Anda di halaman 1dari 27

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Nelson Saksono

Tempat & tanggal lahir

: Jakarta, 8 Nopember, 1967

Jenis kelamin

: Laki-laki

Kebangsaan

: Indonesia

Pendidikan Formal
1. Sarjana Teknik, Jurusan Teknik Gas dan Petrokmia, Fakultas Teknik, Universitas
Indonesia (1992)
2. Magister Teknologi Gas, Program Studi Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik, Universitas
Indonesia (1995)
Pekerjaan
1992 sekarang: Staf Pengajar Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Indonesia

Hasil Publikasi terkait


A. Jurnal Internasional
Nelson Saksono, Misri Gozan, Setijo Bismo, Elsa Krisanti, Roekmijati Widaningrum and
Seung Koo Song. 2008. Effects of Magnetic Field on Calcium Carbonate Precipitation: Ionic
and Particle mechanisms. Korean Journal of Chemical Eng. Vol. 25, No. 5 2008
B. Jurnal Nasional
1. Nelson Saksono, Setijo Bismo, Elsa Krisanti, dan Roekmijati Widaningrum. Pengaruh
Medan Magnet pada Presipitasi CaCO3 Untuk Pencegahan Pembentukan kerak. Jurnal
Teknik Kimia Indonesia vol 5 No.2 Agustus 2006.
2. Nelson Saksono, Setijo Bismo, Elsa Krisanti, Azwar Manaf, dan Roekmijati Widaningrum.
Pengaruh Medan Magnet terhadap Proses Presipitasi CaCO3 dalam Air Sadah. Makara Seri
Teknologi vol 10, 2006.
3. Nelson Saksono, Elisabeth A. S., Setijo Bismo, Roekmijati W, dan Azwar Manaf. Efek
Medan Magnet pada Penurunan Kesadahan dan Pencegahan Pembentukan Kerak CaCO3.
Jurnal Sain Materi Indonesia Edisi Khusus oktober 2007.
4. Nelson Saksono, M Husni Mubarok, Roekmijati Widaningroem Soemantojo, Setijo Bismo.
Pengaruh Medan Magnet terhadap Konduktivitas larutan Na2CO3 dan CaCl2 serta Presipitasi
dan Morfologi Partikel CaCO3 Pada Sistem Fluida Statis. Jurnal Teknologi No 4 Tahun XXI,
2007.
5. Nelson Saksono. Magnetisasi Air Sadah Untuk Pencegahan Pembentukan Kerak (Review
pra-kualifikasi), Jurnal Teknologi No 4
Tahun XX, 2006.
156

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

C. Seminar Internasional

Nelson Saksono, Achmad Fauzie, Setijo Bismo, and Roekmijati W S. Effect of Magnetic
Field on Calcium Carbonate Precipitation in Static and Dynamic Fluid Systems. 14th
Regional Symposium of Chemical Engineering 2007.
Pubikasi lainnya
1. Saksono. N, Krisanti.E, Noorsaman A, 1996. Determination of Catalyst Basic Using
Electro negativity Data, Regional Symposium on Chemical Eng. Jakarta.
2. Saksono. N, Noorsaman A, 1996, Selectivity of Oxidative Catalyst Material Kopling
Methane on Knowledge Base, Journal of Technology FTUI,.
3. Saksono N, Roekmijati W, Jannah P, 1997 Heat Effect due to Stability of Natural &
Synthesis Zeolite with Ammonium Acetate and Ammonium Hydroxide Solution , Journal
of Technology FTUI.

4. Saksono. N, Studi Pengaruh Proses Pencucian Garam Terhadap Komposisi Dan


Stabilitas Yodium Garam Konsumsi , Makara UI Seri Teknologi, vol 6 No. 1,
April 2002
5. Saksono. N, Analisis Iodat Dalam Bumbu Dapur Dengan Metode Iodometri dan
X-Ray Fluorosence, , Makara UI Seri Teknologi, vol 6 No. 3 Desember 2002
6.

Saksono N, 2003, Stabilitas Yodium Pada Cabai Ketumbar Dan Merica , Jurnal
Gaky Indonesia vol 4, No 2 .

7. Saksono, N , Slamet, 2003,.Phenol Degradation by Photocatalytic Process on


Titianium Oxide Catalyst., 7 th International Conference ICCRD, Mansoura,
Egypt,
8. Saksono N, 2004 Pembuatan Bio-Oil Sebagai Bahan Bakar Alternatif Melalui Proses
Pirolisis Cepat Pelepah Kelapa Sawit, Journal Teknologi FTUI. Tahun XVIII,
9. Saksono N, 2004 Efek Magnetisasi Terhadap Perubahan Karaktersitik Air , Seminar
Teknik Kimia Soebardjo Brotoharjono, Jurusan Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur,
Surabaya..
10. Khalid M, Saksono N, 2004, A Study of Influence of Monopole Magnetization System
on Kerosine Characteristics, The 7 th International Conference Quality in Research,
FTUI & IEEE, Depok.
11. Saksono N, Setijo B, 2005 Pengaruh laju alir dan tegangan listrik terhadap proses
pengayaan oksigen dari udara menggunakan medan magnet, Seminar Nasional Teknologi
Proses Kimia VII, Jakarta.
12. Saksono N, Setijo B, 2005, Studi Pendahuluan Proses Pengayaan Oksigen dari udara
menggunakan medan elektromagnet,, Seminar Tcipto Utomo vol 4, Bandung.
13. Saksono S Magnetizing Kerosine For Increasing Combustion Eficiency, Jurnal
Teknologi , Edisi 4 Tahun XVIIII, Agustus 2005.

157

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

Referensi

Sistem

Sampel Larutan

Hasson D,
et.al, 1985.

Dinamik /
MTIPP/
recycle flow

Kronenberg,
K.J, 1985.

Dinamik /
MTIPP/ recycle
flow

Air sadah nyata (Ca


:250 ppm, Mg : 175
ppm, Alkalinity :
340 ppm, TDS : 900
ppm
Sample solar heater
dan cooling tower
dengan TDS 500 1800 ppm
CaCl2 dan NaCO3
0,008 mol/lt

Higashimi K,
et al, 1993.

Statik /MTBPP

Lundager
Madsen H E,
1995

Statik/MTIPP

Gulkov A N,
et al, 1996.

Dinamis/MTIPP

Al Qahtani
H, 1996.

