Anda di halaman 1dari 9

BAB II

METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif.
DSLM berbantuan Mind Map merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
mengasimilasi perubahan konsep serta mengutamakan proses sehingga akan lebih
sesuai jika menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif mengkaji
prespektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel.
Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari
sudut pandang partisipan. Sugiyono (2011:15) menyimpulkan bahwa metode
penelitian kualiatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
(sebagai lawan ekspeimen) dimana peneliti sebagai instrument kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.
B. Kehadiran Peneliti
Peneliti bertindak sebagai pengumpul data sekaligus instrument utama.
Peneliti harus melakukan observasi terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat ratarata kemampuan siswa. Peneliti membangun interaksi dengan siswa dan
melakukan wawancara terhadap siswa di sekolah. Peneliti mengidentifikasi,
mengklaisfikasi, menganalisis dan melakukan penyimpulan terhadap data.
Instrumen pendukung yang digunakan adalah protokol wawancara, tes tertulis
untuk identifikasi miskonsepsi dan set demonstrasi untuk melakukan Dual
Situated Learning Event dan Challenge Situated Learning Event . Alat bantu yang
digunakan adalah tablet untuk merekam wawancara melalui video dan kertas
sebagai lembar kerja.

C. Lokasi Penelitian

19

Lokasi yang digunakan untuk penelitian adalah SMAN 6 Malang. SMAN 6


Malang dipilih karena beberapa alasan berikut :
1. Penelitian tentang uji kualitatif miskonsepsi dan perbaikan terhadap
materi Termokimia menggunakan DSLM berbantuan Mind Map belum
pernah dilakukan.
2. Siswa SMAN 6 Malang memiliki kemampuan sedang.
3. Pembelajaran mengenai materi Termokimia hanya dalam bentuk
penyampaian materi secara ekspositori saja, tanpa adanya praktikum.
4. Bahan ajar yang digunakan berupa buku paket yang disusun oleh guru
SMAN 6 Malang sendiri dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disusun
oleh salah satu penerbit. Sebagian nilai kognitif siswa diperoleh dari
nilai LKS yang artinya LKS dapat digunakan sebagai alat evaluasi.
Pembelajaran demikian dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi pada
siswa SMAN 6 Malang terhadap materi Termokimia.
D. Sumber Data
Partisipan dari penelitian ini adalah siswa dalam dua kelas XI IPA di SMAN 6
Malang semester gasal. Kelas yang dipilih telah memperoleh materi Termokimia
dari gurunya. Sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu
memilih siswa yang diidentifikasi memiliki miskonsepsi pada materi Termokimia.
Mula-mula dipilih 2 kelas yang memiliki hasil belajar kognitif sedang. Soal
pilihan objektif diberikan kepada seluruh siswa dalam 2 kelas yang telah dipilih.
Hasil jawaban siswa kemudian diidentifikasi dan diambil beberapa siswa yang
hanya mengalami miskonsepsi saja. Soal esai yang digunakan adalah hasil
modifikasi dari soal analisis pemahaman konsep termokimia yang dikembangkan
oleh Rosalyn E.S. (2012) dan Advance Placement Chemistry for Thermochemistry
(2007-2008). Siswa-siswa yang mengalami miskonsepsi inilah yang akan
dijadikan sampel penelitian yang selanjutnya akan diberi perlakuan sesuai dengan
tahap-tahap DSLM berbantuan Mind Map.
E. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa tes objektif tertulis dan
wawancara mendalam. Prosedur pengumpulan data sebagai berikut :
1. Peneliti menyusun instrumen berupa 25 soal pilihan ganda materi
Termokimia

