Nama
: Nelson Saksono
Jenis kelamin
: Laki-laki
Kebangsaan
: Indonesia
Pendidikan Formal
1. Sarjana Teknik, Jurusan Teknik Gas dan Petrokmia, Fakultas Teknik, Universitas
Indonesia (1992)
2. Magister Teknologi Gas, Program Studi Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik, Universitas
Indonesia (1995)
Pekerjaan
1992 sekarang: Staf Pengajar Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Indonesia
Universitas Indonesia
C. Seminar Internasional
Nelson Saksono, Achmad Fauzie, Setijo Bismo, and Roekmijati W S. Effect of Magnetic
Field on Calcium Carbonate Precipitation in Static and Dynamic Fluid Systems. 14th
Regional Symposium of Chemical Engineering 2007.
Pubikasi lainnya
1. Saksono. N, Krisanti.E, Noorsaman A, 1996. Determination of Catalyst Basic Using
Electro negativity Data, Regional Symposium on Chemical Eng. Jakarta.
2. Saksono. N, Noorsaman A, 1996, Selectivity of Oxidative Catalyst Material Kopling
Methane on Knowledge Base, Journal of Technology FTUI,.
3. Saksono N, Roekmijati W, Jannah P, 1997 Heat Effect due to Stability of Natural &
Synthesis Zeolite with Ammonium Acetate and Ammonium Hydroxide Solution , Journal
of Technology FTUI.
Saksono N, 2003, Stabilitas Yodium Pada Cabai Ketumbar Dan Merica , Jurnal
Gaky Indonesia vol 4, No 2 .
157
Universitas Indonesia
Referensi
Sistem
Sampel Larutan
Hasson D,
et.al, 1985.
Dinamik /
MTIPP/
recycle flow
Kronenberg,
K.J, 1985.
Dinamik /
MTIPP/ recycle
flow
Higashimi K,
et al, 1993.
Statik /MTBPP
Lundager
Madsen H E,
1995
Statik/MTIPP
Gulkov A N,
et al, 1996.
Dinamis/MTIPP
Al Qahtani
H, 1996.
Dinamik /
MTIPP/ recycle
flow
CaCl2, NaHCO3,
MgCl2, NH4H2PO4,
MnSO4, NH4H2PO4,
ZnSO4, CoCL2,
H2SO4,
Fe3(PO4)2.8H20
CaSO4.2H2O dalam
larutan dengan
konsentrasi 0,017 M
Seawater (TDS
43000 ppm)
1
Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.
Sumber dan
Kuat medan
Komercial
Magnet
Permanen
Waktu
Magnetisasi
15 -35 jam
Laju
alir
2m/s
Orientasi
Magnet
Orthogonal
flow
6 pasang
magnet inversi
0.1 Ta
0 25 pass
16
m/s
Electromagnet
0 0,6 T
0 30
menit
Electromagnet
0,27 T
Electromagnet
4,75 T
Permanent
magnet tube
0,7 T
Parameter Uji
Hasil
Deposit growth
(gr) selama
proses
pengujian
Orthogonal
flow
Structur deposit
menggunakan
mikroskop
orthogonal
Absorbansi,
jumlah, dan
ukuran kristal,
jenis kristal
Ukuran dan
jenis kristal
Terjadi penurunan
absorbansi, jumlah kristal
dan penambahan ukruan
kristal
Medan magnet hanya
bepengaruh pada
diamagnetic salt (CaCl2,
NaHCO3 dan MgCl2,
NH4H2PO4) dimana ukuran
kristal menurun
Tejadi penurunan Ion Ca,
potensial zeta, TSS,
conductivity yg
menunjukkan peningkatan
precipitasi CaSO4
Magnetisasi menaikkan
konduktivity dan pH dan
meningkatkan pemisahan
garam ketika melewati
membran (clustering /
nucleation
orthogonal
1200
rpm
Orthogonal
flow
Ion Ca,
potensial zeta,
TSS,
konductivity
Paralel flow
Konduktivity
dan pH
Universitas Indonesia
Orthogonal
15
NaHCO3 dan CaCl2 Electromagnet
flow
0,7 T
lt/mi
degan konsentrasi
n
Ca 300 ppm dan
alkalinity 300 ppm,
pH dikontrol dg
NaOH
MTDPP : Magnetic treatment during precipitation process ; MTBBB : Magnetic treatment before precipitation process
Parsons S A,
et al, 1997.