Dinamik /
MTIPP/ recycle
flow

CaCl2, NaHCO3,
MgCl2, NH4H2PO4,
MnSO4, NH4H2PO4,
ZnSO4, CoCL2,
H2SO4,
Fe3(PO4)2.8H20
CaSO4.2H2O dalam
larutan dengan
konsentrasi 0,017 M
Seawater (TDS
43000 ppm)

1
Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Sumber dan
Kuat medan
Komercial
Magnet
Permanen

Waktu
Magnetisasi
15 -35 jam

Laju
alir
2m/s

Orientasi
Magnet
Orthogonal
flow

6 pasang
magnet inversi
0.1 Ta

0 25 pass

16
m/s

Electromagnet
0 0,6 T

0 30
menit

Electromagnet
0,27 T

Electromagnet
4,75 T

Permanent
magnet tube
0,7 T

Parameter Uji

Hasil

Deposit growth
(gr) selama
proses
pengujian

Tidak ada efek signifikan


terhadap deposit growth

Orthogonal
flow

Structur deposit
menggunakan
mikroskop

Terjadi penurunan struktur


kristal prismatic pada
deposit hingga 80 %

orthogonal

Absorbansi,
jumlah, dan
ukuran kristal,
jenis kristal
Ukuran dan
jenis kristal

Terjadi penurunan
absorbansi, jumlah kristal
dan penambahan ukruan
kristal
Medan magnet hanya
bepengaruh pada
diamagnetic salt (CaCl2,
NaHCO3 dan MgCl2,
NH4H2PO4) dimana ukuran
kristal menurun
Tejadi penurunan Ion Ca,
potensial zeta, TSS,
conductivity yg
menunjukkan peningkatan
precipitasi CaSO4
Magnetisasi menaikkan
konduktivity dan pH dan
meningkatkan pemisahan
garam ketika melewati
membran (clustering /
nucleation

orthogonal

1200
rpm

Orthogonal
flow

Ion Ca,
potensial zeta,
TSS,
konductivity

Paralel flow

Konduktivity
dan pH

Universitas Indonesia

Orthogonal
15
NaHCO3 dan CaCl2 Electromagnet
flow
0,7 T
lt/mi
degan konsentrasi
n
Ca 300 ppm dan
alkalinity 300 ppm,
pH dikontrol dg
NaOH
MTDPP : Magnetic treatment during precipitation process ; MTBBB : Magnetic treatment before precipitation process
Parsons S A,
et al, 1997.

Referensi
Ref
Wang, Y, et
al, 1997
Baker J S, et
al, 1997

Dinamik /
MTIPP/ recycle
flow

Sistem

Sampel Larutan

Sumber dan
Kuat medan
Permanen
magnet 0,2 T

Statik/MTIPP

CaCl2 dan NaCO3


0,008 mol/lt

Dinamik /
MTIPP,
sirkulasi dan
non sirkulasi

CaCl2 dan NaCO3,


deg kesadahan
200 pm dan pH
dikontrol dg
NaOH

Permanen
Magnet
0,6 T

Waktu
Magnetisasi
30 menit

Laju
alir

8 16
lt/jam

Parameter Uji

Hasil

Turbidity
Jumlah dan
ukuran kristal

Orthogonal
flow

Ukuran dan jenis


kristal, berat kerak
yg terbentuk

Absorbansi,
jumlah, dan
ukuran kristal,
jenis kristal
Interaction force

Magnetisasi meningkatkan laju


nukleasi, menambah jumlah
kristal dan menurunkan ukuran
kristal.
Magnetisasi dapat
meningkatkan jumlah salt
tertolak dalam sistem RO pada
sistem sirkulasi .
meningkatkan ukuran dan
pertumbuhan kristal.
Terjadi penurunan absorbansi,
jumlah kristal dan penambahan
ukruan kristal

Statik
/MTBPP

CaCl2 dan NaCO3


0,008 mol/lt

Electromagne
t
0 0,45 T

30 menit

orthogonal

Higashimi K,
et al, 1998.

Statik
/MTBPP

Elektrolite
monovalent 0,004
M

Permanen
magnet 0,42
T

0 -30 min

Orthogonal

Fresh ground
water dengan
kandungan ion Ca
132 ppm

Permanen
magnet
0,1 T dan
gradien 10
T/m

Dinamik /
MTIPP

2
Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

0,04
1,2 m /s

Magnetisasi menurunkan pH
, jika pH dikontrol konstan,
maka efek magnetisasi
menghilang

Orientasi
Magnet
Orthogonal

Barret R A,
et al, 1998.

Coey J M D,
et al, 1999

pH dan laju
scaling

Orthogonal

Universitas Indonesia

Struktur kristal
dan komposisi

Mangetisasi menurunkan laju


koagolasi , potensil zeta koef
difusi. Memory effect akan
hilang dengan naiknya suhu
dan penambahan alkohol,
Terjadi penebalan adsorber
layer.
Terjadi penigkatan komposisi
kristal aragonit setelah
dimagnetisasi, hingga 23 %

Jens Skytte
S, et al, 2000

Statik/MTIPP

CaCl2 dan
KH2PO4

Azuma, N et
al, 2000.

Statik/MTIPP

Ca(NO3)2 dan
NaHCO3

Eelctromagne
t
0,08 0,3 T
Electromagne
t
0,4 T

orthogonal

pH, struktur
kristal

Paralel

Absorbansi

700 s

Medan magnet meningkatkan


nukealsi dan kristalisasi CaSO4
serta menurunkan pH
Terjadi peningkatan
absorbansi. Efek Magnetik
teramati pada tahap akhir
precipitasi (tahap pertumbuhan
kristal )

MTDPP : Magnetic treatment during precipitation process MTBBB : Magnetic treatment before precipitation process

Referensi

Sistem

Sampel Larutan

Gabrielli C, et
al, 2001.

Dinamik /
MTIPP/
recycle flow

CaCO3 powder +
bubling CO2
Ion Ca = 200 ppm

Sumber dan
Kuat medan
7 pasang
Magnet
permanen
0,16 T

Waktu
Magnetisasi
0 30 min

Laju alir
0 3,6
m/s

Orientasi
Magnet
Orthogonal
flow

Parameter Uji

Hasil

Ion Ca, berat


kerak

Untuk
Patent

Komposisi
Kristal

Terjadi penurunan ion Ca,


dan peningkatan berat kerak,
nucleation & scaling time
sebagai fungsi kecepatan
aliran , jumlah dan orientasi
magnet
Terjadi peningkatan
aragonite sebesar 30 % dan
penurunan kalsit 20 %.
Kinerja alat jauh lebih baik
dibanding produk komersial
Terjadi peningkatan
aragonite sebesar 61 %
dengan kuat medan 1220 mT
Magnetisasi menurunkan
Potensial zeta, pH dan
absorbansi. Terjadi
perubahan hidration shell
Magnetisasi menyebabkan
penurunan kerak keras ,
semakin tinggi suhu , kerak
keras yg terbetuk berkurang

Kobe S, et al,
2001.

