Anda di halaman 1dari 9

PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 SEBAGAI BAGIAN

PENTING DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.

LATAR BELAKANG

Sampai saat ini, dunia pendidikan sedang disibukkan dengan program penerapan kurikulum
baru, meskipun penerapannya sudah mulai sejak januari tahu 2013. Menurut Nuh, saat Uji
Publik Pengembangan Kurikulum 2013 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY),
Yogyakarta, Sabtu (1/12/2012), ini adalah subuah upaya transformasi melalui pendidikan
yang salah satunya adalah perubahan kurikulum untuk menjadikan generasi saat ini memiliki
kompetensi yang unggul sehingga mampu menjadi modal pembangunan untuk 10 hingga 15
tahun

mendatang

(http://indonesia.ucanews.com/2012/12/03/inilah-alasan-kurikulum-

dirombak/). Pendidikan menurut UU No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Salah satu faktor yang menjadi pendukung tercapai atau tidaknya tujuan kurikulum adalah
sekolah, karena didalam sekolah itulah pendidikan berlangsung melalui proses belajar
mengajar yang terjadi diantara murid dan guru. Proses kegiatan belajar mengajar itu yang
kemudian menjadi salah satu bagian dari manajemen pendidikan yang ada di Sekolah. Selain
itu, manajemen sekolah merupakan faktor yang terpenting dalam menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out
put), oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir sistem, artinya
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guruguru, staff TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, peserta didik, dan yang lainnya
yang dijatuhi atau dikenai oleh kebijakan dan kinerja pimpinan harus bisa bekerja sama
dengan baik dan menjalankan fungsinya secara optimal agar tercapainya tujuan dari
dibentuknya perubahan kurikulum. Seperti yang terjadi baru-baru ini, adanya perubahan
kuriklum yang bergerak dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuju
Kurikulum 2013 (K-13)

Dalam makalah yang berjudul PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 SEBAGAI BAGIAN


PENTING DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN akan memabahas tentang bagaimana
proses penerapan pelaksanaan kurikulum 2013 disekolah dan juga yang berkaitan dengan
pengelolaan pengajaran dan kurikulum yang termasuk kedalam salah satu bagian dari
manajemen pendidikan yang ada di sekolah.
2.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bidang garapan dalam manajemen pendidikan di sekolah ?
2. Bagaimana Pengelolaan pengajaran dan kurikulum ?
3. Bagaimana Pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah ?

BAB II
PEMBAHASAN

1. BIDANG GARAPAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang artinya seni,
melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary Parker Follet, manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan
Menurut Ricky W. Griffin, manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan
efesien.
Secara umum Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Adapun Pengertian pendidikan menurut UU No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
Menurut Made Pidarta, (1988:4). Manajemen Pendidikan diartikan sebagai aktivitas
memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan Manajemen Pendidikan menurut
Soebagio Atmodiwirio. (2000:23). Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses
perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sehingga, jika berdasarkan pengertian manajemen pendidikan dari para ahli, dapat
disimpulkan bahwa Manajemen Pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan serta penilaian usaha pendidikan agar mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
Adapun, Fungsi manajemen secara umun meliputi :
1. Perencanaan (Planning)
Proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan,
dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsifungsi lain tak akan dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem
dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak
dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
organisasi.
3. Pengarahan (Actuating/Directing)
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
4. Pengawasan (Controlling)

Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan
target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia
bisnis yang dihadapi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 Tanggl 17
September 2009 Standar Pendidikan Anak Usia Dini menjelaskan bahwa pengelolaaan sistem
pendidikan di tingkat pendidikan anak usia dini mensyaratkan tercapainya:
a) Standar tingkat pencapaian perkembangan yang berisi kaidah pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai usia enam tahun.
b) Standar pendidik (guru pendamping dan pengasuh) dan tenaga kependidikan memuat
kualifikasi dan kompetensi yang disyaratkan.
c) Standar proses, dan penilaian meliputi perancanaan, pelaksanaan dan penilaian
program yang dilaksanakan secara terpadu sesuai dengan kebutuhan anak.
d) Standar sarana dan prasarana pengelolaan dan pembiayaan menatur persyaratan
fasilitas managemen dan pembiayaan agar dapat menyelengarakan PAUD dengan
baik.
Pencapaian delapan standar pendidikan nasional pendidikan tersebut dapat dilakukan dengan
melalui pengelolaan

bidang-bidang garapan sebagai subtansi manajemen pendidikan

sekolah, diantaranya:
1. Pengelolaan pengajaran dan kurikulum
2. Pengelolaan peserta didik
3. Pengelolaan Personalia Pendidikan
4. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
5. Pengelolaan keuangan pendidikan
6. Pengelolaan Layanan Khusus Pendidikan
7. Pengelolaan Perpustakaan
8. Pengelolaan ketatausahaan
9. Pengelolaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