20

2. Peneliti memvalidasi isi 25 soal pilihan ganda materi Termokimia kepada


2 orang Dosen kimia Universitas Negeri Malang
3. Peneliti mengujikan 25 soal pilihan ganda materi Termokimia kepada 2
kelas IPA SMAN 6 Malang yang telah terpilih. Peneliti juga meminta
siswa membuat mind map materi Termokimia agar diketahui pandangan
ontologi siswa terhadap materi Termokimia. 25 Soal dan penyusunan mind
map materi Termokimia berfungsi mengidentifikasi miskonsepsi siswa
terhadap materi Termokimia.
4. Setelah soal diujikan, peneliti memilih 10 orang siswa yang memiliki
miskonsepsi pada mental set yang sama guna diberi perlakuan pada DSL
even
5. Pada tahap DSL even, peneliti mewawancara siswa. Jenis wawancara
yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur sehingga peneliti bisa
mengembangkan wawancara di luar protokol yang telah dibuat.
Penggembangan wawancara menyesuaikan jawaban siswa, namun tidak
terlepas dari permasalahan penelitian. Hasil wawancara direkam dan
diperoleh data berupa transkrip hasil rekaman dan lembar kerja siswa
meminta siswa memberikan alasan jawaban terhadap 25 soal yang telah
dikerjakan sebelumnya. Peneliti memberikan demonstrasi dan siswa
diminta untuk memprediksi hasil akhir demonstrasi. Peneliti mencatat
proses perubahan konsep siswa sebelum memasuki tahap CSL even.
6. Pada tahap CSL even, siswa diberikan situasi yang baru tanpa demonstrasi
dan meminta siswa membuat kembali mind map materi Termokimia untuk
menguji apakah siswa telah berhasil mengkonstruk perubahan konsep
yang benar. Peneliti mencatat tiap tahapan proses perubahan konsep.
.

F. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap,
antara lain:
1. Identifikasi miskonsepsi berdasarkan tes objektif tertulis
Tes yang digunakan berupa tes objektif tertulis. Hasil tes digunakan untuk
mengidentifikasi miskonsepsi pada materi termokimia dan mendapatkan
sampel dari siswa yang hanya mengalami miskonsepsi saja. Sampel yang
21

telah dipilih kemudian diberi perlakuan berupa penerapan DSLM


berbantuan Mind Map.
2. Mentranskrip hasil wawancara
Hasil wawancara yang terekam dalam recorder ditranskrip untuk
mempermudah penyajian temuan. Catatan lapangan berupa perhitungan
dan gambaran Mind Map yang dibuat oleh siswa juga dimasukkan dalam
trankrip.
3. Pengkodean
Pengkodean data dilakukan untuk mempermudah pencarian letak data
pada transkrip wawancara. Kode terdiri dari kode siswa (A,B,C,dst),
mental set yang berkaitan (a,b,c, dst) dan nomor baris (1,2,3 dst).
4. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memfokuskan pada hal-hal penting,
serta membuat kategori dan mencari pola, memilah hal-hal yang pokok .
Data yang tidak penting dibuang karena tidak berkaitan dengan fokus
penelitian.
5. Tabulasi data
Seluruh data dan pola hubungan antar data didaftar dalam sebuah tabel
untuk memudahkan melihat pola hubungan secara lebih mendalam dan
menyeluruh. Tabulasi data ditampilkan dalam tabel 2.2.

Tabel 2.2
Kode
Klasifika
si
TT
MM1
W2

Pengklasifikasian Data
Waktu
Pelaksanaan
Data
Wawancara
Stage-2 DSLM Analisis Miskonsepsi siswa
Stage-2 DSLM Analisis Miskonsepsi Siswa
Awal Stage-5
Pemahaman konsep sebelum menerima DSL Even
DSLM
W3
Akhir Stage-5
Pemahaman konsep setelah menerima DSL Even
DSLM
W4
Stage-6 DSLM Pemahaman konsep siswa saat menerima CSL Even
MM2 Akhir Stage-6
Pemahaman konsep siswa setelah menerima CSL
DSLM
Even
TT: tes tertulis
MM: Mind map
W: Wawancara

