Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hakikat manusia sebagai makhluk sosial membuat manusia tidak
dapat hidup tanpa bantuan manusia lain. Bantuan yang diberikan oleh
manusia lain itu sebagai perwujudan bahwa manusia adalah makhluk
sosial. Salah satu bentuk interaksi pembuktian bahwa manusia adalah
makhluk sosial adalah, bahwasanya manusia memerlukan bantuan dari
seorang

pendidik.

Bisa

orang

tua,

masyarakat. Anak berperan sebagai

bisa

dari

peserta

guru

dan

tokoh

ddik sehingga setiap

guru harus mempunyai tanggung jawab untuk ikut berperan dalam


membentuk kepribadian yang lebih baik dan mengajarkan ilmu agar kelak
dapat menjadi insan yang berintelegensi dan berguna bagi keluarga dan
lingkungan sekitarnya.
Memahami karakteristik kepribadian peserta didik tidaklah mudah.
Sehingga antara pendidik dengan peserta didik masih sama-sama belajar.
Dari proses belajar tersebut, banyak pendapat-pendapat atau hasil penelitian
tentang macam-macam kepribadian peserta didik yang bertujuan agar terjadi
kesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Jika dalam kehidupan atau
ruang

lingkup

pendidikan,

salah

satunya

dapat

bertujuan

untuk

memperlancar proses pembelajaran agar sasaran dan ilmu yang disampaikan


dapat maksimal saat diterima masing-masing peserta didik. Sehingga dapat
dikatakan bahwa memahami kepribadian peserta dapat dianggap modal atau
langkah awal para pendidik sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Karakteristik peserta didik sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran karena pelajaran atau materi dapat dipahami oleh peserta didik
saat peserta didik dapat fokus terhadap apa yang sedang dibahas. Sebelum
membuat peserta didik fokus terhadap materi atau pelajaran yang pendidik
berikan, langkah awal pendidik adalah membuat peserta didik fokus kepada
1

pendidik. Apabila para pendidik telah berhasil membuat fokus para peserta
didik

kepada

pendidik,

maka

dengan

mudahnya

para

pendidik

melangsungkan kegiatan belajarnya. Maka dari itu, penulis tertarik untuk


memberi tahu tentang macam-macam kepribadian anak.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan dalam latar belakang diatas,
adapun rumusan masalah dari latar belakang tersebut, yaitu:
1.

Apa yang dimaksud dengan peserta didik?

2.

Apakah dasar-dasar karakteristik peserta didik?

3.

Apa macam-macam kepribadian atau karakteristik pada peserta


didik?

4.

1.3

Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian?

Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan materi ini:
1.

Mengetahui arti atau maksud tentang peserta didik.

2.

Untuk mengetahui dasar-dasar karakteristik peserta didik.

3.

Mengetahui

macam-macam

kepribadian

atau

karakteristik

pada peserta didik.


4.

Mengetahui

faktor-faktor

yang

kepribadian.

mempengaruhi

perkembangan

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Peserta Didik


Peserta didik adalah setiap orang yang terkait dengan proses
pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit, peserta didik adalah setiap siswa
yang belajar di sekolah. Peserta didik merupakan subjek fokus utama dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Sehingga para guru
(pendidik) harus merasa atau menganggap bahwa pemahaman dan
perlakuan terhadap peserta didik sebagai suatu totalitas atau kesatuan.

2.2

Dasar-Dasar Karakteristik Peserta Didik


Setiap peserta didik mempunyai kemampuan dan pembawaan yang
berbeda. Peserta didik juga berasal dari lingkungan sosial yang tidak sama.
Kemampuan,

pembawaan

dan

lingkungan

sosial

peserta

didik

membentuknya menjadi sebuah karakter tersendiri yang mempunyai pola


perilaku tertentu. Pola perilaku yang terbentuk tersebut menentukan
aktivitas yang dilakukan peserta didik baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Aktivitas-aktivitas diarahkan untuk mencapai cita-cita peserta
didik, tentunya dengan bimbingan guru (pendidik).

2.3

Macam-Macam Karakteristik Kepribadian


Begitu banyak tipe kepribadian menurut para ilmuwan. Berikut ini
adalah tipe-tpe kepibadian menurut masing-masing para ahli agar kita lebih
memahami kepribadian peserta didik sehingga saat proses kegiatan belajar
dan mengajar berlangsung dengan maksimal.

