Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I
PENDAHULUAN

Ilmu usul fiqh adalah ilmu yang sangat diperlukan bagi seorang
muslim yang ingin mengetahui dan mengistimbatkan

hukum dari dalil

dalil syari , terutama lagi untuk mengetahui hukum hukum dari peristiwa
atau hal baru yang tidak terjadi pada masaRasulullah saw. Karena zaman
selalu berkembang sedangkan Al-Quran dan Alhadist sudah tidak akan
ada penambahan dan perubahan karena memang segalanya sudah
tercakup didalam Alquran. Selanjutnya bahwa ilmu fiqh merupakan ilmu
yang diperlukan oleh seorang mujtahid dalam penjelasannya terhadap
nash nash dan menemukan hukun yang tidak ada nashya.
Kali ini kami akan membahas tentang adzan dan iqomah, salat
berjammah, makmum masbuk ,dan cara mengingatkan imam yang lupa.
adzan dan iqomah mulai disyariatkan pada tahun hijrah. Hukum adzan
dan iqomah adalah sunnat muakkad menurut kesepakatan para ulama
mujtahidin, kecuali Ahmad bin Hanbal. Dari sisi lain ulama Syafiiyah
menyatakan sunnah kifayah, jika dalam keadaan sendirian maka hukum
adzan menjadi sunnah.adzan hanya disunahkan untuk salat fardu lima
waktu. Oleh sebab itu tidak disunahkan adzan untuk salat jenazah, salat
nadzar dan salat sunnah. Kalau kita perhatikan wacana ibadah dalam
Islam, khususnya shalat berjamaah, selain membentuk hubungan
keatas(

vertikal)

juga

membentuk

ring

ring

atau

lingkaran

sosial( horosontal) dengan sesamanya.


A. LATAR BELAKANG
Secara syariat adzan mulai di perintahkan pada tahun kedua
Hijriah. Pada suatu hari Nabi Muhammad SAW mengumpulkan para
sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana cara memberitahu

2
masuknya waktu shalat dan mengajak orang banyak agar berkumpul ke
masjid untuk melakukan shalat berjamaah. Saat itulah muncul usulan dari
Umar bin Khattab bagaimana bila ditunjuk seseorang yang bertindak
sebagai pemanggil kaum muslimin pada setiap masuknya waktu shalat.
Kemudian saran ini bisa diterima oleh semua orang dan Nabi Muhammad
SAW juga menyetujuinya.
Secara hakikat adzan adalah pemberitahuan bahwa waktu shalat
telah tiba dengan menggunakan kalimat yang telah ditentukan. Karena
berfungsi sebagai pemberitahuan, selayaknya adzan dikumandangkan
agar dapat menjangkau tempat yang jauh dan di dengar oleh khalayak,
misalnya dengan memakai pengeras suara atau yang lainya.
Namun, seiring berjalannya waktu, visualisasi adzan semakin
berkembang dan kini bukan saja seruan atau ajakan orang untuk shalat
ke masjid, melainkan lebih jauh dari itu visualisasi tersebut ditampilkan
sebagai bentuk usaha untuk menyeru hal-hal yang berkaitan dengan
sikap, sebagai bentuk hikmah atau prilaku positif dari ibadah shalat.
Sebab berdasarkan ajaran Islam, prilaku positif inilah yang juga
diharapkan dapat mampu mewarnai kehidupan manusia di samping
ibadah secara langsung kepada Allah SWT.
Sehingga makna dan keterkaitan isi adzan dengan prilaku dalam
berkehidupan ini dapat dipahami oleh segenap umat Islam ketika
mendengar dan menyaksikan setiap kali adzan di kumandangkan.
Dengan demikian, adzan bukan sekadar diterima sebgai kalimat belaka.
Bahkan, lebih jauh dari itu adzan dapat dipahami dan diresapi maknanya.
Pemahaman ini akan terjadi jika makna adzan dikaitkan dengan realitas
kehidupan manusia. Pada hakikatnya makna dari suatu ibadah mesti
memberikan manfaat dalam kehidupannya.

