Anda di halaman 1dari 12

KELARUTAN DAN AKTIVITAS

BIOLOGIS OBAT

PENDAHULUAN
Sifat kelarutan :
Senyawa polar : bersifat hidrofilik / lipofobik
Senyawa non-polar : bersifat lipofilik / hidrofobik

Sifat kelarutan suatu senyawa ditentukan oleh


gugus gugus yang ada di dalam senyawa
tersebut
Sifat senyawa polar :
Sifat : hidrofilik mempunyai gugus hidrofilik
Sifat : lipofobik mempunyai gugus lipofobik

Lihat tabel hal 121

HALOGEN
Gugus elektronegatif kuat
Bila disubstitusi pada cincin aromatis maka :
Senyawa bersifat lipofilik

Bila disubstitusi pada rantai alifatis maka :


Cl, Br, I : senyawa lipofilik
F : senyawa hidrofilik

OVERTON
Kelarutan senyawa organik dalam lemak
berhubungan kemampuan menembus
membran sel
Kelarutan senyawa organik dalam air
dibutuhkan untuk larutnya senyawa tersebut
pada cairan luar sel agar dapat mencapai
reseptor
Senyawa mudah larut dalam lemak
mempunyai sifat kimia fisika :
Koefisien partisi lemak/air = besar
Mudah menembus membran sel secara difusi pasif

A. SENYAWA HOMOLOG
Makin panjang rantai C maka :
Bertambah bagian non-polar
Terjadi perubahan sifat kimia fisika :

Kelarutan dalam air : menurun


Titik didih : meningkat
Koefisien partisi lemak/air : meningkat
Tegangan permukaan : meningkat
Kekentalan : meningkat

Aktivitas meningkat sampai maksimum kemudian


turun drastis
Sampai maksimum : kemampuan menembus membran
meningkat, aktivitas meningkat
Turun drastis : senyawa tidak dapat larut dalam cairan luar
sel sehingga menghalangi transport obat ke reseptor

Lihat grafik FERGUSON hal 124

B. KOEFISIEN PARTISI DAN EFEK ANESTESI SISTEMIK

OVERTON dan MEYER

Teori lemak
1. Senyawa yang tidak reaktif dan mudah larut dalam lemak
dapat memberikan efek narkosis pada jaringan hidup sesuai
dengan kemampuannya terdistribusi ke dalam jaringan
lemak
2. Efek terlihat jelas terutama pada sel-sel yang banyak
mengandung lemak seperti sel saraf
3. Efisiensi anestesi dan hipnotik tergantung pada koefisien
partisi lemak/air atau distribusi senyawa dalam fasa lemak
dan fasa air

Kesimpulan : ada hubungan antara koefisien partisi


lemak/air dengan aktivitas anestesi
Kelemahan teori lemak :
1. Tidak menunjukkan bagaimana mekanisme kerja
2. Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa dengan
koefisien partisi lemak/air tinggi tidak selalu dapat
menimbulkan efek anestesi

B. KOEFISIEN PARTISI DAN EFEK ANESTESI SISTEMIK............

WULF dan FEATHERSTONE

Teori ukuran molekul

Diduga obat anestesi dapat menduduki ruang lateral,


menyebabkan pemisahan lapisan lemak dan mengubah
struktur molekul yang mengakibatkan penekanan fungsi sel
saraf sehingga timbul efek anestesi
Obat anestesi mempunyai tetapan volume molekul ( b ) lebih
besar dari 4,4

PAULING

Teori klatrat atau teori air

Xenon dan kloroform menduduki ruang yang berisi molekul


air, kemudian bersama dengan rantai samping protein dan
zat terlarut lain mengubah struktur media air yang
mengelilinginya membentuk mikrokristal hidrat.
Mikrokristal hidrat merubah daya hantar rangsangan elektrik
sehingga timbul efek anestesi

C. PRINSIP FERGUSON
Obat dengan struktur beda tapi sifat fisika
sama ( eter, kloroform, nitrogen oksid ) dapat
menimbulkan efek narkosis
FUHNER
Aktivitas sama : makin panjang rantai C dibutuhkan
kadar yang lebih rendah sesuai dengan deret ukur
Hubungan sifat fisik dan distribusi :
Kelarutan : distribusi padat ke cairan dan larutan
jenuh
Tegangan permukaan : distribusi larutan dan
permukaan
Tekanan uap : distribusi cairan dan uap

D. MODEL KERJA OBAT


Berdasarkan model kerja farmakologisnya :
1. Senyawa berstruktur tidak khas

Tidak berinteraksi dengan reseptor khas


Aktivitas farmakologis lebih dipengaruhi oleh sifat kimia
fisika ( derajat ionisasi, kelarutan, aktivitas termodinamika,
tegangan permukaan, potensial redoks )
Senyawa tidak khas akan menyebabkan gangguan proses
metabolisme

2. Senyawa berstruktur khas

Berinteraksi dengan reseptor yang khas


Aktivitas termodinamika kecil
Aktivitas farmakologis ditentukan oleh struktur kimia yang
khas ( kereaktifan kimia, bentuk, ukuran, stereokimia,
distribusi gugus fungsional, efek induksi dan resonansi,
distribusi elektronik, interaksi obat-reseptor )

1. SENYAWA BERSTRUKTUR TIDAK KHAS


Karakteristik :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Efek farmakologis tergantung aktivitas termodinamik


Struktur kimia beda, aktivitas termodinamika sama
mempunyai efek sama
Memerlukan dosis relatif besar
Ada kesetimbangan kadar obat di reseptor dan cairan luar
sel
Bila terjadi kesetimbangan, aktivitas termodinamik masingmasing fasa sama
Derajat kejenuhan senyawa sama mempunyai aktivitas
termodinamika sama, mempunyai efek farmakologis sama

2. SENYAWA BERSTRUKTUR KHAS


Macam-macam mekanisme kerja :

Bekerja pada enzim


Bekerja sebagai antagonis
Menekan fungsi gen
Bekerja pada membran

Karakteristik
1.
2.
3.
4.
5.

Efektif pada kadar rendah


Kesetimbangan kadar obat reseptor dan cairan luar sel
Saat kesetimbangan, aktivitas farmakologis maksimal
Ikatan kimia lebih kuat daripada struktur tidak khas
Sifat fisika dan kimia sama-sama mempengaruhi efek
biologis
6. Struktur dasar menentukan efek farmakologis senyawa
analog
7. Sedikit perubahan struktur mempengaruhi aktivitas
farmakologis

Terima kasih
Selamat belajar

Anda mungkin juga menyukai