2.3.1

Menurut Eysenck 1964 (dalam Buchori 1982)


Tipe kepribadian dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.

Kepribadian Ekstrovert
Dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat, menikmati
kegembiraan, aktif bicara, impulsif, menyenangkan spontan,
ramah, sering ambil bagian dalam aktivitas sosial.

2.

Kepribadian Introvert
Dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri, mempunyai
kontrol diri yang baik.

3.

Kepribadian Neurosis
Dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan
kadang-kadang disertai dengan simptom fisik seperti keringat,
pucat, dan gugup.

2.3.2

Menurut Mahmud 1990 (dalam Suadianto 2009)


Kepribadian terbagi menjadi dua belas kepribadian, yang meliputi
kepribadian sebagai berikut:
1.

Mudah menyesuaikan diri, baik hati, ramah, hangat VS dingin.

2.

Bebas, cerdas, dapat dipercaya VS bodoh, tidak sungguhsungguh, tidak kreatif.

3.

Emosi stabil, realistis, gigih VS emosi mudah berubah, suka


menghindar (evasive) dan neurotik.

4.

Dominat, menonjolkan diri VS suka mengalah, menyerah.

5.

Riang, tenang, mudah bergaul, banyak bicara VS mudah


berkobar, tertekan, menyendiri, sedih.

6.

Sensitif, simpatik, lembut hati VS keras hati, kaku, tidak


emosional.

7.

Berbudaya, estetik VS kasar, tidak berbudaya.

8.

Berhati-hati,

tahan

menderita,

bertanggung

jawab

VS

emosional, tergantung, impulsif, tidak bertanggung jawab.


9.

Petualang, bebas, baik hati VS hati-hati, pendiam, menarik


diri.

10. Penuh energi, tekun, cepat, bersemangat VS pelamun, lamban,


malas, mudah lelah.
11. Tenang, toleran VS tidak tenang, mudah tersinggung.
12. Ramah, dapat dipercaya VS curiga, bermusuhan.

2.3.3

Menurut Hippocrates dan Galenus (dalam Kurnia 2007)


Tipologi kepribadian yang tertuang bersifat jasmaniah atau fisik.
Mereka mengembangkan tipologi kepribadian berdasarkan cairan
tubuh yang menentukan temperamen seseorang. Tipe kepribadian
itu antara lain:
1.

Tipe kepribadian choleric (empedu kuning), yang dicirikan


dengan

pemilikan

temperamen

cepat

marah,

mudah

tersinggung dan tidak sabar.


2.

Tipe melancholic (empedu hitam), yang berkaitan dengan


pemilikan temperamen pemurung, pesimis, mudah sedih dan
mudah putus asa.

3.

Tipe phlegmatic (lendir), yang bertemperamen yang serba


lamban, pasif, malas dan kadang apatis/ masa bodoh.

4.

Tipe sanguinis (darah), yang memiliki temperamen dan sifat


periang, aktif, dinamis dan cekatan.

2.3.4

Menurut Kretchmer dan Sheldon (dalam Kurnia 2007)


Tipologi kepribadian berdasarkan bentuk tubuh atau bersifat
jasmaniah. Macam-macaam kepribadian ini adalah:
1.

Tipe asthenicus atau ectomorpic pada

orang-orang

yang

bertubuh tinggi kurus memiliki sifat dan kemampuan berpikir


abstrak dan kritis, tetapi suka melamun dan sensitif.
2.

Tipe pycknicus atau mesomorphic pada orang yang betubuh


gemuk pendek, memiliki sifat periang, suka humor, populer
dan mempunyai hubungan sosial luas, banyak teman dan suka
makan.

3.

Tipe athleticus atau mesomorphic pada orang yang bertubuh


sedang/ atletis memiliki sifat senang pada pekerjaan yang
membutuhkan kekuatan fisik, pemberani, agresif, dan mudah
menyesuaikan diri.

2.3.5

Menurut Jung (dalam Sudianto 2009)


Tipologi kepribadian dikelompokan berdasarkan kecenderungan
hubungan sosial seseorang, yaitu:
1.

Tipe Ekstrovert yang perhatiannya lebih banyak tertuju di luar.

2.

Tipe Introvert yang perhatiannya lebih tertuju ke dalam


dirinya, dan dikuasai oleh nilai-nilai subjektif.