Referensi
Ref
Wang, Y, et
al, 1997
Baker J S, et
al, 1997
Dinamik /
MTIPP/ recycle
flow
Sistem
Sampel Larutan
Sumber dan
Kuat medan
Permanen
magnet 0,2 T
Statik/MTIPP
Dinamik /
MTIPP,
sirkulasi dan
non sirkulasi
Permanen
Magnet
0,6 T
Waktu
Magnetisasi
30 menit
Laju
alir
8 16
lt/jam
Parameter Uji
Hasil
Turbidity
Jumlah dan
ukuran kristal
Orthogonal
flow
Absorbansi,
jumlah, dan
ukuran kristal,
jenis kristal
Interaction force
Statik
/MTBPP
Electromagne
t
0 0,45 T
30 menit
orthogonal
Higashimi K,
et al, 1998.
Statik
/MTBPP
Elektrolite
monovalent 0,004
M
Permanen
magnet 0,42
T
0 -30 min
Orthogonal
Fresh ground
water dengan
kandungan ion Ca
132 ppm
Permanen
magnet
0,1 T dan
gradien 10
T/m
Dinamik /
MTIPP
2
Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.
0,04
1,2 m /s
Magnetisasi menurunkan pH
, jika pH dikontrol konstan,
maka efek magnetisasi
menghilang
Orientasi
Magnet
Orthogonal
Barret R A,
et al, 1998.
Coey J M D,
et al, 1999
pH dan laju
scaling
Orthogonal
Universitas Indonesia
Struktur kristal
dan komposisi
Jens Skytte
S, et al, 2000
Statik/MTIPP
CaCl2 dan
KH2PO4
Azuma, N et
al, 2000.
Statik/MTIPP
Ca(NO3)2 dan
NaHCO3
Eelctromagne
t
0,08 0,3 T
Electromagne
t
0,4 T
orthogonal
pH, struktur
kristal
Paralel
Absorbansi
700 s
MTDPP : Magnetic treatment during precipitation process MTBBB : Magnetic treatment before precipitation process
Referensi
Sistem
Sampel Larutan
Gabrielli C, et
al, 2001.
Dinamik /
MTIPP/
recycle flow
CaCO3 powder +
bubling CO2
Ion Ca = 200 ppm
Sumber dan
Kuat medan
7 pasang
Magnet
permanen
0,16 T
Waktu
Magnetisasi
0 30 min
Laju alir
0 3,6
m/s
Orientasi
Magnet
Orthogonal
flow
Parameter Uji
Hasil
Untuk
Patent
Komposisi
Kristal
Kobe S, et al,
2001.
Dinamik /
MTIPP
Ca(HCO3)2 powder
+ bubling CO2
In CA 300 ppm
Elctromagnet
0,5 1,3 T
Kobe S, et al,
2002.
Dinamik /
MTIPP/
recycle flow
Statik/ MTBPP
Ca(HCO3)2 powder
+ bubling CO2
In CA 300 ppm
CaCl2 dan NaCO3
0,008 mol/lt,
FeCl2.4H2O,
MgCl2.6H2O
CaCl2 dan NaCO3
0,008 mol/lt
Electromagnet
0,4 1,3 T
8 jam
Magnet
permanen
0,5 T
20 min
Orthogonal
Potensial zeta,
pH,
Absorbansi,
Magnet
permanen (s-s
pole) 0,1 T
2 jam
orthogonal
Bentuk kristal,
berat hard
kerak
Hoylsz, L, et al,
2003.
c
Chibowski E,
et al, 2003.
Statik/ MTIPP
3
Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.
0,1 m/s
0,87 m/s
Komposisi
kristal
Universitas Indonesia
Chibowski, E
et al, 2003.
Statik dan
dinamik /
MTBPP
Magnet
Permanen (s-s
pole) 0,1 T
5 70 min
4 lt/min
Orthogonal
flow
Potensial zeta,
pH, Absorbansi
Chibowski E,
et al, 2003.
dinamik/
MTBPP/
recycle flow
Referensi
Sistem
Sampel Larutan
Lundager
Madsen H, E.,
2004.
Statik/ MTIPP
CaCl2..2H2O dan
NaHCO3 0,006
mol/lt + ordinary &
heavy water
BotelloZubiette, M E
et al, 2004.
Statik/ MTIPP
electromagnet
1T
0,77 m/s
Cho Y I, et al,
2005
Dinamik / MTIPP
Permanent
magnet 1600
Gauss
1 6,3
m/s
4
Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.
Sumber dan
Kuat medan
Magnet
Permanent &
electromagnet
0 0,25 T
Waktu
Magnetisasi
1 jam
Laju alir
Universitas Indonesia
Orientasi
Magnet
Magnetisasi mempengaruhi
tahap nukleasi, untuk
srikulasi 70 min terjadi
penurunan ukuran kristal.
