Anda di halaman 1dari 3

BAB.

3
PEMBAHASAN

Seorang wanit 59 th masuk rumah sakit dengan keluhan utama demam terus
menerus sejak 5 hari yang lalu, disertai rasa mual , kepala terasa nyeri dan otot terasa
pegal. Pasien menderita DM sejak 2 tahun yang lalu ,minum obat teratur. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan

adanya demam, RL (+) konjungtiva anemis.

Pemeriksaan laboratorium hematologi menunjukan anemia normositik normokrom


dengan trombositopenia, pemeriksaan kimia klinik menunjukan adanya peningkatan ;
kadar glukosa sewaktu dan puasa, HbA1C, ureum , kreatinin, trigliserida, SGOT,
ALP ,Gamma GT dan penurunan kadar natrium, albumin dan LDL kolesterol,
pemeriksaan imunologi yakni HBsAg (-), anti HBc total (+) dan anti HCV (0,05 ).
Sedangkan pada pemeriksaan urinalisis didapatkan proteinuri (+), reduksi (+) serta
urobilinogen (+). Berdasarkan anamnesa ,hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium,
pasien diagnosis sementara: febris 5 hari dengan trombositopenia yang didiagnosis
banding dengan DHF derajat I dan demam typoid ; azotemia yang didiagnosis
banding dengan nefropati diabetik dan CKD; hepatitis B dan hiponatremia
Selama perawatan di rumah sakit, didapatkan hasil laboratorium sebagai berikut.
a. Pemeriksaan laboratorium hematologi didapatkan trombositopenia. Hal ini dapat
disebabkan oleh terdapatnya komplek virus-antibodi ( kompleks antigenantibodi) dalam sirkulasi darah yang mengakibatkan diantaranya agresi
trombosit yang melepaskan ADP akan mengalami metamorfosis. Trombosit ini
akan dimusnahkan oleh sistem retikuloendotel dengan akibat trombositopenia
dan

perdarahan.

Trombositopenia

dapat

dikarenakan

oleh

penekanan

megakariosit selectif , hal ini dapat disebabkan antara lain oleh toksisitas obat-

17

obatan, infeksi virus. Selain itu adanya infeksi virus juga dapat menyebabkan
peningkatan destruksi trombosit
b.

Anemia normokromik normositik dapat disebabkan

karena inflamasi

kronis,penekanan sumsum tulang oleh substansi uremik, penurunan produksi


eritrosit karena penurunan erotropoeitin akibat gangguan ginjal, juga dapat
disebabkan oleh perdarahan
c. peningkatan LED menunjukan adanya proses inflamasi, hal ini dapat ditunjang
dengan hasil gambaran darah tepi dimana terdapat netrofilia dan garanula toksik.
d. Peningkatan kadar SGOT, ALP ,Gamma GT, penurunan albumin dan LDL
kolesterol sebagai petanda adanya gangguan dari fungsi hepar, hal ini didukung
dengan pemeriksaan imunologi yakni HBsAg (-), anti HBc total (+) dan anti
HCV (0,05 ). Ini

menunjukan adanya window periode dari suatu infeksi

hepatitis B .
e. Peningkatan

kadar GDS dan GDP serta peningkatan kadar HbA 1C

menginformasikan adanya DM yang tidak terkontrol. Pada kasus ini, penyakit


DM ini telah berlangsung lama dan kemungkinan telah terjadi komplikasi
diantaranya mikroangiopati diabetik, dalam hal ini mengarah ke stage IV
(nefropati diabetik) . Hasil pemeriksaan fungsi ginjal terdapat peningkatan kadar
ureun kreatinin, proteinuria dan silinderuria
f.

pada pasien DM-2 terjadi peningkatan kadar trigliserida, ini dapat disebabkan
karena resisitensi insulin. Peningkatan produksi VLDL pada DM-2 berhubungan
dengan resistensi insulin. VLDL yang meningkat adalah VLDL dengan molekul
besar yang banyak mengandung trigliserida. Selain itu aktivitas lipoprotein
lipase (LPL) diregulasi oleh insulin , sehingga pada resistensi insulin terjadi
penurunan aktivitas LPL, hal ini akan menyebabkan peningkatan trigliserida
dalam darah

18

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.

Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium dapat

disimpulkan penderita mendarita DHF disertai nefropati diabetik dan hepatitis B .


DHF pada penderita ini masuk dalam derajat I dimana terdapat demam terus
menerus , RL (+),dan trombositopenia.
Diagnosis Nefropati diabetik pada penderita ini didasarkan atas terdapat
riwayat DM yang berlangsung lama dan tidak terkontrol ( kadar HbA 1C yang tinggi ),
peningkatan kadar ureum, kreatinin, proteinuria dan silinderuria. Nefropati ini sudah
masuk ke stage IV. Untuk itu perlu dievaluasi lebih lanjut

untuk memperkuat

diagnosis nefropati diabetik.


Diagnosis hepatitis B didasarkan atas adanya gangguan fungsi hepar dimana
pada hasil laboratorium terdapat peningkatan kadar SGOT, ALP ,Gamma GT dan
penurunan albumin dan LDL kolesterol. Pada pemeriksaan imunologi yakni HBsAg
(-), anti HBc total (+) dan anti HCV (0,05 ). Menunjukan adanya windwo perode

4.2.
Saran
Pemeriksaan yang disarankan :
1. Ig M, Ig G Dengue
2. Ig M anti salmonella untuk menyingkirkan demam typoid
3. monitoring ureum , kreatinin
4. anti HBs untuk memastikan apakah penyakit masih dalam window periode
atau sudah memasuki fase penyembuhan (anti HBs +)
5. USG abdomen untuk menilai adanya organomegali pada hepar dan ginjal

19

Anda mungkin juga menyukai