Dinamik /
MTIPP

Ca(HCO3)2 powder
+ bubling CO2
In CA 300 ppm

Elctromagnet
0,5 1,3 T

Kobe S, et al,
2002.

Dinamik /
MTIPP/
recycle flow
Statik/ MTBPP

Ca(HCO3)2 powder
+ bubling CO2
In CA 300 ppm
CaCl2 dan NaCO3
0,008 mol/lt,
FeCl2.4H2O,
MgCl2.6H2O
CaCl2 dan NaCO3
0,008 mol/lt

Electromagnet
0,4 1,3 T

8 jam

Magnet
permanen
0,5 T

20 min

Orthogonal

Potensial zeta,
pH,
Absorbansi,

Magnet
permanen (s-s
pole) 0,1 T

2 jam

orthogonal

Bentuk kristal,
berat hard
kerak

Hoylsz, L, et al,
2003.
c

Chibowski E,
et al, 2003.

Statik/ MTIPP

3
Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

0,1 m/s

0,87 m/s

Komposisi
kristal

Universitas Indonesia

Chibowski, E
et al, 2003.

Statik dan
dinamik /
MTBPP

CaCl2 dan NaCO3


0,008 mol/lt

Magnet
Permanen (s-s
pole) 0,1 T

5 70 min

4 lt/min

Orthogonal
flow

Potensial zeta,
pH, Absorbansi

CaCl2 dan NaCO3


30 min
20,7
Orthogonal
Potensial zeta,
Magnet
0,008 mol/lt,
ml/min
flow
pH, Absorbansi
permanent (sFeCl2.4H2O,
N pole) 0,4 T
MgCl2.6H2O
MTDPP : Magnetic treatment during precipitation process MTBBB : Magnetic treatment before precipitation process

Chibowski E,
et al, 2003.

dinamik/
MTBPP/
recycle flow

Referensi

Sistem

Sampel Larutan

Lundager
Madsen H, E.,
2004.

Statik/ MTIPP

CaCl2..2H2O dan
NaHCO3 0,006
mol/lt + ordinary &
heavy water

BotelloZubiette, M E
et al, 2004.

Statik/ MTIPP

Air sadah ground


water dimana Ca2+ :
228 pm

electromagnet
1T

0,77 m/s

Cho Y I, et al,
2005

Dinamik / MTIPP

Natural Hard water


dg Ca2+ : 780 ppm

Permanent
magnet 1600
Gauss

1 6,3
m/s

4
Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Sumber dan
Kuat medan
Magnet
Permanent &
electromagnet
0 0,25 T

Waktu
Magnetisasi
1 jam

Laju alir

Universitas Indonesia

Orientasi
Magnet

Magnetisasi mempengaruhi
tahap nukleasi, untuk
srikulasi 70 min terjadi
penurunan ukuran kristal.
Terjadi perubahan pH dan
Potensial Zeta.
Perubahan zeta , pH dan
absorbansi tergantung
konsentrasi CaCl2 dan
NaCO3

Parameter Uji

Hasil

Ukuran kristal,

Terjadi peningkatan
pertumbuhan kristal
dengan meningkatnya
kuat medan , proses ini
berhubungan dengan
proses transfer proton
dari ion HCO3 ke ion Ca
Aragonite yg terbentuk
40 % dan stabil selam
200 jam sesudah
treatment, terjadi
peningkatan laju korosi
Terjadi penurunan
tegangan permukaan
sebesar 8,2 %, Terjadi
penurunan kandungan
ion Ca hingga 65 %

Morfologi kristal

Paralel flow

Tegangan
permukaan,
konsentrasi ion Ca

Knez, S, et al,
2005.

Dinamik / MTIPP/
recycle flow

Ca(HCO3)2 powder
+ bubling CO2
CaCO3 terlarut 1000
1200 ppm

electromagnet
0,71 1,12 T

4,2 dan 8,4


min

0,1 3
l/min

Orthogonal
flow

Potensial zeta,
pH, komposisi
kristal

Alimi F, et al,
2006

Dinamik / MTIPP/
recycle flow

CaCO3 powder +
bubling CO2

15 30
menit

0,54
0,94
L/min

Orthogonal
flow

Konsentrasi Ca2+
Dengan titrasi
EDTA

Alimi F, et al,
2007

Dinamik / MTIPP/
recycle flow

CaCO3 = 400 ppm


CaCO3 powder +
bubling CO2

7 pasang
Magnet
permanen
0,16 T
7 pasang
Magnet
permanen
0,16 T

15 30
menit

0,54
0,94
L/min

Orthogonal
flow

Konsentrasi Ca2+
Dengan titrasi
EDTA

CaCO3 = 400 ppm

MTDPP : Magnetic treatment during precipitation process MTBBB : Magnetic treatment before precipitation process

5
Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

Terjadi peningkatan
kristal aragonite hingga
71 % pada 1,12 T dan
waktu magetisasi
selama 8,4 min
Terjadi penigkatan
presipitasi dengan
adanya medan magnet
hingga 23 %
Terjadi penigkatan
presipitasi dengan
adanya medan magnet
sebagai fungsi dan laju
alir

I . Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :


a. Serbuk Na2CO3, CaCl2, dan CaCO3 (analytical grade) digunakan sebagai bahan pembuatan
air sadah sintetik.
b. Larutan HCl 0,1 M untuk pelarut deposit CaCO3 yang terbentuk
c. Larutan standar CaCO3, larutan buffer pH 10, larutan Indikator Erio Black-T (EBT) dan
larutan EDTA 0,01 M untuk uji titrasi kompleksometri EDTA.
d. Gas karbondioksida (HP), digunakan sebagai gelembung gas pada pembuatan larutan
CaCO3.
e. Air bebas mineral (de-min).yang diperoleh dari unit milipore Milli-Q Plus, digunakan
sebagai pelarut dalam preparasi bahan.
f. Magnet permanen berbasis NdFeB
I I. Preparasi bahan :
a. Pembuatan larutan air sadah sintetik:
Pembuatan larutan Natrium Karbonat (Na2CO3) 0,01 M dan larutan kalsium klorida (CaCl2)
0,01 M dilakukan dengan melarutkan masing-masing sebanyak 1060 mg dan 1100 mg dengan
air de-min hingga mencapai volum 1000 mL menggunakan labu takar. Pembuatan larutan
CaCO3 dilakukan dengan melarutkan 400 mg serbuk CaCO3

dalam 1000 mL air demin

menggunakan gelas beaker yang telah dilengkapi dengan mixer dan selang gelembung gas CO2.
Gas CO2 dialirkkan ke dalam larutan CaCO3 dengan laju 3.50 mL/detik dan mixer diset pada 20
rpm selama 3 - 4 jam hingga pH larutan mencapai 5,6. Penggunaan gas CO2 bertujuan
mempercepat kelarutan serbuk CaCO3 dalam air de-min.
b. Pembuatan larutan untuk uji titrasi kompleksometri EDTA:
Larutan standar CaCO3
Larutan standar CaCO3 digunakan untuk menstandarisasi volum titrasi EDTA hasil uji
konsentrasi ion Ca2+ pada larutan air sadah. 500 mg serbuk CaCO3 ditambahan 100 ml HCl
0,1 M dan dipanaskan hingga 100 oC untuk memastikan semua CaCO3 terlarut. Penambahan
dengan air demin dan NaOH

