hipoosmotik dan regulasi hiperosmotik! Regulasi hipoosmotik menghadapi dua masalah fisiologik : (1) air cenderung keluar tubuh, sebab kadar air dalam tubuh lebih tinggi daripada mediumnya (2) zat terlarut cenderung masuk kedalam tubuh,
Untuk menghadapi masalah tersebut, regulator
hipoosmotik harus: (1) menghambat keluarnya air dari dalam tubuh atau mempertahankan air yang ada di dalam tubuh, sebaliknya terhadap zat terlarut, hewan harus (2)berusaha mencegah masuknya garam kedalam tubuh atau atau mengeluarkan kelebihan garam yang masuk tubuh (Soewolo, 2000).
Regulator hiperosmotik menghadapi dua
masalah fisiologik : (1) air cenderung masuk kedalam tubuh hewan,sebab konsentrasi zat terlarut dalam tubuh hewan lebih tinggi daripada dalam mediumnya (2) Zat terlarut cenderung keluar tubuh,sebab konsentrasi di dalam tunuh lebih tinggi daripada di luar tubuh
Untuk mengatasi masalah tersebut regulator
hiperosmotik harus : (1) Mengurangi masuknya air kedalam tubuh (meningkatkan impermeabilitas dinding tubuh) atau mengeluarkan kelebihan air yang ada dalam tubuh (lewat urin dan feses) (2) Terhadap zat terlarut, hewan harus memasukkan garam-garam ke dalam tubuh (lewat makan dan minum) atau mempertahankan zat terlarut yang ada di dalam tubuhnya (Soewolo, 2000).
6. Mengapa hewan di darat menghadapi
permasalahan osmoregulasi yang lebih berat daripada hewan yang hidup di air Karena hewan darat cenderung mudah kehilangan air dari dalam tubuhnya. Misalnya pada serangga terjadi kehilangan air melalui penguapan. Selain itu, hewan darat memperoleh air dari air minum dan makanannya. Berbeda dengan hewan yang hidup di air, mereka memperoleh air langsung dari mediumnya yang lebih mudah untuk berpindah kedalam tubuhnya untuk mempertahankan keseimbangan dalam tubuhnya.
Untuk menghemat air, hewan darat melakukan
berbagai cara yang cukup bervariasi. Hewan kelas reptil meliputi ular, kadal, buaya, kura-kura memiliki kulit kering dan bersisik. Keadaan kulit yang kering dan bersisik tersebut merupakan cara beradaptasi yang baik terhadap kehidupan darat, yakni agar tidak kehilangan banyak urin (Isnaeni, 2006).