Terjadi perubahan pH dan
Potensial Zeta.
Perubahan zeta , pH dan
absorbansi tergantung
konsentrasi CaCl2 dan
NaCO3
Parameter Uji
Hasil
Ukuran kristal,
Terjadi peningkatan
pertumbuhan kristal
dengan meningkatnya
kuat medan , proses ini
berhubungan dengan
proses transfer proton
dari ion HCO3 ke ion Ca
Aragonite yg terbentuk
40 % dan stabil selam
200 jam sesudah
treatment, terjadi
peningkatan laju korosi
Terjadi penurunan
tegangan permukaan
sebesar 8,2 %, Terjadi
penurunan kandungan
ion Ca hingga 65 %
Morfologi kristal
Paralel flow
Tegangan
permukaan,
konsentrasi ion Ca
Knez, S, et al,
2005.
Dinamik / MTIPP/
recycle flow
Ca(HCO3)2 powder
+ bubling CO2
CaCO3 terlarut 1000
1200 ppm
electromagnet
0,71 1,12 T
0,1 3
l/min
Orthogonal
flow
Potensial zeta,
pH, komposisi
kristal
Alimi F, et al,
2006
Dinamik / MTIPP/
recycle flow
CaCO3 powder +
bubling CO2
15 30
menit
0,54
0,94
L/min
Orthogonal
flow
Konsentrasi Ca2+
Dengan titrasi
EDTA
Alimi F, et al,
2007
Dinamik / MTIPP/
recycle flow
7 pasang
Magnet
permanen
0,16 T
7 pasang
Magnet
permanen
0,16 T
15 30
menit
0,54
0,94
L/min
Orthogonal
flow
Konsentrasi Ca2+
Dengan titrasi
EDTA
MTDPP : Magnetic treatment during precipitation process MTBBB : Magnetic treatment before precipitation process
5
Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.
Universitas Indonesia
Terjadi peningkatan
kristal aragonite hingga
71 % pada 1,12 T dan
waktu magetisasi
selama 8,4 min
Terjadi penigkatan
presipitasi dengan
adanya medan magnet
hingga 23 %
Terjadi penigkatan
presipitasi dengan
adanya medan magnet
sebagai fungsi dan laju
alir
menggunakan gelas beaker yang telah dilengkapi dengan mixer dan selang gelembung gas CO2.
Gas CO2 dialirkkan ke dalam larutan CaCO3 dengan laju 3.50 mL/detik dan mixer diset pada 20
rpm selama 3 - 4 jam hingga pH larutan mencapai 5,6. Penggunaan gas CO2 bertujuan
mempercepat kelarutan serbuk CaCO3 dalam air de-min.
b. Pembuatan larutan untuk uji titrasi kompleksometri EDTA:
Larutan standar CaCO3
Larutan standar CaCO3 digunakan untuk menstandarisasi volum titrasi EDTA hasil uji
konsentrasi ion Ca2+ pada larutan air sadah. 500 mg serbuk CaCO3 ditambahan 100 ml HCl
0,1 M dan dipanaskan hingga 100 oC untuk memastikan semua CaCO3 terlarut. Penambahan
dengan air demin dan NaOH
Universitas Indonesia
Larutan Buffer pH 10
Larutan ini berfungsi menahan pH sampel larutan air sadah pada pH basa sebelum
ditambahkan indikator Erio Black-T (EBT) yang bekerja pada suasana basa. Buffer pH 10
dibuat dengan melarutkan padatan MgSO4.7H2O dan Tritipex III dengan air demin dan
selajutnya dicampur dengan larutan NH4Cl.
Larutan Erio Black-T (EBT)
Larutan EBT berfungsi menangkap ion-ion Ca2+ pada sampel larutan air sadah yang terlihat
dari berubahnya larutan sampel dari bening menjadi merah violet (keunguan). Larutan EBT
dibuat dengan menambahkan padatan Hydroxilamin-HCl dan Erio Black-T dalam pelarut
etanol.
III. Uji presipitasi CaCO3.
Uji presipitasi pada sampel larutan air sadah dilakukan dalam tabung reaksi yang terbuat dari
kaca pyrex dengan volume larutan sampel sebanyak 20 ml. Uji presipitasi dilakuan pada larutan
sampel yang disebut uji presipitasi total CaCO3 dan uji presipitasi di dinding tabung yang disebut
uji presipitasi deposit CaCO3. Untuk mendapatkan campuran homogen pada pencampuran larutan
CaCl2 dan Na2CO3, maka digunakan alat shaker untuk menghomogenkan larutan sampel selama 1
menit pertama presipitasi.
Uji Presipitasi total CaCO3.
Setelah terjadi presipitasi dalam waktu tertentu larutan sampel dipindahkan labu erlemeyer
untuk diukur kandungan ion Ca2+ nya. Pertama larutan sampel ditambahkan 2mL larutan
buffer 10 untuk membuat suasana basa dimana indikator EBT dapat bekerja. Penambahan
indikator EBT sebanyak 2-3 tetes akan menangkap semua ion Ca2+ bebas yang ada dilarutan
hingga tidak terjadi presipitasi lanjut. Selanjutnya larutan ini dititrasi dengan larutan EDTA
dimana molekul EDTA akan menarik kembali ion Ca2+ dari indikator EBT hingga warna
sampel larutan berubah menjadi biru. Volum tirasi EDTA akan dihitung sebagai jumlah
CaCO3 yang belum terpresipitasi dengan rumus :
[CaCO
3]
=
ppmCaCO
3
1000mg
VCaCl2
V
sampel
Dengan :
[CaCO3]
[EDTA]
VEDTA
Vsampel
Universitas Indonesia
Dengan :
[CaCO3]t = 0
[CaCO3]t
mCaCO3 1000 ml l
BMCaCO3 VCaCO3standar
[ EDTA] =
Vsampel
VEDTAstandarisasi
Dengan :
[ EDTA ]
mCaCO3
L
VCaCO3standar = Volume CaCO3 standar yang di buat atau Volume CaCO3 induk (ml)
presipitasi CaCO3 di deposit sama dengan yang digunakan untuk persen presipitasi total.
Data presipitasi CaCO3 dilarutan didapat melalui hasil perhitungan neraca massa presipitasi
total CaCO3 dan presipitasi CaCO3 di deposit yang dapat dirumuskan dengan persamaan
berikut :
Presipitasi total CaCO3 = Presipitasi CaCO3 di deposit + Presipitasi CaCO3 di larutan
IV . Uji morfologi Deposit CaCO3
Uji morfologi Deposit CaCO3 dilakuan dengan analisis SEM (Scanning electron microscope) dan
XRD (X-ray Diffraction). Preparasi sampel deposit CaCO3 untuk uji SEM dan XRD dilakukan
menggunakan kaca preparat yang dicelupkan pada sampel larutan air sadah selama waku tertentu.
Universitas Indonesia
Partikel CaCO3 yang menempel pada kaca preparat akan membentuk deposit. Selanjutnya kaca
preparat dikeringkan dalam desikator guna menghilangkan kandungan air pada deposit.
Karakterisasi XRD
Karakterisasi XRD dilakukan untuk mengetahui struktur kristal deposit CaCO3 dengan mengetahui
puncak sampel dan dibandingkan dengan puncak standar. Komposisi kristal Kalsit, Aragonit, dan
Vaterit pada kerak CaCO3 dapat dievaluasi dari data 3 intensitas puncak tertinggi untuk ketiga jenis
kristal tersebut. Berikut data sudut diffraksi (2) masing-masing kristal tersebut untuk jenis tabung
anoda Cu (=0,154184) :
Kalsit
Aragonit
Vaterit
Persentase masing masing jenis kristal dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan beriku
X = [1 + (0,8IK) / (IA+IV )] -1
Dengan :
X = Fraksi Berat jenis kristal kalsit pada CaCO3
IK , IA ,dan IV = Intensitas X-ray dari puncak tertinggi kalsit, aragonit, vaterit
Alat yang digunakan adalah
0.154184 nm) pada 40 kV dan 30 mA, Harga 2 dipindai pada rentang 20o-60o dengan interval
step 0,01o dan lama per step 1 detik.
Pengolahan data hasil pengukuran XRD akan dilakukan dengan software PC APD versi 3.5B yang
dilengkapi dengan PCPDFWIN versi 2.01 sebagai standard data bank. Untuk mendapatkan pola
diffraksi sinar-X yang baik dari setiap sampel, maka akan dilakukan fitting terhadap raw data
dengan menggunakan PC APD versi 3.5B, kemudian hasilnya dikonversi ke MS-Excel dengan
program Bella.
Ukuran kristal CaCO3 yang terbentuk dapat dihitung dari full width at half maximum (FWHM)
dengan persamaan Scherrer berikut :
L=
Dengan :
K
cos
Universitas Indonesia
Glass container
Tabung
magnetisasi
Selang
silikon
magnet
Magnet
Pompa
peristaltik
Universitas Indonesia
5200 G
0.8
NM
y = 0.2913x - 1.7525
2
R = 0.9856
y = 0.1746x - 0.3372
2
R = 0.9913
R = 0.9815
0.3
ln t
R = 0.9899
ln ln (1/1-Y)
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
-0.2
-0.7
-1.2
-1.7
Gambar C1. Kurva persamaan linier ln ln(1/1-Y) terhadap ln t pada berbagai kuat
medan dengan Waktu magnetisasi 30 menit dan suhu 28 oC sistem fluida statik.
y = 0.1746x - 0.3372
2
R = 0.9913
NM
- 0.8395
10 min y = 0.2363x
2
R = 0.9742
0.8
- 1.3626
20 min y = 0.2772x
2
R = 0.9969
R = 0.9856
0.3
ln ln (1/1-Y)
R = 0.9757
0.0
0.5
1.0
ln t
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
-0.2
-0.7
-1.2
-1.7
Gambar C2. Kurva persamaan linier lnln(1-Y) terhadap ln t pada berbagai waktu
magnetisasi dengan B : 5,2 kG dan suhu 28 oC sistem fluida statik
Universitas Indonesia
1.3
R = 0.9913
NM 0.02 M
0.8
y = 0.244x - 0.0925
2
R = 0.9747
- 2.2322
M 0.005 M y = 0.3563x
2
M 0.01M
0.3
ln ln (1/1-Y )
M 0.02 M
0.0
0.5
R = 0.9959
y = 0.2218x - 0.3047
R2 = 0.9791
y = 0.2913x - 1.7525
2
R = 0.9856
1.0
1.5
ln t
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
-0.2
-0.7
-1.2
-1.7
Gambar C3. Kurva persamaan linier ln ln(1-Y) terhadap ln t pada berbagai konsentrasi
sampel untuk sampel non magnetisasi (NM) dan sampel termagnetisasi (M) dengan B :
5,2 kG , Tm: 30 menit dan suhu 28 oC.
1.2
y = -21062x + 8.3706
R2 = 0.9983
0.7
0.2
ln k
1/RT
0.00034
0.00035
0.00036
0.00037
0.00038
0.00039
0.00040
0.00041
-0.3
-0.8
-1.3
Gambar C4. Kurva persamaan linier ln k terhadap 1/RT waktu sirkulasi 10 menit
dan B : 5,2 kG. Lm : 0,3 m. v : 0,554 m/s
Universitas Indonesia
1.3
NM 0,262
m/dt
y = 0.1805x - 1.2869
2
R = 0.9888
NM 0,554
m/dt
y = 0.1621x - 0.3793
2
R = 0.995
NM 0,792
m/dt
0.8
y = 0.1628x - 0.0165
2
R = 0.9921
R = 0.9784
ln ln (1/1-Y)
0.3
R = 0.9888
ln t
R = 0.9778
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
-0.2
-0.7
-1.2
NM 5 min
y = 0.1621x - 0.3793
R2 = 0.995
0.7
0.6
- 0.1824
NM 20 min y = 0.1546x
2
R2 = 0.997
R = 0.9887
M 5 min
y = 0.1467x - 0.2259
R2 = 0.9833
M 10 min
y = 0.1378x - 0.0048
R2 = 0.9857
0.5
ln ln (1/1-Y)
0.4
+ 0.0242
M 20 min y = 0.1333x
2
R = 0.9791
0.3
0.2
0.1
0.0
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
-0.1
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
ln t
-0.2
Universitas Indonesia
1.4
R = 0.9843
1.2
R = 0.9937
1.0
R = 0.9988
R = 0.9907
ln ln (1/1-Y)
0.8
0.6
M 0.01M
y = 0.1378x - 0.0048
R2 = 0.9857
M 0.02 M
y = 0.2705x + 0.0125
R2 = 0.9945
0.4
0.2
0.0
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
ln t
-0.2
-0.4
Universitas Indonesia
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
-2
-4
ln K 2
-6
-8
-10
y = -1.1987Ln(x) + 5.1306
2
R = 0.9957
NM 0.262 m/s
y = -1.3337Ln(x) + 5.1338
2
R = 0.9943
y = -1.8299Ln(x) + 7.6555
2
R = 0.9809
NM 0.554 m/s
y = -1.0868Ln(x) + 4.5264
2
R = 0.9946
-12
y = -1.0682Ln(x) + 3.6652
2
R = 0.9917
NM 0.792 m/s
M 0.262 m/s
M 0.554 m/s
M 0.793 m/s
y = -1.2443Ln(x) + 4.298
2
R = 0.9914
-14
Gambar D1. Kurva ln K2 (sumbu y) fungsi waktu sirkulasi ts (sumbu x) pada berbagai
kecepatan alir larutan termagnisasi (M) dan tampa magnetisasi (NM) (data dari
Gambar 4.39)
-1
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
y = -1.3337Ln(x) + 5.1338
2
R = 0.9943
-2
y = -1.0302Ln(x) + 3.3319
2
R = 0.9851
7000
NM
2 kG
-3
ln K2
y = -1.0629Ln(x) + 3.5736
2
R = 0.9887
y = -1.0682Ln(x) + 3.6652
2
R = 0.9917
-4
4 kG
5,2 kG
-5
-6
-7
145
Universitas Indonesia
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
-1
0.05 m
y = -0.9558Ln(x) + 3.0328
2
R = 0.9809
-2
0.15 m
y = -1.026Ln(x) + 3.4222
ln K2
R = 0.988
y = -1.0682Ln(x) + 3.6652
R2 = 0.9917
-3
0.25 m
0.35 m
y = -1.0682Ln(x) + 3.6652
R2 = 0.9917
Log.