6. Penarikan kesimpulan
22

Dari interpretasi terhadap tabel data, ditarik kesimpulan dari penelitian


yang dilakukan. Temuan pada penelitian ini adalah proses perubahan
konsep dari konsep yang salah menuju konsep yang benar dengan
dimediasi oleh DSLM berbantuan Mind Map dimana Mind Map dapat
digunakan untuk memastikan kerangka berpikir siswa sebelum penerapan
dan sesudah penerapan DSLM ada perubahan atau tidak.
G. Pengecekan Keabsahan Temuan
Agar diperoleh interpretasi dan temuan yang abash maka perlu diteliti
kredibilitasnya dengan menggunakan beberapa teknik. Teknik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Teknik Pengujian Kredibilitas Data
Kredibilitas data pada penelitian dapat diuji oleh peneliti sebelumnya yang
telah melaksanakan penelitian terkait dengan penerapan DSLM dan oleh
partisipan. Partisipan ini adalah sumber data yaitu siswa yang telah mengikuti
tahapan-tahapan DSLM.
2. Teknik Pengujian Depenability
Uji dependability dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan keseluruhan
proses penelitian. Pemeriksaan secara keseluruhan dilakukan oleh pembimbing
mulai dari menentukan miskonsepsi pada materi, identifikasi miskonsepsi,
menentukan sumber data, nelakukan analisis data, hingga melakukan uji
keabsahan.
H. Tahap-tahap penelitian
Penelitian ini secara garis besar meliputi tiga tahap, yaitu :
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan sebelum pengambilan data adalah sebagai
berikut:
a. Melakukan observasi lapangan ke SMA Negeri 6 Malang
b. Melakukan pendalaman studi kepustakaan sebagai acuan dalam menyusun
landasan teoritik dan rancangan penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahapan pelaksanaan penelitian meliputi langkah-langkah berikut :
a. Menentukan subjek penelitian yaitu 2 kelas dengan rata-rata hasil nilai
kognitif sedang

23

b. Melaksanakan penelitian sesuai dengan 6 tahap dalam DSLM berbantuan


DSLM sebagai berikut :
1. Peneliti memeriksa atribut konsep Termokimia. Atribut konsep dalam hal
ini merupakan sifat dan karakter dari konsep Termokimia. Konsep
Termokimia membahas energi yang merupakan konsep abstrak serta
reaksi-reaksi kimia yang terjadi merupakan konsep kimia yang sulit
dijelaskan karena bersifat invisibel.
2. Peneliti menyusun 25 soal pilihan ganda untuk mengetahui miskonsepsi
siswa terhadap materi Termokimia. Setelah mengerjakan soal, siswa
diminta untuk menyusun Mind Map terkait materi Termokimia.
Sebelumnya siswa ditunjukkan Mind Map pada materi sebelumnya yaitu
Hidrokarbon, sebagai contoh bagaimana cara membuat Mind Map .
Pembuatan Mind Map berfungsi agar peneliti dapat mengetahui pandangan
ontologi awal siswa terhadap konsep-konsep Termokimia.
3. Stage 1 dan 2 mengindikasikan mental set mana saja pada konsep
Termokimia yang kurang untuk mengkonstruk perubahan konsep baru
yang benar. Peneliti akan mendapatkan informasi spesifik tentang
miskonsepsi yang dimiliki siswa melalui 25 soal pilihan ganda dan Mind
Map yang telah disusun.
4. Peneliti mendesain Dual Situated Learning Event. DSL even memiliki 2
fungsi yaitu :
a. Menciptakan disonansi dengan pengetahuan siswa tentang materi
Termokimia sebelum diterapkan DSLM
b. Membentuk mental set baru untuk mengkonstruksi konsep sains
DSL even akan dilaksanakan dalam bentuk wawancara. Bahan wawancara
disusun sedemikian rupa sehingga akan menciptakan disonansi. Disonansi
akan dibuat dengan mempresentasikan sebuah gambar terkait dengan
miskonsepsi yang telah terjadi, kemudian siswa diminta memprediksikan
apa yang akan terjadi serta memberikan alasan yang sesuai. DSL even
akan diterapkan terhadap 10 orang siswa yang telah diprediksi
mengalami miskonsepsi