3
Karena alasan itulah, pemaparan makna dari lafal-lafal adzan dirasa
penting sebagai usaha untuk memberikan kontribusi terhadap
pemahaman masyarakat. Sehingga kehadiran buku ini diharapkan dapat
menjadi panduan singkat untuk lebih memahami makna dari setiap lafal
adzan dan keterkaitannya dengan satu atau beberapa unsur dalam
realitas kehidupan sehari-har

B. RUMUSAN MASALAH
Menjelaskan keutamaa azdan dan iqomah
C. TUJUAN
Diharapkan dalam makalah ini mampu menarik minat baca
masyarakat umum, tentang pesan yang disampaikan didalamnya
dengan tepat.
D. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Islam merupakan agama samawi yang memiliki ajaran yang
sangat sempurna. Semua masalah diatur dalam Islam, sehingga tidak ada
satu

pun

masalah

yang

tidak

ada

ketentuannya

dalam

Islam.

Kesempurnaan Islam ini ditunjang oleh ketiga sumber ajarannya, yakni alQuran dan Sunnah sebagai sumber ajaran pokoknya serta ijtihad sebagai
sumber penegkapnya.
Untuk memahami ajaran Islam secara keseluruhan memang
dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Tidak banyak umat Islam yang
mengetahui ajaran Islam secara menyeluruh, bahkan masih banyak umat
Islam yang hanya menganut Islam secara formal saja dan sama sekali
tidak mengetahui ajaran Islam.
Untuk mendasari pemahaman Islam yang lebih luas, perlu
dipahami dulu dasar-dasar Islam atau yang sering disebut kerangka dasar
ajaran Islam. Dengan memahami kerangka dasar ini, seseorang dapat
memahami gambaran ajaran Islam secara keseluruhan. Masalah inilah
yang akan diuraikan di bawah ini secara singkat. Dengan uraian singkat

4
ini

diharapkan

para

pembaca,

khususnya

mahasiswa,

memiliki

pemahaman dasar tentang ajaran Islam.


E. METODA PENULISAN
Metodologi dalam penulisan dan pembahasan makalah ini penulis
menggunakan Metoda Penulisan Study Literatur. Penulis mengkaji dan
berusaha memahami Kerangka Dasar Ajaran Islam ini, dengan berbagai
Persfektif yang penulis anggap dapat mendekati pemahaman yang dapat
penulis (sebagai Mahasiswa) dapat serap sebagai suatu landasan
pemahaman terhadap ke Islaman yang diharapkan.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika yang digunakan penulis diantaranya sebagai berikut:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Ruang Lingkup
E. Metodologi Penulisan
F. Sistimatika Penulisan
BAB II KEUTAMAAN ADZAN
A. Adzan dari segi bahasa
B. pensyariatan
C. Hukum
D. Syarat adzan
E. Sunnah adzan

BAB III PEMBAHASAN


A. Pengertian Adzan dan Iqomah

5
B. Lafadz Adzan Dan Iqomah
C. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Oleh Muadzin
D. Doa setelah adzan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
KEUTAMAAN ADZAN

6
A. Adzan dari segi bahasa
Adzan dari segi bahasa berarti pengumuman, permakluman atau
pemberitahuan. Sebagaimana ungkapan yang digunakan ayat Al-Quran
Al-Kariem berikut ini :

Dan suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat
manusia pada hari haji
akbar bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin.(QS. At-Taubah : 3)
Selain itu, adzan juga bermakna seruan atau panggilan. Makna ini
digunakan ketika Nabi Ibrahim alaihissalam diperintahkan untuk
memberitahukan kepada manusia untuk melakukan ibadah haji.



Dan panggillah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan
datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang
kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (QS. Al-Hajj : 27)
Secara syariat, definisi adzan adalah perkataan tertentu yang bergun
memberitahukan masuknya waktu shalat yang fardhu.
Dalam kitab Nailul Authar disebutkan definisi adzan yaitu pengumuman
atas waktu shalat dengan lafaz-lafaz tertentu.
B. Pensyariatan
Adzan disyariatkan dalam Islam atas dasar dalil dari Al-Quran, As-sunnah
dan ijma` para

ulama.

1. Al-Quran


Dan apabila kamu menyeru untuk shalat, mereka menjadikannya buah
ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benarbenar kaum yang tidak mau mempergunakan akal. (QS. Al-Maidah : 58)

2. Sunnah :

7
Dari Malik bin Huwairits radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah SAW
bersabda kepada kami,Bila waktu shalat telah tiba, hendaklah ada dari
kamu yang beradzan.(HR

. Bukhari dan Muslim)

: : - - :


:

:.
Dari Abdullah bin Zaid bin Abdirabbihi berkata,Ada seorang yang
mengelilingiku dalam mimpi dan berseru : Allahu akbar alahu akbar, dan
(beliau) membacakan adzan dengan empat takbir tanpa tarji, dan iqamah
dengan satu-satu, kecuali qad qamatishshalah. Paginya Aku datangi
Rasulullah SAW, maka beliau bersabda,Itu adalah mimpi yang benar. (HR
. Ahmad dan Abu Daud)
Selain itu, adzan bukan hanya ditetapkan hanya dengan mimpi sebagian
shahabat saja, melainkan Rasululah SAW juga diperlihatkan praktek
adzan ketika beliau diisra`kan ke langit.
Dari al-Bazzar meriwayatkan bahwa Nabi SAW diperlihatkan dan
diperdengarkan kepadanya di malam Isra` di atas 7 lapis langit. Kemudian
Jibril memintanya maju untuk mengimami penduduk langit, dimana disana
ada Adam alaihissalam dan Nuh alaihissalam Maka Allah
menyempurnakan kemuliaannya di antara para penduduk langit dan bumi.
Namun hadits ini riwayatnya teramat lemah dan gharib. Riwayat yang
shahih adalah bahwa adzan pertama kali dikumandangkan di Madinah
sebagai-mana hadits Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Muslim.

3. Keutamaan
Salah satu tanda sempurnanya syariat Islam ini adalah memberi
dorongan kepada ummatnya untuk melaksanakan ibadah dengan
menyebutkan keutamaan ibadah tersebut. Begitu pula adzan, banyak
riwayat dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang menjelaskan
tentang keutamaan adzan dan orang yang menyerukan adzan
(muadzin).

8
Abu

Hurairah radhiallahu

anhu menceritakan

bahwa

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,




Apabila diserukan adzan untuk shalat, syaitan pergi berlalu dalam
keadaan ia kentut hingga tidak mendengar adzan. Bila muadzin
selesai mengumandangkan adzan, ia datang hingga ketika diserukan
iqamat ia berlalu lagi (HR. Bukhari no. 608 dan Muslim no. 1267)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu juga, ia mengabarkan sabda
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,


Seandainya
orang-orang
mengetahui besarnya pahala

yang

didapatkan dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak da


patmemperolehnya kecuali dengan undian niscaya mereka rela berun
di untuk mendapatkannya (HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no.
980)
Muawiyah radhiallahu

anhu berkata:

Aku

pernah

mendengar

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,



Para muadzin adalah

orang

yang

paling

panjang lehernya pada hari kiamat. (HR. Muslim no. 850)


Abu

Said

Al-Khudri radhiallahu

anhu mengabarkan

dari

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,






Tidaklah jin dan manusia serta tidak ada sesuatu pun

yang

mendengar suara lantunan adzan dari seorang muadzin melainkan akan


menjadisaksi kebaikan bagi si muadzin pada hari kiamat. (HR.

