang sari (intercropping), dantumpang gilir (relay
cropping).
2. Sistem silvipastura sebenarnya bentuk lain dari tumpangsari, tetapi yang ditanam di
sela-sela tanaman hutan bukan tanaman pangan melainkan tanaman pakan ternak, seperti
rumput gajah, setaria, dll. Ada beberapa bentuk silvipastura yang dikenal di Indonesia
antara lain (a) tanaman pakan di hutan tanaman industri, (b) tanaman pakan di hutan
sekunder, (c) tanaman pohon-pohonan sebagai tanaman penghasil pakan dan (d) tanaman
pakan sebagai pagar hidup.
3. Pemberian mulsa dimaksudkan untuk menutupi permukaan tanah agar terhindar dari
pukulan butir hujan. Mulsa merupakan teknik pencegahan erosi yang cukup efektif. Jika
bahan mulsa berasal dari bahan organik, maka mulsa juga berfungsi dalam pemeliharaan
bahan organik tanah. Bahan organik yang dapat dijadikan mulsa dapat berasal dari sisa
tanaman, hasil pangkasan tanaman pagar dari sistem pertanaman lorong, hasil pangkasan
tanaman penutup tanah atau didatangkan dari luar lahan pertanian.
Pemulsaan tanah ternyata dapat pula mempertahankan kelembapan dan suhu tanah
sehingga dapat memperbaiki pengambilan zat hara oleh akar-akar tanaman. Serasah atau sisasisa tanaman yang melapuk akan memperkaya bahan organik dalam tanah, dengan demikian sifat
fisik dan kimia tanah dapat di pebaiki pula.
B. Metode mekanik
Metode mekanik adalah semua perlakuan fisik mekanik yang diberikan terhadap tanah
dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, dan meningkatkan
kemampuan penggunaan tanah. Metode mekanik dalam konservasi adalah pengolahan tanah,
guludan, teras, penghambat (check dam), waduk, rorak, perbaikan. (Arsyad, 2006).
Ada beberapa macam teras yang di kemukakan oleh Dr. Ir. Ramdhon Bermanakusuma yakni:
1. teras bangku (bench terrace) umumnya di temukan pada lahan dengan kemiringan sekitar
20-30%
2. teras berdasar lebar.
Teknik konservasi tanah secara mekanis atau disebut juga sipil teknis adalah upaya
menciptakan fisik lahan atau merekayasa bidang olah lahan pertanian hingga sesuai
dengan prinsip konservasi tanah sekaligus konservasi air. Teknik ini meliputi: guludan,
pembuatan teras gulud, teras bangku, teras individu, teras kredit, pematang kontur, teras
kebun, barisan batu, dan teras batu (Agus et al., 1999).
a. Sistem terasering.
Sistem terasering adalah perubahan bentuk terasering searah garis kontur, seperti teras
gundul, teras bangku, teras tunggal, dan teras kredit.
b. Sistem pematang kontur.
Adalah system pematang menurut kontur dengan fungsi utama menyimpan air.
c. Sistem barisan batu.
Adalah dengan menyusun bebatuan dengan membentuk model ruang terbuka.
d. Sistem teras bangku batu.
Adalah pembuatan terasan berbentuk bangku pada tanah.
e. Sistem saluran pengelak.
Pembuatan saluran searah dengan garis kontur.
f. Sistem saluran pembuangan akhir.
Adalah saluran yang dibuat searah lereng pada cekungan terendah dari topografi
yang ada.
C. Metode Kimia
cara kimia dalam usahan pencegahan erosi,yaitu dengan pemanfaatan soil
conditiner atau bahan pamantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga
tanah akan tetap resisten terhadap erosi. Bahan kimia memiliki pengaruh yang besar
terhadap stabilitas tanah karena senyawa tersebut tahan terhadap mikrobia tanah
permeabilitas tanah dipertinggi dan erosi berkurang.
Penggunaan bahan-bahan pemantap tanah bagi lahan-lahan pertanian yang baru di buka
sesungguhnya sangat di perlukan mengingat:
1. lahan-lahan yang baru di buka masih merupakan tanah-tanah perawan (virgin) yang
memerlukan banyak perlakuan agar dapat di daya gunakan dengan baik.
2. Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur-unsur hara yang terangkut
3. Pekerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap untuk kepentingan pertanian, yang
menyebabkan banyak terangkut atau rusaknya lapisan top soil, mengingat pekerjaannya
mempergunakan peralatan-peralatan besar seperti traktor dll.
Jadi,struktur tanah haruslah distabilkan dahulu dan penstabilannya menggunakan bahanbahan pemantap dengan di kombinasikan dengan tanaman-tanaman penutup tanah yang dapat
menunjang kesuburan tanah. Menurut M. D. De Boot mengemukakan bahwa perlakuaan
dengan bitumen bisa menstabilkan tanah sehingga tanah tetap di tempat tidak terbawa oleh
hanyutan air meskipun dalam jangka waktu yang pendek, yang kemudian fungsi menstabilkan
ini di lanjutkan oleh tanaman.
DAFTAR PUSTAKA