2. PENGELOLAAN PENGAJARAN DAN KURIKULUM


Kurikulum berasal dari bahasa yunani kuno dengan curriculum yang terdiri dari dua suku
kat ayaitu curir dan curere. Curir adalah orang yang berpacu atau berlari sedangkan curere

adlah temapt berpacu atau berlari. Curriculum adalah jarak yang harus ditempuh oleh seorang
pelari dari garis stars sampai finish.
Dalam UU no 20 tahun 2003, memberikan batasan kurikulum sebagai seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, mata pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujan tertentu kurikulum
tidak hanya mencangkup jenis mata pelajaran tapi mencangkup upaya upaya yang harus
dilakukan untuk membantu peserta didik memperoleh pengalaman belajar.
Ada tiga macam perencanaan kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada kelompok
bermain yaitu :
1) Perencanaan Tahunan dan Semester.
2) Perencanaan Kegiatan Bermain Mingguan Harian
a. Perencanaan satuan kegiatan mingguan
b. Perencanaan satuan kegiatan harian
c. Kegiatan mingguan
d. Kegiatan harian kegiatan bermain yang akan diberikan kepada anak didik
termasuk memeriksa kebersihan dan ketertiban bermain anak didik .
e. Kegiaatan bermain mingguan dan harian disusun berdasarkan perencanaan
tahunan dan semester
3) Perencanaan Persiapan Kegiatan Bermain.
Kegiatan

operasional

pengembangan

pengajaran

dan

kurikulum

dilembaga

pendidikan PAUD meliputi :


a. Perencanaaan kegiatan belajar dan mengajar
b. Pelaksanaan kegiatan belajar
c. Penilaian perkembangan terhadap perkembangan yang dialami peserta didik.

3. PELAKSANAAN KURIKULUM 2013


Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang diterapkan oleh pemerintah
untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah
berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaan
di tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah sebagai sekolah percobaan. Di
tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan
untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Diharapkan, pada tahun

2015 telah diterapkan di seluruh jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 memiliki tiga
aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan
perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat
materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan
terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang
ditambahkan adalah materi Matematika. Materi pelajaran tersebut (terutama
Matematika) disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional sehingga
pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan
pendidikan di luar negeri.
Aspek Penilaian Kurikulum 2013
1) Pengetahuan
Aspek pengetahuan merupakan aspek yang ada di dalam materi pembelajaran untuk
menambah wawasan siswa di suatu bidang. Di dalam struktur kurikulum ini, jenjang
SD memiliki bobot pengetahuan sebanyak 20% dan 80% aspek karakter, jenjang SMP
memiliki bobot pengetahuan 40% dan 60% aspek karakter, dan jenjang SMA
memiliki bobot pengetahuan 80% dan 20% aspek karakter. Kurikulum 2013 memang
diintegrasikan dengan pendidikan karakter yang sebelumnya telah dicanangkan
pemerintah sebelum terbentuknya kurikulum ini.
2) Keterampilan
Aspek keterampilan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam
membuat, melaksanakan, dan mengerjakan suatu soal atau proyek sehingga siswa
dapat terlatih sifat ilmiah dan karakter yang merujuk pada aspek keterampilan. Aspek
keterampilan dapat berupa keterampilan pengerjaan soal, keterampilan pengerjaan
dan pelaksanaan proyek, keterampilan membuat teks, dan keterampilan dalam
menjawab soal lisan.
3) Sikap dan Perilaku
Aspek penilaian sikap dan perilaku merupakan aspek penilaian dengan menilai sikap
dan perilaku peserta didik selama proses pembelajaran. Aspek penilaian ini dinilai
oleh guru dalam jurnal harian, teman sejawat dalam sebuah lembaran nilai, dan oleh
diri sendiri.
Dalam pelaksanaannya yang masih dikategorikan baru, meskipun pemerintah
sudah mempersiapkan segala sesuatunya agar Kurikulum 2013 berjalan sesuai
rencana, namun masih ditemukan beberapa kendala, termasuk kebingungan satuan
pendidikan dan guru. Kendala tersebut antara lain:

