Dokter Budi, seorang dokter keluarga yang sudah bekerja selama 3 tahun di kelurahan Pulo
Kerto yang terletak di kecamatan Gandus, berpraktek di ruangan berukuran 2x3 yang merupakan
ruang tamu dari rumahnya dengan dibantu oleh satu orang perawat yang juga bekerja sebagai
tenaga administrasi.
Pada sore hari, dokter Budi didatangi oleh serombongan orang yang memintanya datang untuk
memeriksa seorang ibu yang sedang bersalin di rumah dukun desa yang terletak 5 rumah dari
praktek dokter Budi. Ibu tersebut sedang melahirkan anaknya yang ke-5, tidak pernah melakukan
ANC pada dokter Budi sebelumnya, dan dikatakan oleh dukun desa bahwa sudah ditolong
selama 1,5 jam, tetapi anak tetap tidak lahir-lahir. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan:
Tekanan darah : 90/60
Nadi : 120 kali/menit
Frekuensi pernfasan : 28 kali/menit
Suhu : 37,9 derajat
Pada pemeriksaan dalam didapatkan bahwa pembukaan 6 cm, ketuban (-), bau (-), mekonium
(+), penurunan kepala hodge I-II bayi didapatkan 180x/menit.
Dokter Budi menyarankan pasien untuk dipasang infuse dan dirujuk secepatnya, akan tetapi
keluarga menolak karena menyatakan tidak ada biaya, dan menyatakan bahwa mereka tidak
mempunyai kartu BPJS.
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Dokter Keluarga : Dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan yang
komprehensif kontinyu mengutamakan penvegahan koordinatif, mempertimbangkan
keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi keterampilan dan keilmuan yang
mapan.
2. ANC : Pemeriksaan rutin ibu hamil selama kehamilan
3. Mekonium : Cairan hijau yang merupakan feses pertama bayi baru lahir
4. Tenaga Administrasi : Seseorang yang melakukan kegiatan catat-mencatat, pembukaan
ringan, surat menyurat, ketik mengetik dsb yang bersifat teknis ke-TU-an termasuk juga
pengarsipan dan hal-hal lainnya yang dimaksudkan untuk menyediakan informasi dan
mempermudah memperoleh informasi lagi jika dibutuhkan
5. Dukun Desa : Orang yang dianggap bisa menyembuhkan berbagai penyakit (di desa)
6. Hodge I-II : Garis khayal panggul untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
janin pada panggul
7. BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang dibentuk pemerintah untuk
memberikan jaminan kesehatan untuk masyarakat
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Dr. Budi, seorang Doga yang sudah bekerja selama 3 tahun di kelurahan Pulo Kerto Kec.
Gandus yang berpraktek di ruang tamu (2x3 m)
2. Dr. Budi dibantu oleh satu orang perawat yang merangkap sebagai pegawai administrasi
3. Dokter Budi diminta memeriksa ibu yang sedang bersalin di rumah yang terletak 5 rumah
dari prakteknya
4. Ibu sedang melahirkan anak ke-5 dan tidak pernah ANC pada dokter Budi sebelumnya
dan ibu sudah ditolong dukun desa 1,5 jam, tapi bayi belum lahir
5. Pemeriksaan tanda vital
6. Pemeriksaan dalam
7. Keluarga menolak dirujuk karena tidak memiliki biaya dan kartu BPJS
ANALISIS MASALAH
a. Apa peranan Doga? 1
b. Bagaimana cakupan wilayah kerja dan target pelayanan Doga? 2
c. Bagaimana standar pelayanan praktik Doga berdasarkan :
-
SDM 3
4. Apa saja kemungkinan yang menyebabkan ibu memilih bersalin di dukun? (Ditinjau dari
segi masyarakat, dokter, dan dukun) 5
5. Bagaimana cara mengubah kecenderungan masyarakat berobat ke dukun menjadi ke
dokter? 1
6. Bagaimana peranan Doga terhadap ibu hamil dikaitkan dengan kasus partus kasep dan
penggunaan KB? 2
7. Bagaimana program kerja Doga? 3
8. Interpretasi pemeriksaan vital : 4
-
: > 38,5o C
Bau (-)
Mekonium (+)
Penurunan kepala hodge I-II
DJJ bayi didapatkan 180x/menit
Peserta PBI adalah masyarakat fakir miskin dan tidak mampu dimana preminya akan
dibayar oleh pemerintah. Sedangkan peserta bukan Penerima Bantuan Iur (nonPBI)
adalah setiap pekerja penerima upah (pegawai negeri sipil, anggota TNI/Polri, pejabat
negara, pegawai pemerintah non-pegawai negeri, dan pegawai swasta), pekerja bukan
penerima upah dan bukan pekerja (investor, pemberi kerja, pensiunan, veteran, janda
veteran, dan anak veteran).
Untuk peserta non BPI, ada 3 kelas kremi yang bisa dipilih, yaitu untuk Kelas 1 dengan
premi Rp 59.500,00 per bulan, Kelas 2 dengan premi Rp 45.500,00 per bulan dan Kelas 3
dengan premi Rp 25.500,00 per bulan. Untuk cara mendaftar anggota BPJS simak uraian
di bawah ini
Untuk mencapai target kepersertaan BPJS Kesehatan maka sejak 1 November 2014
setiap pendaftar baru BPJS Kesehatan wajib mendaftarkan seluruh anggota keluarga
yang tercantum dalam Kartu Keluarga (KK). Aturan baru BPJS Kesehatan tersebut
didasarkan pada peraturan Pendaftaran BPJS No.4/2014 mengenai tatacara pendaftaran
peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mulai berlaku sejak per 1 November
2014. Pada pasal 2 ayat 1 disebutkan bahwa peserta perorangan wajib mendaftarkan
dirinya
dan
anggota
keluarganya
dalam
program
Jaminan
Kesehatan
yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Anggota keluarga yang dimaksud meliputi seluruh
anggota keluarga yang tercantum dalam Kartu Keluarga. Hal ini terkait dengan target
bahwa pada tahun 2019 nanti seluruh masyarakat Indonesia telah menjadi anggota BPJS.