0,1 N hingga mencapai 1000 mL dan pH 7 8 guna

mendapatkan larutan standar CaCO3 0.01 M.


Larutan EDTA 0,01 M
Larutan EDTA digunakan sebagai larutan penitar dari sampel larutan air sadah yang akan
diukur konsentrasi ion Ca2+ nya. Larutan EDTA dibuat dari kristal titripex III
(C10H14Na2O8.2H2O) yang dilarutkan dengan air de-min hingga mendapatkan larutan penitar
0,01 M EDTA

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

Larutan Buffer pH 10
Larutan ini berfungsi menahan pH sampel larutan air sadah pada pH basa sebelum
ditambahkan indikator Erio Black-T (EBT) yang bekerja pada suasana basa. Buffer pH 10
dibuat dengan melarutkan padatan MgSO4.7H2O dan Tritipex III dengan air demin dan
selajutnya dicampur dengan larutan NH4Cl.
Larutan Erio Black-T (EBT)
Larutan EBT berfungsi menangkap ion-ion Ca2+ pada sampel larutan air sadah yang terlihat
dari berubahnya larutan sampel dari bening menjadi merah violet (keunguan). Larutan EBT
dibuat dengan menambahkan padatan Hydroxilamin-HCl dan Erio Black-T dalam pelarut
etanol.
III. Uji presipitasi CaCO3.
Uji presipitasi pada sampel larutan air sadah dilakukan dalam tabung reaksi yang terbuat dari
kaca pyrex dengan volume larutan sampel sebanyak 20 ml. Uji presipitasi dilakuan pada larutan
sampel yang disebut uji presipitasi total CaCO3 dan uji presipitasi di dinding tabung yang disebut
uji presipitasi deposit CaCO3. Untuk mendapatkan campuran homogen pada pencampuran larutan
CaCl2 dan Na2CO3, maka digunakan alat shaker untuk menghomogenkan larutan sampel selama 1
menit pertama presipitasi.
Uji Presipitasi total CaCO3.
Setelah terjadi presipitasi dalam waktu tertentu larutan sampel dipindahkan labu erlemeyer
untuk diukur kandungan ion Ca2+ nya. Pertama larutan sampel ditambahkan 2mL larutan
buffer 10 untuk membuat suasana basa dimana indikator EBT dapat bekerja. Penambahan
indikator EBT sebanyak 2-3 tetes akan menangkap semua ion Ca2+ bebas yang ada dilarutan
hingga tidak terjadi presipitasi lanjut. Selanjutnya larutan ini dititrasi dengan larutan EDTA
dimana molekul EDTA akan menarik kembali ion Ca2+ dari indikator EBT hingga warna
sampel larutan berubah menjadi biru. Volum tirasi EDTA akan dihitung sebagai jumlah
CaCO3 yang belum terpresipitasi dengan rumus :

[ EDTA] VEDTA BM CaCO

[CaCO
3]
=
ppmCaCO
3

1000mg

VCaCl2
V
sampel

Dengan :
[CaCO3]

: Konsentrasi CaCO3 yang belum terpresipitasi (mg/L)

[EDTA]

: Konsentrasi EDTA yg telah distandarisasi (mol/L)

VEDTA

: Volume EDTA yg dibutuhkan untuk menitar larutan sampel (ml)

Vsampel

: Volume larutan sampel (mL)

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

Untuk menentukan persen presipitasi total CaCO3 digunakan persamaan :

Presipitasi total CaCO3 (%) =

([CaCO3]t = 0 - ([CaCO3]t ) x 100


[CaCO3]t = 0

Dengan :
[CaCO3]t = 0

: Konsentrasi CaCO3 yang belum terpresipitasi pada t = 0 menit (mg/L)

[CaCO3]t

: Konsentrasi CaCO3 yang belum terpresipitasi pada t menit (mg/L)

Untuk menghitung harga EDTA yang telah distandarisasi [EDTA] :

mCaCO3 1000 ml l

BMCaCO3 VCaCO3standar

[ EDTA] =

Vsampel

VEDTAstandarisasi

Dengan :

[ EDTA ]

= Konsentrasi EDTA yang sebenarnya mol

mCaCO3

= Massa CaCO3 standar yang di timbang (g)

L
VCaCO3standar = Volume CaCO3 standar yang di buat atau Volume CaCO3 induk (ml)

BMCaCO3 = Berat Molekul CaCO3 (g/mol)


VEDTAstandarisasi = Volume EDTA yang dibutuhkan untuk menitar CaCO3 standar (ml)
VCaCO3sampel = Volume standar yang dititar dengan EDTA (ml)

Uji presipitasi deposit CaCO3 dan perhitungan presipitasi CaCO3 di larutan


Setelah larutan pada tabung presipitasi dipindahkan, maka akan terdapat partikel padat
berwarna putih yang menempel di dinding tabung berupa deposit CaCO3. Jumlah deposit
CaCO3 ini dapat dihitung menggunakan titrasi EDTA dengan cara melarutkannya dengan
larutan asam HCl 0,1 M sehingga membentuk ion Ca2+.

Rumus Perhitungan persen

presipitasi CaCO3 di deposit sama dengan yang digunakan untuk persen presipitasi total.
Data presipitasi CaCO3 dilarutan didapat melalui hasil perhitungan neraca massa presipitasi
total CaCO3 dan presipitasi CaCO3 di deposit yang dapat dirumuskan dengan persamaan
berikut :
Presipitasi total CaCO3 = Presipitasi CaCO3 di deposit + Presipitasi CaCO3 di larutan
IV . Uji morfologi Deposit CaCO3
Uji morfologi Deposit CaCO3 dilakuan dengan analisis SEM (Scanning electron microscope) dan
XRD (X-ray Diffraction). Preparasi sampel deposit CaCO3 untuk uji SEM dan XRD dilakukan
menggunakan kaca preparat yang dicelupkan pada sampel larutan air sadah selama waku tertentu.

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

Partikel CaCO3 yang menempel pada kaca preparat akan membentuk deposit. Selanjutnya kaca
preparat dikeringkan dalam desikator guna menghilangkan kandungan air pada deposit.
Karakterisasi XRD
Karakterisasi XRD dilakukan untuk mengetahui struktur kristal deposit CaCO3 dengan mengetahui
puncak sampel dan dibandingkan dengan puncak standar. Komposisi kristal Kalsit, Aragonit, dan
Vaterit pada kerak CaCO3 dapat dievaluasi dari data 3 intensitas puncak tertinggi untuk ketiga jenis
kristal tersebut. Berikut data sudut diffraksi (2) masing-masing kristal tersebut untuk jenis tabung
anoda Cu (=0,154184) :
Kalsit

: 29,395o; 47,501o; 48,495o

Aragonit

: 26,233o; 45,883o; 27,238o

Vaterit

: 27,047o; 32,778o; 50,078o

Persentase masing masing jenis kristal dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan beriku
X = [1 + (0,8IK) / (IA+IV )] -1
Dengan :
X = Fraksi Berat jenis kristal kalsit pada CaCO3
IK , IA ,dan IV = Intensitas X-ray dari puncak tertinggi kalsit, aragonit, vaterit
Alat yang digunakan adalah

X-RD Philips PW 1710 dengan Ni-filtered Cu K radiation ( =

0.154184 nm) pada 40 kV dan 30 mA, Harga 2 dipindai pada rentang 20o-60o dengan interval
step 0,01o dan lama per step 1 detik.
Pengolahan data hasil pengukuran XRD akan dilakukan dengan software PC APD versi 3.5B yang
dilengkapi dengan PCPDFWIN versi 2.01 sebagai standard data bank. Untuk mendapatkan pola
diffraksi sinar-X yang baik dari setiap sampel, maka akan dilakukan fitting terhadap raw data
dengan menggunakan PC APD versi 3.5B, kemudian hasilnya dikonversi ke MS-Excel dengan
program Bella.
Ukuran kristal CaCO3 yang terbentuk dapat dihitung dari full width at half maximum (FWHM)
dengan persamaan Scherrer berikut :

L=
Dengan :

K
cos

L : ukuran kristal (nm)


K : konstanta dengan nilai 0,89

: panjang gelombang radiasi sinar X-Ray (Cu K = 0,54184)


: lebar dari setengah puncak tertinggi (rad)
: sudut difraksi (o)

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

Uji morfologi SEM


Karakterisasi SEM dilakukan untuk melihat morfologi deposit CaCO3, sehingga dapat diketahui
jenis, ukuran dan populasi kristal deposit CaCO3. Uji morfologi SEM dilakukan menggunakan
LEO 420 Oxford PHILIPS pada tegangan operasi 12 KV dan pembesaran hingga 12000 kali.
Sampel deposit yang akan di uji dengan SEM terlebih dahulu dilakukan pelapisan (coating) dengan
VAu (Vanadium Aurum).
V. Peralatan Magnetisasi
Peralatan magnetisasi terdiri dari dua jenis yaitu magnetisasi fluida statik dan magnetisasi fluida
dinamik. Untuk magnetisasi fluida statik, Magnet permanen diletakkan diantara tabung larutan
sampel dan disanggah dengan bahan alumunim dan kayu seperti yang terlihat pada gambar B2.
Untuk magnetisasi fluida dinamik, magnet pernanen yang telah dilapisi alumunim pada bagian
luarnya ditempelkan berpasangan pada selang silikon dengan susunan inversi. Selang silikon
dengan panjang 2 m dan ID 6 mm dan tebal 2 mm digunakan untuk mengalirkan larutan sampel.
Glass container tempat menampung sampel larutan terbuat dari bahan kaca pirex, sedangkan
pompa yang digunakan untuk sirkulasi adalah pompa peristaltik Masterfex L/S Cole Parmer model
77200-62. Gambar alat ditunjukkan pada Gambar B2

Glass container

Tabung
magnetisasi

Selang
silikon
magnet

Magnet
Pompa
peristaltik

Gambar B2.1. Magnetisasi fluida statik

Gambar B2.2 . Magnetisasi fluida dinamik

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

5200 G

0.8

NM

y = 0.2913x - 1.7525
2
R = 0.9856
y = 0.1746x - 0.3372
2
R = 0.9913

2000 G y = 0.1488x - 0.4534


2

R = 0.9815

0.3

4000 G y = 0.1753x - 0.9199

ln t

R = 0.9899

ln ln (1/1-Y)

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

5.0

-0.2

-0.7

-1.2

-1.7

Gambar C1. Kurva persamaan linier ln ln(1/1-Y) terhadap ln t pada berbagai kuat
medan dengan Waktu magnetisasi 30 menit dan suhu 28 oC sistem fluida statik.
y = 0.1746x - 0.3372
2
R = 0.9913

NM

- 0.8395
10 min y = 0.2363x
2
R = 0.9742

0.8

- 1.3626
20 min y = 0.2772x
2
R = 0.9969

30 min y = 0.2913x - 1.7525


2

R = 0.9856

0.3

60 min y = 0.3306x - 1.9558


2

ln ln (1/1-Y)

R = 0.9757

0.0

0.5

1.0

ln t
1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

5.0

-0.2

-0.7

-1.2

-1.7

Gambar C2. Kurva persamaan linier lnln(1-Y) terhadap ln t pada berbagai waktu
magnetisasi dengan B : 5,2 kG dan suhu 28 oC sistem fluida statik

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

NM 0.005 y = 0.1668x - 0.7923


2
M
R = 0.9914
NM 0.01M y = 0.1746x - 0.3372

1.3

R = 0.9913

NM 0.02 M

0.8

y = 0.244x - 0.0925
2
R = 0.9747

- 2.2322
M 0.005 M y = 0.3563x
2

M 0.01M
0.3

ln ln (1/1-Y )

M 0.02 M
0.0

0.5

R = 0.9959
y = 0.2218x - 0.3047

R2 = 0.9791
y = 0.2913x - 1.7525
2
R = 0.9856

1.0

1.5

ln t
2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

5.0

-0.2

-0.7

-1.2

-1.7

Gambar C3. Kurva persamaan linier ln ln(1-Y) terhadap ln t pada berbagai konsentrasi
sampel untuk sampel non magnetisasi (NM) dan sampel termagnetisasi (M) dengan B :
5,2 kG , Tm: 30 menit dan suhu 28 oC.