-4
-5
-6
1000
2000
3000
4000
-1.2
-2.2
5000
NM 0,002 M
y = -1.3344Ln(x) + 5.1393
2
R = 0.9943
y = -1.3615Ln(x) + 5.2275
2
R = 0.9928
NM 0,004 M
y = -1.1302Ln(x) + 3.9389
2
R = 0.9941
ln K2
7000
y = -1.0828Ln(x) + 3.8439
2
R = 0.9897
y = -0.9554Ln(x) + 3.1731
2
R = 0.9817
y = -1.0682Ln(x) + 3.6652
2
R = 0.9917
-3.2
6000
NM 0,005 M
M 0,002 M
M 0,004 M
M 0,005 M
-4.2
-5.2
-6.2
-7.2
Gambar D4. Kurva ln K2 (sumbu y) fungsi waktu sirkulasi ts (sumbu x) pada berbagai
konsentrasi larutan termagnisasi (M) dan tampa magnetisasi (NM) (data dari Gambar
4.43)
146
Universitas Indonesia
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
-2
-4
ln K2
-6
-8
y = -1.2246Ln(x) + 4.0082
2
R = 0.9804
M 120 ml
M 240 ml
y = -1.0682Ln(x) + 3.6652
2
R = 0.9917
y = -0.806Ln(x) + 2.8044
2
R = 0.966
-10
M 500 ml
NM 120 ml
y = -1.5595Ln(x) + 5.7909
2
R = 0.9836
y = -1.3344Ln(x) + 5.1393
2
R = 0.9943
-12
-14
NM 240 ml
NM 500 ml
y = -0.8499Ln(x) + 3.0119
2
R = 0.9658
Log. (M 120
-16
Gambar D5. Kurva ln K2 (sumbu y) fungsi waktu sirkulasi ts (sumbu x) pada berbagai
volum sampel larutan termagnisasi (M) dan tampa magnetisasi (NM) (data dari
Gambar 4.44)
10
R =1
nilai a dan b
nilai a dan b
R2 = 1
b
1
Kecepatan (m/s)
4
2
Kecepatan (m/s)
0
0
0
0.2
0.4
0.6
0.8
0.2
0.4
0.6
0.8
-2
-1
-4
-2
R =1
R =1
Gambar
4.54 Kurva a dan b fungsi kecepatan alir : a) sampel termagnetisasi; b) sampel t
a)
b)
Gambar D6. Kurva a dan b fungsi kecepatan alir: a) untuk sampel termagnetisasi
b) sampel non-magnetisasi
147
Universitas Indonesia
3.8
2.8
nilai a dan b
a
b
1.8
0.8
-0.2
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Kuat medan (T)
-1.2
3.78
2.78
nilai a dan b
1.78
y = 1.755x2 - 1.0814x - 0.9054
R2 = 0.9988
0.78
-0.22
0.1
0.2
0.3
0.4
-1.22
R2 = 1
6
3
2
y = 0.0092x + 0.1907x + 2.7547
R2 = 1
b
Poly.