1. Guru belum siap dan sulit mengubah pola pikirnya


Penyiapan guru dilakukan melalui pelatihan yang telah diprogramkan pemerintah
secara hierarki mulai dari pemilihan instruktur nasional, guru inti, guru kelas, dan
guru mata pelajaran. Selanjutnya dalam pelaksanaan, guru kelas maupun guru mata
pelajaran tetap dalam pengawasan serta pendampingan. Akan tetapi, selama proses
penyiapan tersebut, pelatihan berlangsung searah dan lebih mengedepankan
pemberian ceramah kepada guru yang menjadikan pelatihan berjalan tidak optimal.
Dengan cara seperti itu, akan sulit untuk mengubah pola pikir guru dalam waktu yang
Lebih berbahaya lagi jika implementasi kurikulum dilaksanakan ketika guru belum
siap, sehingga berpengaruh buruk terhadap proses belajar dan masa depan anak-anak
Indonesia.
2. Guru pada beberapa mata pelajaran kehilangan tugas dan jam mengajar
Meniadakan dan menggabungkan beberapa mata pelajaran menjadi keresahan
tersendiri untuk guru. Pasalnya, mereka terikat dalam syarat minimal jam mengajar
yaitu 24 jam pelajaran. Dalam Kurikulum 2013, guru mata pelajaran IPA untuk kelas
X SMK ditiadakan. Contoh lainnya adalah penghapusan mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komputer (TIK) di SMP dan SMA. Penggabungan beberapa mata
pelajaran juga berimplikasi pada nasib guru yang akan kekurangan bahkan kehilangan
jam mengajar. Hal tersebut menjadikan guru resah karena tidak dapat memenuhi
syarat jam mengajar yang sesuai standar kompetensi.
3. Minimnya informasi mengenai pedoman dan sosialisasi Kurikulum 2013Sampai saat
ini, dalam Kurikulum 2013, belum ada pedoman penjurusan atau minat di tingkat
SMA. Tidak ada juga sosialisasi kepada kepala program keahlian di SMK. Hal ini
membingungkan pihak sekolah, guru, dan murid. Selain itu, pemerintah telah
menjanjikan adanya buku panduan bagi guru. Sementara pada pelaksanaannya
terdapat kasus kekurangan buku panduan pelajaran dari pemerintah pusat pada satuan
pendidikan, karena belum terdistribusikan dengan baik. Di beberapa kota, akhirnya
pemerintah kabupaten/kota mengambil kebijakan sendiri-sendiri. Hal lainnya adalah
belum adanya kejelasan mengenai sistem evaluasi untuk Kurikulum 2013 karena
sistem penilaian di Kurikulum 2013 berbeda dengan sistem penilaian pada KTSP.
4. Isi buku tidak sesuai
Seperti kita ketahui, pada Kurikulum 2013 peserta didik dan guru diberikan buku
yang telah disusun oleh pusat. Namun, beberapa waktu terakhir, ditemukan adanya
ketidaksesuaian antara isi buku dengan materi dan perkembangan kognitif peserta

didik. Beberapa temuan tersebut antara lain masih adanya analogi-analogi yang masih
dirasa belum pantas diberikan kepada siswa karena mengandung kata-kata kasar, dan
beberapa materi atau bahan bacaan tidak sesuai dengan usia siswa. Hal ini menjadi
pekerjaan rumah bagi tim pengembangan buku untuk benarbenar mengkaji kelayakan
isinya. Hal ini juga memperlihatkan kelemahan guru sebagai penyaring konten ketika
menggunakan buku tersebut dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB III
PENUTUP
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah, Faridah. Jurnal: Dampak Implementasi Kurikulum 2013 Terhadap Guru.
Vol. 19/1/P3di/Oktober/2013. Diunduh Dari http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_
singkat/Info%20Singkat-V-19-I-P3DI-Oktober-2013-56.pdf Pada tanggal 3 Desember 2014
Pukul 05:56.
Anonim. 2012. Inilah Alasan Mengapa Kurikulum Dirombak. Dunduh Dari
Http://Indonesia.Ucanews.Com/2012/12/03/Inilah-Alasan-Kurikulum-Dirombak/

Pada

Tanggal 3 Desember 2014 Pukul 04:23


Burhanuddin, Afid. Manajemen Pendidikan: Pengertian, Fungsi, Dan Ruang Lingkup
Manajemen Pendidikan. 2014. Diunduh dari https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/17/pengertian-fungsi-dan-ruang-lingkup-manajemen-pendidikan/ pada tanggal 3 desember
2014 pukul 06.22

Anda mungkin juga menyukai