3.

Tetapi, umumnya manusia mempunyai tipe campuran atau


kombinasi antara ekstrovert dan introvert yang disebut
ambivert.

Pada periode anak sekolah, kepribadian anak belum terbentuk


sepenuhnya seperti orang dewasa. Kepribadian mereka masih dalam proses
pengembangan. Wijaya (1988) menyatakan karakteristik anak secara
sederhana dapat dikelompokkan atas:
1.

Kelompok anak yang mudah dan menyenangkan.

2.

Anak yang biasa-biasa saja.

3.

Anak yang sulit dalam penyesuaian diri dan sosial, khususnya dalam
melakukan kegiatan pembelajaran di dekolah.

2.4

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kepribadian


Sikap dapat terbentuk karena faktor subyektif seseorang namun juga
karena adanya interaksi sosial yang dilakukan oleh indpenden. Melalui
interaksi sosial akan terjadi hubungan antar independen sebagai anggota
kelompok sosial. Menurut Azwar (2002) ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pembentukan sikap seorang yaitu pengalaman pribadi,
kebudayaan, orang lain yang dianggap penting. Media massa, instalasi atau

lembaga pendidikan dan lembaga Agama serta Emisi dalam diri


indenpenden. Tiga faktor yang menentukan perkembangan kepribadian
seseorang termasuk peserta didik, yaitu:
1.

Faktor bawaan, termasuk sifat-sifat yang diturunkan kepada anaknya,


misalnya sifat sabar anak dikarenakan orang tuanya juga memiliki
sifat sabar, demikian juga wawasan sosial anak dipengaruhi oleh
tingkat kecerdasannya.

2.

Pengalaman awal dalam lingkungan keluarga ketika anak masih kecil.


Pengalaman itu membentuk konsep diri primer yang sangat
mempengaruhi perkembangan kepribadian anak dalam mengadakan
penyesuaian diri dan sosial pada perkembangan kepribadian periode
selanjutnya.

3.

Pengalaman kehidupan selanjutnya dapat memperkuat konsep diri dan


dasar kepribadian yang sudah ada, atau karena pengalaman yang
sangat kuat sehingga mengubah konsep diri dan sifat-sifat yang sudah
terbentuk pada diri seseorang.

BAB 3
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk yang berfikir atau homo sapiens, makhluk
yang berbuat atau homo faber dan makhluk yang dapat dididik atau homo
educandum, berbagai pandangan telah membuktikan bahwa manusia adalah
makhluk

yang

kompleks.

Keseimbangan

tersebut

menggambarkan

keselarasan hubungan antara manusia dengan dirinya, manusia dengan


manusia lainnya, manusia dengan alam dan lingkungan sekitar serta
manusia dengan Tuhannya.
Setiap individu memiliki karakteristik bawaan (heredity) dan
lingkungan (environment). Karakteristik bawaan merupakan karakter
keturunan yang dibawa sejak lahir, baik yang berkaitan dengan faktor
biologis maupun sosial psikologis. Kepribadian, prilaku, apa yang
diperbuat, dipikirkan dan dirasakan oleh seseorang merupakan hasil dari
perpaduan antara faktor biologis sebagaimana unsur bawaan dan pengaruh
lingkungan.
Individu

dalam

perkembangannya

senantiasa

ditandai

oleh

karakteristik pribadinya yang berbeda dengan individu yang lain. Perbedaan


individu terjadi pada:
1.

Kognitif

2.

Kecakapan bahasa

3.

Kecakapan motorik

4.

Latar belakang

5.

Bakat

6.

Kesiapan belajar

DAFTAR PUSTAKA

Buchori, M. 1982. Psikologi Pendidikan. Bandung: Jemars.


Wijaya, Juhana. 1988. Psikologi Bimbingan. Bandung: PT Eresco.
Kurnia, Ingridwati, dkk. 2007. Perkembangan belajar Peserta Didik. Jakarta:
Depdiknas.
Suadianto. 2009. Pentingnya Mengenak Ke[ribadian Siswa untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar, Online (http://h2dy.wordpress.com/2009/02/17/pentingnyamengenal-kepribadian-siswa-untuk-meningkatkan-prestasi-belajar,
tanggal 6 November 2009).

diakses

Anda mungkin juga menyukai