1.2

y = -21062x + 8.3706
R2 = 0.9983

0.7

0.2

ln k

1/RT
0.00034

0.00035

0.00036

0.00037

0.00038

0.00039

0.00040

0.00041

-0.3

Non Magnetik Dnamik


Magnetik Dinamik
y = -30703x + 11.331
R2 = 0.9977

-0.8

-1.3

Gambar C4. Kurva persamaan linier ln k terhadap 1/RT waktu sirkulasi 10 menit
dan B : 5,2 kG. Lm : 0,3 m. v : 0,554 m/s

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

1.3

NM 0,262
m/dt

y = 0.1805x - 1.2869
2
R = 0.9888

NM 0,554
m/dt

y = 0.1621x - 0.3793
2
R = 0.995

NM 0,792
m/dt

0.8

y = 0.1628x - 0.0165
2
R = 0.9921

M 0,262 m/dt y = 0.1564x - 1.0814


2

R = 0.9784

M 0,554 m/dt y = 0.1337x - 0.1303


2

ln ln (1/1-Y)

0.3

R = 0.9888

M 0,792 m/dt y = 0.1815x + 0.2129

ln t

R = 0.9778

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

5.0

-0.2

-0.7

-1.2

Gambar C5. Kurva persamaan linier ln ln(1/1-Y) terhadap ln t untuk sampel


dimagnetisasi (M) dan tanpa magnetisasi (NM) pada berbagai kecepatan alir dengan
ts : 5 menit. B : 5,2 kG dan suhu 28 oC.
0.8

NM 5 min

y = 0.1621x - 0.3793
R2 = 0.995

0.7

NM 10 min y = 0.1629x - 0.2206

0.6

- 0.1824
NM 20 min y = 0.1546x
2

R2 = 0.997

R = 0.9887

M 5 min

y = 0.1467x - 0.2259
R2 = 0.9833

M 10 min

y = 0.1378x - 0.0048
R2 = 0.9857

0.5

ln ln (1/1-Y)

0.4

+ 0.0242
M 20 min y = 0.1333x
2
R = 0.9791

0.3

0.2

0.1

0.0
0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

-0.1

3.0

3.5

4.0

4.5

5.0

ln t

-0.2

Gambar C6. Kurva persamaan linier ln ln(1/1-Y) terhadap ln t untuk sampel


dimagnetisasi (M) dan tanpa magnetisasi (NM) pada berbagai waktu sirkulasi
dengan v : 0,554 m/s, B : 5,2 kG, Lm: 0,35 m dan suhu 28 oC.

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

1.4

NM 0.005 M y = 0.1395x - 0.4446


2

R = 0.9843

NM 0.01M y = 0.1542x - 0.1474

1.2

R = 0.9937

NM 0.02 M y = 0.2821x - 0.0908


2

1.0

R = 0.9988

M 0.005 M y = 0.1464x - 0.2183


2

R = 0.9907

ln ln (1/1-Y)

0.8

0.6

M 0.01M

y = 0.1378x - 0.0048
R2 = 0.9857

M 0.02 M

y = 0.2705x + 0.0125
R2 = 0.9945

0.4

0.2

0.0
0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

5.0

ln t

-0.2

-0.4

Gambar C7. Kurva persamaan linier ln ln(1/1-Y) terhadap ln t untuk sampel


dimagnetisasi (M) dan tanpa magnetisasi (NM) pada berbagai konsentrasi
sampel dengan V : 0,554 m/s, B : 5,2 kG, Lm : 0,3 m dan suhu 28 oC.

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

Waktu sirkulasi (detik)


0
0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

-2

-4

ln K 2

-6

-8

-10

y = -1.1987Ln(x) + 5.1306
2
R = 0.9957

NM 0.262 m/s

y = -1.3337Ln(x) + 5.1338
2
R = 0.9943
y = -1.8299Ln(x) + 7.6555
2
R = 0.9809

NM 0.554 m/s

y = -1.0868Ln(x) + 4.5264
2
R = 0.9946

-12

y = -1.0682Ln(x) + 3.6652
2
R = 0.9917

NM 0.792 m/s
M 0.262 m/s
M 0.554 m/s

M 0.793 m/s

y = -1.2443Ln(x) + 4.298
2
R = 0.9914

-14

Gambar D1. Kurva ln K2 (sumbu y) fungsi waktu sirkulasi ts (sumbu x) pada berbagai
kecepatan alir larutan termagnisasi (M) dan tampa magnetisasi (NM) (data dari
Gambar 4.39)

Waktu sirkulasi (detik)

-1
0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

y = -1.3337Ln(x) + 5.1338
2
R = 0.9943

-2

y = -1.0302Ln(x) + 3.3319
2
R = 0.9851

7000

NM

2 kG

-3

ln K2

y = -1.0629Ln(x) + 3.5736
2
R = 0.9887
y = -1.0682Ln(x) + 3.6652
2
R = 0.9917

-4

4 kG
5,2 kG

-5

-6

-7

Gambar D2. Kurva ln K2 (sumbu y) fungsi waktu sirkulasi ts (sumbu x) pada


berbagai kuat medan B : (data dari Gambar 4.40)

145

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

Waktu sirkulasi (detik)


0
0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

-1

0.05 m

y = -0.9558Ln(x) + 3.0328
2

R = 0.9809

-2

0.15 m

y = -1.026Ln(x) + 3.4222

ln K2

R = 0.988
y = -1.0682Ln(x) + 3.6652
R2 = 0.9917

-3

0.25 m

0.35 m

y = -1.0682Ln(x) + 3.6652
R2 = 0.9917

Log.

-4

-5

-6

Gambar D3 Kurva ln K2 (sumbu y) fungsi waktu sirkulasi ts (sumbu x) pada berbagai


panjang magnet larutan termagnisasi (M) dan tampa magnetisasi (NM) (data dari
Gambar 4.42)
Waktu sirkulasi (detik)
-0.2

1000

2000

3000

4000

-1.2

-2.2

5000

NM 0,002 M

y = -1.3344Ln(x) + 5.1393
2
R = 0.9943
y = -1.3615Ln(x) + 5.2275
2
R = 0.9928

NM 0,004 M

y = -1.1302Ln(x) + 3.9389
2
R = 0.9941

ln K2

7000

y = -1.0828Ln(x) + 3.8439
2
R = 0.9897

y = -0.9554Ln(x) + 3.1731
2
R = 0.9817
y = -1.0682Ln(x) + 3.6652
2
R = 0.9917

-3.2

6000

NM 0,005 M

M 0,002 M

M 0,004 M

M 0,005 M

-4.2

-5.2

-6.2

-7.2

Gambar D4. Kurva ln K2 (sumbu y) fungsi waktu sirkulasi ts (sumbu x) pada berbagai
konsentrasi larutan termagnisasi (M) dan tampa magnetisasi (NM) (data dari Gambar
4.43)