Dalam aturan terbaru BPJS Kesehatan mengenai tatacara pendaftaran peserta
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tersebut menjelaskan bahawa setiap calon peserta
untuk melakukan pendaftaran satu kartu keluarga. Walaupun terasa memberatkan bagi
sebagian pihak terutama bagi yang berpenghasilan rendah tetapi tidak tergolong miskin.
Bagi masyarakat miskin calon peserta akan masuk dalam kategori BPJS PBI atau
penerima bantuan iuran dimana iuran tersebut nantinya akan ditanggung oleh
pemerintah.
b. Tarif Pelayanan Kesehatan Kebidanan dan Neonatal yang dilakukan oleh bidan
sebagaimana dimaksud pada angka 1 (ANC), angka 4 (PNC), dan angka 7 (pelayanan KB)
dalam Lampiran I angka II huruf B Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013
hanya berlaku untuk pelayanan kesehatan kebidanan dan neonatal di luar Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas, RS Kelas D Pratama, klinik pratama, atau
fasilitas kesehatan yang setara) yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
c. Tarif persalinan adalah paket persalinan termasuk akomodasi. Pasien tidak boleh
ditarik iur biaya.
d. Pengajuan klaim persalinan dan pelayanan maternal/neonatal non kapitasi di Fasilitas
Kesehatan tingkat pertama dapat dilakukan oleh Fasilitas Kesehatan tingkat pertama
yang memberikan pelayanan (Puskesmas/Puskesmas PONED/Klinik/Dokter praktek
perorangan dengan jejaring).
e. Jejaring Fasilitas Kesehatan tingkat pertama berupa Polindes/Poskesdes dan bidan desa/
praktik mandiri mengajukan tagihan melalui Fasilitas Kesehatan induknya.
f. Klaim diajukan secara kolektif setiap bulan kepada Kantor Cabang/Kantor Operasional
Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan dengan kelengkapan administrasi umum sesuai poin
A.5. dan kelengkapan lain sebagai berikut:
1) Rekapitulasi pelayanan:
a) Nama penderita;
b) Nomor Identitas;
c) Alamat dan telepon pasien;
d) Tanggal pelayanan;
e) GPA (Gravid, Partus, Abortus)
f) Jenis persalinan (tanpa penyulit/dengan penyulit);
9
Beberapa aturan terbaru BPJS Kesehatan yang berlaku mulai 1 November 2014 dinilai
oleh Menteri Kesehatan Nila Moeloek akan memberatkan dan mempersulit masyarakat
untuk dapat memperoleh pelayanan kesehatan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pusat
Pembiayaan Jaminan Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Donald Pardede.
Atas pertimbagan tersebut maka telah terbit surat dari menteri Kesehatan kepada
Direktur Utama BPJS untuk segera merevisi Peraturan BPJS Kesehatan No.4 Tahun
2014 tersebut.
Surat permintaaan revisi peraturan BPJS Kesehatan No.4 tahun 2014 telah dilayangkan
pada 14 November 2014. Pertimbangannya adalah aturan yang dibuat tersebut akan
membuat resah dan gejolak di masyarakat. Sedangkan sosialisasi yang dilakukan oleh
BPJS sendiri dirasa kurang optimal akan aturan terbaru BPJS 2014 tersebut.
Beberapa aturan yang mendapat sorotan untuk dilakukan perubahan adalah mengenai
adanya waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sejak peserta
10
mendaftarkan diri. Waktu tunggu yang disyaratkan dalam peraturan BPJS No.4 tersebut
adalah 7 hari sejak mendaftar baru peserta bisa mengakses pelayanan kesehatan.
Ketentuan waktu tunggu ini telah catatan serius pemerintah, karena selain bisa
menghambat masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, juga melanggar
prinsip-prinsip dasar asuransi sosial. Dimana dalam prinsip dasar itu, ketika seseorang
terdaftar dalam asuransi maka pada saat itu juga dia memiliki hak untuk mendapatkan
manfaat atau pelayanan kesehatan.
Beberapa aturan lainnya adalah mengenai syarat administrative yang harus dilengkapi
oleh calon peserta saat akan mendaftar menjadi peserta BPJS. Syarat yang harus dipenuhi
seperti harus kewajiban memiliki email, rekening bank, dan KTP Elektronik (E-KTP).
Menanggapi hai ini maka Kepala Humas BPJS Kesehatan, Irfan Humaidi, menyatakan
bawah sudah ada revisi pada sebagian peraturan yang dinilai memberatkan, namun hanya
dalam bentuk pengecualian khusus yang tertuang dalam petunjuk teknik (Juknis)
pelaksanaan peraturan BPJS Kesehatan No.4 tahun 2014
11
Kepercayaan
masyarakat kurang
terhadap dokter
Doga kurang
promosi
Ibu bersalin ke
dukun dan tidak
pernah ANC
Gawat darurat
obgyn (partus kasep)
Gawat darurat
obgyn (partus kasep)
Menolak dirujuk
Hipotesis
Dokter Budi seorang dokter keluarga di Kelurahan Pulo Kerto kecamatan Gandus belum
melaksanakan komunikasi dan promosi kesehatan yang baik sehingga pelayanan sebagai Doga
belum maksimal
Learning Issue
1. Dokter Keluarga 2
2. Soft skill Komunikasi interpersonal 3
3. BPJS 4
12
4. Promosi Kesehatan 5
13