nilai a dan b
nilai a dan b
3
2
y = 0.0329x2 - 0.3232x - 0.568
R2 = 1
0
-1
0
R2 = 1
-2
-1
-2
b)
a)
Gambar E8. Kurva a dan b fungsi konsentrasi : a) sampel termagnetisasi; b) sampel non magnet
4.5
R2 = 1
3.5
5
nilai a dan b
1.5
a
b
0.5
-0.5 0
0.0004
Universitas Indonesia
4
3
2
volume sampel (m3)
0.0006
0
-1
-1.5
y =- 775978x 2 + 1582.7x - 1.4033
-2.5
nilai a dan b
148
2.5
R2 =1
-2
0.0002
0.0004
R =1
0.0006
b)
a)
Gambar D9. Kurva a dan b fungsi volum sampel: a) sampel termagnetisasi;
b) sampel non magnet
149
Universitas Indonesia
Perhitungan konstanta a dan b untuk kondisi kuat medan B = 5,2 kG, panjang magnet Lm = 0,35 m,
kecepatan alir v =0,792 m/s, konsentrasi awal sampel Cai : 0,002 M, dan volum sampel 240 ml
Sebagai berikut :
Pertama mendapatkan harga a dan b pada 0.792 m/s dan 0,554 m/s dari persamaan a(v) dan b(v) pada
tabel 4.33 dengan persaman sebagai berikut:
a(v) = -1,4561v2 + 1,2396 v - 1,3116 ; a(v = 0,792 m/s) = -1,0588 ; a(v = 0,554 m/s) = 1,0588
b(v) = 10,537 v2 - 11,547 v + 6,8284 ; b(B = 0,792 m/s) = 3,22505 ; b(v = 0,554 m/s) =
Persamaan a(Cai) dan b(Cai) pada table 4.31 diberikan sebagai berikut :
a(Cai) = -0,0019 Cai 2 - 0,0452 Cai - 0,8575
b(Cai) = 0,0092 Cai 2 + 0,1907 Cai + 2,7547
Selanjutnya dibuat persamaan a(Cai) dan b(Cai) dengan metode dilatasi dari persamaan a(Cai) dan
b(Cai)
a'(Cai ) = a(v = 0,792 m/s)/a(v = 0,554 m/s) a(Cai ) = 1,165 (-0,0019 Cai 2 - 0,0452 Cai - 0,8575)
b'(Cai ) = b(v = 0,792 m/s)/b(v = 0,554 m/s) b(Cai ) = 1,173 (0,0092 Cai 2 + 0,1907 Cai + 2,7547)
dan selanjutnya dihitung harga a dan b dari a(Cai ) dan b(Cai) pada harga Cai = 0,002 M
a(Cai = 0,002 M) = -1,108
b(Cai = 0,002 M) = 3,716
Tabel E1 hasil perhitungan presipitasi CaCO3 sebagai Ca/Cai untuk kondisi
kuat medan 0,3 T konsentrasi Cai 0,002 M, panjang magnet 0,35 m,
kecepatan alir 0,554 m/s, dan volume sampel 240 ml.
Ca 2+
2+
i
K1
K2
0,0161
0,0161
0,0161
0,0161
0,0161
0,0161
0,0161
0,0161
0,4396
0,2342
0,1040
0,0563
0,0304
0,0165
0,0115
0,0062
-1,108
-1,108
-1,108
-1,108
-1,108
-1,108
-1,108
-1,108
Ca
0,958
0,934
0,845
0,726
0,562
0,385
0,291
0,166
150
tm
(detik)
ts
(detik)
3,716
9,9
3,716
19,8
3,716
49,4
3,716
98,9
3,716 197,8
3,716 395,5
3,716 593,3
3,716 1186,5
60
120
300
600
1200
2400
3600
7200
Universitas Indonesia
0.97
B=5,2 kG; v=0,792 m/s; Cai= 0,002 M; Lm=0,35 m; dan V=240 ml
0.96
0.94
((Ca/Cai)ef
2+
2+
[Ca /Cai ]
0.95
0.93
0.92
0.91
Tme
0.90
0
10
12
14
Waktu Magnetisasi (detik)
16
18
20
22
Gambar F1. Harga penurunan (Ca/Cai)ef tertinggi dari hasil simulasi dicapai pada 0.041
dengan waktu efektif magnetisasi Tme sebesar 18.1 detik untuk kondisi B : 5,2 kG, v : 0,792
m/s, Lm : 0,35 m, Cai : 0,00 2 M, V : 240 ml dan pH awal 8,5.