146

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

Waktu sirkulasi (detik)


0
0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

-2

-4

ln K2

-6

-8

y = -1.2246Ln(x) + 4.0082
2
R = 0.9804

M 120 ml

M 240 ml

y = -1.0682Ln(x) + 3.6652
2
R = 0.9917
y = -0.806Ln(x) + 2.8044
2
R = 0.966

-10

M 500 ml

NM 120 ml

y = -1.5595Ln(x) + 5.7909
2
R = 0.9836
y = -1.3344Ln(x) + 5.1393
2
R = 0.9943

-12

-14

NM 240 ml

NM 500 ml

y = -0.8499Ln(x) + 3.0119
2
R = 0.9658

Log. (M 120

-16

Gambar D5. Kurva ln K2 (sumbu y) fungsi waktu sirkulasi ts (sumbu x) pada berbagai
volum sampel larutan termagnisasi (M) dan tampa magnetisasi (NM) (data dari
Gambar 4.44)

10

y = 19.051x - 15.344x + 7.8429


2

R =1

nilai a dan b

nilai a dan b

R2 = 1

b
1
Kecepatan (m/s)

4
2
Kecepatan (m/s)
0

0
0

0.2

0.4

0.6

0.8

0.2

0.4

0.6

0.8

-2

-1

y = -2.8513x + 1.8194x - 1.4797

-4

y = -1.4561x + 1.2396x - 1.3116

-2

y = 10.537x2 - 11.547x + 6.8284

R =1

R =1

Gambar
4.54 Kurva a dan b fungsi kecepatan alir : a) sampel termagnetisasi; b) sampel t
a)
b)
Gambar D6. Kurva a dan b fungsi kecepatan alir: a) untuk sampel termagnetisasi
b) sampel non-magnetisasi

147

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

y = -1.3911x2 + 2.0432x + 2.9789


R2 = 1

3.8

2.8

nilai a dan b

a
b

1.8

y = 0.3729x 2 - 0.3872x - 0.9677


R2 = 1

0.8

-0.2

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5
0.6
Kuat medan (T)

-1.2

Gambar D7. Kurva a dan b fungsi kuat medan

y = -9.735x2 + 6.0342x + 2.7506


R2 = 0.9983

3.78

2.78
nilai a dan b

1.78
y = 1.755x2 - 1.0814x - 0.9054
R2 = 0.9988

0.78
-0.22

0.1

Panjang magnet (m)

0.2

0.3

0.4

-1.22

Gambar D8. Kurva a dan b fungsi panjang magnet


y = -0.1865x2 + 1.7667x + 1.0565

R2 = 1

6
3
2
y = 0.0092x + 0.1907x + 2.7547

R2 = 1

b
Poly.

Konsentrasi CaCO3 (mol/m )


0
1

nilai a dan b

nilai a dan b

3
2
y = 0.0329x2 - 0.3232x - 0.568

Konsentrasi CaCO3 (mol/m3)

R2 = 1

0
-1

0
R2 = 1

-2

-1

y = -0.0019x - 0.0452x - 0.8575

-2

b)
a)
Gambar E8. Kurva a dan b fungsi konsentrasi : a) sampel termagnetisasi; b) sampel non magnet

y = -7E+06x2 - 2822.6x + 6.2339

4.5

R2 = 1

3.5
5

nilai a dan b

y =- 1E+06x 2 - 2429.7x + 4.3169


R2 =1

1.5

a
b

0.5

-0.5 0

Volum e sam pel (m 3)


0.0002

0.0004

Universitas Indonesia

4
3
2
volume sampel (m3)

0.0006

0
-1

-1.5
y =- 775978x 2 + 1582.7x - 1.4033

-2.5

nilai a dan b

148

2.5

R2 =1

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

-2

0.0002

0.0004

y = -32557x + 1887.6x - 1.7855


2

R =1

0.0006

b)

a)
Gambar D9. Kurva a dan b fungsi volum sampel: a) sampel termagnetisasi;
b) sampel non magnet

149

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

Perhitungan konstanta a dan b untuk kondisi kuat medan B = 5,2 kG, panjang magnet Lm = 0,35 m,
kecepatan alir v =0,792 m/s, konsentrasi awal sampel Cai : 0,002 M, dan volum sampel 240 ml
Sebagai berikut :
Pertama mendapatkan harga a dan b pada 0.792 m/s dan 0,554 m/s dari persamaan a(v) dan b(v) pada
tabel 4.33 dengan persaman sebagai berikut:
a(v) = -1,4561v2 + 1,2396 v - 1,3116 ; a(v = 0,792 m/s) = -1,0588 ; a(v = 0,554 m/s) = 1,0588
b(v) = 10,537 v2 - 11,547 v + 6,8284 ; b(B = 0,792 m/s) = 3,22505 ; b(v = 0,554 m/s) =
Persamaan a(Cai) dan b(Cai) pada table 4.31 diberikan sebagai berikut :
a(Cai) = -0,0019 Cai 2 - 0,0452 Cai - 0,8575
b(Cai) = 0,0092 Cai 2 + 0,1907 Cai + 2,7547
Selanjutnya dibuat persamaan a(Cai) dan b(Cai) dengan metode dilatasi dari persamaan a(Cai) dan
b(Cai)
a'(Cai ) = a(v = 0,792 m/s)/a(v = 0,554 m/s) a(Cai ) = 1,165 (-0,0019 Cai 2 - 0,0452 Cai - 0,8575)
b'(Cai ) = b(v = 0,792 m/s)/b(v = 0,554 m/s) b(Cai ) = 1,173 (0,0092 Cai 2 + 0,1907 Cai + 2,7547)
dan selanjutnya dihitung harga a dan b dari a(Cai ) dan b(Cai) pada harga Cai = 0,002 M
a(Cai = 0,002 M) = -1,108
b(Cai = 0,002 M) = 3,716
Tabel E1 hasil perhitungan presipitasi CaCO3 sebagai Ca/Cai untuk kondisi
kuat medan 0,3 T konsentrasi Cai 0,002 M, panjang magnet 0,35 m,
kecepatan alir 0,554 m/s, dan volume sampel 240 ml.

