Anda di halaman 1dari 3

1.

Departemen Poduksi
Departemen produksi merupakan bagian yang bertugas untuk
memproduksi atau membuat barang sesuai dengan yang direncanakan.
Misalnya, mengatur pengolahan suatu produk dengan mengubah bentuk
atau sifat suatu bahan menjadi produk. Dengan mengatur kegiatan itu
diharapkan proses produksi akan berjalan lancar dan hasil produksi akan
bermutu tinggi sehingga tidak mengecawakan pembeli.
Tugas dari departemen ini terkait dengan pencapaian tujuan
perusahaan secara umum adalah berusaha mencapai biaya produksi yang
rendah, mutu produk yang tinggi, tanggapan yang cepat akan permintaan,
dan fleksibelitas untuk membuat beragam barang sesuai dengan selera dan
spesifikasi customer. Dalam departemen ini terdapat 4 bagian, yaitu QC,
PPC, bagian produksi, dan bagian gudang.
QC atau Quality Control merupakan sebuah sistem yang digunakan
untuk menjaga poduk servis dalam level kualitas yang diharapkan. QC
merupakan tanggung jawab setiap anggota kelompok kerja yang
mengusahakan kualitas dari produk. Tujuan utamanya adalah untuk
mereduksi defect sebelum sampai pada tahap akhir prduksi dan sebelum
diterima oleh customer. Aktivitas dari QC biasa disebut dengan istilah
inspeksi. Inspeksi diartika sebagai suatu proses pengukuran, pengujian,
atau menggambarkan perbandingan suatu produk dengan persyaratan yang
aplikatif. Tujuan dari kegiatan ini adalah unutk memastikan produk sesuai
spesifikasi dan untuk menentukan apakah ketidaksesuaian produk masih
dapat diterima.
Secara garis besar penendalian kualitas pada tingkat produksi yaitu
:

PPC atau perencanaan dan pengendalian produksi merupakan suatu pokok


dalam setiap organisasi yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk
menciptakan nilai tambah produk. Yang mana merupakan output.
PPC adalah metode yang digunakan dalam menghasilkan produk yang
melewati proses dimana produk dibuat berdasarkan informasi tentang keinginan
konsumen (pasar) yang diperoleh dari riset pasar yang komprehensif, selanjutnya
didesain produk sesuai dengan keinginan pasar itu. Desain produk telah
menetapkan model dan spesifikasi yang harus diikuti oleh bagian produksi.
Bagian produksi harus meningkatkan efisiensi dari proses dan kualitas produk,
agar diperoleh produk-produk berkualitas sesuai dengan desain yang telah
ditetapkan berdasarkan keinginan pasar itu, dengan biaya yang serendah mungkin.
Dengan perencanaan dan pengendalian proses produksi semua hal tersebut dapat
dicapai dengan menghilangkan pemborosan (waste) yang terjadi dalam proses
produksi itu.
Kegiatan dari PPC diantaranya adalah :
a. Penyusunan JIP (jadwal induk produksi) / skedul induk.
b. Perencanaan kebutuhan TK.
c. Menerima pesanan produk

d. Mengurai pesanan yang diterima.


e. Menentukan kebutuhan Bahan Baku.
f. Menentukan peralatan produksi.
g. Pengelolaan persediaan BB di gudang.
h. Menentukan urutan mesin/peralatan.
i. Mempersiapkan perintah pengerjaan
j. Menyusun skedul pelaksanaan produksi.
k. Menjamin segala kebutuhan produksi tersedia.
l. Menyeimbangkan pesanan-kapasitas.
m. Mengeluarkan perintah produksi.
n. Mengatur transportasi BDP (Barang dalam Proses).
o. Menerima laporan pekerjaan yang telah selesai.
p. Memecahkan masalah penundaan produksi.
q. Merevisi perubahan pesanan.
r. Mengoperasikan gudang penyimpanan barang jadi.
s. Estimasi pesanan yang dibutuhkan.
Bagian produksi merupakan pelaksana seluruh kegiatan proses produksi
baik untuk produk umum maupun produk khusus berdasarkan pemesanan.
Bagian produksi pun memiliki kewajiban untuk tetap berkomunikasi dengan
bagian PPC dan QC guna menghasilkan produk yang diinginkan.
Proses produksi teridiri dari 5 tahapan, yaitu penimbangan, pembuatan
kompound padat,pembuatan pasta kompund, pengaturan kekentalan, dan
pengepakan.

Anda mungkin juga menyukai