Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PETROKIMIA

MINERAL LEMPUNG SEBAGAI KATALIS DALAM


INDUSTRI PENYULINGAN MINYAK
Clays as Catalysts in Petroleum Refining Industry

Ditulis Oleh :
Eman A. Emam

KELOMPOK KIM C P1
Anggita Septi Wulandari

J3L112028

Eling Widya Suminar

J3L112172

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan penulisan makalah
Clays as Catalysts in Petroleum Refining Industry. Makalah ini disusun
berdasarkan pada jurnal yang berasal dari internet.
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang terkait, atas dukungan dan bantuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu
segala kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami harap semoga makalah yang telah disusun ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.

Bogor, Oktober 2014

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 0
BAB 1 1
PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang

2.

Rumusan Masalah

3.

Tujuan

BAB 2 2
TINJAUAN PUSTAKA

1.

Minyak Bumi

2.

Katalis dalam pengolahan minyak bumi

BAB 3 3
BAHAN DAN METODE

1.

Bahan

2.

Metode

BAB 4 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.

Hasil

2.

Pembahasan

BAB 5 4
SIMPULAN DAN SARAN 4
1.

Simpulan

2.

Saran

DAFTAR PUSTAKA 4

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak dan gas bumi sampai saat ini masih merupakan merupakan
sumber energi yang menjadi pilihan utama untuk digunakan pada industri,
transportasi dan rumah tangga. Selain itu, pemanfaatan berbagai produk akhir atau
produk-produk turunan minyak bumi juga semakin meningkat sehingga
peningkatan akan permintaan minyak bumi di seluruh dunia telah mengakibatkan
pertumbuhan dan ekspansi pada kegiatan eksplorasi dan pengolahan minyak
mentah. Produk minyak bumi tidak hanya digunakan untuk bahan bakar saja
tetapi dapat juga digunakan sebagai bahan dasar yang untuk pembuatan serat
sintetis seperti pakaian dan plastik, cat, pupuk, insektisida, sabun, dan karet
sintetis. Penggunaan minyak bumi sebagai sumber bahan baku sangat penting
untuk dalam industri yang modern.
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak
bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh
ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau
ke kilang minyak. Tahap awal pengolahan minyak bumi yaitu pada umumnya
berdasarkan prinsip destilasi. Proses destilasi ini akan memisahkan minyak bumi
berdasarkan titik didihnya. Pada proses destilasi bertingkat akan menghasilkan
fraksi-fraksi minyak bumi yang belum memiliki kualitas yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi
proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending. Pada proses
cracking atau penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar
menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil akan membutuhkan
katalis. Pada proses ini katalis yang digunakan ialah tanah liat yang dimodifikasi
sehingga akan menghasilkan kualitas minyak yang lebih baik. Penyulingan
minyak bumi akan mencakup berbagai jenis katalis tanah liat termodifikasi yang
mana akan dilihat paling relevan untuk proses katalisis. Katalis dimodifikasi
dengan perubahan thermal atau suhu, asam dan tukar kation. Selain itu, modifikasi
katalis sintetis dari tanah liat dengan menambahkan logam seperti zeolit dan
alumina.

1.
2.
3.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah mekanisme tanah liat sebagai katalis dalam proses
pemurnian kembali minyak bumi?
Mengapa digunakan kaolin sebagai katalis?
Setelah penambahan katalis, apa yang keuntungan yang dihasilkan?

1.3 Tujuan
Mengetahui mekanisme kerja dari tanah liat sebagai katalis dalam industri
pemurnian minyak bumi dan menyelesaikan tugas dari mata kuliah petrokimia
dan polimer.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1.4 Minyak Bumi


Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus), dijuluki
juga sebagai emas hitam adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang
mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi.
Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan
yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Minyak bumi mengandung 50-98%
komponen hidrokarbon dan non hidrokarbon. Kandungannya bervariasi
tergantung pada sumber minyak. Minyak bumi mengandung senyawa karbon
83,9-86,8%, hidrogen 11,4-14%, belerang 0,06-8,0%, nitrogen 0,11-1,7% dan
oksigen 0,5% dan logam (Fe, Cu, Ni), 0,03%. Sifat-sifat minyak bumi bervariasi
secara luas dan dalam penggunaan modern minyak bumi tidak digunakan dalam
keadaan mentah. Berbagai langkah-langkah pengolahan dilakukan untuk
mengkonversi minyak dari keadaan mentah menjadi produk-produk yang dapat
digunakan dalam masyarakat. Permintaan meningkat untuk produk minyak bumi
seperti bensin dan minyak pelumas, sementara permintaan menurun untuk produk
minyak bernilai rendah seperti bahan bakar minyak dan residu dari produk. Oleh
karena itu, hasil produk cair perlu dimaksimalkan menggunakan berbagai proses
sehingga akan menaikkan harga dari produk tersebut. Pada saat yang sama, timbul
masalah lingkungan yang meningkat. Hal ini telah menekankan pentingnya proses
untuk mengubah fraksi minyak berat menjadi produk yang lebih ringan dan lebih
berharga bersih. Sejumlah teknologi telah dikembangkan selama bertahun-tahun
untuk memperbaharui atau memanfaatkan sisa minyak yang meliputi proses yang
didasarkan pada rute penambahan katalis, penolakan karbon dan hidrogen.

Gambar 1 Struktur Minyak Bumi


1.5 Katalis dalam pengolahan minyak bumi
Pada abad terakhir, katalis menjadi salah satu alat yang paling kuat di
industri penyulingan minyak bumi. Katalis yang biasanya digunakan yaitu tanah
liat. Tahap awal penyulingan minyak bumi dalam industri petrokimia yaitu
menggunakan tanah liat sebagai katalis. Tanah liat pada umumnya berasal dari

mineral silikat aluminium atau magnesium, dengan sejumlah besar zat besi, nikel,
krom dan kation lainnya dalam struktur kristal. Adanya pertukaran kation dalam
proses dapat menghasilkan pusat-pusat aktif dalam mineral lempung sehingga
tanah liat dapat digunakan sebagai katalis yang kemudian digunakan dalam
sejumlah besar reaksi kimia dalam industri. Pemilihan tanah liat sebagai katalis
dalam proses penyulingan minyak bumi dapat dilihat berdasarkan karakteristik
tanah liat antara lain ukuran partikel dan bentuk kimia, luas permukaan, muatan
permukaan, viskositas, warna, plastisitas, daya penyerapan dan adsorpsi, serta pH.
Selain itu, tanah liat murah dan dan mudah didapatkan karena kelimpahannya
yang banyak di alam. Tanah liat yang paling baik digunakan dalam pembuatan
katalis adalah kaolin. Katalis dalam industri pengolahan minyak memliki syarat
yaitu harus berbentuk padatan sehingga alasan menggunakan tanah liat sebagai
katalis tidak dapat dihindari. Atas dasar ini, tanah liat mungkin merupakan
pengganti yang sangat menjanjikan.
.

Gambar 2 Struktur Tanah Liat


BAB 3
BAHAN DAN METODE

1.6 Bahan
1.7 Metode

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Mekanisme Tanah Liat sebagai Katalis

1.8 Pembahasan
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

1.9 Simpulan
1.10

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai