Alamat
Dinas Pen
P. Sudirm
Tengah, I
381421
Program
Pascasarj
Maret, Su
Indonesia
Manuskr
Revisi dis
Edisi bah
Muna L,
Teratoge
conoideu
developm
norvegicu
126-134
PENDA
Kank
ditandai
terkenda
kematian
kardiova
sel kank
dan ber
tidak te
9113, Jawa
ax. +62-295rogram
Sebelas
wa Tengah,
ustus 2009.
er 2009.
ri:
yarto. 2011.
nus
it extract to
yo (Rattus
oscience 2:
Uve
L
My6
Li
fi
Tr
P(
c
o
wAg
dt
a
K
Mv
Be
ks
yt
d0
kp
Mpgs
bps
K
salah satu
pertumbuh
er merupa
ua di dunia
niswara 2001
m organ tubu
ecara abnor
dengan ben
2011, ISSN: 0
Uji terato
varietas b
embrio ti
LINTAL MU
Muna L, Astirin
yellow fruit extr
65-77. This exp
Lam. var. yello
ntrauterus, hea
foetus. The exp
nto 5 groups, t
The P1 group (c
respectively giv
P. conoideus va
organogenesis
caesarean secti
observed after t
was made who
Allizarin Red-S
giving yellow fr
death intrauteru
o the maternal
and obstacled to
Key words: Pan
Muna L, Astirin
varietas buah k
Bioteknologi 8:
ekstrak Pandan
kematian intra
struktur skeleto
yang dibagi me
erdiri dari lima
diberi 1 mL min
0,04 mL, 0,08
kebuntingan ha
pada hari ke 1
Morfologi fetu
pengamatan st
ganda Alcian b
satu jalur. Ha
berpengaruh te
panjang fetus
skeleton (lordos
. Selmbuh
dan
dan
gera
mer
2004
kank
seki
ke b
P
men
deng
seny
kstrak Pa
ning terh
ih (Rattu
D PARAMA
to. 2011. Terato
ment of rat emb
erformed to ex
ct on the perc
of foetus, foetu
used by 25 preg
5 mice. Each g
ven 1 mL sesam
fruit extract 0,0
t extract was g
servation was
he foetus from
from uterus, wh
arat with dual
as analyzed wi
dnt influence to
long of foetus.
ality skeleton (
on of foetus.
us var. yellow f
to. 2011. Uji te
p perkembangan
ian ini betujuan
am. var. buah k
dan panjang
putih. Dalam pe
ompok secara a
etiap kelompok
, P3, P4 dan P5
mL. Ekstrak
hari ke 17 (fase
ra bedah sesar
lah fetus dike
on dibuat prep
rin Red-S. Hasi
n menunjukka
tase fetus hidu
berian ekstrak
dosis 0,16 mL d
us var. buah ku
akan yang
usak bentuk
4). Pertumb
ker dapat
tarnya, karen
bagian tubuh
Pengobatan
nyembuhkan
gan pembed
yawa kimia
andanus
hadap per
us norvegi
A ASTIRIN,
ogenic test of P
bryo (Rattus no
xamine the effe
entage of the
us morphology,
gnant mice tha
group was given
me oil, the grou
02 mL, 0,04 mL,
given orally on
carried out on
m the uterus.
hereas observa
colourization,
ith one way an
o the percentag
The effect of g
lordosis) of fo
ruit, teratogeni
eratogenik ekst
n embrio tikus p
n untuk mengk
kuning terhada
fetus, keadaan
enelitian ini dig
acak, sehingga m
k diberi dosis y
5 diberi ekstrak
tersebut dibe
e organogenesis
r untuk meng
eluarkan dari u
parat wholemo
il percobaan di
an bahwa pe
up, kematian in
pada induk m
dan menghamb
uning, teratogen
berbeda da
k dan fungs
buhan tak
mendesak
na sel kanker
h lainnya (Ha
untuk
n penyakit
dahan, radias
(Harkness
conoideu
rkemban
icus)
SUGIYART
Pandanus cono
orvegicus). Biot
ect of Pandanus
living foetus,
, and skeleton
at randomly we
n with the diff
up P2, P3, P4 an
0,08 mL and 0,
n day 5 to 17 o
n day 18 of ge
Foetus morph
tion of skeleto
they are Alcia
nova. Results sh
ge of the living
giving yellow f
oetus in the do
ic, white rat
trak Pandanus
putih (Rattus n
kaji pengaruh
ap persentase fe
n morfologi f
gunakan 25 tik
masing-masing
yang berbeda. P
k masing-masin
erikan secara
s). Pengamatan
gambil fetus d
uterus, sedang
ount dengan
ianalisis denga
emberian ekst
ntrauterus, serta
mengakibatkan
at osifikasi fetu
nik, tikus putih
ri sel asaln
si organ (Da
terkendali
sel-sel no
r dapat berm
arkness 1989)
menekan
kanker ant
si, dan terap
1989; Alata
us
ngan
TO
oideus var.
teknologi 8:
s conoideus
the death
structur of
ere divided
ferent dose.
nd P5 were
16 mL. The
of gestation
estation by
hology was
n structure
an blue and
howed that
foetus, the
fruit extract
ose 0.16 mL
conoideus
norvegicus).
pemberian
etus hidup,
fetus, serta
kus bunting
g kelompok
P1 (kontrol)
ng: 0,02 mL,
oral pada
n dilakukan
dari uterus.
gkan untuk
pewarnaan
an ANAVA
trak tidak
a berat dan
n kecacatan
us.
h
nya serta
alimartha
dari sel
ormal di
metastasis
).
atau
tara lain
pi dengan
as 2005).
Bioteknologi 8 (1): 65-77, November 2011
66
Obat anti kanker atau sitostatika adalah obatobat
yang dapat menghentikan pertumbuhan selsel
ganas atau bahkan dapat membunuh sel-sel
normal (Tjay dan Rahardja 2002). Obat anti
kanker bersifat teratogenik dan tidak hanya
berpengaruh pada sel-sel kanker, akan tetapi
1990).
Abnormalitas eksternal fetus tikus putih
Abnormalitas eksternal pada penelitian ini
diamati secara morfometri dengan melihat
penampakan reproduksi induk tikus putih
dengan menghitung jumlah fetus hidup, jumlah
kematian intrauterus (fetus mati dan resorbsi),
mengukur berat dan panjang badan fetus dan
mengamati abnormalitas berupa hemoragi dan
kelainan bentuk pada beberapa bagian tubuh
fetus (Tabel 4).
Morfometri fetus
Berat dan panjang fetus merupakan salah satu
parameter yang penting untuk diamati dalam
penelitian teratogenik. Wilson (1973)
menyatakan bahwa penurunan berat dan
panjang badan fetus merupakan bentuk teringan
dari suatu efek senyawa yang bersifat
teratogenik. Berat dan panjang badan fetus
merupakan parameter yang cukup sensitif untuk
mengetahui pengaruh senyawa asing terhadap
pertumbuhan fetus. Terjadi perubahan berat dan
panjang badan fetus mulai dari kelompok
kontrol hingga kelompok perlakuan dengan
dosis tertinggi (Tabel 4).
MUNA et al. Uji teratogenik ekstrak Pandanus conoideus
69
Berdasarkan analisis statistik, berat dan
panjang rata-rata fetus antar kelompok
plasenta.
Tokoferol dan betakaroten diserap dalam
usus bersama dengan lemak atau minyak yang
dikonsumsi. Salah satu alasan mengapa
pemberian ekstrak secara oral yaitu karena
tokoferol dan betakaroten tidak larut dalam air,
yang berarti juga tidak larut dalam plasma
darah. Agar vitamin-vitamin tersebut dapat
diangkut kedalam peredaran darah, maka harus
berikatan dengan protein (lipoprotein) yang
kemudian diserap oleh sistem limfatik. Dari
sistem limfatik, vitamin-vitamin tersebut
bersama VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
masuk ke dalam sirkulasi darah. Sebagian
menuju ke bagian yang membutuhkan dan
sebagian masuk ke hati melalui ductus toracicus
yang kemudian bergabung dengan VLDL yang
kaya akan trigliserida dan HDL (High Density
Lipoprotein) yang kaya akan fosfolipid,
kolesterol dan ester. VLDL dan HDL ini
disintesis oleh hati. Kemudian vitamin E kembali
ke pembuluh darah dan selanjunya dikonversi
menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) dengan
bantuan enzim lipoprotein lipase dalam darah.
Selanjutnya vitamin-vitamin dalam LDL
diangkut ke jaringan adiposa.
Terdapat tiga tipe masuknya obat melalui
plasenta, yaitu: Tipe 1, obat-obatan dengan
konsentrasi yang seimbang antara induk dan
Gambar 12. Perbandingan fetus normal (A) dengan fetus yang mengalami
hambatan pertumbuhan (B) akibat pemberian ekstrak pada induk.
Gambar 13. Perbandingan fetus normal (A) dengan fetus tubuh bongkok
setelah pemberian ekstrak pada induk.
Bioteknologi 8 (1): 65-77, November 2011
72
(Hutahean 2002). Secara keseluruhan, organorgan
fetus yang terdapat pada penelitian ini
berkembang sempurna (komponen tubuh
lengkap), walaupun terdapat fetus dengan
ukuran lebih kecih dari yang lain. Pada
penelitian ini terdapat tiga jenis abnormalitas
eksternal, yaitu: kulit transparan, hambatan
pertumbuhan dan tubuh bongkok (Tabel 5).
Kulit transparan atau yang sering disebut
dengan hemoragi merupakan peristiwa
keluarnya darah dari sistem kardiovaskuler yang
disertai dengan penimbunan di dalam jaringan
tubuh (Price and Wilson 1984 dalam Widiyani
dan Sagi 2001). Hemoragi merupakan bentuk
abnormalitas eksternal yang sering terjadi sebagi
efek suatu teratogen. Hemoragi pada penelitian
ini terdapat baik di kepala, leher, punggung dan
perut.
Fetus dengan kulit transparan dapat
ditemukan pada semua kelompok perlakuan,
termasuk kelompok kontrol (Gambar 11).
Kemungkinan ini terjadi karena ekstrak
diberikan berulangkali pada dosis cukup tinggi,
transparan
14
(24,14%)
15
(28,85%)
4
(9,09%)
12
(26,09%)
6
(13,64%)
Hambatan
pertumbuhan 0 (0%) 1
(1,92%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
Tubuh bongkok 0 (0%) 0 (0%) 3
(6,82%) 0 (0%) 0 (0%)
Jumlah 14
(24,14%)
16
(30,77%)
7
(15,91%)
12
(26,09%)
6
(13,64%)
14 15
Gambar 14. Perkembangan skeleton fetus R. norvegicus akibat pemberian 0,02
mL ekstrak P. conoideus var. buah
keterlambatan
osifikasi
di
bagian
lumbar
vertebrae,
B3.