24

5. Peneliti menerapkan DSL even dimana setiap proses perubahan konsep


akan terekam. DSL even memiliki 4 step yaitu :
Step 1: make prediction
Peneliti akan memberikan sebuah demonstrasi atau gambar dan siswa akan
diminta untuk memprediksi hasil/ akhir demonstrasi.
Step 2: provide explanation
Peneliti akan meminta siswa untuk memberikan penjelasan atau alasan
dari prediksi yang telah dikemukakan
Step 3: confront dissonance
Peneliti akan memberikan demonstrasi berbeda dengan tema yang sama
untuk menciptakan disonansi pada pemikiran siswa
Step 4: construct more scientific view of concepts
Peneliti akan memeriksa apakah siswa telah mengalami perubahan konsep
atau belum.
6. Peneliti menerapkan Challenging Situated Learning Events. Pada stage 6
siswa diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan mental set yang baru
pada situasi lain untuk memastikan bahwa perubahan konsep telah terjadi.
CSL even memiliki 2 step yaitu :
Step 1: make prediction
Peneliti akan memberikan pertanyaan yang baru namun memiliki
kesamaan tema dengan soal yang telah diberikan sebelumnya
Step 2: provide explanation
Peneliti akan meminta siswa memberikan alasan dan penjelasan tentang
jawaban tersebut.
Peneliti akan meminta siswa menyusun kembali Mind Map konsep
Termokimia untuk membuktikan apakah ada perubahan konsep jika
dibandingkan dengan konsep sebelumnya. Pada tahapan terakhir ini akan
peneliti akan memastikan apakah siswa telah mengkonstruksi perubahan
konsep yang benar atau belum melalui 2 step pada CSL event dan Mind
Map konsep Termokimia yang telah dibuat.

25

Peneliti

Siswa

STAGE 1

Konsep
Termokimia memeriksa

Atribut konsep
siswa

STAGE 2

25 item soal
tertulis

2 kelas siswa
XI IPA
semester gasal

mempresentasikan

diberikan
kepada

Mind Map
materi Kimia
Hidrokarbon menyusun

Hasil
Peneliti memerika
atribut abstrak siswa

Peneliti
mengidentifikasi
miskonsepsi siswa

Mind Map
konsep
Termokimia

Peneliti mengetahui
pandangan ontologi
awal siswa

Miskonsepsi

Peneliti mengetahui
mental set siswa yang
kurang

10 orang
siswa

Peneliti menyusun
Bahan wawancara

wawancara

Peneliti memeriksa
proses perubahan
konsep

mengumpulkan

STAGE 3

Informasi
spesifik

menganalisis

mendesai
n

STAGE 4

DSL even
memilih

menerapka
n

STAGE 5

DSL even

melaksanakan

menerapka
n

STAGE 6

Step 1: make prediction


Step 2: provide explanation

Step 3: confront dissonance


Step 4: construct more
scientific view of concepts

CSL even

wawancara

Peneliti memeriksa
proses perubahan
konsep

melaksanakan
memperoleh

Step 1: make prediction


Step 2: provide explanation

Informasi
spesifik

menyusun

Mind Map
konsep
Termokimia

Gambar 2.1 : diagram langkah-langkah penerapan DSLM


berbantuan Mind Map

Peneliti memastikan
proses perubahan
konsep yang benar
26

c. Mentranskip hasil wawancara


d. Melakukan cek keabsahan data dan memverivikasi data dengan teknik
pemeriksaan sejawat dan pengecekan oleh partisipan
e. Melakukan pengklasifikasian dan pengkodean data
f. Mengkaji temuan
g. Penarikan kesimpulan
3. Tahap Akhir
Tahap akhir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menyusun laporan penelitian
b. Mempertanggungjawabkan hasil penelitian dalam ujian
c. Melakukan revisi akhir

27

Anda mungkin juga menyukai