Perhitungan harga a dan b pada kondisi Cai : 2 mol/m3, v : 0,792 m/s, B: 0 kG (non-magnet), dan V:
0,00024 m3 :
Pertama mendapatkan harga a dan b pada 0.792 m/s dan 0,554 m/s dari persamaan a(v) dan b(v) pada
tabel 4.31.b (proses tampa magnetisasi) dengan persaman sebagai berikut:
a(v) = -2,8513 v2 + 1,8194 v - 1,4797;
a(v = 0,792 m/s) = -1.2443 ; a(v = 0,554 m/s) = -1.0682
b(v) = 19,051 v2 - 15,344 v + 7,8429 ;
b(B = 0,792 m/s) = 4.2983 ; b(v = 0,554 m/s) = 3.6652
Selanjutnya dibuat persamaan a(Cai) dan b(Cai) dengan metode dilatasi dari persamaan a(Cai) dan
b(Cai) dari Tabel 4.31.b sebagai berikut :
a'(Cai ) = a(v = 0,792 m/s)/a(v = 0,554 m/s) a(Cai ) = 1.37 (0,0329 Cai2 - 0,3232 x Cai - 0,568)
b'(Cai ) = b(v = 0,792 m/s)/b(v = 0,554 m/s) b(Cai ) = 1.49 (-0,1865 Cai 2 + 1,7667 Cai + 1,0565)
151
Universitas Indonesia
dan selanjutnya dihitung harga a dan b dari a(Cai ) dan b(Cai) pada harga Cai = 0,00 M sebagai
berikut :
a(Cai = 0,002 M) = -1,486 dan b(Cai = 0,002 M) = 5,731
Tabel F1. Hasil perhitungan presipitasi CaCO3 sebagai Ca/Cai selama 120 menit
sirkulasi untuk kondisi konsentrasi Cai : 0,002 M, Lm : 0,35 m, v : 0,792 m/s,
volume sampel 240 ml dan pH awal 8,5.
Ca 2+
Cai2+
0,985
0,961
0,875
0,759
0,638
0,560
0,535
0,513
K1
K2
ts
(detik)
0,0215
0,0215
0,0215
0,0215
0,0215
0,0215
0,0215
0,0215
0,7038
0,2513
0,0644
0,0230
0,0082
0,0029
0,0016
0,0006
-1,4856
-1,4856
-1,4856
-1,4856
-1,4856
-1,4856
-1,4856
-1,4856
5,731255
5,731255
5,731255
5,731255
5,731255
5,731255
5,731255
5,731255
60
120
300
600
1200
2400
3600
7200
152
Universitas Indonesia
153
Universitas Indonesia
Tabel F.2 Persen kenaikan presipitasi relatif hasil simulasi dan data percobaan pada 120 menit sirkulasi untuk berbagai kondisi variabel proses.
Variabel
proses
Kecepatan alir
0,262 m/s
0,544 m/s
0,792 m/s
Kuat medan
2 kG
4 kG
5,2 kG
Panjang
magnet
0,15 m
0,25 m
0,35 m
Konsentrasi
sampel
0,002 M
0,004 M
0,005 M
Volum sampel
120 ml
240 ml
500 ml
Sampel
termagnetisasi
Sampel nonmagnetisasi
-1,0868
-1,0682
-1,2443
4,5264
3,6652
4,298
-1,1987
-1,404
-1,8299
5,1306
5,42393
7,6555
-1,0302
-1,0629
-1,0682
% presipitasi
CaCO3
hasil simulasi
Magnet
Non
(M)
magnet
(NM)
% kenaikan
presipitasi
relatif hasil
simulasi
(KPRS)= 100
* (M-M)/NM
% presipitasi CaCO3
Data percobaan
Magnet
(M)
Non
magnet
(NM)
% kenaikan
presipitasi
relatif hasil
percobaan
(KPRP)= 100
*(M-M)/NM
%
penyimpangan
= 100 *
(KPRS KPRM) /
KPRM
72,3
85,9
94,3
62,8
71,9
74,4
15,1
19,5
26,7
68,6
84,2
95
60
71,3
75,3
14,3
18,1
26,2
5,3
7,2
1,9
3,3319
3,5736
3,6652
81,6
84,6
85,9
71,9
71,9
71,9
13,5
17,7
19,5
80,1
82,2
84,2
71,3
71,3
71,3
12,3
16,1
18,1
8,9
9,0
7,2
-1,026
-1,0682
-1,0682
3,4222
3,6652
3,6652
84,2
85,9
85,9
71,9
71,9
71,9
17,1
19,5
19,5
83
84,1
84,2
71,3
71,3
71,3
16,4
17,9
18,0
4,1
8,2
7,7
-0,9554
-1,0682
-1,1302
3,1731
3,6652
3,9389
-1,0828
-1,404
-1,3615
3,8439
5,42393
5,2275
78,5
85,9
88,9
43,3
71,9
76
81,3
19,5
17,0
74,2
84,2
88,4
41,9
71,3
76,8
79,7
18,1
15,1
2,0
7,2
11,2
-1,2246
-1,0682
-0,806
4,0082
3,6652
2,8044
-1,5595
-1,404
-0,8499
5,7909
5,4239
3,0119
94,5
85,9
58,3
78,8
71,9
48,8
19,9
19,5
19,5
94,5
85,9
58,3
78,8
71,3
48,8
18,0
18,1
18,2
9,5
7,2
6,7
145
Universitas Indonesia
145
Universitas Indonesia