Bukhari

no. 609)
Ibnu Umar radhiallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,

Diampuni bagi muadzin pada akhir adzannya. Dan
basah atau pun

yang

kering

setiap

yang
yang

9
mendengar adzannya akan memintakanampun untuknya. (HR.
Ahmad 2: 136. Syaikh Ahmad Syakir berkata bahwa sanad hadits
ini shahih)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mendoakan para imam dan
muadzin,


Ya

Allah

berikan kelurusan bagi para

imam

dan ampunilah para muadzin. (HR. Abu Dawud no. 517 dan AtTirmidzi no. 207, dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa no. 217)
Aisyah radhiallahu

anha berkata,

Aku

pernah

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,






Imam adalah penjamin sedangkan muadzin adalah

mendengar

orang

yang

diamanahi. Semoga Allah memberikan kelurusan kepada para imam


danmemaafkan paramuadzin. (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya
no.1669,

dan

hadits

ini

dishahihkan

oleh

Syaikh

Al

Albani rahimahullah dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib no. 239)


(lihat Shahih Fiqih Sunnah, Bab Adzan)
Demikianlah keutamaan-keutamaan yang terdapat pada adzan
dan muadzin. Semoga kita termasuk dari golongan orang-orang yang
ketika mendengar sebuah hadits, segera mengamalkannya. Wallahu
alam

C. Hukum
Hukum adzan menurut jumhur ulama selain al-Hanabilah adalah sunnah
muakkadah, yaitu bagi laki-laki yang dikerjakan di masjid untuk shalat
wajib 5 waktu dan juga shalat Jumat.
Sedangkan selain untuk shalat tersebut, tidak disunnahkan untuk
mengumandangkan adzan, misalnya shalat Iedul Fithri, shalat Iedul Adha,
shalat tarawih, shalat jenazah, shalat gerhana dan lainnya. Sebagai

10
gantinya digunakan seruan dengan lafaz Ash-shalatu jamiatan (
). Sebagaimana dijelaskan di dalam hadits berikut :
Dari Abdullah bin Amru radhiyallahu anhu bahwa telah terjadi gerhana
matahari di masa Rasulullah SAW, maka kepada orang-orang diserukan :
Ash-shalatu Jami`ah.(HR. Bukhari dan Muslim)
Sedangkan bagi jamaah shalat wanita, yang dianjurkan hanyalah iqamat
saja tanpa adzan menurut As-Syafi`iyah dan Al-Malikiyah. Oleh sebab
untuk menghindari fitnah dengan suara adzan wanita. Bahkan iqamat pun
dimakruhkan oleh al-Hanafiyah.
D. Syarat Adzan
Untuk dibenarkannya adzan, maka ada beberapa syarat yang harus
terpenuhi sebelumnya. Diantara syarat-syarat adzan adalah :
1. Telah Masuk Waktu
Bila seseorang mengumandangkan adzan sebelum masuk waktu shalat,
maka adzannya itu haram hukumnya sebagaimana telah disepakati oleh
para ulama. Dan bila nanti waktu shalat tiba, harus diulang lagi adzannya.
Kecuali adzan shubuh yang memang pernah dilakukan 2 kali di masa
Rasulllah SAW. Adzan yang pertama sebelum masuk waktu shubuh, yaitu
pada 1/6 malam yang terakhir. Dan adzan yang kedua adalah adzan yang
menandakan masuknya waktu shubuh, yaitu pada saat fajar shadiq sudah
menjelang.
2. Harus Berbahasa Arab
Adzan yang dikumandangkan dalam bahasa selain arab tidak sah. Sebab
adzan adalah praktek ibadah yang bersifat ritual, bukan semata-mata
panggilan atau menandakan masuknya waktu shalat.

3. Tidak Bersahutan
Bila adzan dilakukan dengan cara sambung menyambung antara satu
orang dengan orang lainnya dengan cara bergantian, hukumnya tidak sah.
Sedangkan mengumandangkan adzan dengan beberapa suara vokal
secara berberengan, dibolehkan hukumnya dan tidak dimakruhkan
sebagaimana dikatakan Ibnu Abidin. Hal ini pertama kali dilakukan oleh
Bani Umayyah.

11
4. Muslim, Laki, Akil Baligh.
Adzan tidak sah bila dikumandangkan oleh non-muslim, wanita, orang
tidak waras atau anak kecil. Sebab mereka semua bukan orang yang
punya beban ibadah.
Bahkan Al-Hanafiyah mensyaratkan bahwa orang itu tidak boleh fasik, bila
sudah terjadi maka harus diulangi oleh orang lain yang tidak fasik. AlMalikiyah mengatakan bahwa dia harus adil.
5. Tertib Lafaznya
Tidak diperbolehkan untuk terbolak-balik dalam mengumandangkan lafadz
adzan. Urutannya harus benar. Namun para ulama sepakat bahwa untuk
mengumandangkan adzan tidak disyaratkan harus punya wudhu`,
menghadap kiblat, atau berdiri. Hukum semua itu hanya sunnah saja,
tidak menjadi syarat sahnya adzan.
Disunnahkan orang yang mengumandangkan adzan juga orang yang
mengumandangkan iqamat. Namun bukan menjadi keharusan yang
mutlak, lantaran di masa Rasululah SAW, Bilal radhiyallahu anhu
mengumandangkan adzan dan yang mengumandangkan iqamat adalah
Abdullah bin Zaid, shahabat Nabi yang pernah bermimpi tentang adzan.
Dan hal itu dilakukan atas perintah nabi juga.
E. Sunnah Adzan
1. Hendaklah muadzin suci dan hadast besar dan kecil. Sebagaimana
yang telah dijelaskan dalam pembahasan hal-hal yang dianjurkan baginya
berwudhu.
2. Hendaklah ia berdiri menghadap kiblat. Ibnu mundzir berkata sesuatu
yang telah menjadi ijma (kesempatan para ulama) bahwa berdiri ketika
adzan termasuk sunnah Nabi karena suara bisa lebih keras, dan termasuk
sunnah juga ketika adzan menghadap ke arah kiblat, sebab para muadzin
Rasullullah mengumandangkan adzan sambil menghadap kearah kiblat.
3. Menghadapkan wajah dan lehernya ke sebelah kanan ketika
mengucapkan Hayya alalfalah dan ke sebelah kiri ketika mengucapkan,
Hayya alal falah, sebagaimana yang telah dijelaskan sebagai berikut :
Dari Abu Juhaifah ia pernah melihat Bilal beradzan, ia berkata, Kemudian
saya ikuti mulutnya ketika ke arah sini dan sini dengan adzan tersebut.
( Muttafaqun alaih: Fathul Bari II: 114 no: 634, Muslim I : 360 no no: 503,
Aunul Mabud II: 219no: 516, Tarmidzi I: 126 no: 197, dan NasaI II: 12).

12
(Adapun memalingkan dada ke kanan dan ke kiri ketika adzan, maka
sama sekali tidak dijelaskan dalam sunnah Nabi saw. dan tidak pula
disebutkan dalam hadits-hadits yang menerangkan menghadapkan leher
ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri. Selesai. Berasal dari kitab Tamamul
Minnah ha.150)
4. Memasukkan dua jari ke dalam telinganya, karena ada pernyataan
Abu Juhaifah:
Saya melihat Bilal adzan dan berputar serta mengarahkan mulut ke sini
dan ke sini, sedangkan dua jarinya berada ditelinganya. (Shahih: Shahih
Tirmidzi no: 164 dan Sunan Tirmidzi I: 126 no: 197).
5. Mengeraskan suaranya ketika adzan, sebagaimana yang dijelaskan
dalam sabda Nabi saw., Karena sesungguhnya tidaklah akan mendengar
sejauh suara muadzin, baik jin, manusia, adapun sesuatu yang lain,
melainkan mereka akan menjadi saksi baginya pada hari kiamat. (Shahih:
Shahih Nasai no: 625, Fathul Bari H: 87: 609 dan Nasai II: 12).
(Imam Tirmidzi berkata, Hadits ini Hasan Shahih dan sudah diamalkan
oleh para ulama mereka menganjurkan muadzin memasukkan dua jari
ke dalam dua telinganya ketika adzan. selesai)
6. Di Anjurkan Muadzin Mengucapkan, Dua Kali Takbir Dalam Sekali
Nafas
Dari Umar bin Khathab r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, Apabila
muadzin mengucapkan ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR, kemudian
muadzin mengucapkan, ASYHADU ALMA ILAAHA ILLALLAAH, lalu ia
mengucapkan (juga), ASYHADU ALMA ILAAHA ILLALLAAI-L, (Shahih:
Shahih Abu Daud, no: 527, Muslim 1:289 no: 385 dan Aunul Mabud 11:
228 rio: 523).
Dalam hadits di atas terkandung isyarat yang jelas bahwa muadzin
mengucapkan setiap dua takbir dalam sekali nafas, dan orang yang
mendengar pun menjawabnya seperti itu. (Lihat Syarhu Muslim III: 79).
7. Dianjurkan Melakukan Tarji
Tarji ialah mengulangi bacaan syahadatain, dua kali pertama dengan
suara pelan dan dua kali kedua dengan suara keras. (Lihat Syarhu
Nawawi Muslim III: 81).
Dari Abu Mahdzurah r.a. bahwa Rasulullah pernah rnengajarinya adzan
ini: ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR. ASYHADU ALLAA, ILAAHA
ILLALLAAH ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH, ASYHADU ANNA

13
MUHAMMADAR RASULULLAAH ASYHADU ANNA MUHAMMADAR
RASULULLAAH, Kemudian beliau mengulangi dengan mengucapkan
(lagi): ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH, ASYHADU ANNA
MUHAMMADAR RASULULLAAH ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RAS
ULULLAAH, HAYYA ALASHSHALAAH HAYYA ALASHSHALAAH, HAYYA
ALAL FALAKH HAYYA ALAL FALAAH, ALLAAHU AKBAR ALLAAHU
AKBAR, LAA ILAAHA ILLALLAAH. (Shahih: Mukhtashar Muslim no: 191
dan Muslim I: 287 no: 379).
8.
Dianjurkan Adzan Pada Awal Masuknya Waxtu Shalat Dan
Mendahulukan Pada Waktu Shubuh Khususnya
Dari Jabir bin Samurah, berkata, Adalah Bilal biasa adzan dengan
sempurna bila matahari bergeser ke barat, kemudian ia tidak
mengumandangkan iqamah hingga Nabi saw. keluar kepadanya, maka
ketika beliau telah keluar ia mengumandangkan iqamah ketika ia
melihatnya. (Shahih: Shahih Abu Daud no: 503, al-Fathur Rabbani 111:
35 no: 283 dan ini lafadz: baginya, Muslim 1: 423 no: 606, Aunul Mabud
II: 241 no: 533 semakna).
Makna LAA YAKHRUMU ialah mengucapkan lafadz-lafadz adzan dengan
sempurna tidak ada yang ketinggalan. Demikian menurut Imam
Syaukani dalam Nailul Authar II:31.
Dari Ibnu Umar r.a., bahwa nabi bersabda Sesungguhnya Bilal biasa
adzan di waktu malam, maka hendaklah kamu makan dan minum hingga
Ibnu Ummi Makan mengumandangkan adzan. (Muttafaqun alaih: Fathul
Bari II: 104 no: 622 dan Muslim II: 768 no: 38dan 1092).
Nabi sudah menerangkan hikmah didahulukannya adzan shubuh sebelum
waktunya dengan sabdanya,Janganlah sekali-kali adzan Bilal mencegah
salah seorang di antara kamu dan sahumya, karena sesungguhnya ia
memberitahu -atau beliau bersabda- ia berseru di waktu malam agar
orang yang biasa bangun malam di antara kamu kembali pulang (ke
rumahnya) dan untuk membangunkan orang yang sedang tidur nyenyak
di antara kamu. (Muttafaqun alaih: Fathul Bari II: 103 no: 621, Muslim 11:
768 no: 1093 dan Aunul Mabud VI: 472 no: 2330).

BAB III
PEMBAHASAN KEUTAMAAN ADZAN
(ADZAN,IQOMAH)

14
.

Ketentuan Adzan dan Iqomah


a. Pengertian Adzan dan Iqomah
Kata adzan menurut bahasa artinya sama dengan i'lamu
yang yang artinya dalam bahasa Indonesia ialah pemberitahuan.
Sedangkan
menurut
istilah
dalam
syari'at islam adzan
ialah
pemberitahuan tentang telah masuk shalat dengan menyebut lafadzlafadz tertentu. Pengertian Iqomah menurut bahasa yaitu menegakkan.
Sedangkan menurut istilah iqomah berarti pemberitahuan untuk
mendirikan shalat dengan menyebut lafadz-lafadz tertentu.
Adzan dan iqomah mulai disyariatkan pada tahun pertama
Hijriyah. Hukum adzan dan iqomah ialah sunnah muakkad menurut
kesepakatan para ulama mujtahid. Waktu melaksanakan adzan ialah
ketika telah masukwaktu shalat dalam rangkamemberitahu kepada kaum
muslimin bahwa waktu shalat telah tiba dan agar mereka bersia-siap
untuk melaksanakan shalat dengan berjamaah. Adapun waktu iqamah
adalah ketika shalat akan dilaksanakan.
Orang yang mengumandangkan adzan disebut muadzin, dan
harus orang laki-laki yang berkewajiban mengumandangkan adzan.
b. Lafadz Adzan Dan Iqomah
Lafal Adzan
2x

2x

2x

2x
2x

1x

1x
Lafal Iqomah

1x

1x

1x

1x

1x

15

1x
1x
1x

l
l
l
l
l
l

c. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Oleh Muadzin


Seorang muadzin hendaknya menunaikan adzan dan iqomah dengan suka
rela bukan karena diupah atau meneriam bayaran.
Hendaklah seorang muadzin suaranya nyaring dan bagus agar dapat
didengan oleh orang banyak dan enak didengar.
Seorang muadzin hendaklah orang yang benar-benar mengetahui waktu
salat.
Muadzin harus suci dari hadas besar maupun hadast kecil
Hendaklah muadzin berada di tempat yang tinggi agar suaranyalebih
didengar dan menghadap kiblat.
Hendaklah muadzin memasukan dua anak jari kedalam dua telinga ketika
membaca adzan.

d. Do'a Setelah Adzan



Setiap hari, selama lima kali kaum muslimin mendengar seruan adzan
yang berkumandang di masjid-masjid. Adzan ini memberitahukan telah
masuknya waktu shalat agar manusia-manusia yang tengah sibuk dengan
pekerjaannya istirahat sejenak memenuhi seruan Allah azza wajalla.
Demikian pula, yang tengah terlelap tidur menjadi terbangun lantas
berwudhu dan mengenakan pakaian terbaiknya untuk menunaikan shalat
berjamaah.

A. ADZAN

16
Adzan, menurut bahasa, berarti mengumumkan sesuatu. Allah SWT
berfirman :
"Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada
umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan
RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu
(kaum musyrikin) bertobat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika
kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat
melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih." (QS. at-Taubah : 3)
Yakni, pemberitauan. Demikian halnya dengan firman-Nya :

"Jika mereka berpaling, maka katakanlah: "Aku telah menyampaikan


kepada kamu sekalian (ajaran) yang sama (antara kita) dan aku tidak
mengetahui apakah yang diancamkan kepadamu itu sudah dekat atau
masih jauh?" ." (QS. al-Anbiyaa' : 109).
Artinya, Aku telah beritahu kalian sehingga kita berada pada tingkat yang
sama dalam hal pengetahuan.
Dan menurut syariat, adzan berarti pemberitahuan tentang masuknya
waktu shalat dengan lafaz khusus yang ditetapkan syariat. Disebut
demikian, karena mu'adzin memberitahu waktu shalat kepada umat
manusia. Dan disebut nida', karena mu'adzin menyeru dan mengajak
umat manusia untuk mengerjakan shalat. Allah SWT berfirman :

"Dan apabila kalian (menyeru) untuk (mengerjakan) shalat, mereka


menjadikan buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena
mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal." (QS.
al-Maaidah : 58)

17
"Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat
Jum'at,

maka

bersegeralah

kamu

kepada

mengingat

Allah

dan

tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui."(QS. al-Jumu'ah : 9)

B. IQAMAH
Iqamah merupakan masdhar dari kata aqaama. Berasal dari iqamatusy
syai' yang berarti menjadikan sesuatu lurus.
Sementara menurut syariat, iqamah berarti pemberitahuan akan
didirikannya shalat wajib dengan lafaz khusus yang ditetapkan syariat.
Jadi, adzan berarti pemberitahuan waktu shalat, sedang iqamah berarti
pemberitahuan pelaksanaan shalat. Iqamah ini disebut juga dengan adzan
kedua atau nida' kedua.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Keutamaan adzan dan iqomah antara lain dapat dikemukakan
bahwa para muadzdzin adalah orang orang yang paling panjang lehernya
sebagai kiasan bagi kegantungan tubuh muadzin pada hari kiamat.
Sebab disyariatkan adzan dan iqomah ialah ketika nabi Muhammad saw
sampai di madinah belau mendapatkan kesulitan untuk memberitahu pada
kaum muslimin tentang masuk waktu sholat.
B. SARAN-SARAN

18
Demikian makalah ini kami buat kiranya dari penulis masih sangat
jauh dari baik apalagi sempurna sebagai manusia pasti dalam penjelasan
ini masih banyak ditemukan kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu
kami minta maaf serta mohon kritik dan saran dari semua pihak pada
umumnya dan dari dosen pengampu sacara khususnya supaya kedepan
dapat lebih baik.Amin.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman,M. Imaduddin, (1989). Tauhid, Bandung, Pustaka Salman
Farid Miftah, (1991), Pokok-pokok Ajaran Islam, Bandung, Pustaka
Nasution, Harun, (1985), Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (1),
Jakarta, UI-Press
Rakhmat, Jalaludin, (2004), Psikologi Agama Sebagai Pengantar,
Bandung, Mizan

19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat


danhidayahnya pada kita semua sehingga kami selaku penulis dapat
menyelesaikanmakalah ini tanpa halangan suatu apa.Makalah yang kami
tulis mengangkat judul Sejarah dan keutamaan adzan
Makalah ini membahas konsep-konsep yang mendasari agama
islam.

20
Selama pembuatan makalah ini tentunya penulis melibatkan
bantuan banyak pihak. Yang pertama kami selaku penulis berterima kasih
kepada dosen mata kuliah agama islam yang telah banyak membimbing
kami hinggakami mampu menyelesaikan makalah ini. Yang kedua kami
juga berterima kasih kepada rekan-rekan yang telah banyak membantu
dan mendukung kami.
Tidak

lupa

pula

kami

mohon

maaf

jika

masih

terdapat

banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Kritik dan saran


senantiasa kami terimademi kesempurnaan makalah ini.Harapan kami,
makalah ini dapat berguna bagi dunia pendidikan diIndonesia.

Penyusun dan Penulis,

FAJAR DWIPANGESTU
NIM. 10213067

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..

DAFTAR ISI

ii

BAB I PENDAHULUAN
G. Latar Belakang

H. Rumusan Masalah

I. Tujuan

J. Ruang Lingkup

K. Metodologi Penulisan .

L. Sistimatika Penulisan .

21

BAB II KERANGKA DASAR AJARAN ISLAM


A. Adzan dari segi bahasa..

B. Pensyariatan

..

C. Hukum

..

10

D. Syarat adzan

10

E. Sunnah adzan

..

11

BAB III PEMBAHASAN KERANGKA DASAR ISLAM (AQIDAH,


SYARIAH, AKHLAK)
A. Pengertian adzan dan iqomah

14

B. Lafadz adzan dan iqomah

14

C. Hal yang harus di perhatikan muadzin.

15

D. Doa setelah adzan .

18

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


C. Kesimpulan . 18
D. Saran-saran ..
DAFTAR PUSTAKA .

KEUTAMAAN ADZAN
ii

MAKALAH
Disampaikan untuk memenuhi tugas Dari Mata Kuliah
Agama dan etika Yang disampaikan
Oleh Prof. Dr. H.Sofyan Sauri,M.Pd.

18
19

22

FAJAR DWIPANGESTU
NIM. 10213067

JURUSAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

UNIKOM
BANDUNG 2014

Anda mungkin juga menyukai