Ca 2+

2+
i

K1

K2

0,0161
0,0161
0,0161
0,0161
0,0161
0,0161
0,0161
0,0161

0,4396
0,2342
0,1040
0,0563
0,0304
0,0165
0,0115
0,0062

-1,108
-1,108
-1,108
-1,108
-1,108
-1,108
-1,108
-1,108

Ca

0,958
0,934
0,845
0,726
0,562
0,385
0,291
0,166

150

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

tm
(detik)

ts
(detik)

3,716
9,9
3,716
19,8
3,716
49,4
3,716
98,9
3,716 197,8
3,716 395,5
3,716 593,3
3,716 1186,5

60
120
300
600
1200
2400
3600
7200

Universitas Indonesia

0.97
B=5,2 kG; v=0,792 m/s; Cai= 0,002 M; Lm=0,35 m; dan V=240 ml

0.96

0.94
((Ca/Cai)ef

2+

2+

[Ca /Cai ]

0.95

0.93

0.92

0.91

Tme

0.90
0

10
12
14
Waktu Magnetisasi (detik)

16

18

20

22

Gambar F1. Harga penurunan (Ca/Cai)ef tertinggi dari hasil simulasi dicapai pada 0.041
dengan waktu efektif magnetisasi Tme sebesar 18.1 detik untuk kondisi B : 5,2 kG, v : 0,792
m/s, Lm : 0,35 m, Cai : 0,00 2 M, V : 240 ml dan pH awal 8,5.
Perhitungan harga a dan b pada kondisi Cai : 2 mol/m3, v : 0,792 m/s, B: 0 kG (non-magnet), dan V:
0,00024 m3 :
Pertama mendapatkan harga a dan b pada 0.792 m/s dan 0,554 m/s dari persamaan a(v) dan b(v) pada
tabel 4.31.b (proses tampa magnetisasi) dengan persaman sebagai berikut:
a(v) = -2,8513 v2 + 1,8194 v - 1,4797;
a(v = 0,792 m/s) = -1.2443 ; a(v = 0,554 m/s) = -1.0682
b(v) = 19,051 v2 - 15,344 v + 7,8429 ;
b(B = 0,792 m/s) = 4.2983 ; b(v = 0,554 m/s) = 3.6652
Selanjutnya dibuat persamaan a(Cai) dan b(Cai) dengan metode dilatasi dari persamaan a(Cai) dan
b(Cai) dari Tabel 4.31.b sebagai berikut :
a'(Cai ) = a(v = 0,792 m/s)/a(v = 0,554 m/s) a(Cai ) = 1.37 (0,0329 Cai2 - 0,3232 x Cai - 0,568)
b'(Cai ) = b(v = 0,792 m/s)/b(v = 0,554 m/s) b(Cai ) = 1.49 (-0,1865 Cai 2 + 1,7667 Cai + 1,0565)

151

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

dan selanjutnya dihitung harga a dan b dari a(Cai ) dan b(Cai) pada harga Cai = 0,00 M sebagai
berikut :
a(Cai = 0,002 M) = -1,486 dan b(Cai = 0,002 M) = 5,731

Tabel F1. Hasil perhitungan presipitasi CaCO3 sebagai Ca/Cai selama 120 menit
sirkulasi untuk kondisi konsentrasi Cai : 0,002 M, Lm : 0,35 m, v : 0,792 m/s,
volume sampel 240 ml dan pH awal 8,5.

Ca 2+

Cai2+

0,985
0,961
0,875
0,759
0,638
0,560
0,535
0,513

K1

K2

ts
(detik)

0,0215
0,0215
0,0215
0,0215
0,0215
0,0215
0,0215
0,0215

0,7038
0,2513
0,0644
0,0230
0,0082
0,0029
0,0016
0,0006

-1,4856
-1,4856
-1,4856
-1,4856
-1,4856
-1,4856
-1,4856
-1,4856

5,731255
5,731255
5,731255
5,731255
5,731255
5,731255
5,731255
5,731255

60
120
300
600
1200
2400
3600
7200

152

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

153

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

Tabel F.2 Persen kenaikan presipitasi relatif hasil simulasi dan data percobaan pada 120 menit sirkulasi untuk berbagai kondisi variabel proses.
Variabel
proses

Kecepatan alir
0,262 m/s
0,544 m/s
0,792 m/s
Kuat medan
2 kG
4 kG
5,2 kG
Panjang
magnet
0,15 m
0,25 m
0,35 m
Konsentrasi
sampel
0,002 M
0,004 M
0,005 M
Volum sampel
120 ml
240 ml
500 ml

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Sampel
termagnetisasi

Sampel nonmagnetisasi

-1,0868
-1,0682
-1,2443

4,5264
3,6652
4,298

-1,1987
-1,404
-1,8299

5,1306
5,42393
7,6555

-1,0302
-1,0629
-1,0682

% presipitasi
CaCO3
hasil simulasi
Magnet
Non
(M)
magnet
(NM)

% kenaikan
presipitasi
relatif hasil
simulasi
(KPRS)= 100
* (M-M)/NM

% presipitasi CaCO3
Data percobaan
Magnet
(M)

Non
magnet
(NM)

% kenaikan
presipitasi
relatif hasil
percobaan
(KPRP)= 100
*(M-M)/NM

%
penyimpangan
= 100 *
(KPRS KPRM) /
KPRM

72,3
85,9
94,3

62,8
71,9
74,4

15,1
19,5
26,7

68,6
84,2
95

60
71,3
75,3

14,3
18,1
26,2

5,3
7,2
1,9

3,3319
3,5736
3,6652

81,6
84,6
85,9

71,9
71,9
71,9

13,5
17,7
19,5

80,1
82,2
84,2

71,3
71,3
71,3

12,3
16,1
18,1

8,9
9,0
7,2

-1,026
-1,0682
-1,0682

3,4222
3,6652
3,6652

84,2
85,9
85,9

71,9
71,9
71,9

17,1
19,5
19,5

83
84,1
84,2

71,3
71,3
71,3

16,4
17,9
18,0

4,1
8,2
7,7

-0,9554
-1,0682
-1,1302

3,1731
3,6652
3,9389

-1,0828
-1,404
-1,3615

3,8439
5,42393
5,2275

78,5
85,9
88,9

43,3
71,9
76

81,3
19,5
17,0

74,2
84,2
88,4

41,9
71,3
76,8

79,7
18,1
15,1

2,0
7,2
11,2

-1,2246
-1,0682
-0,806

4,0082
3,6652
2,8044

-1,5595
-1,404
-0,8499

5,7909
5,4239
3,0119

94,5
85,9
58,3

78,8
71,9
48,8

19,9
19,5
19,5

94,5
85,9
58,3

78,8
71,3
48,8

18,0
18,1
18,2

9,5
7,2
6,7

145

Universitas Indonesia

145

Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008.

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai